Anda di halaman 1dari 21

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN

Aplikasi TQM (Total Quality


Management) dalam Manajemen
Perusahaan.
Apa itu Total Quality Management?

Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam


menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya
UNSUR UTAMA DALAM TQM

1 Fokus pada Pelanggan 6 Perbaikan System Secara Berkesinambungan

2 Obsesi Terhadap Kualitas 7 Pendidikan dan Pelatihan

3 Pendekatan Ilmiah 8 Kebebasan yang Terkendali

4 Komitmen Jangka Panjang 9 Kesatuan Tujuan

5 Teamwork 10 Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan


Karyawan
KONSEP TOTAL QUALITY
MANAGEMENT

 TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja, benujuan
untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan biaya
penciptaan nilai yang lebih rendah daripada nilai suatu produk. Konsep TQM ini memerlukan
komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi.
3 UNSUR DARI TOTAL QUALITY MANAGEMENT

1 Strategi Nilai Pelanggan


Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang/jasa
yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya

2 Sistem Organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja,
material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus
informasi, dan pembuatan keputusan.

3 Perbaikan Kualitas Berkelanjutan


Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama
perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas
produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
ELEMEN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

1 Etika (Norma) 5 Kerjasama Tim

2 Integritas (Kejujuran) 6 Kepemimpinan

3 Kepercayaan 7 Pengakuan

4 Pelatihan 8 Komunikasi
• Elemen Kunci (Key Elements) TQM sudah dideskripsikan
sebagai sebuah Filosofi dari Kualitas sebagai pendorong bagi
Inisiatif-inisiatif
Kepemimpinan (Leaderships), Perancangan (Design), Perenca
naan (Planning), dan Perbaikan (Improvement)

• Elemen-elemen TQM tersebut dapat dikelompokan dalam 4


grup yakni:
• I. Foundation (Pondasi) – Ethics, Integrity, Trust
• II. Building Bricks (Tembok Bangunan) – Training, Teamwork,
Leadeships
• III. Binding Mortar (Semen Pengikat) – Communication
• IV. Roof (Atap) – Recognation
I. FOUNDATION (PONDASI)

• TQM dibangun berlandaskan (Foundation) pada Etika (Ethics), Kejujuran (Integrity), dan Kepercayaan
(Trust). Ini akan menumbuhkan Keterbukaan (Openess), Keadilan (Fairness) dan Ketulusan (Sincerity) dan
memungkinkan keterlibatan semua orang. Ini adalah kunci untuk membuka potensi utama TQM.

1 Etika

Etika adalah disiplin yang terkait dengan kebaikan dan keburukan dalam berbagai situasi. Ia
merupakan dua sisi mata uang yang dilambangkan oleh etika organisasi dan etika individu

2 Integritas

Integritas mencakup kejujuran, moral, nilai-nilai, keadilan, dan kesetiaan terhadap kebenaran
dan keikhlasan
3 Kepercayaan
Kepercayaan adalah produk dari integritas dan prilaku yang beretika. Tanpa kepercayaan,
kerangka kerja dari TQM tidak dapat dibangun. Kepercayaan membantu perkembangan
partisipasi penuh dari semua anggota organisasi.
II. BUILDING BRICKS (TEMBOK BANGUNAN)

Dengan didasari oleh pondasi yang kuat dari etika, integritas, dan kepercayaan, selanjutnya batu bata untuk membangun
dinding TQM bisa diletakkan diatasnya sampai pada dasar atap dari pengakuan atau penghargaan, dimana batu bata itu
meliputi:

• Pelatihan
Training sangat penting artinya bagi karyawan organisasi agar bisa menjadi lebih produktif. Disamping itu para Supervisor
mesti bertanggungjawab dalam menerapkan TQM di departemennya, termasuk mengajarkan filsafat dasar dari TQM kepada
semua bawahannya

• Kerjasama Tim
Kerjasama tim juga merupakan sebuah elemen kunci dari TQM, yang menjadi alat bagi organisasi dalam mencapai
kesuksesan. Dengan menggunakan tim kerja, organisasi akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat
terhadap semua masalah

• Kepemimpinan
Kepemimpinan mungkin merupakan hal yang paling penting dalam TQM. Ia muncul pada semua tempat dalam
III. BINDING MORTAR (SEMEN PENGIKAT)

• Komunikasi

Komunikasi akan mengikat segala sesuatu secara bersama-sama. Dimulai dari pondasi sampai ke
atap dari suatu bangunan TQM, semua elemen diikat oleh campuran semen pengikat berupa
komunikasi
Berdasarkan arahnya, komunikasi dapat dibedakan atas:

• Komunikasi ke bawah
Komunikasi jenis ini merupakan bentuk dominan dari komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi.

• Komunikasi ke atas
Melalui komunikasi jenis ini karyawan-karyawan dari level yang lebih rendah dapat memberikan saran-
saran atau usulan-usulan kepada manajemen yang lebih tinggi tentang pengaruh dari TQM dalam
pekerjaan mereka sehari-hari

• Komunikasi ke samping
Jenis komunikasi ini juga penting sebab ia sangat berguna untuk mematahkan penghalang antar
departemen. Ia juga memudahkan urusan dengan pelanggan dan pemasok dalam cara yang lebih
IV. ROOF (ATAP)

• Penghargaan
Penghargaan adalah elemen terakhir dari keseluruhan sistem TQM. Ia sebaiknya diberikan untuk saran-saran
dan pencapaian-pencapaian yang memuaskan baik dihasilkan oleh suatu tim ataupun individu. Para karyawan
akan didorong untuk berusaha keras memperoleh penghargaan untuk dirinya dan untuk timnya
Hambatan TQM di

Indonesia
Hasil analisis menunjukan ketidaksempurnaan penerapan praktik TQM dan
infrastruktur yang mendukung penerapan praktiktersebut. Secara umum ada
beberapa sebab yang memungkinkan keadaan tersebut:
1 Kurangnya komitmen dari manajemen
puncak
ini ditunjukan dengan dukungan manajemen puncak hanya berpengaruh signifikan terhadap manajemen Arus
Proses. Hal ini menunjukan manajemen belum menganggap proses produksi merupakan proses yang berhubungan
dengan proses-proses yang lain, sehingga hanya memusatkan dukungan ke manajemen proses produksi saja.

2 Kurangnya pengetahuan tentang konsep


TQM
Hal ini ditunjukkan dengan sikap kerja yang hanya berpengaruh terhadap proses desain produk. Kurangnya
pengetahuan tentang konsep TQM akan mempersulit pekerja untuk menerima dan menerapkan konsep
tersebut
3 Budaya organisasi kurang mendukung penerapan
TQM
Hal ini ditunjukkan oleh organisasi yang belum memandang perlunya untuk menjalin hubungan jangka
panjang baik dengan pelanggan maupun dengan pemasok. Ini menunjukkan organisasi di Indonesia belum
sepenuhnya berfokus pada pelanggan dan menjalin hubungan dengan pemasok.

4 Ketidaksempurnaan penerapan praktik


TQM
Ini bisa disebabkan oleh adanya kekhawatiran pekerja mengenai adanya kemungkinan down-sizing.
Jika penerapan praktik TQM ini dapat meningkatkan efisiensi maka akan banyak tenaga kerja,
terutama yang tidak memiliki kompetensi yang tinggi mungkin tidak diperlukan lagi oleh organisasi

5 Pekerja takut menunjukkan kesalahan/menyebunyikan kesalahan yang


terjadi
Ini ditunjukkan oleh sikap kerja dari karyawan yang tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Statistical Control/feedback

6 Peran pemerintah yang kurang mendukung penerapan manajemen kualitas total


Hal ini terbukti dari adanya begitu banyak politik KKN di Indonesia. Selain itu, Herudi Kartowisastro, Kepala
Badan Standarisasi Nasional dalam wawancara dengan kompas tanggai 14 Januari 2000 berpendapat bahwa
pemerintah Indonesia belum menetapkan standar mutu yang wajib bagi barang-barang yang beredar di
pasaran (lokal maupun
impor)
Keterkaitan TQM dan Quality Working Life
(QWL) dalam Perusahaan.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dan kehidupan para tenaga kerja/buruhnya masih minimal dan setiap tahunnya
berdemontrasi untuk memperjuangkan nasibnya, perlu dibangun sistem QWL di setiap perusahaan dan industrinya. Tujuan dari
pembangunan sistem QWL adalah:

1. Memperbaiki kepuasan kerja pekerja. Kepuasan kerja sangat penting bagi individu pekerja dan organisasi dimana pekerja bekerja.
Bagi pekerja kepuasan kerja dapat mencegah pekerja menderita penyakit fisik dan psikologi, meningkatkan motivasi kerja, loyalitas,
semangat kerja yang akan memacu kinerjanya. Jika kinerja pekerja tinggi maka kinerja perusahaan juga akan tinggi.

2. Memperbaiki keselamatan dan kesehatan kerja. QWL mengembangkan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan kerja
dan kesehatan pribadi individu pekerja.

3. Meningkatkan kinerja para pekerja. Tujuan akhir dari QWL adalah meningkatkan kinerja para pekerja yang berimbas kepada kinerja
organisasi.

4. Menciptakan pembelajaran organiasasi. QWL membangun pembelajaran organisasi dimana organisasi berupaya mengembangkan
para pekerjanya secara terus menerus dan pekerja menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan
pekerjaannya dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

5. Mendukung manajemen perubahan. Perubahan yang dilakukan perusahaan harus di dukung oleh para pekerja dan akan
memengaruhi kehidupan mereka. Sering perubahan mendapatkan resistensi dari para pekerja karena akibat negative yang diderita
oleh mereka. Jika perusahaan melaksanakan QWL, para pekerja diikutsertakan dalam merencanakan dan melaksanakan
perubahan.
 Tahap yang harus dilalui suaru perusahaan dalam

Implemenasi pengimplementasian Total Quality Management, yaitu


tahap kesadaran awal, implementasi sebagian, aktivitas
TQM pada estensif, hasil-hasil nyata dan terbaik dalamindustri
Perusahaan dengan karakteristik setiap tahap.
1. Komitmen manajemen puncak terhadap perubahan

2. Penilaian sistem perusahaan secara internal dan


eksternal
6 fase utama 3. Pelembagaan fokus terhadap pelanggan
implementasi 4. Pelembagaan TQM dalam perencanaan strategic,
TQM keterlibatan karyawan, manajemen proses, dan sistem
pengukuran.
menurut 5. Penyesuaian dan perluasan tujuan manajemen guna
George dan memenuhi dan melampaui harapan pelanggan
Weimerskirch 6. Perbaikan dan penyempurnaan sistem
TIGA KELOMPOK FASE
IMPLEMENTASI TQMMENURUT
GOETSCH DAN DAVIS
FASE PERSIAPAN

Membentuk Total Menyusun Pernyataan


1 2 Membentuk Team 3 Pelatihan 4
Quality Visi dan Prinsip sebagai
TQM
Streering Pedoman
Committee

Identifikasi Kekuatan dan 7 Komunikasi dan 6 Menyusun tujuan 5


Kelemahan Publikasi umum

Identifikasi Pendukung dan 9 Memperkirakan 1


8 Mengukur Kepuasan
Penolak Sikap Karyawan 0
Pelanggan
FASE PERENCANAAN

Langkah
Merencanakan pendekatan Implementasi kemudian menggunakan siklus PDCA (Plan, Do, Check,
1
and Adjust)
Langkah
Identifikasi
2
Proyek
Langkah
Komposisi Team
3

Langkah
Pelatihan Team
4
FASE PELAKSANAAN

• Langkah 1 : Penggiatan Team


• Langkah 2 : Umpan balik kepada Steering Committee
• Langkah 3 : Umpan balik dari Pelanggan
• Langkah 4 : Umpan balik dari Karyawan
• Langkah 5 : Mengidentifikasi Infrastruktur
KESIMPULAN

Saat ini Sistem Informasi di Indonesia tengah berkembang pesat. Hal ini dibuktikan
dengan semakin banyaknya peran Teknologi Informasi dalam mendukung kegiatan-
kegiatan baik dalam perekonomian maupun dalam penyelenggaraan
pembangunan yang lainnya. Salah satunya dengan TQM (Total Quality
Management) yaitu dengan pendekatan untuk memaksimumkan daya saing
organisasi atau perusahaan melalui perbaikan secaraterus-menerus atas produk,
jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. TQM bertujuan untuk terus-
menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya
penciptaan nilau yang lebih rendah dari pada nilai suatu produk

Anda mungkin juga menyukai