Anda di halaman 1dari 6

Apa Itu Lean Manufacturing?

Pernah Dengar Istilah Lean Manufacturing?


Lean Manufacturing adalah praktik produksi yang mempertimbangkan segala

pengeluaran sumber daya yang ada untuk mendapatkan nilai ekonomis terhadap

pelanggan tanpa adanya pemborosan, dan pemborosan inilah yang menjadi target

untuk dikurangi. Lean selalu melihat nilai produk dari sudut pandang pelanggan, di

mana nilai sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang mau dibayar oleh

pelanggan.

Pada dasarnya, lean berpusat pada “mendapatkan nilai dengan sesedikit mungkin

pekerjaan”. Lean manufaktur merupakan filosofi yang dikembangkan oleh Toyota

dalam Toyota Production System (TPS). TPS dikenal karena fokusnya mengurangi

7 pemborosan atau yang dikenal dengan istilah “MUDA” (bahasa jepang), untuk

meningkatkan nilai pelanggan secara keseluruhan, namun ada beberapa perspektif

tentang cara pencapaiannya.

Sebagian besar perusahaan yang bergerak dibidang produksi akan menggunakan

lean manufacturing. Lean merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan

untuk mencegah serta menghilangkan pemborosan sehingga bisa meningkatkan

nilai tambah produk untuk konsumen. Konsep lean ini akan tergambar jelas di

lapangan pada tingkat rasio nilai tambah terhadap pemborosan.


Bila perusahaan tidak ingin menanggung biaya yang berlebihan maka harus bisa

mencari beberapa hal untuk dihilangkan agar tidak terjadi pemborosan. Kasus

yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kegiatan operasional suatu

perusahaan adalah pemborosan waktu dan tenaga. Pemborosan lainnya mungkin

terjadi karena penggunaan peralatan yang dirasa tidak begitu penting bagi

perusahaan atau saat proses produksi.

Mungkin bagi sebagian orang awam akan bingung bagaimana menerapkan konsep

lean manufacturing ini namun bagi mereka yang berkecimpung di dunia

manufaktur tidak akan bingung bagaimana penerapan dari konsep tersebut. Ilmu

lean memang dianggap sulit dan mahal karena ilmu ini mempelajari bagaimana

perusahaan harus menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas atau mutu

dari produk yang dihasilkan.

Terkadang untuk menghilangkan pemborosan perusahaan harus kehilangan

sebagian konsumennya, hal ini karena kesalahan dalam menentukan strategi untuk

menghilangkan komponen yang dianggap menjadi pusat pembengkakan biaya.

Padahal pemborosan tersebut dihilangkan tanpa harus menghilangkan mutu atau

kualitas produk yang unggul.

Lean manufacturing memang menjadi bagian yang sangat penting untuk

perusahaan sekalipun tidak semua perusahaan membutuhkan konsep ini. Dalam

perkembangannya lean dianggap sebagai pendekatan sistemik maupun sistematis

yang berfungsi untuk identifikasi untuk menghilangkan semua pemborosan biaya

produksi maupun semua aktivitas yang tidak bermanfaat. Dalam konsep ini maka
akan dilakukan cara mengalirkan produk maupun informasi yang menggunakan

sistem tarik dari pelanggan internal maupun pelanggan eksternal untuk

mendapatkan keunggulan dan kesempurnaan produk yang dihasilkan perusahaan.

Mengapa butuh Lean Manufacturing?

Integritas kerja karyawan yang rendah

Perusahaan membutuhkan integritas kerja karyawan bagus, mereka harus menjadi

karyawan yang produktif dan potensial untuk bersaing dengan perusahaan lainnya.

Namun ketika perusahaan tidak memiliki apa yang mereka butuhkan terutama

adanya sumber daya manusia yang handal maka perusahaan akan jatuh dan

tergantikan oleh perusahaan lainnya. Integritas karyawan yang rendah akan

membuat biaya tenaga kerja semakin tinggi dan ini harus dihilangkan.

Karyawan yang tidak disiplin

Memiliki karyawan yang kurang disiplin membuat pekerjaan kantor menjadi tidak

beraturan. Seharusnya karyawan mendapatkan pelatihan atau training agar mereka

memiliki kedisiplinan, etos kerja yang baik dan menjadi karyawan yang potensial.

Ketika karyawan tidak bisa disiplin, inilah yang menyebabkan pemborosan biaya

tenaga kerja.

Karyawan yang tidak mampu bekerja secara professional

Buah apa Kamu memiliki banyak karyawan namun tidak professional, sebaiknya

Kamu buang mereka semua dan coba rekrut karyawan yang professional dalam
jumlah sedikit. Mereka jauh lebih bermanfaat dibandingkan karyawan banyak

namun tidak memilik jiwa professional.

Karyawan yang tidak mampu melaksanakan kerjanya dengan efektif dan efisien

Kurangnya pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk

menghasilkan produk berkualitas

7 Waste (7 Pemborosan)
Terdapat 7 Macam Kategori Waste yang sering terjadi dalam industri

Manufacturing, diantaranya :

Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang

berbentuk Finished Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah Jadi)

tetapi tidak ada order / pesan dari customer. Beberapa alasan akan adanya

overproduction (kelebihan Produksi) antara lain waktu setup mesin yang lama,

kualitas yang rendah, atau pemikiran “Just in case” ada yang memerlukannya.

Waste of Inventory (Inventori)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi dari

Finished Goods (Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan bahan mentah yang

berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan,


Modal yang besar, orang yang mengawasinya dan pekerjaan dokumentasi

(Paperwork).

Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya

kerusakan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya

tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam

perbaikan dan biaya-biaya lainnya.

Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang

buruk, pengorganisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan

kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya contohnya, letak

gudang yang jauh dari produksi.

Waste of Motion (Gerakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena gerakan –gerakan pekerja maupun

mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk

tersebut. Contohnya peletakan komponen yang jauh dari jangkauan operator,

sehingga memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil

komponen tersebut.

Waste of Waiting (Menunggu)


Saat seseorang atau mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut disebut

menunggu. Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada

pekerja maupun mesin yang harus menunggu untuk melakukan pekerjaannya ,

Adanya kerusakkan mesin, supply komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja

ataupun menunggu keputusan atau informasi tertentu.

Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi

maupun customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan

pemborosan atau proses yang berlebihan. Contohnya : proses inspeksi yang

berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati banyak orang, proses

pembersihan. Semua customer menginginkan produk yang berkualitas, tetapi yang

terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang kali yang diperlukan tetapi

bagaimana menjamin kualitas produk pada saat pembuatannya. Yang harus kita

lakukan adalah carikan Root Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan

ambil tindakan (countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.

Demikian artikel kali ini. Semoga bermanfaat & salam sukses!

Sumber : wiki, manajemen produksi

Anda mungkin juga menyukai