DISUSUN OLEH:
LADY SANDRA AYU PRADIANTI
NIM : 041411535042
BANYUWANGI
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa
menyelesaikan paper yang berjudul Production Planning and control Berdasarkan
Pendekatan Sistem Just In Time (JIT) Pada PT. Toyota-Astra Motor. ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi akuntansi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
JIT memiliki dua tujuan strategis, yang pertama untuk meningkatkan laba dan yang
kedua untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman dan dengan peningkatan
kualitas. Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terus-menerus dalam
mengejar produktivitas melalui penghapusan pemborosan.
Meski JIT berfokus lebih dari sekedar manajemen persediaan, pengendalian persediaan
merupakan keuntungan tambahan yang penting. Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola
secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. JIT mengganti tata letak pabrik tradisional
dengan suatu pola.
Pada sistem sekarang, lini produksi PT. Toyota-Astra Motor masih menggunakan
sistem tradisional dan menghadapi masalah-masalah seperti volume kegiatan Departemen
Production Planning & Control yang besar, ketidak cocokan rencana dan produksi aktual,
kurang adaptif terhadap perubahan permintaan, mekanisme informasi yang kurang baik, dan
inventori yang menumpuk. Tindakan yang diusulkan untuk menjawab permasalahan tersebut
adalah merancang sistem produksi JIT (Just In Time) untuk menggantikan sistem produksi
sekarang.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Produksi Tepat Waktu (Just In Time) merupakan suatu sistem manajemen
pabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada
prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan
dan pada saat yang dibutuhkan oleh konsumen. Sistem Just In Time juga dipandang sebagai
sebuah sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, biaya dan waktu
penyerahan sebaik mungkin, dengan menghapuskan semua pemborosan yang terdapat dalam
proses internal, sehingga mampu menyerahkan produk yang dipesan sesuai dengan kehendak
konsumen secara tepat waktu (Imai, 1997).
Sistem Just In Time merupakan suatu konsep filosofi yaitu memproduksi produk yang
dibutuhkan, pada saat dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan,
pada tingkat kualitas prima, dari setiap tahap proses dalam sistem manufacturing, dengan
cara yang paling ekonomis dan efisien melalui eliminasi pemborosan dan perbaikan proses
secara terus menerus (Gaspersz, 1998). Sedangkan menurut Heizer dan Render (2004), Just
In Time merupakan sebuah filosofi pemecahan masalah secara berkelanjutan dan memaksa
dengan cara menghilangkan pemborosan. Sistem Just In Time merupakan upaya untuk
mengurangi persediaan, dengan demikian memangkas segala biaya-biaya.
Sistem produksi Just In Time menggunakan metode produksi yang berkonsep pada
inventory minimum, waktu set up mesin, tenaga kerja dengan kemampuan multifungsional
dan waktu pekerjaan yang pendek sesuai dengan standar yang ditetapkan pada siklus waktu
(Gaspersz, 1998). Menurut Indrajid dan Pranoto (2003), terdapat lima tahap pengenalan
konsep dasar dari Just In Time dalam suatu perusahaan, yaitu:
1. Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen
2. Memproduksi produk bermutu tinggi
3. Memproduksi produk berbiaya rendah
4. Memproduksi produk berdaur waktu yang cepat
6
5. Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu
2.3 Prinsip-prinsip Just In Time
Secara singkat prinsip Just In Time adalah menghilangkan sumber-sumber
pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku dan
memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu
yang tepat pula (Indrajid dan Pranoto, 2003). Terdapat tujuh macam prinsip dasar yang
menyusun sistem produksi Just In Time sehingga menjadikan sebuah sistem yang memiliki
kualifikasi tinggi, ketujuh prinsip itu menurut Leo (2007) adalah:
1. Simplification, merupakan salah satu tools Just In Time dalam penyederhanaan proses
maupun prosedur yang ada.
2. Cleanliness and Organization, fasilitas-fasilitas yang bersih dan teratur akan memudahkan
pekerja dalam melakukan pekerjaan.
3. Visibility, kejelasan yang membuat suatu kesalahan dapat terlihat dengan jelas.
4. Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk.
5. Agility, kekuatan dalam pembuatan produk dengan memberikan respon yang cepat dan
tepat terhadap perubahan.
6. Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal yang tidak diperlukan.
7. Measurement, pengukuran serta pengertian akan proses keseluruhan.
7
2. Kualitas
a. Spesifikasi minimum
b. Pemasok membantu untuk memenuhi kebutuhan kualitas
c. Membina hubungan yang erat antara pembeli dan pemasok melalui tim kerja sama
pengendalian kualitas.
d. Pemasok didorong untuk menggunakan pengendalian proses daripada mengandalkan
inspeksi.
3. Pemasok
a. Membina hubungan dengan lebih sedikit pemasok (pemasok tunggal) dalam lokasi
geografis yang dekat.
b. Aktif menggunakan analisis nilai untuk memperoleh pemasok yang diinginkan serta
bertahan pada harga yang kompetitif
c. Melakukan pengelompokkan pemasok
d. Menjalin hubungan bisnis berulang dengan pemasok yang sama pemasok didorong untuk
mengembangkan Just In Time dalam aktivitas pembelian.
4. Pengiriman
Pengiriman terjadwal dengan menggunakan metode atau transportasi yang telah dikontrak
dalam jangka panjang.
8
1. Menciptakan fleksibilitas produk yang tinggi produksi, bersifat sistem tarik (pull
system) memerlukan fleksibilitas tinggi untuk menanggapi tuntutan konsumen yang terus
berkembang. Produksi dengan cara sistem tarik (pendekatan baru) merupakan produksi
yang dilakukan untuk menganggapi permintaan, sedangkan produksi dengan sistem dorong
(pendekatan lama) merupakan produksi yang ditetapkan produsen kepada konsumen.
5. Mengurangi pemborosan
Pengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang, karena pada
hakekatnya pemborosan adalah biaya. Menurut jenisnya, pemborosan dapat dibedakan dari
cara pemborosan itu terjadi, yaitu:
a. Karena produksi berlebih (memproduksi barang dengan jumlah yang terlalu banyak).
9
b. Karena waktu tunggu (waktu tunggu yang tidak produktif dalam proses produksi
perusahaan).
c. Karena transport (gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi).
d. Karena proses (operasi atau proses yang tidak perlu).
e. Karena persediaan (penimbunan bahan baku, bahan setengah jadi, bahan jadi, atau bahan
lain yang berlebih).
f. Karena gerakan (pengerjaan kembali atau hasil dari kegiatan-kegiatan yang tidak perlu).
Sistem produksi Just In Time memiliki beberapa faktor pendukung yang berperan penting
dalam usaha untuk mencapai keberhasilan penerapan sistem tersebut. Menurut Heizer dan
Render (2004), terdapat beberapa faktor penting dalam Just In Time, yaitu:
10
dalam jumlah kecil, dilakukannya kontrak jangka panjang, pemasok dibantu dalam
peningkatan kualitas serta penerapan Just In Time yang dibangun secara bersama-sama.
11
7. Faktor Employee Empowerment (Pemberdayaan Pekerja)
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja dalam setiap langkah proses produksi.
Pemberdayaan pekerja dengan meluaskan pekerjaan pekerja sehingga bertanggung jawab dan
memiliki kewenangan tambahan yang dipindahkan sedapat mungkin pada tingkat terendah.
12
Perancangan produksi harus menetapkan suatu nilai agar bisa diukur sehingga bila terjadi
penyimpangan dapat digunakan sebagai alat untuk menjadi dasar penetapan.
f. Realistis
Perancangan produksi haruslah dikondisikan dengan kondisi produksi yang sekarang, agar
target yang dicanangkan merupakan hal yang realistis untuk dicapai.
g. Akurat
Data yang didapat harus akurat agar tidak terjadi kesalahan sehingga pada tahap akhir dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenaran datanya.
h. Menantang
Perancangan prduksi harus dibuat dengan data-data dan target yang realistis sehingga akan
mudah untuk pencapaian target produksi dan akan berusaha dengan sungguh-sungguh.
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
3.3 Dampak Implementasi Just In Time Terhadap Akuntansi Manajemen
Beberapa hubungan dan dampak implementasi JIT Toyota terhadap Akuntansi Manajemen :
15
Pengendalian mutu (TQC) Level mutu akseptabel (AQL)
Desentralisasi jasa Sentralisasi jasa
16
1. Penetapan harga jual berdasar cost-plus,
2. Analisis trend biaya,
3. Analisis profitabilitas lini produk,
4. Perbandingan dengan biaya para pesaing,
5. Keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.
17
JIT pada pabrik-pabrik Toyota memeiliki nama sendiri yakni dengan nama Toyota
Production System (TPS). TPS ini mengendalikan produksi dengan sistem kanban yang
memainkan persan secara integral. Sistem kanban juga telah disebut metode Supermarket
karena ide di balik itu dipinjam dari supermarket. Supermarket menggunakan kartu kontrol
produk di mana informasi yang terkait dengan produk, seperti produk nama, kode dan lokasi
penyimpanan, dimasukkan. Karena Toyota memiliki tanda kanban untuk digunakan dalam
proses produksi mereka, metode yang kemudian disebut sistem kanban. Di Toyota, ketika
proses mengacu pada proses sebelumnya untuk mengambil bagian, menggunakan kanban
untuk berkomunikasi bagian mana telah digunakan. Supermarket hanya menyediakan
persediaan yang dibutuhkan oleh pelanggan hanya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan,
dan memiliki semua item yang tersedia untuk dijual pada pelanggan pada waktu tertentu juga.
18
3.5 Struktur Organisasi PT. Toyota-Astra Motor
19
3.6.2 Flowchart Bagian Perencanaan Produksi
20
3.7 Desain DFD dan ERD yang diusulkan
3.7.1 Desain DFD
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Toyota menggunakan Just In Time karena sistem ini memang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan perusahaan, dengan menggunakan Just In Time mereka dapat memangkas biaya
yang tidak perlu sehingga perusahaan dapat semakin efisien dan efektif dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya. Toyota memperoleh banyak keuntungan dari penerapan sistem Just
In Time ini, seperti yang dipaparkan pada pembahasan di atas. Dipandang dari segi
Akuntansi Manajemen, pengimplementasian sistem Just In Time dalam Toyota sudah tepat
dibanding menggunakan sistem persediaan/konvensional. Kelebihan sistem JIT ini adalah
dapat mengurangi biaya tenaga kerja, persediaan, risiko kerusakan, dan peningkatan kualitas
produk. Keunggulan tersebut seiring dengan adanya Total Production System dan
pengecekan kualitas baik ditingkat pemasok, maupun di internal Toyota sendiri sebagai
dalam penerapan sistem JIT sehingga risiko limbah yang akan terbentuk dapat ditekan. Selain
itu, biaya tenaga kerja dan biaya penyimpanan dapat ditekan sampai seminimal mungkin.
Kekurangan sistem JIT ini adalah sulit mencari pemasok yang terintegrasi dengan proses
produksi pada perusahaan Toyota, biaya pengiriman tinggi, kesulitan menghadapi perubahan
permintaan, tuntutan sumber daya manusia yang multifungsi, dan perlengkapan teknologi
yang membutuhkan biaya besar.
4.2 SARAN
PT. Toyota-Astra Motor diharapkan bisa lebih meningkatkan lagi sistem Just In Time
yang sudah berjalan karena Tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem Just In Time,
hal ini dikarenakan tidak semua industri atau industri tertentu tidak cocok menggunakan
sistem Just In Time. Sistem Just In Time ini sulit untuk dilaksanakan apabila perusahaan
tersebut bukan perusahaan yang besar atau sudah maju, karena kunci suksesnya terletak pada
supplier yang tanggap dan fast response.
22
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H., dan Eric W Mowen, 1997, Akuntansi Manajerial. Buku 1, Ahli
bahasa: Totok Budisantoso, S.E., Akt. Jakarta: Salemba Empat
Gaspersz, Vincent. 1998. Production Planning and Inventory Control Terintegrasi MRP II
dan JIT Manufacturing 21. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Heizer, Jay and Barry Render. 2004. Principles of Operations Management, Prentice Hall,
New Jersey.
Imai, Masaaki. 1997. Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen. CV.
Teruna Grafica, Gemba Kaizen: Jakarta.
Indrajid, R. E dan R. D. Pranoto. 2003. Manajemen Persediaan: Barang Umum dan Suku
Cadang Keperluan Pemeliharaan, PT. Grasindo: Jakarta.
Leo, Anton. 2007. Usulan Penerpan Sistem Produksi Just In Time Pada Proses Produksi
Sabun Krim Merk Bu Krim pada PT Birina Multi Daya. Skripsi. Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
Ristono, Agus. 2010. Sistem Produksi Tepat Waktu. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sulastiningsih, Zulkifli, 1999, Akuntansi Biaya dilengkapi dengan isu-isu Kontemporer,
Jakarta: UPP AMP YKPN
Supriyono, 1999. Manajemen Biaya. Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE
H Bodnar, George & S Hopwood, William, diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf dan Rudi
M. Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi (Buku Satu). Jakarta : Salemba Empat.
http://hardiantovaldi.blogspot.co.id/2012/12/analisis-struktur-organisasi-perusahaan_27.html
http://tonton-thonitonton.blogspot.co.id/2010/11/makalah-proses-produksi.html
http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/17/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-informasi-just-in-
time-pada-toyota-motor-corporation/
http://www.sustainelectronics.illinois.edu/NSFworkshop/Reading/Production%20Planning%20and%
20Control%20for%20Remanufacturing%20Industry%20Practice%20and%20Research%20Needs.pdf
23