Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER


TUGAS TUTORIAL KE 2
Kode MK : EKMA4265 NIM : 041823218
Nama MK : Manajemen Kualitas NAMA : ABDUL ROPIK ASKOLANI
Prodi/Semester : Manajemen/ 8A Pokjar : Yayasan Hati

Petunjuk:
1. Dikerjakan sendiri-sendiri.
2. Jawaban Tugas Tutorial boleh ditulis tangan atau diketik melalui Ms.word.
3. Tugas Tutorial ini dikerjakan/diselesaikan di rumah, dan dikumpulkan paling lambat
Selasa, 23 Mei 2023, jam 15.00 WIB. melalui LMS/Silayar

Pertanyaan/Soal/Tugas
1. 40%. Pada Total quality leadership(TQL) ada 3 prinsip yaitu mencapai kepuasan
pelanggan,perbaikan secara kontnyu,dan membangun tanggung jawab setiap orang terhadap
kualitas.Diasumsikan adalah sorang owner dari suatu perusahaan dan pada tahun ini penjualan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan saudara merosot drastis.Info dari pihak top
management khususnya bagian produksi dan operasi bahwa produk sudah sesuai dengan
manajemen mutu yang sudah ditetapkan tapi nyatanya produk tidak diminati konsumen.
Pertanyaannya adalah hal apakah yang akan saudara lakukan pertama kali sebagai owner untuk
melakukan tindak lanjut dalam rangka menyelamatkan perusahaan.Jelaskan!.

2. 30%. Sebutkan dan jelaskan karakteristik pemimpin yang tangguh dalam konteks TQM, dan apa
yang Saudara ketahui tentang Total Quality Leadership?

3. 30%. Saudara jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai JIT (Just In Time)
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
Jawaban :

1. Menurut Nahavandi (2000), Dalam Penerapannya TQL memerlukan delapan elemen yaitu:
1. Fokus pada pelanggan yaitu dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan internal
dan eksternal sesuai dengan kebutuhan dan harapannya.
2. Komitmen jangka panjang, yang dilakukan agar seluruh personil juga mau melakukan
hal yang sama dengan terlibat secara penuh dalam seluruh proses yang ada.
3. Kepemimpinan dan dukungan manajemen puncak, yaitu dengan menunjukkan
dukungan bagi individu maupun kelompok dengan menggunakan konsep perbaikan
kualitas secara terus-menerus dan berkesinambungan (continuous quality improvement)
dalam gaya, perencanaan strategik yang diambil, dan memberikan dukungan tenaga,
pikiran, dan keuangan.
4. Pemberdayaan seluruh personil dan kerja tim yaitu dengan mendorong partisipasi
seluruh personil untuk mencapai sasaran kualitas, termasuk perbaikan pelayanan.
penyelesaian masalah, dan perbaikan kesalahan pada seluruh proses yang ada.
5. Komunikasi efektif yaitu dengan mengadakan hubungan komunikasi baik secara formal
maupun informal, baik yang berupa komunikasi yang horizontal.
6. Kepercayaan pada analisis proses secara statistik, yang memungkinkan organisasi atau
perusahaan melakukan tindakan perbaikan, menetapkan prioritas, dan mengevaluasi
kemajuan yang tercapai.
7. Komitmen terhadap pelatihan yaitu dengan membangun kesadaran untuk mengadakan
perbaikan melalui pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf.
8. Mendukung pemberian penghargaan yaitu memberikan penghargaan yang bukan hanya
berupa upah atau gaji, melainkan penghargaan yang berupa pujian, dukungan, saran,
maupun kritik membangun.

2. Karakteristik pemimpin yang tangguh dalam konteks TQM ada 4 diantaranya :


 Pribadi, pandangan jangka panjang yang komunitas dalam organisasi. Pemimpin harus
mempunyai perencanaan jangka panjang yang menunjukkan pandangan melalui
berbagai tanda atau simbol dapat memperbaiki nilai dari perbedaan tersebut.
 Pengetahuan yang luas tentang dimensi perbedaan dan kesadaran. Pemimpin harus
mempunyai pengetahun luas yang digunakan untuk menanggapi perbedaan budaya
yang ada.
 Keterbukaan akan perubahan. Pemimpin harus mampu memberikan tanggapan, umpan
balik, kritikan, dan pujian, untuk perubahan dan perbaikan.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
 Mentoring dan pemberdayaan untuk seluruh karyawan. Pemimpin harus mengambil
tindakan secara aktif dalam menciptakan kesempatan bagi semua anggota yang
memiliki keunikan tersebut. Pemimpin juga harus jujur dalam memberikan umpan balik
dan pelatihan yang diperlukan.
Yang saya ketahui tentang Total Quality Leadership
Kepemimpinan dalam kualitas secara total (Total Quality Leadership atau TOL) adalah
sistem manajemen strategi yang terintegrasi, untuk mencapai kepuasan pelanggan yang
melibatkan seluruh pemimpin dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan metode
kuantitatif untuk mengadakan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam
proses organisasi. TQL meliputi tiga prinsip yaitu mencapai kepuasan pelanggan, membuat
perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dan membangun tanggung jawab
setiap orang terhadap kualitas.
Kepemimpinan dalam total quality tersebut merupakan suatu cara untuk perbaikan produk
dan layanan yang membutuhkan komitmen dalam jangka panjang. Bila digunakan dengan
baik, TQL akan dapat mengurangi kegagalan dalam penerapan quality culture. TQL juga
dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan menekankan bahwa masalah
merupakan suatu sistem yang saling berkaitan yang tidak hanya menyangkut karyawan,
tetapi juga dalam desain dan pengelolaan.
TQL memfokuskan pada perbaikan proses kerja organisasi atau perusahaan untuk dapat
memberikan penjaminan kualitas produk maupun jasa untuk memenuhi bahkan melebihi
kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan penyediaan alat untuk
mengidentifikasi masalah, menilai kebutuhan akan adanya tindakan perbaikan, dan
melaksanakan berbagai kegiatan untuk perubahan dan perbaikan. TQL menghendaki setiap
orang untuk mau terlibat dalam persoalan yang dihadapi dan berpartisipasi dalam
penyelesaiannya.

3. Just In Time atau  sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang
dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang
berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Dengan adanya sistem JIT, kita telah dapat mengatasi 3 pemborosan (overproduction, excess
inventory dan waiting) diantara 7 pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari dalam sistem
produksi Toyota.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan
produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan
produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi.
Kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan dalam
Sistem Produksi Just In Time ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur Handphone,
perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display yang benar dan dalam jumlah
yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD Display tersebut diharapkan untuk
dapat mengirimkannya dan tiba di gudang produksi dalam batas waktu yang sangat singkat.

Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)

Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,
diantaranya sebagai berikut :

1) Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat
penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2) Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
3) Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat
produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi
semakin rendah.
4) Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak
dalam permintaan.
5) Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh
Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan
ulang.

Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)

Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih
memiliki kelemahan, yaitu :

1) Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero
Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang
mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan
produk jadi yang sangat minimum.
2) Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun
ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing
yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan
terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.

3) Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
4) Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan
yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.

Tanda Tangan

Nama : Abdul Ropik Askolani


NIM: 041823218

Anda mungkin juga menyukai