A. Latar Belakang
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam
manajemen biaya. Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya
berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang, Padahal tidak seorangpun
yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walaupun dia memiliki
pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap
kecenderungan yang terjadi di pasar.
Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal
memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi
berdasarkan permintaan yang sesungguhnya, Oleh karena itu munculah ide Just In Time yang
memproduksi apabila ada permintaan, Suatu proses produksi hanya akan memproduksi
apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya, Sebagai akibatnya pemborosan dapat
dihilangkan dalam skala besar yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih
rendah, kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif.
Pengendalian perusahaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani
kebutuhan bahan/barang produksi dengan tepat dan juga dengan biaya yang rendah. Untuk
menunjang pengendalian perusahaan yang efektif tersebut, perusahaan bisa menerapkan
sistem persediaan Just in Time (JIT). Just in Time adalah suatu konsep dimana bahan baku
yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok (supplier) secara tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh bagian produksi, sehingga akan menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang, dan biaya penyimpanan barang digudang.
Just in Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan
kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan
menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga
perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak
kkonsumen tepat waktu. (Simam
Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan
perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta
perbaikan kinerja pengiriman.
Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada
permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta,
pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
1
Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak
jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat
mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian
akibat menimbun barang. Sistem persediaan Just in Time (JIT) dapat membantu manajer
untuk menggunting biaya, meningkatkan biaya, meningkatkan efiisiensi, dan memperluas
keluaran.
Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dari :
1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering.
2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian
tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah pembelian barang atau bahan
sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau penggunaan.
Dalam keadaan ekstrim tidak adanya persediaan (barang untuk dijual bagi seorang pengecer,
bahan baku barang dalam proses atau barang jadi bagi seorang produsen) yang ditahan.
Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time biasanya menekankan biaya
tersembunyi yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya
tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan jumlah kerusakan–
kerusakan yang cukup besar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta,
pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta (Fandy dan Anastasia:2001)
Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan oleh operasi berikut,
dimana setiap stasiun kerja (work station) menarik output dari stasiun kerja sebelumnya
sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan kenyataan ini, sering kali JIT disebut sebagai Pull
System (system tarik). Just in Time merupakan suatu pendekatan manufaktur yang
mempertahankan bahwa produk-produk harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya
permintaaan, dan bukannya mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk
mengantisipasi permintaan (Hansen dan Mowen:2001)
Dalam system JIT, hanya final assembly line yang menerima jadwalproduksi,
sedangkan semua stasiun kerja yang lain dan pemasok (supplier) menerima pesanan produksi
dari subkuens operasi berikutnya. Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumya (stasiun kerja 1 )
menerima pesananproduksi dari stasiun kerja berikutnya (stasiun kerja 2 ), kemudian
memasok produk itu sesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepatdengan spesifiksai
yang tepat pula. Dalam kasus seperti ini, stasiun kerja 2sering disebut sebagai stasiun kerja
pengguna (using work station). Apabila stasiun kerja pengguna itu menghentikan produksi
untuk suatu waktu tertentu, secara otomatis satisun kerja pemasok (supplying wotk station)
akan berhenti memasok produk, karena tidak menerima pesanan produksi.
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi. JIT
mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut :
1) Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak
perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2) Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga
produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya
untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3) Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4) Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap
aktivitas yang bernilai tambah.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana
segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas
4
dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena :
1) Over produksi ( OverProduction )
2) Waktu menunggu ( Waiting )
3) Transportasi ( Transportation )
4) Pemrosesan ( Process production )
5) Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
6) Gerak ( Unnecessary Motion )
7) Cacat produksi ( Defects )
Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas system produksi atau operasi
dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak men ambah nilai bagi suatu
produk. Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :Menghasilkan
produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
a. Memproduksi dengan jumlah kecil
b. Menghilangkan pemborosan danMemperbaiki aliran produksi
c. Menyempurnakan kualitas produk Orang-orang yang tanggap
d. Menghilangkan ketidakpastian Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
5
c. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi
dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi,
jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang
diperlukan untuk mencapai target produksi.
d. Perbaikan aliran produk secara terus menerus. (Continous Product Flow
Improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan
bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-
lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
e. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini
selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan
pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk
penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
f. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan
dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi
bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu
stasiun kerja tertentu.
g. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan
segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera
digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali
seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya
pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam
perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti.
Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah
dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah
suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus
dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru
akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.
Penggunaan sistem kanban dalam JIT. Masalah konseptual yang paling sulit dalam
JIT adalah pengendalian produksi dan arus bahan baku/suku cadang secara tepatselama
6
proses produksi. Sistem kanban (istilah bahasa Jepang untuk kartu) digunakana untuk
memberikan tanda (signal) yang menunjukkan perpindahan unit komponen atau produk dari
pekerja tertentu kepada pekerja berikutnya. Sistem Kanban digunakan untuk mengendalikan
produksi melalui penggunaan tanda-tanda atau kartu-kartu sehingga dapat memastikan bahwa
komponen-komponen atau bahan- bahan tersedia pada saat dibutuhkan.
7
C. Elemen- Elemen Just In Time (JIT)
8
2) Aliran produksi lancar (layout)
Layout pemanufakturan JIT tidak memakai persediaan sehingga mengurangi biaya
penanganan dan penyimpanan bahan baku. Selain ini pabrik dengan sistem JIT mengatur
layout berdasarkan produk. Layout yang berorientasi pada produk ini memiliki
keunggulan yaitu karyawan bekerja lebih fleksibel karena mereka dimungkinkan untuk
bekerja pada beberapa operasi daripada hanya satu.
3) Produksi tanpa kerusakan mesin
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin adalah :
a) Preventive Maintenance
Tindakan untuk menjaga agar kualitas produk tetap prima adalah dengan memelihara
mesin sebaik mungkin dengan cara pemeliharaan mesin sebaik mungkin dengan cara
pemeliharaan preventif yang sistematis agar kondisi kinerja mesin lebih tinggi serta
memprediksi kapan waktu penggantian suku cadang atau kapan harus melakukan
perbaikan mesin agar kualitas produk tetap terjaga
b) Total Productive Maintenance
Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan,
pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.
Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar. Mengembangkan kesadaran dan
kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan
melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
4) Produksi tanpa cacat
5) Membantu bagian operator produksi
Karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain :
a) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang dapat
dilakukan sendiri.
b) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala,
bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
c) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan
melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
d) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
6) Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Dalam hal pemasok, JIT memiliki prioritas yang berbeda dengan sistem produksi
tradisional. JIT membutuhkan komponen, supplies dan bahan baku dalam jumlah sedikit
tetapi dalam frekuensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam JIT, pemilihan pemasok
9
merupakan hal yang penting. Pemasok harus dapat menyediakan apa yang diperlukan
dalam jumlah yang tepat pada saat dibutuhkan (Fandy Tjiptono dan Anastasia D:2001).
7) Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali
8) Sistem Kanban
Kanban merupakam sistem manajemen atau pengendalian perusahaan. Bersamaan
dengan perancangan sel kerja (work cell), skema Kanban seharusnya dibuat. Rencana
Kanban perlu dibuat berdasarkan aplikasinya, karena tidak ada sistem Kanban yang tunggal,
terbaik dan dapat diaplikasikan secara universal.
10
d. Melibatka pemasok pada tahap perancangan produk
7) Sebagai alat inventaris, JIT merupakan paradigma baru dari strategi bisnis bergeser
dari manajemen persediaan tradisional ke manajemen rantai pasokan berbasis web
yang meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi penyimpanan persediaan.
11
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan. Adapun
hirarki dalam kaizen adalah:
a) Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan
b) Mengkomunikasikan kaizen sebagai strategi perusahaan
c) Menyebarluakan dan mengimplementasikan sasaran kaizen sesuai penghargaan
Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing
dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya.
Dalam pengiriman barang dengan JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan
dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering
melakukan pesanan terhadap perusahaan dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka
pelanggan akan memilih keperusahaan yang lain (Sulastri,Putu:2012)
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
D.T.Johns, D.T Dan Harding, H.A. Manajemen Operasi Untuk Meraih Keunggulan
Kompetitif, Pt. Pustaka Binaman Pressindo:1996
Http://Ardy-Web.Blogspot.Co.Id/2016/03/Konsep-Dasar-Jit-Just-In-Time.Html
Https://Www.Scribd.Com/Doc/73573009/Definisi-Dan-Konsep-Dasar-Jit
Madianto, Azhar Dkk.2016 Analisis Implementasi Sistem Just In Time (Jit) Pada Persediaan
Bahan Baku Untuk Memenuhi Kebutuhan Produksi. Jurnal Administrasi Bisnis,
Malang.38(1):184
Meylianti, Brigita Dan Fernando Mulia.2009. Pengaruh Penerapan Jit (Just In Time) Dan
Tqm (Total Quality Management) Terhadap Delivery Performance Pada Industri
Otomotif Di Indonesia.Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan.2(2):116
Mowen, Hansen. Manajemen Biaya, Solo:Salemba Empat, 2001
Tjiptono, Fandi Dan Diana Anastasia. Total Quality Management Edisi Revisi, Yogyakarta:
Andi Offset, 2001.
14