Jelaskan pengertian, keunggulan, dan hambatan serta profil perusahaan yang berhasil
dalam menerapkan TQM !
Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) merupakan suatu penerapan metode
kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun
pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkatan tertentu di mana
kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan di masa mendatang. Total Quality Management
lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau
kelompoknya.
Ketika diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu, TQM dapat mengurangi biaya di
seluruh organisasi, terutama di bidang scrap, rework, layanan lapangan, dan pengurangan biaya
garansi. Karena pengurangan biaya ini mengalir langsung kepada laba bottom-line tanpa biaya
tambahan yang dikeluarkan, TQM kemungkinan akan memberikan peningkatan profitabilitas
yang mengejutkan.
2) Kepuasan pelanggan
Karena perusahaan memiliki produk dan layanan yang lebih baik dibandingkan kompetitor, dan
interaksinya dengan pelanggan relatif bebas dari kesalahan, seharusnya ada lebih sedikit keluhan
pelanggan. Lebih sedikit keluhan juga dapat berarti bahwa sumber daya yang ditujukan untuk
layanan pelanggan dapat dikurangi. Tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi juga dapat
menyebabkan peningkatan pangsa pasar, karena pelanggan yang ada bisa jadi bertindak atas
nama perusahaan untuk mendatangkan lebih banyak pelanggan. Anda tentu tahu, penjualan
melalui words of mouth pelanggan yang puas akan lebih efektif dibandingkan upaya penjualan
konvensional yang dilakukan perusahaan.
TQM memiliki penekanan kuat pada peningkatan kualitas dalam suatu proses, daripada
memeriksa kualitas menjadi suatu proses. Ini tidak hanya mengurangi waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki kesalahan, tetapi membuatnya kurang perlu untuk mempekerjakan tim
personel jaminan kualitas.
Keberhasilan TQM yang terus dirasakan dan terbukti—khususnya karena partisipasi karyawan
dalam keberhasilan itu—dapat mengarah pada peningkatan yang nyata dalam moral karyawan.
Hal ini pada gilirannya mengurangi pergantian karyawan, dan karenanya mengurangi biaya
untuk mempekerjakan dan melatih karyawan baru.
5) Membuat Perusahaan Kuat Menghadapi Kompetisi
TQM sangat membantu dalam memahami persaingan dan juga mengembangkan strategi yang
efektif dalam menghadapi kompetisi. Karena kompetisi yang ketat, kelangsungan hidup banyak
organisasi telah menjadi masalah yang sangat vital. TQM membantu dalam memahami
pelanggan serta pasar. Ini memberikan kesempatan kepada organisasi untuk memenuhi
kompetisi dengan menggunakan teknik TQM.
Sistem komunikasi yang salah dan tidak memadai serta prosedur yang tidak tepat adalah
hambatan pengembangan organisasi ke arah yang benar. Hambatan komunikasi menghasilkan
kesalahpahaman, produktivitas rendah, kualitas buruk, duplikasi upaya dan semangat kerja
rendah. Teknik TQM mengikat staf dari berbagai bagian, departemen dan tingkat manajemen
untuk membentuk komunikasi dan interaksi yang efektif.
TQM membantu untuk meninjau proses yang diperlukan untuk mengembangkan strategi
perbaikan tanpa henti. Upaya peningkatan kualitas harus dilakukan terus menerus untuk
memenuhi tantangan yang dinamis. Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
TQM menghasilkan keuntungan baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Keuntungan nyata adalah dalam bentuk kualitas produk yang lebih baik, peningkatan
produktivitas, peningkatan pangsa pasar dan profitabilitas. Sedangkan keuntungan tidak
berwujud adalah, kerja tim yang efektif, peningkatan minat kerja, peningkatan hubungan
manusia, budaya partisipatif, kepuasan pelanggan, peningkatan komunikasi dan membangun
citra perusahaan yang lebih baik
Penerapan filosofi Total Quality Management bukannya tanpa hambatan. menurut Pike dan
Barnes (1996), ada beberapa hambatan dalam melaksanakan filosofi tersebut, antara lain:
1. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai suatu kegiatan yang membutuhkan
waktu Pelaksanaan filosofi Total Quality Management memang membutuhkan kesabaran. Hal
ini disebabkan penerapan filosofi tersebut memerlukan perubahan budaya yang bukan
merupakan sesuatu yang semudah membalikkan tangan. TQM bukan program, melainkan
filosofi yang membutuhkan kesadaran seluruh personil untuk melaksanakannya. Untuk mencapai
kesadaran penuh dari seluruh personil inilah perlu suatu perubahan dilakukan sedikit demi
sedikit tetapi menyeluruh.
2. Bila filosofi TQM diterapkan dalam suatu lingkungan yang birokratis Birokrasi sebenarnya
dapat mempunyai arti positif atau negatif. Birokrasi mempunyai arti positif bila mendukung
kegiatan organisasi, inilah yang merupakan arti kata yang sebenarnya. Namun birokrasi juga
mempunyai arti negatif bila disalahgunakan untuk mempersulit penyelesaian permasalahan yang
ada dalam organisasi. Yang menghambat pelaksanaan TQM adalah adanya birokrasi yang
bersifat negatif yang disalahgunakan oleh banyak oknum dalam organisasi atau perusahaan.
3. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai sesuatu program yang
dilaksanakan secara formal Sebenarnya filosofi Total Quality Management dapat terlaksana
dengan baik hanya bila pelaksanaannya berada dalam kondisi yang tidak terlalu formal atau
kaku, melainkan secara kekeluargaan dengan menganggap semua pihak atau personil yang
terlibat sebagai teman atau saudara, bukan pesaing atau bahkan musuh yang harus dikalahkan.
4. Bila filosofi Total Quality Management dilaksanakan secara kaku Total Quality Management
bukan merupakan standar pelaksanaan dan tidak menuntut standar pelaksanaan yang kaku. TQM
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan sehingga standar pelaksanaan
hanya digunakan sebagai sarana untuk mengadakan koreksi dan pengendalian untuk mengadakan
peningkatan dan perbaikan yang continuous. Standar ini pun sifatnya berubah-ubah dan selalu
ditingkatkan yang menunjukkan adanya peningkatan prestasi.
5. Bila filosofi Total Quality Management dipandang tidak berhubungan dengan orang atau
personil Perubahan budaya (culture change) bukannya tidak berhubungan dengan orang atau
personil. Justru perubahan budaya ini memerlukan perubahan mendasar dari para personil
anggota organisasi atau perusahaan. Bila mereka telah berubah, yaitu berubah dari sikap atau
budaya para anggota organisasi yang mendasarkan pada standar menjadi sikap atau budaya
anggota organisasi yang menjadikan kualitas sebagai the way of life.
6. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai hanya dilakukan untuk kelompok
orang ahli atau spesialis Total Quality Management menuntut keterlibatan seluruh pihak atau
personil dalam organisasi, bukan keterlibatan orang ahli atau para spesialis saja. Seluruh pihak
atau seluruh personil inilah yang nantinya diharapkan akan dapat mendukung proses perubahan
budaya ke arah budaya kualitas. Bahkan budaya kualitas harus dibangun dengan memberikan
kepuasan pada para karyawan, sehingga diharapkan mereka pun dapat memberikan hanya yang
terbaik bagi para pelanggan. Kepuasan karyawan hanya akan terwujud bila mereka diberi
kepercayaan.
Motorola memutuskan untuk menjadi perusahaan tingkat dunia yang unggul dalam kualitas. Hal
ini ditunjukkannya dengan menjadi pemenang dalam penghargaan Malcolm Baldrige National
Qiality Award (MBNQA) yang pertama kali. Motorola mencapai kualitas yang tinggi didukung
top management yang handal dalam mengelola organisasi yang bertaraf internasional. Unttuk
mencapai kualitas tersebut, Motorola melaksanakan beberapa hal:
2. Menyusun sasaran yang disebut program Six Sigma, yang berarti mengharapkan hanya
mentolerir kesalahan tidak lebih dari beberapa unit untuk sejuta unit produk yang dihasilkannya.
Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Motorola selalu didiskusikan untuk perbaikan. Sistem
produksi atau operasional Motorola selalu dapat bekerja dengan baik, sehingga keseragaman dan
konsistensi dapat tercapai. Sasaran Motorola adalah mendapatkan dukungan dari seluruh anggota
organisasi dalam mewujudkan kualitas dengan menggunakan seluruh alat dan teknik yang ada.
Usaha Motorola ternyata tidak sia-sia. 6000 kesalahan per sejuta unit produk yang dihasilkan
telah menurun menjadi hanya 40 kesalahan per sejuta unit produk yang dihasilkan dalam 5
tahun. Selain itu, Motorola dapat menghemat biaya produksi sebesar $ 700 juta dengan
keberhasilan program kualitasnya.