Anda di halaman 1dari 3

1.

Lean adalah suatu proses yg terorganisir untuk membuang limbah dari berbagai proses
organisasi, misal : manufaktur, distribusi, serta layanan. Ini melibatkan pengurangan
limbah yang dihasilkan oleh produksi yang berlebih, waktu timbal, kesalahan, pengerjaan
ulang, ketika mogok, waktu tidak bermanfaat, proses penambahan nilai yg menghabiskan sumber daya,
dll.

Perbedaan Lean dan Six Sigma :

 Lean didefinisikan sebagai cara sistematis untuk membuang limbah dari sistem organisasi. Six
Sigma mengacu pada proses di mana kualitas yang ditentukan dipertahankan dalam produk
dengan mengikuti langkah-langkah tertentu ke arah itu.
 Konsep utama lean thinking merupakan penghilangan limbah sedangkan six sigma dipusatkan di
penghapusan variasi pada proses.
 Lean dikembangkan oleh Toyota sedangkan Motorola memperkenalkan Six Sigma
 Lean fokus pada aliran dan Six Sigma fokus pada masalah
 Alat yang digunakan oleh lean didasarkan pada visual sedangkan alat yang digunakan oleh six
sigma didasarkan pada matematika dan statistik.
 Implementasi lean akan menghasilkan keseragaman dalam output proses. Di sisi lain, penerapan
teknik six sigma akan mengarah pada pengurangan waktu aliran operasi.
 Tujuan lean adalah untuk meningkatkan produksi dengan meningkatkan produktivitas.
Sebaliknya, Six Sigma bertujuan memenuhi persyaratan klien.

2. 7 pemborosan (7 waste) adalah jenis-jenis pemborosan yang terjadi di dalam proses manufaktur
ataupun jasa, yakni Transportasi, Inventori, Gerakan, Menunggu, Proses yang berlebihan, Produksi yang
berlebihan, Barang rusak. Di dalam bahasa inggris, dikenal dengan istilah TIMWOOD (Transportation,
Inventory, Motion, Waiting, Over-processing, Over-production, Defect).

 Transportasi

Transportasi barang, baik itu bahan mentah, produk setengah jadi, ataupun produk jadi
baik yang dilakukan di dalam areal pabrik ataupun dari penyalur merupakan pemborosan.
Setiap pergerakan, menambah risiko barang itu rusak, hilang, atau terlambat terkirim.
Selain itu, transportasi tidak mengubah bentuk benda dan tidak menambah nilai barang,
sehingga pelanggan tidak mau membayar biaya transportasi ini. Di dalam konsep lean
manufaktur, segala jenis Transportasi ini harus di minimasi melalui tata letak yang sebaik
mungkin.

 Inventori

Inventori adalah salah satu pemborosan terbesar, karena inventori memakan modal,
menjadi usang dan mengkonsumsi ruang dan tenaga kerja, sementara hanya duduk.
Inventori juga bisa menyembunyikan masalah-masalah lainnya. Hampir setiap
ketidaksempurnaan dalam sebuah sistem atau masalah menciptakan suatu kebutuhan
untuk meningkatkan inventori.

 Gerakan

Gerakan yang tidak perlu juga dikategorikan sebagai pemborosan, baik itu pergerakan
pekerja untuk melakukan sesuatu yang tidak perlu, ataupun pergerakan material yang
tidak perlu.

 Menunggu

Pada saat sebuah barang tidak bergerak atau tidak di proses, barang tersebut berstatus
menunggu. Menunggu bisa disebapkan oleh banyak hal. Menunggu karena inventori
terlalu banyak, menunggu karena apa mesin atau peralatan rusak, menunggu untuk
dikirim, menunggu karena sistem pengerjaan borongan dan lain-lain.

 Proses yang berlebihan

Proses yang berlebihan bisa terjadi bila proses pengerjaan sebuah produk melebihi apa
yang diinginkan oleh pelanggan. Termasuk di dalamnya penggunaan peralatan yang lebih
presisi atau lebih canggih dari yang dibutuhkan.

 Produksi yang berlebihan

Produksi yang berlebihan bisa diartikan bahwa sebuah produk dibuat dalam jumlah yang
melebihi apa yang dibutuhkan pelanggan. Dapat juga diartikan sebuah produk dibuat
terlalu cepat dibandingkan dengan tanggal yang diinginkan pelanggan. Hal ini sering
terjadi pada saat proses produksi menggunakan sistem borongan dengan jumlah besar.

Produksi yang berlebihan membawa pemborosan-pemborosan yang lain seperti inventori


yang berlebihan, yang akhirnya membutuhkan sumberdaya untuk penyimpanan,
transportasi untuk menyimpan produk yang belum dikirim ke pelanggan.

 Barang Rusak

Barang rusak, adalah pemborosan yang paling mudah dikenali. Barang rusak dimanapun
terjadinya pelanggan tidak mau membayarnya, sehingga menimbulkan biaya lebih untuk
melakukan perbaikan, atau memproduksi ulang, dan lain-lain. Walaupun ada beberapa
barang rusak yang bisa diperbaiki, namut proses perbaikan itu sendiri membutuhkan
sumberdaya yang seharusnya tidak perlu ada.
3.

 Value Added : aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan.

Contoh value added dalam bidang marketing :

o Gratis ongkos kirim yang biasanya ditawarkan platform-platform e-commerce


adalah salah satu contoh value added. Tidak hanya menarik, hal ini bisa membuat
konsumen lebih memilih suatu e-commerce dibanding yang lainnya karena nilai
tambah ini.

o Pengemasan dan presentasi sebuah produk fisik bisa jadi nilai tambah yang
sangat memengaruhi minat beli seseorang. Konsumen cenderung
membandingkan kemasan suatu produk dengan kompetitor yang menawarkan
hal sejenis. Tentunya, mereka akan membeli yang memiliki kemasan lebih
menarik.

 Non Value Added : aktifitas yang tidak diperlukan dan tidak memberikan keuntungan yang
terjadi pada proses, baik proses produksi, proses pelayanan, dan sebagainya.

Contoh non value added :

o Kita membayar seorang kurir untuk mengantar 150 barang pesanan perhari.
Namun kenyataannya kurir tersebut hanya mampu mengantar 75 barang karena
dalam pekerjaannya ia banyak melakukan waste, misalnya delay karena merokok
beberapa kali, terlalu lama mencari alamat, dan sebagainya. Tentunya ini akan
sangat merugikan kita dan akan membuat pelanggan kita kecewa.

o Dalam produksi, layout produksi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam
proses pembuatan produk,dan hal ini mengakibatkan butuhnya waktu lama
dalam mensupply kebutuhan dari pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai