Anda di halaman 1dari 5

Nama : Pradwi Adha Mardhatilah Yulaf

NIM : 042354572
Tugas 1 Sesi 3
EKMA 4265 – Manajemen Kualitas

Soal :
Dari laporan keuangan Perusahaan Z diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir perusah
aan dalam laporan rugi laba mengalami kerugian yang cukup besar. Dimana laporan hasil pen
jualan tidak menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan. Pada Neraca dapat diketahui ba
hwa nilai inventori sangat besar melebihi kebutuhan bahan baku dan volume penjualan dalam
satu periode. Dari hal ini tolong jelaskan yang terjadi pada perusahaan tersebut jika ditinjau d
ari konsep manajemen kualitas serta peran penting manajemen kualitas.

Jawaban :
Yang terjadi pada perusahaan tersebut jika ditinjau dari konsep manajemen kualitas :
Menurut pendapat Saya, hal yang terjadi pada perusahaan Z yaitu mengalami kerugia
n akibat penumpukan inventori sehingga menyebabkan biaya inventori yang besar dibanding
kan dengan jumlah penjualannya.Dan sistem manajemen persediaan yang tidak tepat mengak
ibatkan penumpukan bahan baku melebihi kebutuhan produksi dan volume penjualan, sehing
ga meningkatnya biaya inventory perusahaan. Sistem produksi yang saat ini digunnakan oleh
perusahaan Z adalah sistem produksi tradisional mempunyai karakteristik bahwa banyaknya
unit produk yang dihasilkan tergantung dari berapa unit bahan baku yang tersedia. Pemrosesa
nnya pun tidak dipengaruhi oleh permintaan pelanggan, namun tergantung sudah selesai atau
belumkah proses produksi yang dilakukan oleh bagian sebelumnya. Bila sudah selesai, maka
langsung diserahkan ke pelanggan berikutnya atau proses berikutnya tanpa mempedulikan ap
akah proses berikutnya tersebut sudah siap menerima proses selanjutnya. Akibatnya persedia
an produk jadi bertumpuk, demikian pula persediaan barang dalam proses juga akan sangat b
esar.
Melakukan produksi sesuai dengan berapa banyak bahan baku yang dimiliki
perusahaan, tanpa melihat berapa permintaan konsumen. Akibatnya adalah bertumpuknya
persediaan barang jadi karena produk tersebut tidak sesuai dengan permintaan pelanggan.
Selain itu juga terjadi penumpukan bahan baku melebihin kebutuhan bahan baku produksi
perusahaan, hal ini diakibatkan penanganan permintaan bahan baku dari supplier tidak tepat
dan melakukan produksi tanpa memikirkan permintaan pelanggann.

Peran penting manajemen kualitas dalam menangani kasus perusahaan Z adalah :


Yaitu dengan melakukan perbaikan manajemen kualitas kinerja operasional menggun
akan Just In Time (JIT).JIT mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu menghasilkan prod
uksi sesusai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan, memproduksi dalam jumlah ke
cil (small lot size), menghilangkan pemborosan, memperbaiki aliran produksi, menyempurna
kan kualitas produk, orang-orang yang tanggap, menghilangkan ketidakpastian, dan menekan
kan pada pemeliharaan jangka panjang.
1. Menghasilkan produksi sesusai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
Perusahaan melakukan produksi sesuai permintaan pelanggan sehingga produk yang d
ihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.Manfaat siste
m produksi ini adalah persediaan produk menjadi sedikit, sehingga tidak menyebabka
n biaya inventory yang besar.

2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)


Memproduksi dalam jumlah kecil yang hanya sesuai dengan permintaan pelanggan
akan menghemat biaya dan sumber daya. Memproduksi dalam jumlah besar dengan
tidak memperhatikan permintaan pelanggan akan menghabiskan biaya yang sangat
besar. Hal ini disebabkan apakah yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh
pelanggan. Bila tidak, maka akan sangat besar jumlah produk yang telah menyerap
bahan baku, tenaga kerja, waktu, dan berbagai sumber daya lain akan terbuang
percuma. Produk yang tidak laku tersebut oleh perusahaan biasanya akan disimpan di
gudang sebagai persediaan. Persediaan biasanya merupakan batu karang yang
tersembunyi di dalam lautan. Bila jumlah persediaan tersebut dikurangi, akan tampak
bahwa persediaan yang ada tersebut biasanya merupakan produk yang terbuang baik
karena cacat, karena ditolak oleh pelanggan, karena tidak laku, karena penjadwalan
yang tidak baik, dan sebagainya. Semua bentuk persediaan ini sebenarnya dapat
dihilangkan.
Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size) juga akan dapat menghilangkan
persediaan barang dalam proses. Persediaan barang dalam proses tersebut merupakan
jenis pemborosan yang sebenarnya dapat dihindari bila penjadwalan proses produksi
telah dapat disusun dengan baik. Selain itu, perusahaan yang menerapkan filosofi JIT
juga menggunakan pola produksi campur merata (mixed production system) atau
dalam istilah bahasa Jepang disebut dengan Heijunka.Yang dimaksud dengan pola
produksi campur merata adalah memproduksi bermacam-macam produk dalam satu
lini produksi.Hal ini bertujuan agar seluruh permintaan pelanggan dapat terpenuhi,
penghematan bahan baku, dan penghematan biaya tenaga kerja.

3. Menghilangkan pemborosan
Pemborosan dapat terjadi pada tingkat persediaan maupun dalam proses produksi.
Untuk dapat menghilangkan pemborosan dapat digunakan berbagai cara, misalnya
dengan menggunakan kartu Kanban yang mendukung sistem produksi tarik (pull
system), sehingga perusahaan hanya memproduksi produk yang diinginkan
pelanggan. Selain itu, perusahaan harus menerapkan filosofi menghasilkan produk
dengan baik sejak awal, yang dapat dicapai dengan menerapkan tiga pantangan dalam
perusahaan yaitu pantang menerima, pantang memproses, dan pantang menyerahkan
produk cacat. Ketiga pantangan ini hanya akan berjalan dengan baik bila ada kerja
sama jangka panjang dengan pemasok, sehingga bahan baku yang datang adalah
bahan baku yang benar-benar bebas cacat. Pemborosan dapat terjadi pada persediaan,
pembelian atau pengadaan,dan penjadwalan.Oleh karena itu, prinsip persediaan JIT
harus dilaksanakan. Menurut Hernandez (1993), yang merupakan prinsip persediaaan
JIT adalah:
a. Mengurangi jumlah barang yang datang.
b. Menghilangkan persediaan penyangga atau yang sering kita kenal dengan
persediaan pengaman.
c. Mengurangi biaya pembelian atau pemesanan barang. Hal ini didukung dengan
jumlah pemesanan dalam jumlah besar tetapi barang yang datangke perusahaan
tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
d. Memperbaiki penanganan bahan atau barang.
e. Tercapainya persediaan dalam jumlah kecil (small lot size).
f. Mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.

4. Memperbaiki aliran produksi


Menyempurnakan kualitas produkDengan menerapkan filosofi JIT, yaitu hanya
membuat produk yang sesuai dengan keinginan dan harapan pelanggan, maka prosuk
yang berkualitas akan dapat kita hasilkan. Hal ini disebabkan penilaian akan kualitas
suatu produk hanya dinilai oleh pelanggan. Kualitas produk akan dapat tercapai bila
kualitas proses produksi sudah berhasil diwujudkan. Untuk itulah maka filosofi TQM
harus digunakan secara bersama-sama dengan penerapan filosofi JIT ini. Baik TQM
maupun JIT akan menekankan pada perbaikan proses dengan menekankan pada
perbaikan personilnya dengan mengadakan perubahan budaya. Menurut Oakland
(1994), ada beberapa prinsip manajemen kualitas JIT sebagai berikut.
1) Memelihara pengendalian proses dan membuat semua orangbertanggung jawab
terhadap tercapainya kualitas.
2) Meningkatkan pandangan manajemen terhadap kualitas.
3) Terpenuhinya pengendalian kualitas produk dengan tegas.
4) Memberikan wewenang kepada karyawan untukpengendalian kualitas
produkmengadakan
5) Menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh para karyawan.
6) Tercapainya inspeksi 100% terhadap kualitas produk
7) Terpenuhinya pemeliharaan secara rutin oleh karyawan.
8) Perbaikan kualitas secara terus-menerus.
9) Tercapainya komitmen terhadap pengendalian kualitas jangka panjang
Sementara itu, menurut Maskell, dalam organisasi atau perusahaan manufaktur,
kualitas mencakup (Youssef, 1994):
1) Bentuk yaitu semua dimensi, penampilan, dan konfigurasi dari produk yang
dihasilkan yang harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
2) Sesuai yaitu kemampuan produk untuk dapat diterapkan pada berbagaibidang,
termasuk fungsi, dapat menggantikan, konsisten dalam ukuran, dan sebagainya.
3) Fungsi yaitu dibentuk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4) Kepercayaan yaitu produk dapat berfungsi dalam jangka waktu yanglama sesuai
atau melebihi lama waktu yang ditetapkan.
5) Konsisten yaitu konsisten dengan fungsi, kinerja, dan layanan atau manfaat
produk tersebut..
Untuk dapat mewujudkan kelima hal tersebut, kualitas dan JIT harus saling
tergantung dan tidak dapat terpisahkan dari JIT. Proses yang JIT menghendaki input
bahan baku yang berkualitas sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas.
Kualitas harus dimulai dari awal proses yaitu dari desain, penekanan pada proses
transformasi, dan menyampaikannya kepada pelanggan untuk kepuasan pelanggan.
Kualitas yang dimaksudkan di sini adalah kualitas menyeluruh dari pemasok, desain
dan pemrosesan, karyawan, dan produk akhir.

5. Orang-orang yang tanggap


Big JIT merupakan suatu filosofi, yaitu filosofi untuk menghilangkan pemborosan,
Filosofi hanya akan dapat dilaksanakan oleh seluruh personil dalam organisasi bila
para personil tersebut menyadarinya dan mau menganut filosofi tersebut. Filosofi
menghendaki perubahan secara menyeluruh dan berkesinambungan dari seluruh
personil yang ada dalam perusahaan Perubahan menyeluruh dari seluruh personil
tersebut juga hanya akan dapat terwujud dengan mengubah budaya yang ada dalam
perusahaan.
Untuk menerapkan filosofi JIT tidak lagi digunakan pilar-pilar yang meliputi pilar
keuangan, produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan sebagainya melainkan
dengan menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin, sehingga setiap karyawan
harus menguasai seluruh bidang dalam perusahaan yang tentu saja sesuai dengan
jenjang atau kedudukannya. Bila terjadi kesalahan selama dalam proses maka
perusahaan yang menganut filosofi JIT ini selalu menggunakan tanda tertentu, yaitu
dengan menggunakan lampu ANDON. Bila ada kesalahan dalam proses maka lampu
andon ini menyala, kemudian proses segera dihentikan. Setelah itu, maka seluruh
karyawan akan memusatkan perhatian pada perbaikan proses tersebut. Kegiatan ini
sering disebut denga JIDOKA atau otonomasi, yaitu bahwa semua karyawan
bertanggung jawab terhadap tercapainya produk yang baik dan mencegah terjadinya
kesalahan.

6. Menghilangkan ketidakpastian
JIT yang hanya berproduksi sesuai dengan permintaan pelanggan dan hanya
menyediakan bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi memang
membutuhkan suatu ketelitian dan kepastian. Tidak ada istilah berjaga-jaga, karena
semua telah terencana dengan baik. Ketidakpastian dapat terjadi pada semua bagian
dalam proses produksi, mulai dari pemasok, proses, hingga menjadi produk yang siap
dipasarkan. Membatasi jumlah supply bahan baku ke gudang persediaan dan memilih
supplier dengan jarak dekat namun tetap mendahulukan kualitas bahan baku.
Untuk mengatasi ketidakpastian yang timbul dari sisi pemasok, perusahaan dapat
menjalin hubungan dengan satu pemasok untuk satu macam bahan baku. Hubungan
yang dimaksud di sini adalah hubungan dalam jangka panjang sehingga perusahaan
dapat mengurangi biaya pemesana barang karena pemesanan barang hanya dilakukan
sekali saja tetapi bahan baku yang dimaksud dapat dikirim sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Keberhasilan JIT di Jepang banyak disebabkan perusahaan hanya
memiliki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan
tersebut.Pemasok tersebut hanya melayani satu perusahaan saja dan merupakan
kerabat atau keluarga perusahaan, baik karyawan yang telah pensiun dari perusahaan
tersebut maupun memang keluarga si pemilik perusahaan. Dengan kondisi pemasok
yang demikian maka ketidakpastian yang timbul dari pasokan barang tidak akan
terjadi.
Sedang ketidakpastian dalam proses produksi dapat dihilangkan dengan menerapkan
sistem produksi tarik (pull production system) dengan bantuan kartu kanban.
Ketidakpastian dalam penyediaan barang jadi bagi pelanggan juga dapat diatasi yaitu
dengan menerapkan pola produksi campur merata (mixed production system) atau
dalam bahasa Jepang istilahnya adalahHeijunka.

7. Menekankan pada pemeliharaan jangka panjang.


Untuk mengadakan pemeliharaan memang harus dilakukan sejak awal dan ini
berlangsung secara terus-menerus dalam jangka panjang.Pemeliharaan ini juga berarti
pencegahan.Penekanan terhadap jangka waktu ini juga penting bagi hubungan kerja
dengan pihak luar.Karakteristik hubungan pihak luar dalam perusahaan penting dalam
menerapkan filosofi JIT. Menurut Heizer dan Render (1999), karakteristik tersebut
meliputi:
1) kontrak jangka panjang,
2) memperbaiki kualitas
3) fleksibilitas dalam mengadakan pemesanan barang, terutama dalam hal jumlah
pengiriman barang
4) pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, dan
5) mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam
membina hubungan tersebut.
Suatu perusahaan yang telah melaksanakan JIT baik Big JIT maupun Little JIT akan
mampu meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas ini akan
menyerupai mata rantai yang tidak terputus tersebut tampak bahwa untuk
meningkatkan produktivitas maupun pangsa pasar, harus dimulai dari identifikasi
kesalahan atau masalah yang berkaitan dengan kualitas produk. Peran JIT adalah
membantu dalam memperbaiki kesalahan dan mencegah terulangnya kesalahan
tersebut. Perbaikan tersebut akan mengurangi kesalahan dan biaya produksi yang
timbul akibat memproduksi produk cacat. Pemborosan yang timbul karena produksi
produk cacat tersebut biasanya berkisar hampir 90 % dalam setiap proses produksi.

Sumber Referensi :
BMP Modul EKMA 4265 – Manajemen Kualitas
Wahyu Ariani, Dorothea. 2021. Manajemen Kualitas Edisi 2. Tangerang Selatan : Universita
s Terbuka. Hal 6.49 - 6.62

Anda mungkin juga menyukai