Anda di halaman 1dari 2

Anda diminta melihat 

iklan "HILO PLATINUM 23 2023: NENEK GESIT".

Anda diminta menganalisa sukses promosi HILO dalam mendesain promosi yang
efektif (analisa Anda menggunakan 6 tahapan mendesain promosi yang efektif)

JAWAB :
Untuk mendesain promosi yang efektif, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan
yaitu :
1. Mengidentifikasi Audiens Sasaran
Yang pertama harus jelas dulu adalah kepada siapa atau kalangan mana promosi
ditujukan. Karakteristik penerima pesan merupakan dasar untuk merumuskan hal yang
mau disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, kapan disampaikan, melalui
media apa disampaikan, dan siapa yang menyampaikan. Jangan dalam berpromosi.
Dalam pembicaraan sehari-hari juga kita harus tahu berbicara dengan siapa supaya
bisa memilih kata-kata dan kalimat yang tepat.
Misalkan sebuah perusahaan Susu Hilo merek Hilo Platinum berpromosi melalui iklan
untuk usia dewasa hingga lanjut usia. Maka hal-hal berikut dapat dilakukan:
 Apa yang ingin disampaikan? Hilo Platinum sangat enak dan harganya murah.
 Bagaimana cara menyampaikan? Melalui iklan media youtube yang menunjukkan
nenek gesit sedang menari dengan lincahnya. Dia terlihat sangat bergembira.
 Di mana disampaikan? Iklan ditayangkan melalui media televisi dan youtube sebab
dengan media tersebut kejadian dan gambar dapat didramatisasi. Selain itu, iklan dapat
dibuat sebagai alur cerita yang menunjukkan perubahan positif orang usia dewasa
hingga lanjut usia sebelum dan setelah meminum Hilo Platinum.
 Kapan disampaikan? Disampaikan pada jam menonton televisi.
 Siapa yang menyampaikan? Iklan disampaikan oleh seorang nenek nenek yang
gesit dan lincah dan orang-orang yang menonton nenek gesit tersebut sedang menari
dengan lincahnya.

2. Menentukan Respons yang Diinginkan


Setelah audiens diketahui, selanjutnya yang perlu ditetapkan adalah respons apa yang
dinginkan dari mereka. Memang, ujung-ujungnya adalah konsumen membeli produk.
Namun, sebelum sampai pada tahap itu, terjadi perubahan psikologis dalam diri
konsumen. Model sikap tradisional menyatakan bahwa stimulus pemasaran dapat
mempengaruhi komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan
komponen konatif (conative).

Menurut model ini, respons paling dasar pada seseorang setelah mendapat stimulus
adalah kesadaran (awareness). Pada tahap ini, audiens baru sekedar tahu bahwa
produk itu ada. Respons ini sering menjadi sasaran promosi produk baru.

Respons lebih tinggi dari kesadaran adalah pengetahuan (knowledge). Pada tahap ini,
konsumen sudah tidak lagi sekedar sadar bahwa produk ada, namun sudah memiliki
informasi tentang produk, misalnya aspek teknis, harga, tempat membeli, produsen,
dan manfaat. Hilo Platinum membuat jingle iklan yang menginformasikan manfaat susu
itu dan alasan kenapa manfaat itu ada. “Hilo Platinum susu tinggi kalsium dan juga
tinggi protein , karena gesit tak kenal usia, Hilo Platinum lebih gesit lebih enak”.

Dari jingle itu disampaikan informasi, yaitu Hilo Platinum adalah susu tinggi kalsium dan
juga tinggi protein dan rasanya juga enak.

Setelah tahu, audiens masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu suka (liking) terhadap
produk. Apa memang audiens otomatis suka? Tidak juga. Namun, kalau setelah tahu
tentang produk ternyata tidak suka, maka audiens hanya sampai pada tahap
pengetahuan.

Lanjutan dari tahap suka adalah preferensi, yaitu menjadikan produk sebagai pilihan
pada saat konsumen sudah siap membeli. Pilihan dimaksud bisa satu- satunya, satu di
antara dua, satu di antara tiga, dan seterusnya.

Setelah jadi pilihan, belum tentu audiens sudah yakin dengan produk. Bisa saja masih
ada keraguan walaupun menempatkannya sebagai pilihan. Karena itu, keyakinan (conviction)
adalah tahap lanjutan preferensi yang merupakan langkah terakhir sebelum audiens membeli
produk. Salah satu indikator keyakinan tentang produk adalah tindakan audiens
merekomendasikan produk kepada calon pembeli lain. Apabila perusahaan dapat menstimulasi
audiens sampai tahap ini, promosi akan memiliki efek ganda. Sebab, audiens sendiri akan
berpromosi tentang produk melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth
communication).

Anda mungkin juga menyukai