Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Persaingan di antara perusahaan – perusahaan akan membawa keuntungan bagi
konsumen karena persaingan yang semakin intensif akan mendorong perusahaan untuk
menghasilkan produk dengan harga yang lebih rendah, kualitas baik, serta semakin
banyak pilihan. Penting bagi sebuah perusahaan untuk memperhatikan faktor – faktor
seperti waktu, ,mutu, biaya, dan sumber daya manusia untuk menjadikannya perusahaan
yang unggul dari para pesaingnya.
Perusahaan yang ingin unggul dari segi waktu, maka perusahaan harus mampu
menciptakan suatu sitem yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan dengan meminimalisir setiap pemborosan yang ada. Salah satu alat supaya
perusahaan mempunyai keunggula dari segi faktor waktu adalah dengan
mengembangkan dan menerapkan Just In Time (JIT). Just In Time sendiri merupakan
filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting bagi manajemen biaya. Konsep
dasarnya, Just In Time adalah memproduksi produk yang diperlukan saja, pada waktu
dibutuhkan pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan
1.2. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana sejarah dan pengertian mengenai Just In Time (JIT)?
 Apa saja aspek - aspek yang termasuk dalam Just In Time (JIT)?
 Apa saja persyaratan yang termasuk dalam penerapan Just In Time (JIT)?
 Bagaimana strategi yang ada dalam Just I Time (JIT)?
 Apa saja manfaat – manfaat dari penerapan Just In Time (JIT)?
 Apa saja keunggulan dan kelemahan dari penerapan Just In Time?

1.3. TUJUAN
 Mengidentifikasi sejarah dan pengertian Just In Time (JIT).
 Menjelaskan aspek – aspek Just In Time (JIT).
 Menjelaskan persyaratan – persyaratan dalam penerapan Just In Time (JIT).
 Menjelaskan strategi dalam penerapan Just In Time (JIT).
 Menjelaskan manfaat yang diperoleh dalam penerapan Just In Time (JIT).
 Mengidentifikasi keunggukan dan kelemahan dalam penerapan Just In Time (JIT).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH DAN PENGERTIAN JUST IN TIME (JIT)


Just In Time adalah filosofi manajemen yang berasal dari Jepang dan telah
diaplikasikan secara nyata sejak awal tahun 1970 pada perusahaan manufaktur di Jepang.
Pada awalnya di Toyota Motor, Taichii Ono dan tangan kanannya Shigeo Shingo
mengadaptasi strategi Henry Ford yang disesuaikan dengan etos kerja masyarakat Jepang
sehingga terbentuk filosofi yang disebut Just In Time. Just In Time pertama kali
dikembangkan di negara Jepang oleh perusahaan Toyota pada decade lalu, dan kemudina
diadopsi oleh banyak Perusahaan Manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti
Hewlet Packard, IBM, dan Harley Davidson. Salah satu pendekatan untuk mengeliminasi
pemborosan dalam perusahaan manufaktur telah muncul istilah Just In Time yang
merupakan suatu filosofi manajemen, yaitu sumber daya, termasuk material personel,
dan fasilitas yang digunakan dalam keadaan tepat waktu.
Latar belakang munculnya Just In Time dapat ditelusuri pada keadaan negara
Jepang yang kekurangan sumber daya alam dan mempunyai ruang yang terbatas, serta
Jepang yang tidak menyukai pemborosan. Bertolak belakang dengan negara Jepang,
Industri negara barat melakukan penyimpanan barang yang berlebihan, mempunyai
lingkungan operasi yang kurang efisien, mengerjakan pencacatan akuntansi yang
berlebihan dengan metode yang kurang efisien dalam memecahkan sebuah permasalahan
yang timbul dalam kegiatan produksi. Akibatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk
memproduksi suatu produk menjadi lama, biaya produksi yang dikeluarkan tinggi, dan
kualitas mutu yang dihasilkan kurang baik yang kemungkinan menimbulkan produk
cacat atau gagal sehingga melakukan kegiatan produksi kembali.
Menurut Just In Time pemborosan dapat diartikan sebagai setiap penggunaan
bahan yang berlebihan yang digunakan untuk memproduksi suatu produk seperti,
cadangan persediaan, jam kerja, tenaga kerja produksi yang tidak diperlukan, jam kerja
ulang yang diperlukan untuk memperbaiki hasil produksi yang kurang baik mutu dan
kualitasnya, hasil produksi yang sedikit, tata letak produk yang kurang baik, pekerjaan
pencatatan akuntansi yang berlebihan, bahan baku yang rusak, terlalu banyak pemasok,
terlalu banya pesanan pembelian, , fasilitas penyimpanan yang terlalu besar, perencanaan
bahan yang tidak baik, dan lain sebagainya. Just In Time tidak mentoleransi adanya
pemborosan. Just In Time merupakan suatu system produksi yang di desain untuk
mengeliminasi pemborosan dalam lingkungan produksi. Menurut Just In Time,
pemborosan adalah suatu yang tidak memberikan nilai tambah secara langsung kepada
nilai suatu produk.
Just In Time merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas untuk mencapai
produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku
dan produk jadi. Konsep dasarnya Just In Time adalah memproduksi produk yang
diperlukan saja, pada waktu dibutuhkan pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan
pelanggan. Pada setiap tahap proses produksinya dengan cara yang paling efisien melalui
eliminasi pemborosan dan perbaikan secara terus menerus. Just In Time yang biasa
disingkat JIT adalah filosofi manajemen tepat waktu yang memusatkan setiap aktivitas
yang dibutuhkan segmen-segmen internal dalam sebuah organisasi.

2.2. ASPEK JUST IN TIME (JIT)


Just In Time mempunyai empat aspek pokok,antara lain:
1) Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah pada produk atau jasa harus di eliminasi.
Karena meningkatkan biaya yang yang tidak diperlukan.
2) Adanya komitmen untukselalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga
produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, sehingga tidak memerlukan waktu dan
biaya untuk pengerjaan kembali produk yang cacat, dan kepuasan pembeli dapat
meningkat.
3) Selalu di upayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam meningkatkan
efisiensi kegiatan.
4) Menekankan pada penyerdehanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman
terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

2.3. PERSYARATAN – PERSYARATAN JUST IN TIME (JIT)


Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan Just In time, antara
lain:
1) Organisasi Pabrik
2) Pelatihan / Tim / Keterampilan
 Membentuk Aliran / Penyerderhanaan
 Kanbal Pull Sistem
3) Visibilitas / Pengendalian Visual
4) Eliminasi Kemacetan
5) Ukuran Lot Kecil dan pengurangan Waktu Setup
6) Total Productive Maintance
7) Kemampuan Proses, Stastistical Process Control (SPC) dan Perbaikan
Berkesinambungan.

2.4. STRATEGI PENERAPAN JUST IN TIME (JIT)


Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan Just In Time dalam perusahaan
antara lain:
 Strategi penerapan pembelian Just In Time. Dukungannya yaitu dari semua pihak
terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari
pimpinan. Pada strategi ini melakukan perubahan dalam cara pembelian, yaitu
membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup
hanya dengan memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan
datang sesuai dengan kebutuhan atau proses produksi perubahan perusahaan.
 Srategi penerapan Just In Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi
yang tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memnuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
Penemuan lini produksi yaitu dalam salah satu lini produksi yang harus di buat
bermacam – macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda –
beda tersebut dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat
biaya, seperti biaya bahan baku, persediaan dan lain sebagainya.

2.5. RUANG LINGKUP JUST IN TIME


Just In Time dapat diterapkan dalam berbagai aspek fungsional perusahaan seperti
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan lain sebagainya.
a) Pembelian Just In Time
Pembelian Just In Time adalah sistem penjadwalan barang ready sehingga dapat
melakukan penyerahan secepatnya guna memenuhi permintaan. Pembelian Just In
Time dapat mengurangi biaya dan waktu aktivitas pembelian dengan cara :
 Mengurangi jumlah pemasok
 Mengurangi biaya dan waktu negosiasi dengan pemasok
 Memiliki pembeli yang pasti
 Mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bertambah nilainya.
Penerapan pembelian Just In Time juga berpengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam cara sebagai berikut :
 Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga biaya
tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
 Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli
secara individual.
 Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

b) Produksi Just In Time


Produksi Just In Time adalah sistem penjadwalan produksi produk yang tepat waktu,
mutu dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan atau sesuai permintaan pembeli.
Produksi Just In Time dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara
sebagai berikut:
 Mentiadakan barang dalam proses pengolahan produk.
 Mengurangi pemborosan.
 Mengurangi segala bentuk ketidak pastian.
 Mengurangi produksi jika tidak ada pesanan.
 Berusaha untuk mengurangi biaya setup mesin pada setiap tahap pengolahan.
 Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk.
Perusahaan yang menggunakan produksi Just In Time dapat meningkatkan efisiensi
dalam bidang :
 Pemanufakturan.
 Persediaan bahan, barang dalam proses, Produk selesai.
 Tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
 Pembelian bahan.
Penerapan produksi Just In Time dapat berpengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara berikut :
 Mengurangi kelompok biaya untuk aktivitas tidak langsung.
 Mengurangi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan
atasan pabrik secara individual.
 Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”.

2.6. MANFAAT JUST IN TIME (JIT)


Adapun manfaat Just In Time sebagai berikut:
1) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang
2) Mengurangi waktu setup dan penundaan waktu produksi
3) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi
kesalahan pada sumbernya
4) Penggunaan mesi dan fasilitas secara baik
5) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok
6) Layout pabrik yang lebih baik
7) Pengendalian kualitas dalam proses.

2.7. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JUST IN TIME (JIT)


a) Keunggulan mengoperasikan sistem Just In Time dalam manajemen yaitu:
 Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan dengan efisien.
 Perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan
para karyawannya.
 Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan dan diretur kembali.
 Kertas kerja dapat lebih simple.
 Penghematan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mendapatkan profiy
yang lebih tinggi, misalnya dengan mengadakan promosi tambahan.

b) Kelemahan Just In Time dalam manajemen yaitu:


Tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik
melebihi dari rata – rata perencanaan historis maka persediaan akan habis dan
akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
2.8. STUDI KASUS
Pizza Hut Delivery (PHD) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
industri makanan dalam kemasan yang telah berdiri sejak tahun 2007 dengan pelayanan
pesan antar (delivery) dan pesan bawa (take away). Sehingga Pizza Hut Delivery (PHD)
hanya memerlukan tempat untuk membuat produk (kitchen) dan counter hanya untuk
melayani pesan bawa. Produk yang ditawarkan oleh Pizza Hut Delivery (PHD) adalah
Pizza yaitu yang memiliki berbagai varian rasa dan ukuran. Berdasarkan observasi awal
di Pizza Hut Delivery (PHD), diketahui bahwa perusahaan makanan tersebut masih
menggunakan sistem secara tradisional. Sistem secara tradisional yang dimaksud adalah
sistem yang hanya memproduksi barang yang akan dijual saja tanpa memberlakukan
perhitungan terlebih dahulu dan sistem tradisional ini dapat menyebabkan pemborosan
pemborosan yang terjadi di dalam sistem produksi. Pembelian bahan baku pembuatan
pizza datang di hari yang sama tiap minggunya dan tepat waktu. Mengingat adanya
metode Just In Time yang dapat meminimumkan efisiensi biaya pemesanan dan
penyimpanan dalam perusahaan. Padahal apabila perusahaan menerapkan metode Just In
Time, hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan. Pembelian dapat
dilakukan dalam jumlah kecil dan pengiriman secara berkala, sehingga dapat menekan
terjadinya biaya penyimpanan pada perusahaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai