Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas menjadi lebih tinggi, dan semakin banyak pilihan. Selain itu,
dan jasa yang akan mereka beli. Tentu saja produk dan jasa yang akan
mereka beli adalah produk dengan kualitas terbaik dan harga yang relatif
ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
persediaan dan produksi Just In Time. Sekarang, Sistem Just In Time bukan
1.3. Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
yang lebih tinggi, kualitas dan reabilitas produk yang lebih baik, memperbaiki
berbagai suku cadang dibeli dan diproduksi pada saat diproduksi pada saat (just in
(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk
mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksinya hanya sebanyak
semua biaya (pemborosan) yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk
yang dihasilkan. (Efrianti, 2014, hal. 101) JIT merupakan suatu metode pemikiran
produksi yang diprakarsai oleh Jepang, konsep JIT adalah memproduksi item
yang dibutuhkan pada saat yang tepat dan dalam jumlah yang cermat. Dengan
perusahaan pada dunia bisnis modern. Just In Time hanya meminta unit yang
dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada saat yang
dibutuhkan. (Dania, 2015, hal. 2) Ide-ide yang mendukung Just In Time adalah
sebagai berikut: (a) Sederhana adalah lebih baik, (b) Penekanan pada kualitas dan
sumber pemborosan dan pekerjaan jelek yang tersembunyi, (d) Setiap aktivitas
atau fungsi yang tidak menambah nilai harus dihilangkan, (e) Barang diproduksi
dalam memperbaiki efisiensi dan kualitas produk. Sasaran utama just in time
yang tinggi, kualitas dan realibitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu
dengan pemasok.
JIT memiliki 8 prinsip dasar, yaitu: (a) Seek a produce-to order production
schedule, (b) Seek unitary production, (c) Seek eliminate waste, (d) Seek
continous product flow improvement, (e) Seek product quality perfection, (f)
Respect people, (g) Seek to eliminate contingencies, (h) Maintain long term
pemborosan, maka perusahaan akan menghasilkan produk yang lebih baik dengan
biaya yang lebih rendah. Berdasarkan uraian diatas maka indikator JIT yang
dimunculkan adalah biaya produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang lebih
tinggi, hubungan antara pelanggan dengan pemasok. JIT adalah suatu filosofi
non-manufaktur. Istilah lain JIT adalah short - cycle atau lean manufacturing.
(Witjaksono, 2013, hal. 221). JIT adalah filosofi yang berfokus pada kegiatan
pekerjaa yang dibutuhkan atau yang diminta pada saat itu juga. JIT merupakan
ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukannya mendorong
seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan (a pull
system). JIT berpengaruh dalam hal mengurangi persediaan sampai pada tingkat
yang sangat rendah. Usaha untuk mencapai tingkat persediaan sampai tingkat
yang tidak signifikan sangat vital bagi kesuksesan JIT. Namun demikian, gagasan
untuk mencapai persediaan yang tidak signifikan niscaya akan menentang alasan-
JIT memecahkan masalah kinerja tepat waktu dengan cara mengurangi waktu
tunggu, dan bukannya dengan meningkatkan persediaan. Waktu tunggu dalam hal
ini tidak hanya sampai pesanan diterima di perusahaan, namun sampai bahan baku
diolah menjadi barang jadi (output). Waktu tunggu yang lebih singkat akan
pada tanggal yang diminta oleh pelanggan dan sekaligus dapat dengan cepat
kerusakan bahan baku atau suku cadang, tidak tersedianya bahan baku atau suku
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan
berikut ini, yaitu: kegagalan mesin, kerusakan bahan baku atau suku cadang, dan
merupakan salah satu solusi untuk ketiga masalah tersebut. Mereka yang
baik dengan supplier. Ada terdapat empat aspek penting dalam JIT:
jasa.
kegiatan.
Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa JIT adalah persediaan dengan
nilai nol atau mendekati nol, artinya perusahaan sebisa mungkin tidak
menanggung biaya penyimpanan. Bahan baku akam tetap datang pada saat
dibutuhkan. Model yang demikian tentu saja pemasoknya adalah pemasok yang
setia dan profesional. Dengan model ini terjadi efisiensi biaya persediaan bahan
baku.
terhadap produk yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan JIT tersebut, diperlukan
karyawan, dimana memiliki komitmen yang tinggi terhadap penerapan JIT yang
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi seluruh produk atau
jasa. Dalam hal ini mencakup seluruh aktivitas atau sumber daya yang
tinggi terhadap mutu melakukan secara benar segala sesuatunya dari awal
yang kian besar yang diberikan kepada pelanggan, (4). Penekanan pada
JIT terhadap produksi, teknik pendesainan dan perencanaan sistem pabrikasi JIT,
pengerjaan, perakitan atau pengolahan di lantai pabrik dalam sistem JIT sangat
sehingga material tiba di tempat yang sesuai dalam jumlah yang benar dan sesuai,
serta tepat pada waktu yang ditentukan sebelumnya. Sehubungan dengan itu,
pengerjaan yang lancar, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat waktu, maka sistem
menerapkan JIT di pabrik tersebut. Untuk keperluan itu, didesain produk dan tata
aplikasi JIT. Filosofi JIT menetapkan berbagai gagasan dan strategi mendasar dari
peningkatan.
efisien. Setelah karyawan terlatih atau terdidik bekerja pada bagian yang
meningkat.
penggunaan jam orang terhadap karyawan. Jika tidak ada permintaan atas
suatu produk pada waktu tertentu maka pekerja tidak perlu dibebani
perusahaan yang ingin kekurangan atas sistem persediaan mereka dan akan
promosi, atau bahkan upah yang lebih tinggi. (Haming, 2014, hal. 306-
309).
produksi. Suku cadang dan bahan tiba pada saat yang ditentukan untuk
memenuhi “zero defect” yang artinya tingkat kerusakan nol pada semua tahap
kerusakan produk atau produk cacat pada tingkat tertentu yang diperbolehkan.
1. Flexible Resources
peralatan dan mesin dalam jalur produksi. Selain itu, mereka juga
2. Cellular Layout
dipindahkan dari satu mesin ke mesin lainnya dari awal hingga akhir.
3. Pull System
4. Quick Set up
5. Small-lot Production
yang tidak perlu seperti biaya gudang, biaya pemeliharaan barang, dan
lain-lain.
Time. Jika sejumlah unit produk jadi yang dihasilkan mengandung produk
hanya untuk membuat pengganti produk yang cacat saja. Kondisi ini akan
7. Supplier Networks
barang dalam frekuensi yang lebih banyak dengan jumlah yang lebih kecil.
Kedua belah pihak dituntut untuk dapat bekerja sama guna mencapai
pencetus dari ide ini, Dell Computer, Intel, Mc. Donald, Black and Decker,
dagang maupun jasa. Di Indonesia. Ada beberapa perusahaan yang telah mencoba
suatu hal yang baru karena hanya beberapa perusahaan yang mampu
menerapkannya dengan baik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sistem ini
sulit untuk diterapkan di Indonesia, seperti ketersediaan bahan baku, tenaga kerja,
dan yang paling penting adalah masalah dana. (Agustina, 2007, hal. 139-141).
menurut pendapat lain tujuan utama just in time adalah untuk menghasilkan
Manfaat utama sistem Just In Time adalah akan mengubah daya telusur
biaya, meningkatkan akurasi penentuan cost produk, menurunkan
Terdapat dua manfaat yang dapat ditemukan dari Just In Time antara lain:
c. Memperbaiki produktivitas.
f. Meningkatkan efisiensi.
persediaan yang rendah dan skedul yang ketat. Sistem JIT berupaya
kepada unit kerja berikutnya dan kalau habis baru dikirim lagi, sehingga
Merupakan salah satu syarat utama dalam penerapan sistem JIT. Sistem
JIT merupakan konsep tepat waktu maka tidak ada keterlambatan dari
3. Tata letak pabrik, dikelompokkan satu macam produk, atau sistem sel.
atau jasa yang berkualitas baik, dalam kuantitas benar, pemilihan pemasok,
barang atau bahan yang tepat waktu sehingga dapat dilakukan pengiriman
dipilih pemasok:
b. Bermutu tinggi
b. Sedikit pemasok.
d. Meminimalisasi inspeksi.
e. Eliminasi penggudangan.
1. Meningkatkan laba.
a. Pengendalian biaya.
b. Peningkatan kualitas.
operasi sistem yang sempurna yaitu jumlah yang tepat, tiba pada saat
dan kepada pemasok, maka akan sangat mendukung penerapan Just In Tme.
d. Lot kecil.
e. Teknik kanban.
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan supaya tidak terjadi atau merupakan
menurun.
dan waktu antara Just In Time juga membatasi jumlah sumber kesalahan
potensial.
terlibat dalam isu-isu operasi harian yang merupakan falsafah Just In Time.
orang yang lebih tahu mengenai suatu pekerjaan selain karyawan pelaksana
pekerja itu sendir. (Putra, 2014, hal 7-8)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini,
suatu perusahaan. Apabila produksi tidak stabil dan kurang lancar maka
produktivitas akan menurun bahkan target produksi tidak dapat tercapai. Hal ini
PT. Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu vendor produsen rem yang
ada di Indonesia. PT. Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu perusahaan
Yamaha, Toyota, Daihatsu, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu lini
produksi yang ada adalah lini produksi disc brake untuk konsumen tunggal yaitu
Yamaha. Pada perusahaan ini sering terjadi masalah khususnya bagian produksi,
mulai dari mesin rusak, target produksi kurang, komponen kurang, dll sehingga
Control yang besar, ketidakcocokan rencana dan produksi aktual, kurang adaptif
alokasi MPS (Master Production Schedule) ke tiap stasiun kerja yang ada di
(3) penerapan kanban supplier, dan (4) penjadwalan produksi dengan mixed
scheduling.
Kerja untuk stasiun-stasiun kerja, rencana produksi di tiap stasiun kerja yang ada,
jumlah kanban di bagian produksi dan kanban supplier, model rancangan sistem
produksi JIT beserta aliran material dan informasi, dan algoritma perencanaan
sistem produksi JIT. Dalam alokasi MPS ke stasiun kerja tidak digunakan
Beban Kerja yang diusulkan agar tiap stasiun kerja menerima beban kerja yang
lebih berimbang. Kanban digunakan sebagai alat yang sah untuk melakukan
tiap tipe dan raw material dari supplier. Penjadwalan dilakukan dengan mixed
scheduling agar dapat lebih adaptif terhadap fluktuasi permintaan. Dari hasil
karena penggunaan biaya dan kuantitas persediaan yang lebih kecil dibandingkan
kebutuhan aktual (sebenarnya) sehingga lebih efisien dan sesuai dengan kondisi
nyata. Hasil ini akan dapat mereduksi biaya (dalam hal ini holding cost). Untuk
Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
No.1 , 5.