Sistem produksi tepat waktu (JIT) bukanlah ilmu yang memerlukan analisis
kuantitatif maupun kualitatif yang begitu rumit, lebih tepatnya JIT bisa dikatakan
sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang
dimaksud dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses
manufacturing. JIT adalah filosofi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan
dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai distribusi.
Sistem tarikan (pull through) atau sistem tarikan permintaan adalah system penentuan
penjualan.
Just in time karena menggunakan sistem tarikan, dapat mengurangi sediaan menjadi
tidak signifikan atau sangat sedikit bahkan bisa menjadi nol. Sebaliknya dalam sistem
(1) jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, (2) jumlah produk yang
Just in time hanya menggunakan pemasok dalam jumlah yang sedikit untuk
mengurangi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tamabah, memperoleh bahan yang
bermutu tinggi, mencapai pengiriman tepat waktu dan berharga murah. Sistem
tradisional menggunakan banyak pemasok untuk emmperoleh harga yang murah dan
bermutu baik, namun
Just in time menggunakan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna
10) Total Quality Control (TQC) dibanding Accepted Quality Level (AQL)
Sistem JIT membutuhkan penekanan yang lebih kuat pada pengendalian mutu
sehingga memerlukan TQC. Total Quality Control (TQC) adalah pendekatan
pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada
akhir untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau terbebas dari
kerusakan. Sistem tradisional menggunakan pendekatan AQL. Accepted Quality
Level (AQL) adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau
mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan
yang telah ditentukan sebelumnya.
jadi inti dari diciptakan JIT itu sendiri adalah untuk menghilangakan pemborosan
pemborosan yang terjadi di dalam sistem produksi di sebuah pabrik sehingga pabrik
itu sendiri dapat mengeluarkaan biaya biaya untuk sesuatu yang tepat sasaran
sehingga biaya produksi dapat menjadi efisien dan efektif sehingga juga dapat
membuat harga dari barang yang akan di jual kepada konsumen menjadi lebih murah
dan akan berdampak efektif terhadap penjualan. sedangkan dalam pabrik yang
mengunakan sistem konvensional hanya memproduksi barang yang akan di jual saja
tanpa memberlakukan perhitungan terlebih dahulu
Management (TQM) perlu dilakukan pada lembaga pendidikan sebagai bentuk dari
upayapeningkatan kualitas pendidikan. Hal ini penting untuk menjalankan fungsi
manajemen
dalam setiap lembaga pendidikan. Kajian ini membahas tentang implementasi total
quality
seharusnya menunjukkan kualitas yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar lembaga
untuk tetap mendapatkan hal tersebut adalah dengan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan (continous improvement), baik dari aspek fisik maupun non fisik.
Sehingga
menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan terjamin kualitasnya. Ada beberapa
hal
pokok yang perlu diperhatikan dalam penerapan TQM di dunia pendidikan, yaitu:
TQM diterapkan di dunia pendidikan maka harus seimbang dengan stragi pendidikan
agar
Organization)
Organisai dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisai dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap
Ekspektansi stakeholders harus diletakkan pada posisi dan perspektif yang dinamis
dan
depan.
2. Kepemimpinan (Leadership)
organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas,
sehingga
organisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Perbaikan bukan hanya dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tetapi
semua
sivitas sekolah harus memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan. Dengan kata
lain
semua sivitas sekolah harus dilibatkan dalam upaya memberikan pelayanan yang
sebaik-
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi
bahwa
output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu
proses
yang panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Kegiatan
tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan lainnya sehingga menghasilkan
output
atau karyawan saja., tetapi menyangkut proses yang melibatkan tenaga akademik,
karyawan, kepala sekolah, murid, orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
dengan proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut
pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula
Kaizen)
Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah adanya
human
oleh adanya anggaran pendidikan dan pelatihan untuk kedua tenaga tersebut tidak
maka orientasi MMT harus mendasarkan pada fakta yang diinginkan oleh pelanggan.
Pada sisi lain kepuasan berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualitas kepuasan
tersebut harus dapat diukur dan dapat dilakukan monitoring setiap saat. Dengan
demikian,
pemimpin organisasi harus dapat menciptakan dan mengembangkan alat ukur sebagai
Relationship)
pelanggan.
1. Fase Persiapan
3. Fase Pelaksanaan
yang setengah hati dan harapan yang tidak realistik. Kegagalan Implementasi Total
Inisiatif perbaikan kualitas semestinnya datang dari pihak manajemen yang mana
mereka
harus terlibat langsung dalam pelaksanaanya. Jika hal ini diserahkan kepada kosultan
atau
Ketidak kekompakan tim akan menghambat kerja tim dalam mencapai tujuan yang
telah
pemahaman yang sama terhadap tim sehingga kegagalan dalam kerja dapat
diminimalisir.
Budaya kerja juga perlu adanya perubahan, budaya kerja yang kurang baik harus
segera
melalui poroses.
akan menghasilkan yang positif. Padahal dalam prakteknya karyawan tidak tahu apa
yang
harus dilakukan..
6. Apa yang Anda ketahui tentang visi organisasi? Jelaskan persyaratan menyusun
visi yang
baik!
Setiap organisasi akan memiliki visi dan misi yang berbeda tergantung apa yang
menjadi
tujuan awal dari pendiriannya. Visi dan misi umumnya akan dituangkan secara tertulis
agar semua anggota serta pihak-pihak yang terkait mengetahui dan memahami tujuan
Tetapi meskipun kerap disebutkan dalam sebuah kesatuan namun sebenarnya visi dan
misi
adalah dua hal yang berbeda. Kedua istilah tersebut memiliki definisi yang berbeda
meskipun sering disebut secara bersamaan. Untuk lebih memahami dimana perbedaan
Untuk bisa mengetahui dimana letak perbedaan kedua kata tersebut kita harus
mengetahui
definisi dari masing-masing istilah tersebut. Lebih jelasnya seperti berikut ini.
▪ Visi : Merupakan tujuan, arah, cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai oleh
sebuah
terwujudnya apa yang menjadi visi tersebut. Visi pada umumnya dituangkan secara
tertulis oleh pendiri perusahaan atau organisasi. Di dalam visi akan tercantum juga ke
▪ Syarat Visi : Visi haruslah memiliki pandangan yang berorientasi terhadap masa
yang
akan datang atau masa depan yang merupakan bentuk dari ekspresi dan kreativitas.
Visidibuat tidak berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan disusun didasarkan pada
nilai dan
▪ Manfaat dari Visi : Bagi sebuah organisasi atau perusahaan visi merupakan
jembatan
penghubung masa sekarang dengan masa yang akan datang. Selain itu visi juga
karyawan.
Contoh Panduan Dalam Membuat Visi
Sesuai dengan definisi visi yaitu merupakan tujuan, cita-cita atau arah tujuan yang
ingin
dicapai sebuah organisasi atau perusahaan di masa depan maka itulah hal pertama
yang
harus dibuat.
Apa sebenarnya yang ingin diraih atau dicapai oleh organisasi atau perusahaan dalam
jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Misalnya apa yang ingin diraih
perusahaan dalam waktu 10 tahun ke depan dalam pasar global? Dari pertanyaan
inilah
Pertanyaan berikutnya yang harus dijawab saat membuat visi dan misi adalah hal apa
yang
akan dijadikan fokus oleh organisasi/ perusahaan di masa mendatang. Ini akan
berkaitan
Sebagai contoh apakah perusahaan atau organisasi dalam kurun waktu 10 tahun ke
depan
hanya akan berkecimpung di pasar lokal atau melakukan ekspansi dengan melakukan
Sejak awal akan membuat sebuah visi perusahaan atau organisasi sudah harus
mengetahui
dengan jelas apa yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya dalam
waktu 5 tahun atau 10 tahun seperti apakah kemajuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan.
Apakah jumlah konsumen mencapai 50% dari pasar lokal, pengadaan mesin terbaru
dan
lain sebagainya.
Nah, setelah Anda memiliki gambaran tentang bagaimana menyusun visi bagi
organisasi
atau perusahaan kini saatnya untuk membuat misinya. Sebagai penjabaran detail dari
visi
Misi yang bagus justru tidak perlu terlalu panjang dan berbelit-belit tetapi sebaliknya
cukup yang sederhana namun jelas. Membuat misi cukup dijabarkan dalam 2-3
kalimat
pernyataan yang rinci saja tidak perlu panjang tapi tidak jelas maksudnya. Satu hal
lagi
yang harus diperhatikan adalah dalam membuat misi jangan memakai jargon-jargon
Sebuah misi haruslah mencakup sesuatu yang sesuai dengan perkembangan di masa
yang
akan datang. Misi yang bagus akan mampu menyesuaikan perkembangan hingga
setidaknya 20 tahun ke depan. Tentunya misi tersebut haruslah tetap valid hingga
jangka
Meskipun misi adalah penjabaran tujuan organisasi di masa depan namun sebaiknya
jangan hanya terpaku sepenuhnya dengan masa yang akan datang. Karena untuk
mencapai
tujuan di masa depan akan dimulai dengan langkah sekarang sebaiknya misi tetap
fokus
dimengerti dan dipahami oleh semua anggota organisasi atau karyawan perusahaan.
Tujuannya agar misi tersebut mudah untuk sosialisasikan dan didiskusikan oleh pihak
internal maupun pihak yang berasal dari luar perusahaan seperti para stakeholder.
Karena visi dan misi akan menjadi landasan dasar bagi organisasi, maka biasanya visi
dan
misi diciptakan saat organisasi sedang akan dibangun. Oleh karena itu, visi dan misi
6. Misi
a. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan
misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
b. Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi:
Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh
organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya.
Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang
utama yang digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan
rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan
yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
c. Kriteria untuk merumuskan misi
Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing
yang meyakinkan masyarakat.
Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia (Akdon, 2006:99).
d. Beberapa hal Yang Harus diperhatikan Dalam merumuskan visi.
Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh sekolah.
Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi.
Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan pada masyarakat (siswa)
Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.
7. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan
pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan
setelah penetapan visi dan misi.
Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang (Akdon, 2006:143).
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan
dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Pencapaian tujuan dapat dijadikan
indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi.
Tujuan adalah untuk menggambarkan arahan yang jelas bagi organisasi. Perumusan
tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu organisasi. Oleh
karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel.
Contoh Objective/Tujuan :