YANG BERVARIASI
SUB BAB:
1. Konsep Just-In-Time
2. Konsep Total Quality Management
3. Konsep Computer Integrated Manufacturing
4. Konsep Decision Support Sistem
5. Konsep Strategi Perusahaan
6. Konsep Strategi Unit Bisnis
7. Implikasi Gaya Manajemen Puncak Terhadap Pengendalian Manajemen
PEMBAHASAN
A. KONSEP JUST-IN-TIME
1. Pengertian
Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada di Jepang. Sejak awal
tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota
Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai
bapak JIT. Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta
(what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh
konsumen.
2. Konsep Dasar Just In Time
Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya
pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang
tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
3. Tujuan
Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem JIT adalah :
Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)
Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
Zero Handling (tidak ada penanganan)
Zero Queues (tidak ada antrian)
Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
Zero Lead Time (tidak ada lead time)
4. Hal yang di perhatikan dalam JIT :
• Aliran material yang lancar
• Pengurangan waktu set-up
• Pengurangan lead time vendor
• Komponen zero defect
• Kontrol rantai produksi yang disiplin
Perencanaan Strategis
Dengan rendahnya tingkat saling ketergantungan, konglomerat cenderung
menggunakan sistem perencanaan strategis vertikal yaitu, unit bisnis menyiapkan
rencana strategis dan menyerahkannya kepada manajemen senior untuk ditinjau
dan disetujui. Karena tingginya tingkat saling ketergantungan, sistem perencanaan
strategis untuk perusahaan-perusahaan yang terdiversifikasi. Terhubung dan
industri tunggal cenderung bersifat baik vertikal maupun horizontal. Dimensi
horizontal dapat dimasukkan ke dalam proses perencanaan strategis dengan
berbagai cara yang berbeda. Pertama, kelompok eksekutif dapat diberikan
tanggungjawab untuk mengembangkan rencana strategis bagi kelompok tersebut
seluruhnya yang secara eksplisit mengidentifikasikan sinergi lintas unit bisnis
individual dalam kelompok tersebut. Kedua, rencana strategis dari unit bisnis
individual dapat memiliki bagian yang saling tergantung, dimana manajer umum
dari unit bisnis mengidentifikasikan kaitan-kaitan penting dengan unti bisnis lain
dan bagaimana kaitan tersebut akan dieksploitasi. Katiga, kantor korporat dapat
memerlukan rencana strategis bersama untuk unit bisnis yang saling tergantung.
Akhirnya, rencana strategis dari unit bisnis individual dapat disirkulasikan kepada
para manajer dari unit bisnis yang serupa untuk dikritik dan ditinjau.
Penyusunan Anggaran
Dalam perusahaan industri tunggal, CEO dapat mengetahui operasi
perusahaan secara mendalam dan manajer unit bisnis cenderung memiliki
hubungan yang lebih sering. Dengan demikian, CEO dari perusahaan industri
tunggal dapat mengendalikan operasi bawahannya melalui mekanisme informal
dan berorientasi pada pribadi, seperti interaksi antar pribadi yang sering. Jika
demikian, hal ini mengurangi kebutuhan untuk sangat mengandalkan sistem
penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian.
Dipihak lain, dalam suatu konglomerat hampir tidak memungkinkan bagi
CEO untuk mengandalkan interaksi antar pribadi yang informal sebagai alat
pengendalian, sebagian besar komunikasi dan kendali harus diperoleh melalui
sistem penyusunan anggaran yang formal. Hal ini mengimplikasikan karakteristik
sistem penyusunan anggaran berikut ini dalam suatu perusahaan konglomerat:
Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam
mengembangkan anggaran mereka karena merekalah, bukan kantor korporat,
yang memiliki hampir semua informasi mengenai produk/lingkungan pasarnya
masing-masing.
Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian anggaran
karena CEO tidak memiliki pengendalian informal lain yang tersedia.
Penyusunan Anggaran
Aspek-aspek perhitungan dari analisis varians yang membandingkan hasil aktual
dengan anggaran mengidentifikasikan varians-varians sebagai menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
Masalah terkait adalah seberapa pentingnya pencapaian anggaran ketika
mengevaluasi kinerja manajer unit usaha. Semakin besar ketidakpastian, semakin sulit
bagi atasan untuk menganggap target anggaran para bawahan sebagai komitmen pasti dan
untuk mempertimbangkan varians anggaran yang tidak menguntungkan sebagai indikator
yang jelas dari kinerja yang buruk. Karena alasan ini anggaran kurang diandalkan di unit
bisnis yang membangun dibandingkan dengan di unit bisnis yang memanen.
Perbedaan-perbedaan berikut ini dalam penyusunan anggaran kemungkinan besar
ada di antara unit bisnis yang membangun dan unit bisnis yang memanen:
Berkebalikan dengan unit bisnis yang memanen, revisi anggaran kemungkinan lebih
sering terjadi untuk unit bisnis yang membangun karena perubahan lingkungan
produk/ pasarnya lebih sering terjadi.
Manajer unit bisnis yang membangun mungkin mempunyai input dan pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan manajer unit bisnis yang memanen dalam
memformulasikan anggaran.
2. Keunggulan Kompetitif
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik sebagai pemain
terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Memilih pendekatan diferensiasi, dan
bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan ketidakpastian dalam lingkungan
tugas unit bisnis karena tiga alasan.
Pertama, inovasi produk adalah lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini
sebagian disebabkan karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan
eksklusivitasnya, yang memerlukan inovasi produk lebih besar. Sementara unit bisnis
yang berbiaya rendah, dengan penekanan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih
memilih untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.
Kedua, unit bisnis biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk
yang sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh
manfaat dari skala ekonomi. Unit bisnis diferensiasi, di pihak lain, cenderung mempunyai
sekelompok produk yang lebih luas guna menciptakan keunikan.
Ketiga, unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang
bersifat komoditas, dan produk-produk ini sukses semata-mata karena memiliki harga
yang lebih rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi produk dari unit bisnis
diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang bahwa produk tersebut menawarkan
keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.
G. GAYA MANAJEMEN PUNCAK
https://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/MANAJ-OPERAS-LANJ-7-JUST-IN-
TIME-1.pdf
https://www.academia.edu/4869484/BAB_1_KONSEP_TOTAL_QUALITY_MANAGEMENT
https://www.academia.edu/6640053/Makalah_sppm_bab_13
https://pdfcoffee.com/computer-integrated-manufacturing-cimspm-pdf-free.html