Anda di halaman 1dari 22

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Kelas : Manajemen Pendidikan Agama Islam


Mata kuliah : Manajemen Mutu Terpadu dan Manajemen Strategik
Waktu : 22 Januari 2021
Dosen Pengampu : Prof. DR. Iim Wasliman, M.Pd., M.Si
DR. H. Adjat Sudradjat, M.Pd
Nama : Atep Gunardi
NIM : 21030901901422
PERHATIAN
Kerjakan seluruh soal ini off campus, ditik MS.Word. Hardcopy harus
diserahkan ke bagian akademik SPS UNINUS (Pak Mardi) paling lambat 1
Februari 2021.
PERTANYAAN:
1. Jelaskan pengertian filosofi Just in Time! Apa bedanya dengan Filosofi
Tradisional?
2. Jelaskan manfaat Just in Time (JIT) dalam TQM!
3. Jelaskan persyaratan implementasi TQM dalam pendidikan!
4. Jelaskan fase-fase implementasi TQM dalam pendidikan!
5. Apa yang Anda ketahui tentang visi organisasi? Jelaskan persyaratan menyusun
visi yang baik!
6. Apa yang Anda ketahui tentang misi organisasi? Jelaskan ciri-ciri penyusunan
misi yang baik!
7. Apa yang dimaksud dengan tujuan organisasi? Jelaskan karakteristik suatu tujuan
yang baik (SMART)!
8. Jelaskan perbedaan sasaran (objective) organisasi dengan tujuan (goals) suatu
organsisasi!
9. Apa yang dimaksud dengan analisis lingkungan internal factor kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) serta analisis lingkungan eksternal peluang
(opportunity) dan tantangan/tekanan (treat)?
10. Apa yang dilakukan dalam evaluasi strategic organisasi sekolah?
SELAMAT BEKERJA

1. Jelaskan pengertian filosofi Just in Time! Apa bedanya dengan Filosofi


Tradisional?

Sistem produksi tepat waktu (JIT) bukanlah ilmu yang memerlukan analisis
kuantitatif maupun kualitatif yang begitu rumit, lebih tepatnya JIT bisa dikatakan
sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang
dimaksud dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses
manufacturing. JIT adalah filosofi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan
dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai distribusi.

Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan

manfaat yang besar.

·Perbedaan sistem JIT dengan sistem Tradisional

1) Sistem tarikan dibanding sistem dorongan

Sistem tarikan (pull through) atau sistem tarikan permintaan adalah system penentuan

aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan konsumen. Sebagai contoh, dalam


perusahaan, permintaan konsumen eksternal melalui aktivitas penjualan menarik
(menentukan)

aktivitas produksi, dan aktivitas produksi menarik aktivitas pembelian. Sedangkan


sistem dorongan (push through) adalah sistem penentuan aktivitas-aktivitas
berdasarkan

dorongan aktvitas-aktivitas sebelumnya. Misalnya, pembelian bahan melalui aktivitas

pembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitas produksi mendorong aktivitas

penjualan.

2) Sediaan tidak signifikan dibanding sediaan signifikan

Just in time karena menggunakan sistem tarikan, dapat mengurangi sediaan menjadi
tidak signifikan atau sangat sedikit bahkan bisa menjadi nol. Sebaliknya dalam sistem

tradisional, karena menggunakan sistem dorongan, sediaan jumlahnya signifikan


karena

(1) jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, (2) jumlah produk yang

diproduksi melebihi permintaan konsumen, (3) perlunya sediaan penyangga.


3) Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyak

Just in time hanya menggunakan pemasok dalam jumlah yang sedikit untuk
mengurangi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tamabah, memperoleh bahan yang
bermutu tinggi, mencapai pengiriman tepat waktu dan berharga murah. Sistem
tradisional menggunakan banyak pemasok untuk emmperoleh harga yang murah dan
bermutu baik, namun

akibatnya banyak aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.

4) Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendek

Just in time menggunakan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna

membangun hubungan baik yang saling menguntungkan. Sedangkan sistem


tradisional, menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok
sehingga untuk memperoleh harga yang murah harus dibeli dalam jumlah banyak.

5) Struktur seluler dibanding struktur departemen

Just in time biasanya menggunakan struktur seluler yaitu pengelompokkan mesin-


mesin dalam satu keluarga secara berurutan, biasanya kedalam struktur kemiringan.
Sedangkan sistem tradisional menggunakan struktur departemen yaitu struktur
pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-
tahapannya dan memerlukan beberapa departemen jasa yang memasok jasa bagi
departemen produksi.

6) Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasi

Sistem tradisional mengelompokkan karyawan ke dalam departemen-departemen


sehingga mereka terspesialisasi pada departemen-departemen tempat mereka bekerja.
Sistem Just In Time (JIT) mengelompokkan karyawan berdasar sel-sel
pemanufakturan, sehingga karyawan dilatih untuk berkeahlian ganda.

7) Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasi

Sistem tradisional mendasar spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada masing-


masing departemen jasa. Sistem Just In Time (JIT), jasa terdesentralisasi pada
masing-masing sel pemanufakturan.

8) Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendah

Dalam sistem tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan keryawan relatif rendah


karena karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasannya. Dalam sistem Just In
Time (JIT), manajemen harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara
melibatkan mereka atau memberi peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam
manajemen organisasi. Keterlibatan ini dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi biaya secara menyeluruh.
9) Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintah

Sistem tradisional pada umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai supervisor

karena fungsi utamanya adalah memerintah para karyawan untuk melaksanakan


kegiatan. Sistem Just In Time (JIT) memerlukan keterlibatan karyawan sehingga
mereka dapat diberdayakan, maka gaya manajemen yang cocok adalah
sebagaifasilitator bukan sekedar supervisor.

10) Total Quality Control (TQC) dibanding Accepted Quality Level (AQL)

Sistem JIT membutuhkan penekanan yang lebih kuat pada pengendalian mutu
sehingga memerlukan TQC. Total Quality Control (TQC) adalah pendekatan
pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada
akhir untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau terbebas dari
kerusakan. Sistem tradisional menggunakan pendekatan AQL. Accepted Quality
Level (AQL) adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau
mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan
yang telah ditentukan sebelumnya.

jadi inti dari diciptakan JIT itu sendiri adalah untuk menghilangakan pemborosan

pemborosan yang terjadi di dalam sistem produksi di sebuah pabrik sehingga pabrik
itu sendiri dapat mengeluarkaan biaya biaya untuk sesuatu yang tepat sasaran
sehingga biaya produksi dapat menjadi efisien dan efektif sehingga juga dapat
membuat harga dari barang yang akan di jual kepada konsumen menjadi lebih murah
dan akan berdampak efektif terhadap penjualan. sedangkan dalam pabrik yang
mengunakan sistem konvensional hanya memproduksi barang yang akan di jual saja
tanpa memberlakukan perhitungan terlebih dahulu

2. Jelaskan manfaat Just in Time (JIT) dalam TQM!

Karena total quality management terpadu dalam manajemen stratejik (strategic

management) perlu diterapkan dalam dunia pendidikan Implementasi Total Quality

Management (TQM) perlu dilakukan pada lembaga pendidikan sebagai bentuk dari
upayapeningkatan kualitas pendidikan. Hal ini penting untuk menjalankan fungsi
manajemen

dalam setiap lembaga pendidikan. Kajian ini membahas tentang implementasi total
quality

management (TQM) di lembaga pendidikan serta upaya peningkatan mutu pendidikan


dalam mencapai standar mutu yang telah ditentukan. Setiap lembaga pendidikan
sudah

seharusnya menunjukkan kualitas yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar lembaga

pendidikan tetap mendapatkan kepercayaan masyarakat dan stakeholder. Salah satu


cara

untuk tetap mendapatkan hal tersebut adalah dengan melakukan perbaikan secara

berkelanjutan (continous improvement), baik dari aspek fisik maupun non fisik.
Sehingga

menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan terjamin kualitasnya. Ada beberapa
hal

pokok yang perlu diperhatikan dalam penerapan TQM di dunia pendidikan, yaitu:

perbaikan secara terus menerus (continous improvement); menentukan Standar Mutu,

(Quality assurance); perubahan kultur (change of culture); perubahan organisasi

(upsidedown-organization); dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan


(keeping

close to the customer). Implementasi TQM perlu ditunjang dengan strategi


pelaksanaan

yang baik serta kerjasama seluruh elemen sekolah.

TQM diterapkan di dunia pendidikan maka harus seimbang dengan stragi pendidikan
agar

pendidikan berjalan sesuai harapan pemangku pendidikan apalagi pada masa


sekarang.

prinsip-prinsip dan inti (core management terpadu).

manfaat Just in Time (JIT) dalam TQM meliputi:

1. Organisai yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan pelanggan (Customer


Focus

Organization)

Organisai dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan

sumber daya organisai dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap

tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi seluruh


stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar organisasi.

Ekspektansi stakeholders harus diletakkan pada posisi dan perspektif yang dinamis
dan

berjangka panjang. Oleh karenanya harapan tersebut menjadi kewajiban organisasi


untuk

memenuhinya dalam rangka kepuasan pelanggan, yang berkelanjutan dan ke massa

depan.

2. Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi pihak lain untuk mencapai


tujuan

organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas,
sehingga

keduanya dapat dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.

3. Keterlibatan seluruh partisipan organisasi (People Organization)

Seluruh komponen di dalam suatu organisasi harus dilibatkan. Artinya seluruh


sitivitas

organisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.

Perbaikan bukan hanya dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tetapi
semua

sivitas sekolah harus memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan. Dengan kata
lain

semua sivitas sekolah harus dilibatkan dalam upaya memberikan pelayanan yang
sebaik-

baiknya kepada para pelanggan.

4. Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)

Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi
bahwa

output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu
proses

yang panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Kegiatan
tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan lainnya sehingga menghasilkan
output

organisasi. Jelassnya tamatan atau lulusan bukan semata-mata produk tenaga


akademik,

atau karyawan saja., tetapi menyangkut proses yang melibatkan tenaga akademik,

karyawan, kepala sekolah, murid, orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat

luas, yang tentu saja proporsinya berbeda satu sama lainnya.

5. Penerapan manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System


Approach)Dalam konteks organisasi, upaya menyempurnakan proses tertentu harus
dikaitkan

dengan proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut

merupakan tangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan peningkatan kualitas

pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula

melibatkan aspek ketatausahaan, kepemimpinan, fassilitas, dan penciptssn organisasi

yang optimal atau mendukung.

6. Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement


atau

Kaizen)

Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah adanya
human

resources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun administratif. Realitas

menunjukkan belum seluruhnya pemimpin organisasi menyadari arti pentingnya

pemberdayaan tenaga akademik dan administratif. Para pimpinan sering lebih

mementingkan pengembangan fasilitas atau pegembangan fasilitas. Hal ini


ditunjukkan

oleh adanya anggaran pendidikan dan pelatihan untuk kedua tenaga tersebut tidak

setidak-tidaknya kurang berimbang dibandingkan dengan anggaran pembangunan


fisik.

7. Penerapan pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)


Manajemen Mutu Terpadu-MMT berdasarkan pada kepuasan pelanggan. Oleh
karenanya

maka orientasi MMT harus mendasarkan pada fakta yang diinginkan oleh pelanggan.

Pada sisi lain kepuasan berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualitas kepuasan

tersebut harus dapat diukur dan dapat dilakukan monitoring setiap saat. Dengan
demikian,

pemimpin organisasi harus dapat menciptakan dan mengembangkan alat ukur sebagai

keberhasilan suatu lembaga.

8. Hubungan dengan supplier yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial

Relationship)

3. Persyaratan Implementasi TQM (Total Quality Management) dalam Pendidikan


Untuk melakukan perubahan diperlukan komitmen yang kuat. Dalam suatu
perubahan pasti ada penolakan terhadap perubahan tersebut. Namun demikian,
perubahan harus tetap dilakukan demi kemajuan yang ingin dicapai. Ada bebarapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perubahan:
a. Perubahan akan sulit dilakukan jika menejemen puncak (pimpinan) tidak
menginformasikan proses perubahan secara terus menerus kepada karyawan atau
bawahannya.
b. Persepsi atau interprestasi karyawan sangat mempengaruhi penolakan terhadap
perubahan. Karyawan akan mendukung perubahan jika manfaat perubahan lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu seorang menejer diharapkan
sering menginformasikan mengenai setiap perubahan pada karyawan serta
menyampaikan alasan dan dasar pemiiran dilakukan perubahan.
Menurut Tjiptono & Anastasia Diana (2003 : 332), Ada beberapa syarat yang harus
dilakukan untuk mengimplementasikan TQM, diantaranya adalah komitmen dari
menajemen puncak, komitmen sumber daya yang dibutuhkan, adannya Stering
committe dari seluruh bagian organisasi, perencanaan dan publikasi, pembentukan
infrastruktur pendukung penyebarluasan dan perbaikan berkesinambungan.
a. Komitmen dari manajemen puncak
Hal utama yang harus ada agar TQM dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan adalah
perlunnya komitmen puncak dari sekolah dalam hal ini kepala sekolah. Komitmen
yang diperlukan bukan hanya sumber daya yang diperlukan tetapi juga waktu yang
dicurahkan. Kepala sekolah harus mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk
implementasi TQM. Dengan keterlibatan manajeman puncak (kepala sekolah)
pelaksanaan TQM akan dapat digerakan, diawasi, dan dievaluasi oleh kepala sekolah
secara langsung.
b. Komitmen sumber daya yang dibutuhkan,
Bahwa segala sesuatu memang memerlukan biaya. Namun kita harus harus dapat
menggunakan biaya yang ada seefesien mungkin. Biaya digunakan untuk melakukan
pelatihan bagi elemen sekolah dan konsultan. Kedua hal tersebut biayanya harus
selalu ada.
c. Adannya stering committe dari seluruh bagian organisasi,
Stering committe ini di ketuai oleh kepala sekolah dan anggotanya dari warga sekolah
misalnya wakil kurikulum, kesiswaan, humas, sarana pprasarana, kpala adminstrasi
sekolah. Strering komite ini berfungsi menentukan cara implentasi TQM dan
kemudian memantau pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugasnya Stering committe
harus membuat perencanaan, menentukan sasaran, menentukan tujuan, melaksanakan
dan memantau hasil yang dicapai. Stering commite ini juga harus membentuk tim tim
lagi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
manajemen adalah adannya keasatuan arah, komando dan tujuan sehingga kerja tim
dapat mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat.
d. Perencanaan dan publikasi
Perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
suatu kegiatan. Dalam implementasikan TQM perlu dipersiapkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Membuat visi sekolah yang melibatkan warga sekolah
Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan langkah strategis
dan sesuatu yang dicita citakan oleh lembaga (sekolah). Visi sebaiknya disusun
secara bersama oleh warga sekolah sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana
sekolah akan dibawa. Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat yang padat dan
bermakna yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator. Sebagai
contoh Visi sekolah “ UNGGUL DALAM PRESTASI DAN PELAYANAN
BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA” dengan indikator sebagai berikut:
 Unggul dalam pencapaian nilai Ujian Nasional
 Unggul dalam bidang kesenian
 Unggul dalam bidang olahraga
 Unggul dalam penulisan karya ilmiah remaja (KIR)
 Unggul dalam ketrampilan tata boga dan Busana
 Unggul dalam kegiatan keagamaan
 Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif untuk belajar
 Unggul dalam kebersihan dan kesehatan sekolah
 Menguasai pengetahuan dan teknologi Komputer
 Unggul dalam memberikan pelayanan
2) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum
Sasaran maupun tujuan harus sesuai dengan visi yang telah di buat secara bersama.
Sasaran dan tujuannya hendaknya mencerminkan kegiatan akdemik dan non
akademik yang akan dicapai oleh sekolah. Contoh tujuan sekolah dalam jangka waktu
4 tahun
 Siswa lulus 100 % ujian nasional UN dan ujian sekolah US dengan rata rata
nilai 6,00
 70 % siswa yang lulus diterima di SMU/SMK Negeri yang berkualitas.
 Juara II lomba kesenian Tingkat Provinsi
 Juara dalam bidang olah raga tingkat kota maupun provinsi
 Tim KIR aktif mengikuti lomba lomba tingkat kota maupun provinsi
 90 % siswa terampil dalam ketrerampilan kerumahtanggaan (tata boga dan
Busana)
 80 % Siswa mampu membaca Al Qura”an dengan tartil
 Juara lomba wiyata mandala tingkat kota Samarinda
 90 % Siswa dapat mengoperasikan Komputer dan internet
 Sekolah memberikan pelayanan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat
dengan baik
3) Rencana Implementasi TQM
Rencana yang dibuat diarahkan untuk visi, misi dan tujuan sekolah
4) Program penghargaan dan pengakuan prestasi
5) Pendekatan publisitas .
Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi dalam lingkungan
sekolah. Oleh karena jika terdapat informasi maka elemen sekolah harus diberi tahu
sehingga mereka dapat memahami dan mendukung keputusan manajemen.
e. Pembentukan infrastruktur pendukung penyebarluasan dan perbaikan
berkesinambungan.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi TQM adalah infrastruktur
yang mendukung penyebar luaskan TQM di seluruh bagian organisasi (sekolah) dan
perbaikan berkesinambungan, visi, tujuan, program pengakuan, penghargaan atas
prestasi dan komunikasi.
4.Jelaskan fase-fase implementasi TQM dalam pendidikan !

George dan A Weimerskirch ( 1994: 259-269) menyatakan bahwa ada 6 fase

Implementasi Total Quality Management (TQM yaitu:

1. Komitmen manajemen senior terahadap perubahan

2. Penilaian sistim perusahaan (sekolah) baik secara internal maupun eksternal

3. Pelembagaan fokus pada pelanggan

4. Pelembagaan TQM dalam perencanaan strategik, keterlibatan karyawan,


manajemen

proses dan sistem pengukuran

5. Penyesuaian dan perluasan tujuan manjemen guna memenuhi dan melampaui


harapan

pelanggan.

6. Perbaikan atau penyempurnaan sistim

Sementara itu, Goetsch dan Davis (1997:584-589) memberikan klasifikasi fase

implementasi yang lebih rinci dan sistematis. Fase implementasi TQM


dikelompokkan

menjadi tiga fase yaitu :

1. Fase Persiapan

Langkah A: Membentuk Total Quality Steering Committee

Langkah B: Membentuk Tim

Langkah C: Pelatihan TQM

Langkah D: Menyusun Pernyataan Visi dan Prinsip sebagai Pedoman

Langkah E: Menyusun tujuan umum

Langkah F: Komunikasi dan Publikasi

Langkah G: Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Langkah H: Identifikasi Pendukung dan Penolak

Langkah I: Memperkirakan Sikap Karyawan

Langkah J: Mengukur Kepuasan Pelanggan


2. Fase Perencanaan

Langkah K: Merencanakan pendekatan Impelementasi, kemudian menggunakan


siklus

PDCA (Plan, Do, Check and Adjust)

Langkah L: Identifikasi Proyek

Langkah M: komposisi Tim

Langkah N: Pelatihan Tim

3. Fase Pelaksanaan

Langkah P: Penggiatan Tim

Langkah Q: Umpan Balik kepada Steering Committee

Langkah R: Umpan Balik dari Pelanggan

Langkah S: Umpan Balik dari karyawan

Langkah T: Memodifikasi Infrastruktur

5. Faktor Penyebab Kegagalan Implementasi Total Quality Management (TQM)


!

TQM merupakan pendekatan baru yang menyeluruh yang membutuhkan perubahan


total

atas paradigma manajemen tradisional , komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan,


dan

pelatihan pelatihan khusus. Kegagalan pelaksanaan TQM juga disebabkan


pelaksanaan

yang setengah hati dan harapan yang tidak realistik. Kegagalan Implementasi Total

Quality Management (TQM).1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik

Inisiatif perbaikan kualitas semestinnya datang dari pihak manajemen yang mana
mereka

harus terlibat langsung dalam pelaksanaanya. Jika hal ini diserahkan kepada kosultan
atau

pihak lain yang digaji maka kemungkinan kegagalan sangat besar


2. Pembentukan tim yang tidak kompak karena tidak memiliki pemahaman yang sama
dan

tidak adanya perubahan budaya kerja baru.

Ketidak kekompakan tim akan menghambat kerja tim dalam mencapai tujuan yang
telah

ditetapkan. Oleh karena itu, manajemen seharusnya menyatukan pandangan,


persepsi , dan

pemahaman yang sama terhadap tim sehingga kegagalan dalam kerja dapat
diminimalisir.

Budaya kerja juga perlu adanya perubahan, budaya kerja yang kurang baik harus
segera

dibenahi sebab akan menggangu kinerja tim

3. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

4. Harapan yang berlebihan dan tidak realistis

Harapan hendaknya disusun secara realistik. Contohya sekolah mengirim beberapa


guru

mengikuti pelatihan beberapa minggu tentang model model pembelajaran di kelas.


Guru

tidak mungkin langsung terampil dan profesional dalam mengimplentasikan dalam


kelas.

Untuk mencapai profesional guru harus memimplementasikan dengan waktu ayang


lama

melalui poroses.

5. Adannya anggapan bahwa karyawan setelah mendapat pelatihan yang bersangkutan

akan menghasilkan yang positif. Padahal dalam prakteknya karyawan tidak tahu apa
yang

harus dilakukan..

6. Apa yang Anda ketahui tentang visi organisasi? Jelaskan persyaratan menyusun
visi yang

baik!

Setiap organisasi akan memiliki visi dan misi yang berbeda tergantung apa yang
menjadi
tujuan awal dari pendiriannya. Visi dan misi umumnya akan dituangkan secara tertulis

agar semua anggota serta pihak-pihak yang terkait mengetahui dan memahami tujuan

didirikannya sebuah organisasi tersebut.

Tetapi meskipun kerap disebutkan dalam sebuah kesatuan namun sebenarnya visi dan
misi

adalah dua hal yang berbeda. Kedua istilah tersebut memiliki definisi yang berbeda

meskipun sering disebut secara bersamaan. Untuk lebih memahami dimana perbedaan

kedua istilah tersebut akan kita bahas di bawah ini.

Cara mudah merumuskan visi dan misi jangka panjang

Untuk bisa mengetahui dimana letak perbedaan kedua kata tersebut kita harus
mengetahui

definisi dari masing-masing istilah tersebut. Lebih jelasnya seperti berikut ini.

▪ Visi : Merupakan tujuan, arah, cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai oleh
sebuah

organisasi termasuk di dalamnya tercantum bagaimana cara untuk bisa mencapai

terwujudnya apa yang menjadi visi tersebut. Visi pada umumnya dituangkan secara

tertulis oleh pendiri perusahaan atau organisasi. Di dalam visi akan tercantum juga ke

mana arah kebijakan manajemen dari sebuah organisasi.

▪ Syarat Visi : Visi haruslah memiliki pandangan yang berorientasi terhadap masa
yang

akan datang atau masa depan yang merupakan bentuk dari ekspresi dan kreativitas.
Visidibuat tidak berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan disusun didasarkan pada
nilai dan

prinsip penghargaan pada masyarakat.

▪ Manfaat dari Visi : Bagi sebuah organisasi atau perusahaan visi merupakan
jembatan

penghubung masa sekarang dengan masa yang akan datang. Selain itu visi juga

bermanfaat untuk meningkatkan kinerja, menumbuhkan sense of belonging atau rasa

memiliki anggota terhadap organisasi serta meningkatkan tanggungjawab anggota/

karyawan.
Contoh Panduan Dalam Membuat Visi

Apa yang Menjadi Visi Organisasi di Masa Mendatang

Sesuai dengan definisi visi yaitu merupakan tujuan, cita-cita atau arah tujuan yang
ingin

dicapai sebuah organisasi atau perusahaan di masa depan maka itulah hal pertama
yang

harus dibuat.

Apa sebenarnya yang ingin diraih atau dicapai oleh organisasi atau perusahaan dalam

jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Misalnya apa yang ingin diraih

perusahaan dalam waktu 10 tahun ke depan dalam pasar global? Dari pertanyaan
inilah

Anda bisa mulai menyusun visi dan misi.

Apa yang Menjadi Fokus di Masa yang Akan Datang

Pertanyaan berikutnya yang harus dijawab saat membuat visi dan misi adalah hal apa
yang

akan dijadikan fokus oleh organisasi/ perusahaan di masa mendatang. Ini akan
berkaitan

dengan strategi apa nantinya yang akan dilakukan untuk mewujudkannya.

Sebagai contoh apakah perusahaan atau organisasi dalam kurun waktu 10 tahun ke
depan

hanya akan berkecimpung di pasar lokal atau melakukan ekspansi dengan melakukan

eksport ke luar negeri.

Target Organisasi Untuk Jangka Waktu Tertentu

Sejak awal akan membuat sebuah visi perusahaan atau organisasi sudah harus
mengetahui

dengan jelas apa yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya dalam

waktu 5 tahun atau 10 tahun seperti apakah kemajuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan.

Apakah jumlah konsumen mencapai 50% dari pasar lokal, pengadaan mesin terbaru
dan
lain sebagainya.

Nah, setelah Anda memiliki gambaran tentang bagaimana menyusun visi bagi
organisasi

atau perusahaan kini saatnya untuk membuat misinya. Sebagai penjabaran detail dari
visi

maka misi sebaiknya memenuhi beberapa kondisi dibawah ini.

Kriteria dari Misi yang Bagus

Sederhana dan Jelas

Misi yang bagus justru tidak perlu terlalu panjang dan berbelit-belit tetapi sebaliknya

cukup yang sederhana namun jelas. Membuat misi cukup dijabarkan dalam 2-3
kalimat

pernyataan yang rinci saja tidak perlu panjang tapi tidak jelas maksudnya. Satu hal
lagi

yang harus diperhatikan adalah dalam membuat misi jangan memakai jargon-jargon

organisasi atau perusahaan.

Valid dan Sesuai Untuk Digunakan Jangka Panjang

Sebuah misi haruslah mencakup sesuatu yang sesuai dengan perkembangan di masa
yang

akan datang. Misi yang bagus akan mampu menyesuaikan perkembangan hingga

setidaknya 20 tahun ke depan. Tentunya misi tersebut haruslah tetap valid hingga
jangka

waktu yang akan datang.

Fokus Pada Masa Sekarang

Meskipun misi adalah penjabaran tujuan organisasi di masa depan namun sebaiknya

jangan hanya terpaku sepenuhnya dengan masa yang akan datang. Karena untuk
mencapai

tujuan di masa depan akan dimulai dengan langkah sekarang sebaiknya misi tetap
fokus

pada strategi di masa kini.


Mudah DipahamiSeperti poin yang pertama bahwa membuat misi yang bagus
haruslah mudah untuk

dimengerti dan dipahami oleh semua anggota organisasi atau karyawan perusahaan.

Tujuannya agar misi tersebut mudah untuk sosialisasikan dan didiskusikan oleh pihak

internal maupun pihak yang berasal dari luar perusahaan seperti para stakeholder.

Karena visi dan misi akan menjadi landasan dasar bagi organisasi, maka biasanya visi
dan

misi diciptakan saat organisasi sedang akan dibangun. Oleh karena itu, visi dan misi

memiliki peranan penting bagi berjalannya sebuah organisasi.

6. Misi
a. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan
misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
b. Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi:
 Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh
organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
 Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya.
 Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang
utama yang digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).
 Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan
rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan
yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
c. Kriteria untuk merumuskan misi
 Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
 Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
 Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing
yang meyakinkan masyarakat.
 Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia (Akdon, 2006:99).
d. Beberapa hal Yang Harus diperhatikan Dalam merumuskan visi.
 Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh sekolah.
 Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi.
 Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
 Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan pada masyarakat (siswa)
 Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

7. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan
pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan
setelah penetapan visi dan misi.
Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang (Akdon, 2006:143).
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan
dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Pencapaian tujuan dapat dijadikan
indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi.

Tujuan adalah untuk menggambarkan arahan yang jelas bagi organisasi. Perumusan
tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu organisasi. Oleh
karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel.

a. Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam penyusunan Tujuan:


 Tujuan organisasi harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel
(dapat diukur)
 Tujuan organisasi merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan
harus selaras dengan visi dan misi.
 Tujuan organisasi menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan
dan kapan diselesaikannya?
b. Kriterian Tujuan.
 Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-nilai
organisasi.
 Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi,
program dan sub program organisasi.
 Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran
lingkungan, atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan.
 Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang
 Tujuan menggambarkan hasil program
 Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi.
 Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai,
SMART adalah kriteria penetapan tujuan yang membantu meningkatkan
peluang anggota tim Anda untuk mencapai sasarannya. Membantu anggota
tim untuk menetapkan dan mencapai tujuan adalah salah satu cara terbaik
untuk menjaga motivasi tetap tinggi, memberikan masukan berkelanjutan,
dan mengaitkan beban kerja setiap individu dengan tujuan perusahaan yang
lebih luas. Ketahui semua yang Anda butuhkan untuk mengetahui tentang
tujuan SMART dengan panduan lengkap kami, dimulai dari definisi
tujuan SMART. Definisi tujuan SMART. Apa arti sebenarnya dari tujuan
yang SMART itu? SMART adalah singkatan yang digunakan untuk
mengoptimalkan penetapan tujuan didalam bisnis Anda, terutama apabila hal
itu terkait dengan manajemen proyek, kampanye pemasaran, manajemen
performa, dan pengembangan pribadi. Jadi, apa kepanjangan dari singkatan
ini? Perlu dijelaskan di sini bahwa berbagai sumber menggunakan huruf-
huruf ini untuk merujuk berbagai hal yang berbeda, jadi Anda biasanya akan
melihat berbagai variasi diantara berbagai versi SMART.
 Specific (Spesifik): Tujuan yang bersifat umum tidak cukup. Sebaliknya,
Anda harus spesifik dan tidak rancu mengenai apa yang ingin Anda
capai. Pikirkan tentang pertanyaan yang diawali dengan huruf "w":who
(siapa), what (apa), when (kapan), which (mana), dan why (mengapa).
Siapa yang perlu dilibatkan? Apa yang ingin Anda capai? Kapan Anda
ingin mencapainya? Mana saja yang akan menjadi hambatan atau
menjadi kebutuhan Anda? Mengapa Anda menetapkan tujuan ini?
Silakan jawab serinci mungkin.
 Measurable (Terukur): Anda harus memiliki kriteria spesifik yang bisa
Anda gunakan untuk mengukur kemajuan Anda dalam mencapai tujuan
ini. Saat membuat tujuan yang dapat diukur, pertimbangkan metrik
yang ingin Anda gunakan dan tetapkan tonggak pencapaian, dan
kapan Anda ingin mencapai target yang spesifik tersebut.
 Achievable (Dapat Dicapai): Apakah tujuan ini dapat dicapai? Ketahui
apakah tujuan ini benar-benar bisa dicapai dengan menimbang waktu,
usaha, dan biaya dengan manfaatnya,serta prioritas lainnya yang
mungkin Anda miliki didalam bisnis.Anda juga harus memikirkan
tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini, dan apakah
Anda memiliki alat bantu atau keterampilan yang diperlukan.Jika tidak
ada, seberapa sulitkah untuk memperoleh semua itu? Tidak ada salahnya
untuk menetapkan target yang ambisius, namun jika tidak ada harapan
yang realistis untuk mencapai tujuan itu, mungkin ada baiknya
mengevaluasi kembali tujuan itu.
 Relevant (Relevan): Memikirkan relevansi tujuan di dalam organisasi
secara lebih luas juga perlu dilakukan. Misalnya, jika Anda diminta
belajar menguasai perangkat lunak akuntansi yang baru, maka ada
baiknya Anda mempertimbangkan relevansi perangkat lunak ini dengan
pekerjaan Anda dan bisnis secara keseluruhan. Hal yang sama juga
berlaku saat Anda meluncurkan sebuah produk baru misalnya,
pertimbangkan apakah hal tersebut sejalan dengan tujuan strategis dari
bisnis.
 Time-bound (Berbatas Waktu): Waktu adalah segalanya. Anda harus
menentukan tanggal sasaran dan mengajukan pertanyaan spesifik
mengenai hal-hal yang bisa dicapai selama rentang waktu tersebut.
Pastikan bahwa batas waktu itu realistis, namun juga fleksibel. Meski
rasa urgensi (sense of urgency) itu penting, mencapai sebuah tujuan
secara terburu-buru itu kecil kemungkinannya akan memberi manfaat
pada anggota tim dan perusahaan secara keseluruhan.

8. Perbedaan sasaran (objective) organisasi dengan tujuan (goals) suatu


organsisasi yaitu sederhana saja sebenarnya antara dua hal ini:
a. Apa itu Tujuan (Objective) dalam arti sederhana adalah tujuan itu sebuah arah yang
diinginkan dalam mencapai sesuatu yang diharapkan perusahaan dan biasanya
implementasinya berupa narasi bukan nilai akhir.

Contoh Objective/Tujuan :

 Meningkatkan jumlah pengunjung stand setiap hari


 Menurunkan tingkat kompalin
 Miningkatkan hasil produksi setiap bulannya
 Menurunkan defect produksi per Batch
b. Apa itu Target (goal) arti dari target sendiri adalah sebuah sasaran akhir yang ingin
dicapai dari sebuah objective/tujuan yang telah ada, sehingga target biasanya selalu
berafiliasi atau berhubungan dengan objective secara sederhana dapat saya simpulkan
bahwa target adalah pasangan dari tujuan.
Contoh Objective/Tujuan : Target:
 Meningkatkan jumlah pengunjung stand setiap hari 20 pengunjung/day
 Menurunkan tingkat kompalin 0.5 % /Bulan
 Miningkatkan hasil produksi setiap bulannya 200 pcs/Bulan
 Menurunkan defect produksi per Batch 0.05% /Batch

9. Analisis lingkungan internal factor kekuatan (strength) dan kelemahan


(weakness) serta analisis lingkungan eksternal peluang (opportunity) dan
tantangan/tekanan (treat).
a. Faktor Internal
1. Kekuatan (strength) adalah aspek internal positif terhadap organisasi. Misalnya: etos
kerja keras karyawan atau staf, sumber daya manusia yang miliki kapasitas, tata
pamong, pelaksanaan tupoksi, kepemimpinan. Ada indicator kinerja yang sudah
disepakati oleh semua jajaran.
2. Kelemahan (weaknesses) adalah aspek negative internal terhadap organisasi.
Misalnya: tidak ada sistem dan/atau protocol komunikasi yang jelas dalam organisasi,
tidak jelas tupoksi. Mekanisme proses pengambilan keputusan yang tidak jelas.
b. Faktro Eksternal
1. Peluang (Opportunities) adalah aspek positif dan eksternal terhadap organisasi.
Misalnya: Kebijakan selaras dengan pusat, Hibah, subsidi Pemkab, Kerjasama
Operasional dengan lembaga lain, Ketersediaan sumber tenaga kerja. Peluang:
a. Rendah, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Sedang, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Tinggi, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapainya juga besar.

10. Apa yang dilakukan dalam evaluasi strategic organisasi sekolah


Strategik sebagai Proses Manajemen strategi sebagai proses terdiri dari tiga tahap
pokok yaitu perumusans trategi, implementasi strategi,dan pengendalian (evaluasi)
strategi.
1. Perumusan Strategi Tahap perumusan strategi perencana eksekutif merumuskan visi
misi organisasi, pembuatan profil organisasi, mengenali peluang dan ancaman
eksternal organisasi, menganalisis alternative strategi, menetapkan sasaran jangka
panjang, dan memilih strategi induk. Alat manajemen yang potensial untuk
membantu analisis peluang dan ancaman tersebut dapat menggunakan teknik
analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat).
2. Implementasi Strategi Tahap implementasi pimpinan melakukan perumusan strategi
operasional, menetapkan sasaran tahunan atau jangka pendek, kebijakan, motivasi
dan pemberdayaan sumber-sumber yang tersedia untuk merealisasikan rencana
strategis, dan melembagakan strategi.
3. Pengendalian dan Evaluasi Tahap pengendalian dan evaluasi pimpinan melakukan
pengawasan dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatanyang
telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu mengetahui atau memonitor kemajuan
kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil monitoring itu, jika diperlukan
maka semua strategi yang telah diterapkan dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu
a. meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
sekarang,
b. mengukur prestasi, dan
c. mengambil tindakan korektif.

Anda mungkin juga menyukai