Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KUALITAS

MODUL 6
JUST IN TIME , SIX SIGMA, dan
LEAN MANAJEMEN

KELOMPOK :
1. TRIANITA R
2. WAHYU HIDAYAT
3. WILDAN MUBAROK
Kegiatan Belajar 1

JUST IN TIME
 PENGERTIAN JUST IN TIME DALAM MANAJEMEN KUALITAS
Konsep dasar JIT diperkenalkan pertama kali oleh the executive vice
president dari Toyota Motor Company , Taiichi Ohno , dan mulai diterapkan
kurang lebih tahun 1970. Tahun 1980 , konsep JIT tersebut mulai banyak
dikenal secara luas , terutama di negara - negara barat . Di Jepang . JIT
digunakan bersamaan dengan penerapan TQM .
Sementara itu , negara - negara barat menerapkan JIT sebelum
mereka menggunakan filosofi TQM . Just In Time kini banyak dikenal orang
sebagai teknik manajemen manufakturnya orang Jepang . Namun, " Just In
Time " atau sistem manufaktur yang " world class " merupakan sistem
produksi orang Jepang yang dikenal baik oleh manajemen pada industri barat.
 IMPLIKASI STRATEGIK SISTEM JIT
Dalam penerapan JIT dan TQM secara bersama - sama tersebut ,
menurut Zhu et al . (1994) terdapat dua pandangan yaitu pandangan
tradisional dan pandangan yang terintegrasi .
Dalam pandangan tradisional , manakala JIT dan TQM digunakan secara
terpisah , ternyata tingkat efektivitasnya rendah . Hubungan JIT dan TQM
dari pandangan konsep , filosofi , dan implementasi , tingkat
efektivitasnya sedang . Sedangkan bila penerapan TQM - JIT secara
bersama dimana JIT merupakan bagian integral dalam pelaksanaan TQM
maka tingkat efektivitasnya paling tinggi .
 STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR LAYANAN
1. Sistem jasa menghasilkan produk yang bersifat intangible
2. Sistem Jasa menghasilkan output yang bervariasi dan tidak standar
3. Sistem jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan
4. istem Jasa membutuhkan kedekatan hubungan dengan pelanggan
5. Sistem jasa tidak dapat menghasilkan produk masal
6. istem jasa adalah padat karya dan mendekati pelanggan
7. Pengukuran dalam sistem jasa yang bersifat subyektif
❖ PENGUKURAN KINERJA YANG DIDUKUNG JIT
Untuk organisasi atau perusahaan yang melaksanakan filosofi Just In
time ,ukuran kinerja tersebut antara lain penyampaian kepada pelanggan
. kualitas, fleksibilitas , produktivitas , dan performansi keuangan
( Hendricks . 1994 ) .
1. Penyampaian kepada pelanggan
2. Kualitas
3. Fleksibilitas
4. Produktivitas
5. Kinerja keuangan
❖ SISTEM MRP DAN JIT DALAM CONTINUOUS IMPROVEMENT
MRP merupakan metode perencanaan kebutuhan material untuk produk
yang menggunakan lebih dari satu jenis bahan baku , atau produk
rakitan.
Sementara itu , kelanjutan dari MRP tersebut adalah perencanaan
kebutuhan sumber daya atau Manufacturing Resource Planning ( MRP
II ) . MRP II tidak hanya merencanakan kebutuhan bahan baku , melainkan
kebutuhan semua sumber daya yang diperlukan perusahaan untuk
menghasilkan output .
Kegiatan Belajar 2

KONSEP SIX SIGMA


❖ Konsep Six Sigma
Untuk melaksanakan konsep tersebut digunakan alat dan teknik
statistik. Six sigma didefinisikan sebagai strategi perbaikan bisnis untuk
menghilangkan pemborosan mengurangi biaya karena menghasilkan
kualitas yang buruk dan memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua
kegiatan operasi sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan (Anthony dan bahan elastis, 2001)
❖ Langkah-langkah melakukan Six Sigma
1. Define (D)
2. Measure (M)
3. Analyze (A)
4. Improve (I)
5. Control (C)
❖ PENERAPAN SIG SIGMA UNTUK KEMAMPUAN PROSES
Six Sigma juga harus menjadi bagian dari strategi manajemen karena six
Sigma menghendaki perubahan nilai dan budaya seluruh anggota
organisasi pemahaman seluruh anggota organisasi dan perubahan
secara substansial dalam struktur dan infrastruktur organisasi
Kegiatan Belajar 3

KONSEP LEAN MANAJEMEN


❖KONSEP LEAN MANAGEMENT
Lean management atau lean operation menawarkan kepada pelanggan dengan
secara tepat apa yang pelanggan inginkan , tanpa pemborosan , dan
melalui proses perbaikan secara terus - menerus dan berkesinambungan .
Lean operations dikendalikan oleh aliran kerja yang dikenal dengan istilah
tarikan permintaan pelanggan ( the pull of the customer's order )
. Penerapan konsep JIT yang dilengkapi dengan lean operations dan dengan
menerapkan six sigma akan menghasilkan keunggulan kompetitif dan
menghasilkan peningkatan hasil bagi organisasi atau perusahaan .
❖ MEMBANGUN LEAN ORGANIZATION
Perpindahan ke lean operations memang sulit dilakukan . Pembangunan
budaya organisasional di mana pembelajaran , pemberdayaan , dan
perbaikan secara terus - menerus dan berkesinambungan merupakan
hal - hal yang menantang dan harus dilaksanakan .
Oleh karena itu , organisasi yang berfokus pada JIT , kualitas , dan
pemberdayaan karyawan seringkali disebut sebagai lean operators .
Lean operations mengadopsi filosofi meminimalkan pemborosan
dengan mencapai kesempurnaan dengan pembelajaran secara terus -
menerus , kreatifitas , dan kerja tim .
❖ PULL SYSTEM
Dalam filosofi JIT yang dimaksud dengan pelanggan ada dua macam yaitu
pelanggan eksternal dan pelanggan internal . Pelanggan eksternal adalah
pelanggan yang menikmati produk akhir . Sedang pelanggan internal adalah
proses sesudahnya .
Oleh karena itu , proses produksi tidak akan berjalan bila tidak ada
permintaan dari pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun pelanggan
internal . Untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan
pelanggan perusahaan perlu menggunakan sistem produksi tarik ( pull
system ) yang dibantu dengan menggunakan kartu Kanban .
❖ MEMPRODUKSI DALAM JUMLAH KECIL
Memproduksi dalam jumlah kecil yang hanya sesuai dengan permintaan
pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya . Memproduksi dalam
jumlah besar dengan tidak memperhatikan permintaan pelanggan akan
menghabiskan biaya yang sangat besar .
Hal ini disebabkan apakah yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh
pelanggan . Bila tidak , maka akan sangat besar jumlah produk yang telah
menyerap bahan baku , tenaga kerja waktu , dan berbagai sumber daya lain
akan terbuang percuma .
❖ MENGHILANGKAN PEMBOROSAN
Pemborosan dapat terjadi pada tingkat persediaan maupun dalam proses
produksi . Untuk dapat menghilangkan pemborosan dapat digunakan
berbagai cara , misalnya dengan menggunakan kartu Kanban yang
mendukung sistem produksi tarik ( pull system ) , sehingga perusahaan hanya
memproduksi produk yang diinginkan pelanggan . Selain itu , perusahaan
harus menerapkan filosofi menghasilkan produk dengan baik sejak awal ,
yang dapat dicapai dengan menerapkan tiga pantangan dalam perusahaan
yaitu pantang menerima , pantang memproses , dan pantang menyerahkan
produk cacat . Ketiga pantangan ini hanya akan berjalan dengan baik bila
ada kerja sama jangka panjang dengan pemasok , sehingga bahan baku yang
datang adalah bahan baku yang benar - benar bebas cacat . Pemborosan
dapat terjadi pada persediaan , pembelian atau pengadaan dan
penjadwalan .
❖ MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI
Untuk dapat menata proses produksi dengan baik maka perlu lima
disiplin di tempat kerja yang kita kenal dengan istilah 5 S , yaitu Seiri ,
Seiton , Seiso , Seiketsu , Shitsuke

❖ MENYEMPURNAKAN KUALITAS PRODUK


Dengan menerapkan filosofi JIT , yaitu hanya membuat produk yang
sesuai dengan keinginan dan harapan pelanggan , maka prosuk yang
berkualitas akan dapat kita hasilkan . Hal ini disebabkan penilaian akan
kualitas suatu produk hanya dinilai oleh pelanggan . Kualitas produk
akan dapat tercapai bila kualitas proses produksi sudah berhasil
diwujudkan .
❖ ORANG - ORANG YANG TANGGAP
Big JIT merupakan suatu filosofi , yaite filosofi untuk
menghilangkan pemborosan . Filosofi hanya akan dapat
dilaksanakan oleh seluruh personil dalam organisasi bila para
personil tersebut menyadarinya dan mau menganut filosofi
tersebut . Filosofi menghendaki perubahan secara menyeluruh
dan berkesinambungan dari seluruh personil yang ada dalam
perusahaan . Perubahan menyeluruh dari seluruh personil tersebut
juga hanya akan dapat terwujud dengan mengubah budaya yang
ada dalam perusahaan .

Anda mungkin juga menyukai