Disusun oleh :
7. Employee Empowerment, merupakan karyawan yang diberdayakan dapat ikut terlibat dalam
isu-isu operasi harian yang merupakan falsafah just in time. Pemberdayaan karyawan
mengikuti nasehat manajemen bahwa tidak ada orang yang lebih tahu mengenai suatu
pekerjaan selain karyawan pelaksana pekerja itu sendiri.
C. Perbedaan JIT Dengan Pemanufakturan JIT
Implikasi Konsep Just In Time Perusahaan manufaktur pada dasarnya menyelenggarakan
tiga macam persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan
persediaan produk jadi. Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk.
Barang dalam proses terdiri atas produk yang belum selesai diproduksi dan masih memerlukan
beberapa pemrosesan sebelum barang tersebut siap dikirimkan kepada para pelanggan.
Persediaan barang jadi terdiri atas unit produk yang telah selesai namun belum dikirimkan
kepada pelanggan.
Terjaminnya kelancaran operasi suatu perusahaan karena tersedianya persediaan dalam
jumlah cukup, disisi lain juga memerlukan biaya. Karena ada sebagian dana yang terikat
(tertanam) dalam persediaan, maka hal ini menimbulkan ketidakefisienan dalam perusahaan.
Jika hal ini berlanjut terus maka akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk cacat, dan
jumlah waktu yang diperlukan untuk membuat produk. Dengan demikian jelas bahwa
pengurangan investasi dalam persediaan merupakan hal yang memerlukan perhatian yang
cukup dari manajemen, sehingga efisiensi dapat ditingkatkan, jumlah produk cacat dapat
ditekan, dan waktu pembuatan produk dapat dikurangi. (Krismiaji, 2002:8-9)
Sistem Just In Time implikasinya bisa pada persediaan. Sebab terjadinya persediaan yang
berlebihan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan takut kehabisan stok barang.
2. Kesalahan yang terjadi pada produksi.
3. Stasiun kerja yang kurang terkoordinasi.
4. Departemen produksi meyakini gugus yang banyak lebih ekonomis untuk diolah daripada
gugus yang sedikit.
5. Stasiun kerja diarahkan untuk menghasilkan barang yang tidak diperlukan.
Dengan aplikasi sistem Just In Time, kelima sebab penyimpangan tersebut dapat
dieliminasi dengan hasil bahwa persediaan bukan lagi faktor utama dalam kegiatan
perusahaan.
Terdapat dua implikasi besar pabrikasi Just In Time terhadap akuntansi manajemen yaitu :
1. Akuntansi manajemen mesti mendukung gerakan ke arah pabrikasi Just In Time dengan
memantau, mengidentifikasi dan mengkomunikasikan sumber keterlambatan, kesalahan dan
pemborosan dalam sistem pabrikasi kepada para pengambil keputusan.
2. Proses klerikal akuntansi manajemen disederhanakan oleh pabrikasi Just In Time karena
terdapat persediaan yang perlu dilaporkan atau dipantau.
Ukuran penting dari keandalan sistem Just In Time akan meliputi faktor-faktor efektivitas
siklus pabrik, yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat produk cacat atau rusak.
2. Waktu siklus.
3. Presentase pengiriman produk yang tepat waktu.
4. Akurasi pesanan.
5. Persentasi produksi sesungguhnya dibandingkan dengan produksi yang dianggarkan.
6. Jam mesin sesungguhnya dibandingkan dengan jam mesin tersedia yang direncanakan.
JIT Pembelian Pembelian JIT adalah sistem pembelian barang berdasar tarikan permintaan
sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi, dan berharga
murah. Berdasar sistem tarikan, barang yang diterima dari pembelian segera digunakan untuk
memenuhi permintaa produksi pada perusahaan manufaktur, dengan demikian barang tersebut
tidak perlu disimpan di gudang sehingga tercapai sediaan nol.10 JIT pembelian mengharuskan
adanya sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan konsumen atau penggunaan produksi.
JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian
dengan cara:
1) Mengurangi jumlah pemasok. Bagi suatu perusahaan, pengurangan jumlah pemasok dapat
mengurangi waktu dan biaya bernegosiasi dengan para pemasoknya.
2) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. Pengurangan
waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena: jumlah pamasok menjadi sangat
sedikit, kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemaok. JIT pembelian biasanya
menggunakan advanced delivery schedule (ADS). Advanced delivery schedule (ADS)
adalah jadwal penyerahan yang ditentukan di muka yang merinci dengat sangat teliti jadwal
pengiriman barang setiap hari dan bahkan mungkin dirinci untuk setiap jam dalam jangka
waktu tertentu, misalnya setiap bulan.
3) Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan. Rencana pembelian yang
mapan oleh para konsumen dapat memberikan informasi pada para pemasok mengenai
persyaratan mutu dan penyerahan barang. Penyerahan barang oleh pemasok ke perusahaan
dapat lebih ketat misalnya melaui hukuman bagi pemasok yang tidak memenuhi perjanjian.
4) Mengeliminasi atau mengurangi aktivitas dan biaya yang tidak bernilai tambah. Usaha ini
dapat dilakukan dengan penyediaan kontainer yang siap (terpasang) di pabrik sehingga saat
barang datang langsung dapat diserahkan pada konsumen atau digunakan di pabrik.
Pemelihan ukuran kontainer yang tepat (tidak terlalu besar atau kecil) juga penting.
5) Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu. Pemilihan pemasok yang
dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang yang dibeli dapat mengurangi
waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu.
JIT pembelian mengubah arus aktivitas pembelian. Dalam sistem pembelian tradisional
arus aktivitas pembelian adalah:
a) Departemen gudang bahan meminta departemen pembelian untuk membelikan barang
tertentu.
b) Departemen pembelian mengirimkan surat pada banyak pemasok agar mereka
menawarkan barang yang akan dibeli.
c) Para pemasok mengirimkan surat penawaran.
d) Departemen pembelian memilih pemasok dan mengirimkan order pembelian.
e) Pemasok mengirimkan barang ke departemen penerimaan.
f) Departemen penerimaan memeriksa kesesuaian barang yang diterima.
g) Departemen penerimaan menyerahkan barang yang dibeli ke gudang.
h) Departemen gudang memeriksa barang yang diterima dan memasukkannya ke gudang.
i) departemen produksi meminta barang atau bahan ke gudang bahan untuk dipakai.
JIT pembelian mengeliminasi aktivitas-aktivitas pembelian yang tidak bernilai
tambah sehingga waktu dan biaya dapat dihemat atau pemborosan dapat dihindari.
Dalam sistem pembelian JIT arus aktivitas pembelian adalah:
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya
dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1) Meningkatkan keterlacakan langsung sejumlah biaya.
2) Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung.
3) Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja
dan overhead pabrik secara individual.
4) Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam work tickets.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umpo.ac.id/4093/3/BAB%20II.pdf
https://ashriramadhani.wordpress.com/2018/04/13/just-in-time-dalam-akuntansi-manajemen/