Anda di halaman 1dari 24

1. Di era globalisasi ini, perkembangan yang terjadi pada industri sangat pesat sekali.

Hal ini membuat perusahaan manufaktur terus menerus meningkatkan hasil


produksinya. Baik dalam hal kualitas, kuantitas, harga, maupun dalam hal
pengiriman.

Hal tersebut agar konsumen tetap setia terhadap produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut.
Hal ini menuntut perusahaan harus mampu memberikan jaminan kepada konsumen untuk
meyakinkan bahwa produk yang dihasilkannya adalah produk yang benar-benar berkualitas
dengan harga yang bersaing dengan produk lain yang sejenis.

Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis usaha yang mengolah bahan mentah
hingga menjadi barang jadi. Pada umumnya, mereka mengandalkan banyak tenaga kerja serta
divisi untuk operasional kerja mereka.

Tujuan dasar dari suatu bisnis industri manufaktur  tentunya adalah mencapai laba dalam
jangka panjang agar keberadaan atau eksistensi perusahaan tersebut tetap dapat berlangsung.
Lean manufacture dapat membantu perusahaan agar tetap dapat bersaing dengan cara
meningkatkan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan berupaya untuk mengurangi biaya
produksinya secara terus menerus.

Untuk dapat menjalankan konsep lean manufacture ini Anda harus mengetahui prinsip dasar
dari konsep ini. Berikut adalah prinsip dasar dari lean manufacture yang harus diketahui dan
dimengerti:

Prinsip Mendefinisikan Nilai Produk (Define Value Principle)

Mendefinisikan Nilai suatu produk berdasarkan pandangan dan perspektif pelanggan melalui
konsep QCDS + PME (Quality Cost Delivery, Service + Productivity, Motivation and
Environment) Dalam prinsip pendefinisian nilai suatu produk, pihak perusahaan perlu
melakoni value stream identification, proses identifikasi terhadap nilai-nilai yang terkandung
dalam aliran proses mulai dari Supplier (pemasok) sampai ke Customer (pelanggan). Dari
Identifikasi,  kita dapat mengetahui proses atau pekerjaan apa yang tidak memberikan nilai
tambah pada produk dan kepuasan pelanggan.

Prinsip Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination Principle)

Pemborosan adalah suatu pekerjaan ataupun proses yang tidak memberikan Nilai Tambah
terhadap produk dan kepuasan pelanggan. Pemborosan harus dihindari dalam Produksi
karena akan berdampak buruk bagi usaha yang Anda  jalankan.

Ada 8 macam pemborosan (waste) yang kerap terjadi dan dialami oleh perusahaan
manufaktur yaitu:

 Pemborosan pada transportasi, yang terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang
tidak dibutuhkan seperti perpindahan barang, penempatan sementara, atau
penumpukan barang.
 Pemborosan gerakan, yaitu berupa waktu untuk mencari atau bekerja yang tidak
efisien dan tidak ergonomis.
 Pemborosan kelebihan persediaan, yaitu stok yang jumlahnya berlebihan dan justru
tidak berguna.
 Pemborosan menunggu, seperti aktivitas menunggu barang untuk datang atau
menunggui mesin otomatis yang tengah bekerja yang pada hakikatnya akan
membuang waktu.
 Pemborosan kelebihan produksi, yaitu produk yang melebihi permintaan ataupun
lebih awal dari jadwal yang sudah ditetapkan.
 Pemborosan proses berlebih, yaitu penambahan proses yang sebenarnya tidak
diperlukan bagi produksi dan justru menambah biaya produksi.
 Pemborosan defect, yaitu pekerjaan yang dilakukan berulang namun tidak menambah
nilai barang tersebut.
 Pemborosan keterampilan, yaitu manajemen tidak memanfaatkan kemampuan staf
secara tepat termasuk tidak melibatkan mereka pada proyek improvement perusahaan.
Prinsip Pendukungan Karyawan (Support the Workers Principle)

Memberikan pengetahuan tentang alat-alat (tools) yang diperlukan untuk melaksanakan Lean
manufacture dan pelatihan yang memadai kepada karyawan atau karyawati dalam
perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka berhubungan langsung dengan proses kerja lean
manufacture dan merekalah yang menjalankan operasional harian produksi dalam suatu
industri.

Berikut ini adalah strategi untuk menjalankan lean manufacture dengan sangat baik

Pull System Strategy

Sistem yang dapat Anda lakukan untuk penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari
Pull system ini adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat
kebutuhan pelanggan serta menghindari pemborosan yang akan terjadi.

Quality Assurance Strategy

Dalam Lean manufacture, Kualitas dibangun dalam proses produksinya. Dengan kata lain,
produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Teknik-teknik yang
dilakukan untuk menjaga kualitas dari sebuah barang adalah metodologi six sigma dan
konsep dasar kualitas yaitu jangan menerima barang reject, jangan membuat  reject dan
jangan melewatkan reject.

Plan Layout & Work assignment Strategy

Sebagai pelaku usaha Anda diharuskan memiliki strategi dalam merencanakan Layout
produksi agar dapat mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas
yang jelas pada masing-masing prosesnya.

Continuous Improvement strategy


Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala
aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun
pengurangan biaya produksi. Peningkatan yang berkesinambungan ini harus diterapkan ke
semua level karyawan di perusahaan.

Decision Making Strategy

Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan
peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya, keputusan dalam mengubah Layout
produksi,  penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan
keputusan yang dianjurkan dalam lean manufacture adalah pengambilan keputusan secar
mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan
Lean manufacture dalam suatu Industri.

Supplier Partnering Strategy

Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan
dukungan dalam menjalankan Lean manufacture di sebuah perusahaan seperti memberikan
dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi)  yang
berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan.  Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai
bagian dari perusahaan yang menerapkan lean manufacture sehingga diperlukan
pengembangan dan pelatihan terhadap suppliernya.

2. Pada 1950-an, kerangka kerja disusun yang akan mengubah industri manufaktur:
perencanaan kebutuhan material (MRP).

Tetapi waktu telah berubah - seperti yang Anda harapkan dalam 60 tahun! Pelanggan dalam
ruang bisnis dan konsumen lebih banyak menuntut, variasi dan kompleksitas produk
meningkat, dan rantai pasokan tersebar di seluruh dunia.
Dengan demikian, MRP bukan lagi metode yang memadai untuk mendukung rencana
produksi yang kuat. Alih-alih, kami melihat pergeseran ke metode yang digerakkan oleh
permintaan yang memungkinkan organisasi berhasil beradaptasi dengan rantai pasokan yang
kompleks dan tidak stabil yang diperlukan saat industri menjadi global.

Dikenal sebagai perencanaan kebutuhan bahan yang digerakkan oleh permintaan (DDMRP),
metode yang muncul untuk perencanaan dan pelaksanaan rantai pasokan ini membawa
konsep tahun 1950-an ke era Industri 4.0 - di mana bahkan organisasi paling tradisional pun
mengalami perubahan ke arah digitalisasi dalam skala besar.

MRP berfokus pada penciptaan pasokan yang diantisipasi, tetapi fondasi DDMRP adalah
dasar untuk alokasi berdasarkan permintaan yang sebenarnya.

Dengan metode yang muncul ini, perusahaan dapat memisahkan kesalahan ramalan dari
pembuatan pesanan pasokan dan merencanakan sesuai dengan kebutuhan pasar yang
sebenarnya. Hasilnya, keputusan bisa dibuat lebih cepat dengan lebih percaya diri.

Bagaimana DDMRP bekerja

Metodologi DDMRP bekerja dengan sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP)
yang ada dan dapat diringkas sebagai metode perencanaan dan pelaksanaan “posisi, lindungi,
dan tarik” multi-eselon.
Di masa lalu, industri manufaktur mengandalkan prakiraan stok yang tidak dapat diandalkan
yang mengakibatkan pelanggan tidak puas karena penundaan pesanan, atau pengendali
keuangan yang tidak senang karena persediaan berlebih yang tidak diperlukan.

DDMRP menciptakan rantai pasokan yang didorong oleh permintaan pelanggan dengan
menggunakan senjata pamungkas; buffer.

Menempatkan buffer di tempat yang tepat di seluruh rantai pasokan Anda akan memberi
Anda informasi waktu nyata tentang berapa banyak stok yang benar-benar Anda butuhkan
dan kapan harus memesan ulang pengisian ulang.

Anda dapat menyesuaikan ukuran buffer Anda sesuai dengan kebutuhan Anda kapan saja.
Hasilnya, Anda dapat mengontrol tingkat pengisian ulang, menciptakan kontrol optimal atas
inventaris. Terlalu banyak stok yang salah dan terlalu sedikit stok yang benar menghasilkan
waktu dan uang yang terbuang percuma.

Dengan DDMRP, Anda dapat membuang bola kristal dan prakiraan dasar pada data nyata
dari rantai pasokan.

DDMRP dapat dengan mudah dipahami oleh semua, dan setiap orang dalam tim dapat
diberikan visi prioritas yang sama. Ini adalah metodologi perencanaan dan pelaksanaan
lengkap yang ditetapkan dalam lima langkah berkelanjutan:

Penempatan Persediaan Strategis: Ini menentukan di mana titik-titik pelepasan gandengan


ditempatkan.
Profil dan level penyangga: Ini pada akhirnya akan menentukan tingkat perlindungan pada
titik-titik pemisahan tersebut.

Penyesuaian dinamis: Buffer yang merespons variasi dalam pola permintaan atau variabel,
termasuk kemusiman.

Perencanaan yang digerakkan oleh permintaan: Ini melibatkan proses di mana pesanan
pasokan (misalnya pesanan pembelian, pembuatan, dan transfer stok) dihasilkan.

Eksekusi terlihat dan kolaboratif: Terakhir, ini adalah proses di mana sistem DDMRP
mengelola pesanan pasokan terbuka.

Langkah-langkah kunci DDMRP ini berasal dari praktik dan teori industri terbaik yang
dikembangkan oleh produsen terkemuka termasuk perencanaan persyaratan distribusi (DRP),
Lean manufacturing, Theory of Constraints, dan proses six sigma.

Dengan menggabungkan elemen-elemen kunci ini, DDMRP membantu menghindari


kesalahan produksi, keterlambatan pengiriman, dan biaya tambahan yang terlibat dalam
tenaga kerja dan transportasi. Plus, ini memaksimalkan produktivitas pekerja.

Manfaat bagi produsen UKM

DDMRP dapat sangat bermanfaat bagi produsen kecil hingga menengah yang terkadang tidak
dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk pesaing yang lebih besar.

Sayangnya, UKM sering melihat otomatisasi proses sebagai tugas yang menakutkan, alih-alih
mengandalkan proses manual yang sudah ketinggalan zaman seperti spreadsheet Excel
klasik.

Meskipun spreadsheet diterima secara luas dan berfungsi untuk tugas yang lebih kecil,
spreadsheet tidak memadai untuk mengelola pemenuhan pesanan, inventaris, dan proses
manajemen rantai pasokan yang lebih kompleks. Faktanya, menurut sebuah laporan, 88
persen spreadsheet mengandung kesalahan.

Selain itu, proses manual tidak memiliki kekuatan untuk memberikan wawasan yang
berharga. Menurut Penelitian Sapio, 65 persen produsen tidak memiliki data waktu nyata
tentang jadwal produksi pemasok mereka; 68 persen tidak memiliki data waktu nyata tentang
volume produksi di seluruh organisasi mereka; dan hanya 30 persen yang memiliki visibilitas
ujung ke ujung dari rantai pasokan mereka.

Tetapi dengan bantuan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang efektif dan
metodologi DDMRP, bisnis dapat memiliki visibilitas penuh ke dalam proses manufaktur.

Kombinasi tersebut memungkinkan organisasi untuk merencanakan dan melaksanakan


menggunakan data waktu nyata, menjawab pertanyaan seperti:

Apa yang saya punya

Apa yang saya miliki di dalam pipa?

Permintaan apa yang harus segera dipenuhi?

Apa permintaan masa depan yang relevan?

Rangkaian perangkat lunak Monitor ERP dirancang khusus untuk pabrikan

3. Just in time (JIT) adalah sebuah filosofi pemecahan masalah secara berkelanjutan


dan memaksa yang mendukung produksi yang lean (ramping). Produksi yang
ramping adalah sebuah jalan untuk menghapuskan pemborosan dengan memusatkan
perhatian secara tepat pada apa yang diinginkan pelanggan.Produksi lean
dikendalikan oleh tarikan yang berupa pesanan pelanggan. JIT adalah sebuah ramuan
utama dari produksi lean. Ketika diterapkan sebagai strategi manufaktur yang
menyeluruh, JIT dan produksi lean menopang keunggulan bersaing dan menghasilkan
keuntungan keseluruhan yang besar.

Pengurangan Pemborosan

Ketika pemborosan pada produksi barang atau jasa dibicarakan, hal ini berarti menguraikan
tentang apapun yang tidak memberi nilai tambah. Produk yang sedang disimpan, diperiksa
atau ditunda, juga produk yang sedang menunggu dalam antrian dan produk cacar tidak
memberikan nilai tambah; mereka adalah 100% pemborosan. JIT mempercepat throughput,
memungkinkan pengiriman lebih cepat dan mengurangi barang setengah jadi, yang berarti
membebaskan aset dalam persediaan untuk digunakan pada tujuan lain yang lebih produktif.

Pengurangan Variabilitas

Untuk mencapai pergerakan baha  secara JIT, para manajer mengurangi variabilitas yang
disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Variabilitas adalah segala bentuk
penyimpangan yang berasal dari proses optimal yang mengirimkan produk sempurna secara
tepat waktu setiap saat.  Variabilitas terjadi karena :

1. Karyawan, mesin dan pemasok yang menghasilkan unit yang tidak sesuai dengan standar,
terlambat, atau dengan kuantitas yang tidak sesuai.
2. Gambar atau spesifikasi teknik yang tidak akurat.
3. Karyawan produksi yang mencoba untuk memproduksi sebelum gambar atau spesifikasi
lengkap.
4. Permintaan pelanggan yang tidak diketahui.

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

Variabilitas sering tidak terlihat ketika terdapat persediaan. Hal ini merupakan alasan
mengapa JIT menjadi efektif. Filosofi JIT merupakan perbaikan berkelanjutan
menghilangkan variabilitas.
Tarik versus Dorong

Konsep dibelakang JIT adalah sistem tarik yaitu sebuah konsep JIT dimana material hanya
diprodksi pada saat diminta dan dipindahkan kemana diperlukan dan saat diperlukan. sistem
tarik menggunakan sinyal untuk meminta pengiriman dari stasiun-stasiun hilir ke stasiun-
stasiun yang memiliki fasilitas produksi. Stasiun-stasiun ini menggunakan sinyal untuk
menarik bahan baku pada saat tersedia pada saat tersedia kapasitas untuk memproses bahan
baku itu. Konsep ini digunakan dalam lingkup proses produksi yang segera akan dilakukan
dan dengan pemasok-pemasoknya. Dengan menarik bahan baku dengan sistem tersebut
dengan ukuran lot yang sangat kecil sejumlah yang diperlukan, terhapuslah tumpukan
persediaan yang menyembunyikan masalah. Menghilangkan tumpukan persediaan juga
mengurangi investasi dalam persediaan dan waktu siklus manufaktur.

Waktu siklus manufaktur adalah waktu antara kedatangan bahan baku dan pengiriman
produk jadi. Contohnya, di Northern Telecom, sebuah perusahaan sistem alih telepon, bahan
baku ditarik langsung dari pemasok ke lini perakitan. Usaha ini menurunkan waktu siklus
penerimaan perusahaan dari tiga minggu menjadi hanya empat jam, staf inspeksi dari 47
menjadi 24 orang, dan mengurangi permasalah pada shop floor yang disebabkan oleh
material cacat  hingga 97%.

Banyak perusahaan masih memindahkan material melalui fasilitas mereka dalam bentuk
mendorong. Sebuah sistem dorong yaitu sebuah sistem yang mendorong material ke arah
stasiun-kerja hilir dengan mengabaikan ketepatan waktu atau ketersediaan sumber daya untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.  Sistim dorong adalah lawan dari JIT.

Tabel : Konstribusi JIT pada Keunggulan Bersaing

JIT MEMERLUKAN

Pemasok : Mengurangi jumlah vendor; Mendukung hubungan den


pemasok; Penyerahan berkualitas tepat waktu.

Tata letak sel kerja dengan pengujian pada setiap langkah pro
Teknologi kelompok, Permesinan yang dapat dipindahkan, d
diubah, fleksibel, Organisasi tempat kerja & kerapian tingg
tinggi; Mengurangi luas ruang persediaan; Penyerahan langsung
Tata Letak :
area kerja.

Persediaan :
Ukuran lot kecil; Waktu setup rendah, Peti khusus un
menyimpan sejumlah komponen.
Penjadwalan :

Tidak ada penyimpanan jadwal; Jadwal bertingkat; Pema


Pemeliharaan & pencegahan : diberikan informasi, Teknik Kanban.

Produk berkualitas : Terjadwal, Rutin harian; Keterlibatan operator.

Pemberdayaan karyawan : Pengawasan proses statistik; Para pemasok berkualitas; Kual


didalam perusahaan.

Komitmen :
Karyawan yang diberdayakan dan pelatihan silang.

Dukungan manajemen, karyawan, dan pemasok.

YANG MENGAKIBATKAN

Pengurangan antrian dan keterlambatan dapat mempercepat throughput, membebaskan aset dan memenang
pesanan.

Peningkatan kualitas mengurangi pemborosan dan memenangkan pesanan.

Pengurangan biaya meningkatkan margin atau mengurangi harga penjualan.

Pengurangan variabilitas di tempat kerja mengurangi pemborosan dan memenangkan pesanan.

YANG MENGHASILKAN

Respon kepada pelanggan yang lebih cepat dengan biaya lebih sedikit dan kualitas lebih tinggi-Seb
Keunggulan Bersaing.

PEMASOK

Materi yang datang sering tertunda pada pengirim, dalam transit, pada departemen
penerimaan, dan pada pemeriksaan berikutnya. Oleh karena persediaan yang disimpan
merupakan suatu pemborosan, maka kemitraan JIT diarahkan pada pengurangan pemborosan
seperti itu.

Kemitraan JIT adalah kemitraan diantara para pemasok dan pembeli yang menghilangkan
pemborosan dan menurunkan biaya yang bermanfaat secara timbal balik.

Sasaran Kemitraan

Terdapat 4 sasaran kemitraan :

1. Penghilangan aktivitas yang tidak perlu.


2. Penghapusan persediaan di pabrik.
3. Penghapusan persediaan yang transit.
4. Penghilangan para pemasok yang lemah.

Perhatian Para Pemasok

Untuk membangun kemitraan JIT, beberapa perhatian pemasok harus dijawab. Perhatian
pemasok meliputi :

1. Keinginan untuk diversifikasi.


2. Penjadwalan pelanggan yang lemah.
3. Perubahan teknik.
4. Jaminan mutu.
5. Ukuran lot kecil.

Agar JIT dapat bekerja dengan baik, agen pembelian harus mengkomunikasikan sasaran
perusahaan kepada pemasok. Hal ini termasuk penyerahan, pengemasan, ukuran lot, kualitas,
dan seterusnya.

Tabel : Karateristik Kemitraan JIT

PARA PEMASOK

Sedikit Pemasok

Pemasok yang berjarak dekat

Pengulangan bisnis dengan pemasok yang sama


Analisis dan dukungan agar paemasok yang diinginkan memiliki/mempertahankan harga yang bersaing

Penawaran kompetitif yang dibatasi pada pembelian baru

Pembeli menentang integrasi vertikal dan berikutnya menghapus bisnis pemasok

Para pemasok didukung untuk meluaskan pembelian JIT terhadap para pemasok mereka.

KUANTITAS

Tingkat output yang mantap

Penyerahan yang sering dalam jumlah lot kecil

Persetujuan kontrak jangka panjang

Minimal/tidak ada pekerjaan tulis menulis untuk mengirimkan pesanan

Jumlah penyerahan yang tetap untuk keseluruhan waktu kontrak

Sedikit/tidak ada kekurangan/kelebihan dalam jumlah yang tepat

Para pemasok mengurangi ukuran lot produksi mereka

KUALITAS
Spesifikasi produk minimal dibebankan pada pemasok

Membantu para pemasok dalam memenuhi kebutuhan kualitas

Hubungan erat antara karyawan penjaminan kualitas dari para pembeli dan pemasok

Pemasok menggunakan poka-yoke dan tabel kendali proses sebagai ganti pemeriksaan lot-sampling

PENGIRIMAN

Penjadwalan muatan

Mendapatkan keuntungan dengan menggunakan perusahaan pengiriman/gudang sendiri

Penggunaan nota pengiriman awal

TATA LETAK JIT

Tata letak JIT mengurangi bentuk lain pemborosan yaitu pergerakan. Pergerakan bahan baku
(atau kertas, dikantor) tidak menyebabkan penambahan nilai. Konsekuensinya, kita
menginginkan tata letak yang fleksibel yang dapat mengurangi pergerakan manusia dan
bahan baku. Tata letak JIT menggerakkan bahan baku langsung ke lokasi yang memerlukan.
Misalnya, lini perakitan harus dirancang dengan titik pengiriman di samping lini itu agar
bahan baku tidak perlu dikirimkan ke departemen penerima yang letaknya jauh dari lini
perakitan, untuk kemudian dipindah lagi. Ketika tata letak mengurangi jarak, kita juga
menghemat ruang dan menghapus kemungkinan adanya tempat untuk persedian yang tidak
kita inginkan.
Pengurangan Jarak

Mengurangi jarak adalah suatu konstribusi utama dari sel kerja, pusat kerja, dan pabrik
terfokus.

Peningkatan Fleksibilitas

Sel kerja modern dirancang sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat diatur kembali
untuk menyesuaikan perubahan pada volume, perbaikan produk, atau bahkan desain baru.
Fleksibilitas tata letak menopang perubahan yang diakibatkan oleh perbaikan produk dan
proses yang tak bisa diabaikan dengn suatu filosofi perbaikan berkelanjutan.

Dampak pada Karyawan

Karyawan yang bekerjasama dilatih secara silang sehingga mereka dapat membawa efisiensi
dan flesibilitas pada sel kerja. Tata letak JIT menjadikan karyawan dapat bekerjasama
sehingga mereka dapat membahas permasalahan dan peluang untuk perbaikan satu sama lain.

Ruang dan Persediaan yang Berkurang

Selain tata letak JIT mengurangi jarak perjalanan, JIT juga mengurangi persediaan dengan
menghilangkan ruang untuk persediaan.

PERSEDIAAN

Persediaan dalam sistim distribusi dan produk sering bersifat “just in case (berjaga sekiranya)
terjadi hal yang tidak beres. Artinya mereka digunakan sekiranya terjadi beberapa variasi dari
rencana produksi. Taktik persediaan yang efektif memerlukan “just in time” bukan “just in
case”. Persediaan just-in-time merupakan persediaan minimum yang diperlukan untuk
menjagas sistim agar tetap bekerja dengan sempurna. Dengan persediaan JIT, barang-barang
dengan jumlah yang tepat tiba ada saat dibutuhkan, bukan semenit sebelum atau semenit
setelahnya.

Mengurangi Variabilitas

Gagasan di belakang JIT adalah menghapuskan persediaan yang menyembunyikan


variabilitas pada sistem produksi. Karena persediaan selalu menyembunyikan masalah, maka
permasalahan tersebut sulit untuk ditemukan.

Mengurangi Persediaan

Para manajer operasi beralih menuju JIT dengan jalan pertama menghilangkan persediaan.
Jika persediaan itu bukan merupakan malapetaka, maka persediaan menyembunyikan
malapetaka karena biayanya yang begitu besar.

Mengurangi Ukuran Lot

JIT juga berarti penghapusan pemborosan yang kedua dengan mengurangi investasi
persediaan. Kunci menuju JIT adalah menghasilkan produk yang baik dalam ukuran lot kecil.
Mengurangi ukuran batch bisa menjadi bantuan utama dalam mengurangi persediaan dan
biaya persediaan.

Mengurangi Biaya Setup

Ukuran lot yang berkurang harus diiringi dengan waktu setup yang berkurang; jika tidak
biaya setup harus diperuntukkan bagi unit yang lebih sedikit.

PENJADWALAN
Apabila jadwal yang efektif, dikomunikasikan di dalam organisasi dan juga kepada para
pemasok, maka hal ini akan sangat mendukung penerapan JIT. Penjadwalan yang lebih baik
juga meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan pelanggan, menurunkan
persediaan dengan menjadikan ukuran lot yang lebih kecil, dan mengurangi bahan setengah
jadi.

Dalam penjadwalan ini terdapat 2 teknik yang terutama, yaitu :

 Jadwal Bertingkat : Penjadwalan produk sedemikian rupa sehingga produksi setiap hari
dapat memenuhi permintaan untuk hari itu.
 Teknik Kanban : (dalam bahasa jepang berarti “kartu) sebuah sistim memindahkan
komponen pada produksi dengan isyarat “tarik”.

KUALITAS

Hubungan JIT dan kualitas sangat kuat.  Keterkaitannya terdapat dalam tiga cara, yaitu :

1. JIT memotong biaya perolehan kualitas yang baik. Penghematan terjadi karena sisa,
pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur dalam persediaan.
Karena persediaan menyembunyikan kualitas yang tidak baik, JIT secara seketika
menyingkapkan hal itu.
2. JIT meningkatkan kualitas. Karena JIT menyusutkan antrian dan lead time, maka JIT
mempertahankan bukti kesalahan tetap segar dan membatasi banyaknya sumber kesalahan
yang potensial. Hasilnya JIT menciptakan sistem peringatan dini untuk permasalahan
kualitas sehingga lebih sedikit unit yang tidak baik diproduksi dan umpan balik secara
langsung.
3. Kualitas yang lebih baik berarti lebih sedikit penyangga yang diperlukan dan oleh karena
sistem JIT yang lebih baik lebih mudah dilaksanakan.

PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Karyawan yang diberdayakan dapat membawa keterlibatan mereka untuk menghadapi
permasalahan operasional harian yang merupakan filosofi JIT yang berupa perbaikan
berkelanjutan yang akan memberikan kesempatan kepada karyawan utuk memperkaya
pekerjaan dan hidup mereka. Ketika pemberdayaan berhasil dikelola, perusahaan
memperoleh keuntungan dari komitmen timbal balk dan rasa hormat pada kedua belah pihak,
yaitu karyawan dan manajemen.

PRODUKSI YANG RAMPING

Produksi yang ramping (lean) dapat dilihat sebagai hasil akhir dari sebuah fungsi MO yang
berjalan dengan baik. Produksi lean terkadang disebut sebagai Sistem Produksi Toyota
(Toyota Production System-TPS), yaitu suatu sistem yang dikembangkan oleh Toyotan
Motor Company, dimana TPS merupakan pemimpin konsep produksi lean, yang menekankan
pembelajaran dan pemberdayaan karyawan.

JIT DALAM SEKTOR JASA

Semua teknik JIT dalam hubungannya dengan para pemasok, tata letak, persediaan, dan
penjadwalan digunakan dalam sektor jasa.

Pemasok

Hampir semua restoran berhadapan dengan pemasok dalam basis JIT, sedang yang tidak
umumnya gagal. Pemborosan sangat jelas, makanan terbuang dan pelanggan mengeluh.

Tata Letak

Tata letak JIT diperlukan dalam dapur restoran, dimana makanan dingin harus disajikan
dingin dan makanan hangat disajikan hangat. Tata letak juga membuat perbedaan pada proses
pengambilan bagasi pada perusahaan penerbangan, saat pelanggan mengharapkan tas bawaan
mereka tepa pada waktunya (just-in-time).

Persediaan

Setiap pialang saham menurunkan persediaan menjadi mendekati nol. Kebanyakan pesanan
beli atau jual terjadi dengan dasar JIT karena transaksi jual atau beli yang tidak dijalankan
tidak dapat diterima oleh para klien. Seorang pialang mungkin berada dalam masalah besar
bila dia menahan sebuah perdagangan yang tidak dieksekusi.

Penjadwalan

Pada loket penerbangan, fokus sistem JIT nya adalah permintaan konsumen namun
permintaan itu di penuhi bukan dengan persediaan produk berwujud, melainkan harus
dipenuhi oleh karyawan. Melalui penjadwalan yang rumit, karyawan dikounter tiket tiba di
kounter tepat pada waktu konsumen memerlukannya. Pelayanan jasa diberikan dengan dasar
JIT. Para karyawan dijadwalkan, bukan seperti industri manufaktur di mana “sesuatu”
dimasukkan di persediaan. Jadwal merupakan sesuatu yang penting sekali. Disalon
kecantikan, fokusnya hanya sedikit sekali berbeda ; konsumen dijadwalkan untuk
memastikan mutu pelayan JIT.  Mengacu pada contoh diatas, penjadwalan merupakan
komponen utama JIT. Prediksi yang sempurna mengarahkan jadwal tersebut. Prediksi ini
mungkin bisa mendetail sampai ke komponen musiman, harian, jam, atau bahkan sampai
menit.

Untuk mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan,dalam permintaan yang berubah
secara terus menerus, para pemasok harus dapat diandalkan, persediaan yang ramping (lean),
siklus waktu yang singkat, dan jadwal yang cepat. Cara ini digunakan sekarang dikelola
dengan sangat berhasil di berbagai perusahaan terlepas dari jenis produk mereka. Teknik JIT
secara luas diterapkan diperusahaan-perusahaan,baik penghasil barang atau jasa, hanya saja
teknik JIT  ini terlihat berbeda.
RINGKASAN

JIT dan produksi lean merupakan filosofi dari perbaikan yang berkelanjutan. Produksi lean
dimulai dengan fokus pada keinginan pelanggan, tetapi kedua konsep memfokuskan untuk
memangkas semua pemborosan keluar dari sistem produksi. JIT dan produksi lean
memberikan nilai tambah secara efisien dibandingkan dengan perusahaan lain. JIT dan
produksi lean menyerang  :

 pemborosan luas ruang karena tata letak yang kurang optimal


 pemborosan waktu yang terjadi karena penjadwalan yang lemah
 pemborosan pada kosongnya persediaan
 pemborosan dari peralatan dan permesinan yang kurang terpelihara.

Harapannya adalah karyawan yang memiliki komitmen diberdayakan dan bekerja dengan
para manajemen dan pemasok yang juga memiliki komitmen untuk membangun sistem yang
memberikan respons terhadap pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dan kualitas yang
lebih tinggi.

4. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba atau
keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah banyak faktor yang
mempengaruhi, salah satunya mengenai masalah produksi.

Masalah produksi merupakan sangat krusial bagi perusahaan karena hal tersebut berdampak
terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi berjalan lancar maka
tujuan perusahaan mudah dicapai sebaliknya juga. Kelancaran proses produksi dipengaruhi
oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi untuk menghasilkan
sebuah produk.
Upaya terus dilakukan perusahaan dalam meminimalkan biaya persediaan dengan
penerapan Economic Order Quantity (EOQ). Pengertian EOQ adalah jumlah atau volume
pembelian paling ekonomis untuk dilakukan setiap kali pembelian. Metode EOQ berusaha
mencapai tingkat persediaan secara seminimum mungkin, dengan mengutamakan biaya
rendah dan mutu yang lebih baik. Keuntungan penerapan EOQ bagi perusahaan dalam
mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, dapat menyelesaikan masalah-
masalah akibat persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko terbuangnya bahan
baku. Selain menentukan EOQ. perusahaan perlu menentukan waktu pemesanan kembali
bahan baku yang akan digunakan disebut reorder point (ROP).

Persediaan adalah bagian (bahan – bahan) yang disediakan bertujuan untuk proses produksi
yang menghasilkan barang – barang jadi untuk memenuhi permintaan dari konsumen setiap
waktu. Persediaan dikelompokkan menjadi persediaan bahan baku, persediaan barang jadi,
persediaan barang dalam proses, persediaan bahan pembantu atau penolong.

Sistem pengendalian persediaan terdapat 2 cara yaitu: sistem fisik berkaitan dengan bukti
laporan stock opname dan sistem perpetual berkaitan dengan sistem pencatatan persediaan
yang dilakukan setiap terjadi perubahan. Pengendalian persediaan bertujuan mengamankan
dan mencegah aset perusahaan dari tindakan kejahatan seperti pencurian, penyelewengan,
penyalahgunaan dan lainnya.

Metode penilaian persediaan secara umum dapat digunakan yaitu: FIFO, LIFO, Rata- Rata

Definisi EOQ adalah model untuk meminimumkan biaya persediaan dengan menentukan
kuantitas pesanan ekonomis.

Kebijakan – kebijakan EOQ sebelum menentukan EOQ, safety stock, dan reorder point.
1. Menentukan jumlah bahan baku yang ekonomis (EOQ)
Rumusnya:
EOQ =  (2 x D x P) : (C)
keterangan:
EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis
P = biaya pemesanan per pesanan
D = pemakaian bahan periode waktu
C = biaya penyimpanan per unit per tahun

2. Safety stock  (persediaan bahan pengaman)


Berikut faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock bahan baku yaitu:
a. Keterlambatan dalam penyerahan bahan baku
b. Pembelian bahan baku dalam skala kecil maupun besar setiap saat
c. Kemudahan dalam menduga bahan baku yang diperlukan
d. Adanya keterkaitan biaya penyimpanan dengan biaya ekstra kekurangan persediaan

Rumus menghitung safety stock:

persediaan bahan pengaman = (pemakaian maks – pemakaian rata-rata) x lead time

3. Titik pemesanan kembali (Reorder point)


ROP sangat memperhatikan dalam hal persediaan tersisa di gudang baru kemudian
dilakukan pemesanan kembali.

Rumus menghitung Reorder point:

Reorder point = (LD xAU) + SS

Keterangan:

LD = lead time (waktu tunggu)

AU = rata – rata pemakaian selama satuan waktu tunggu


SS = Safety stock

4. Penentuan persediaan maksimum


Tujuan agar kuantitas persediaan yang ada di gudang tidak terjadi penumpukan barang yang
menyebabkan kelebihan modal kerja.

Rumus:
TIC = 2 x D x S x H

Keterangan:

D = EOQ
S = Biaya pemesanan rata-rata
H = Biaya penyimpanan per unit

Anda mungkin juga menyukai