Anda di halaman 1dari 3

Materi TQM (Total Quality Management)

Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management = TQM)


didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performance/kinerja secara
terus-menerus (continuous performance improvement) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap era fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

Karakteristik Total Quality Management


Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Quality
Manajemen sebagai berikut “Tjiptono, 2003: 15”

1. Fokus pada pelanggan


2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Kerjasama tim
6. Perbaikan secara berkesinambungan
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebebasan yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Manajemen ( TQM ) bagi


perusahaan/organisasi adalah “Nasution, 2005: 366”

 Proses desain produk menjadi lebih efektif yang akan berpengaruh


pada kinerja kualitas yaitu keandalan produk, product features dan
serviceability.
 Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi
mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar,
menjadikan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi
kerja mesin dan menghemat penggunaan material.
 Hubungan jangka panjang dnegan pelanggan akan berpengarug positif
bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan
pelanggan dengan lebih cepat serta mengantisipasi perubahan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
 Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen
pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara
optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja
organisasi.

Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,


termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena
itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan
para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan
nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para
pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula
kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang

Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi


kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil
keputusan.

3. Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini:

 Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak


dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan
menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
 Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic
dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan
bagian yang wajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian
organisasi dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan.

4. Perbaikan berkesinambungan

Melakukan proses secara sistematik dalam melaksanakan perbaikan


berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang terdiri
dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil
pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Kegagalan Total Quality


Management
1. Manajemen puncak tidak melihat suatu alasan untuk berubah.
2. Manajemen puncak tidak memperhatikan dan mengikutsertakan
karyawan.
3. Manajemen puncak tidak bertanggung jawab terhadap program TQM
dan penerapannya didelegasikan pada pihak lain.
4. Perusahaan kehilangan minat pada program TQM akibat kurangnya
komitmen.
5. Manajemen dan karyawan tidak sepakat pada apa yang terjadi.
6. Masalah lain yang lebih mendesak diprioritaskan.
7. Tujuan yang tidak jelas dan tidak ada target atau pengukuran kinerja.
8. Proses tidak dianalisis, system lemah dan prosedur tidak ditulis di atas
kertas.
9. TQM membebani karyawan dan karyawan tidak menyetujui secara
diam-diam, karena tidak memahami peranan.

Anda mungkin juga menyukai