Anda di halaman 1dari 17

MODUL METODOLOGI SIX SIGMA

(TKP 421)

MODUL 9
DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) OVERVIEW

DISUSUN OLEH
CICILIA S. BANGUN, ST., MT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 17
DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) OVERVIEW

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan bagaimana desain eksperimen dapat digunakan untuk
memperbaiki desain produk dan meningkatkan kinerja proses
2. Menjelaskan bagaiaman desain eksperimen dapat digunakan untuk
mengurangi waktu siklus yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk
dan proses baru
3. Memahami bagaimana efek dan interaksi factor dapat diestimasi
4. Memahami konsep factorial desain dan menggunakan ANOVA untuk
analisa dari desain factorial.

B. Uraian dan Contoh


Desain Eksperimen banyak digunakan dalam proses DMAIC, dan
merupakan bagaian yang sangat penting dalam langkah peningkatan kualitas.
Desain Eksperimen juga memainkan peran penting dalam desain untuk Six sigma
(DFSS). Kita akan fokus pada desain eksperimental dimana semua faktor
memiliki dua tingkat dan menunjukkan bagaimana sebagian dari desain ini dapat
digunakan dengan sangat efektif dalam eksperimen industri. Topik utama
termasuk analisis dari desain eksperimental factorial dan penggunaan metode
grafik dalam menunjukkan hasil akhir.

1. Pengertian Desian Eksperimen


Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu
diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya
diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan
kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
Desain Eksperimen adalah tes atau serangkaian tes yang dilakukan secara
sengaja pada variabel input dari suatu proses agar dapat mengamati dan
mengidentifikasi perubahan yang sesuai dalam respon keluaran. Prosesnya, seperti

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 17
yang ditunjukkan pada Gambar 1, dapat divisualisasikan sebagai kombinasi mesin,
metode, dan orang yang mengubah material sebagai input menjadi produk
keluaran (output).

Gambar 1. Model umum sebuah proses

Produk (output) memiliki satu atau lebih karakteristik kualitas yang dapat
diamati atau direspon. Beberapa variabel proses x1, x2,. . . , xp dapat dikontrol,
sedangkan yang lain z1, z2,. . . ,zq tidak dapat dikontrol (meskipun dapat dikontrol
untuk tujuan pengujian). Kadangkala factor yang tidak dapat dikendalikan disebut
juga factor “noise”.
Tujuan dari desain eksperimen antara lain:
 Untuk menentukan variabel-variabel mana yang paling besar pengaruhnya
terhadap output Y.
 Untuk menentukan Xi sehingga Y hampir selalu berada pada nilai mendekati
yang diinginkan.
 Untuk menentukan Xi sehingga variabilitas Y kecil.
 Untuk menentukan Xi sehingga efek dari variable yang tidak dapat dikontrol
(Zi) dapat diminimumkan.
 Untuk menentukan berapa besar pengaruh setiap factor Xi terhadap output Y
Contoh, kita ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi skor permainan
golf antara lain:
 Jenis stick (ukuran besar atau regular)
 Jenis bola (balata atau 3 pieces)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 17
 Jenis sepatu yang digunakan (metal atau soft)
 Minum (air mineral atau isotonik)
 Waktu bermain (pagi hari atau sore hari)
 Cuaca (panas atau sejuk)
 Angin (berangin atau tenang)
Ternyata dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan berikut:
 Setidaknya ada 7 faktor yang mempengaruhi skor permainan golf.
 Berdasarkan pengalaman, factor 5-7 tidak memberikan pengaruh yang
signifikan (dapat diabaikan).
 Faktor 1-4 dapat dilakukan uji eksperimen untuk melihat pengaruhnya
terhadap skor permainan golf.
Secara umum bentuk pertanyaan yang muncul dan dapat digunakan untuk
memahami suatu keadaan, antara lain:
 Bagaimana pengaruh tersebut harus diukur?
 Karakterisitik apa yang harus dianalisis?
 Bagaimana eksperimen harus dilakukan?
 Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi karakteristik yang harus
dianalisis tersebut?
 Faktor-faktor manakah yang penting untuk dianalisis?
 Berapa kali eksperimen harus dilakukan?
 Metode analisis mana yang harus digunakan?
 Berapa besar pengaruh yang dianggap penting?
 Perlukah eksperimen kontrol diambil untuk dijadikan perbandingan?
Secara umum, desain eksperiman digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna
dalam melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas dengan menggunakan
desain yang sederhana dan efisien. Metode ini dapat digunakan pada
pengembangan proses atau proses pemecahan masalah untuk meningkatkan
kinerja proses atau untuk mendapatkan proses yang kuat atau tidak sensitif
terhadap sumber variabilitas eksternal.
Metode SPC dan desain eksperimental, merupakan dua alat yang sangat
ampuh untuk peningkatan dan optimalisasi proses, saling terkait erat. Misalnya,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 17
jika suatu proses berada dalam kendali statistik tetapi masih memiliki kapabilitas
yang buruk, untuk meningkatkan kapabilitas proses maka perlu dilakukan
pengurangan variabilitas. Desain Eksperimen (DE) mungkin menawarkan cara
yang lebih efektif selain dengan SPC. Pada dasarnya, SPC adalah metode statistik
pasif: dimana kita mengawasi suatu proses dan menunggu beberapa informasi
yang akan mengarah pada perubahan yang berguna. Namun, jika proses terkendali,
observasi pasif mungkin tidak menghasilkan banyak informasi yang berguna.
Disisi lain, desain eksperimental merupakan metode statistik aktif: Kita
sebenarnya akan melakukan serangkaian tes pada proses atau sistem, membuat
perubahan pada input dan mengamati perubahan yang terjadi pada output, dan ini
akan menghasilkan informasi yang dapat mengarah pada proses perbaikan.
Metode desain eksperimental juga bisa sangat berguna dalam membangun
kontrol statistic dari suatu proses. Misalnya, bagan kontrol menunjukkan bahwa
proses di luar kendali, dan proses tersebut memiliki banyak variabel masukan
yang dapat dikontrol. Kecuali kita mengetahui variabel input yang penting,
mungkin akan sangat sulit untuk membuat proses terkendali. Metode desain
eksperimental dapat digunakan untuk mengidentifikasi variabel proses yang
berpengaruh ini.
Desain eksperimental merupakan alat teknik yang sangat penting untuk
meningkatkan produksi proses. Ini juga memiliki aplikasi ekstensif dalam
pengembangan proses baru. Penerapan teknik-teknik ini pada awal pengembangan
proses dapat menghasilkan hal berikut:
o Peningkatan hasil akhir
o Mengurangi variabilitas dan lebih mendekati kesesuaian dengan nominal
o Mengurangi waktu pengembangan
o Mengurangi biaya keseluruhan
Metode desain eksperimental juga dapat memainkan peran utama dalam
kegiatan desain teknik, dimana produk baru dikembangkan dan produk yang
sudah ada ditingkatkan. DE digunakan secara luas dalam desain untuk aktivitas
Six sigma (DFSS). Beberapa aplikasi statistic desain eksperimental dalam desain
teknik meliputi:
o Evaluasi dan perbandingan konfigurasi desain dasar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 17
o Evaluasi alternatif material
o Penentuan parameter desain produk utama yang mempengaruhi kinerja
Penggunaan desain eksperimental di area ini dapat menghasilkan peningkatan
manufakturabilitas produk, meningkatkan kinerja dan reliabilitas, biaya produk
yang lebih rendah dan waktu pengembangan produk yang lebih cepat.
Contoh penggunaan DE dalam perbaikan proses dan kualitas produk
berdasarkan karakteristik proses:
Seorang engineer telah menerapkan SPC ke proses penyolderan komponen
elektronik ke papan sirkuit tercetak. Menggunakan u grafik dan analisis Pareto ia
telah menggunakan SPC dan telah mengurangi jumlah rata-rata sambungan solder
yang rusak per papan menjadi sekitar 1%. Namun, karena rata-rata papan berisi
lebih dari 2000 sambungan solder, maka 1% cacat masih terlalu banyak
membutuhkan sambungan solder untuk rework. Engineer tersebut ingin
mengurangi tingkat kerusakan lebih lanjut; namun, karena prosesnya berada
dalam kendali statistik, maka tidak jelas mesin mana yang membutuhkan
penyesuaian. Mesin solder memiliki beberapa variabel yang bisa dikendalikan,
meliputi:
 suhu solder
 suhu sebelum pemanasan
 kecepatan conveyor
 tipe aliran
 gravitasi aliran khusus
 panjang gelombang solder
 sudut conveyor.
Selain faktor-faktor yang dapat dikontrol ini, beberapa lainnya tidak mudah
untuk dikontrol selama produksi rutin, namun untuk tujuan pengujian, mka hal
ini dapat dikendalikan, yaitu:
 ketebalan papan sirkuit tercetak
 Jenis komponen yang digunakan di papan sirkuit
 Tata letak komponen di papan sirkuit
 Operator
 Laju produksi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 17
Dengan kondisi seperti itu, engineer tersebut tertarik untuk membuaat
karakterisasi aliran mesin solder; artinya, dia ingin menentukan faktor mana (yang
dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol) yang mempengaruhi terjadinya cacat
pada papan sirkuit tercetak. Untuk mencapai tujuan tersebut dia bisa merancang
percobaan yang memungkinkannya untuk memperkirakan besarnya dan pengaruh
faktor arah. Artinya, berapa variabel respons (cacat per unit) yang berubah ketika
setiap faktor diubah, dan apakah dengan mengubah beberapa factor sekaligus akan
membawa hasil yang berbeda. Informasi inilah yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi factor kritis dari proses dan menentukan langkah penyesuaian
untuk factor tersebut guna mengurangi jumlah defect per unit. Eksperimen ini
juga memberikan informasi factor mana yang harus dikendalikan dengan lebih
hati-hati pada saat proses produksi rutin untuk mencegah tingginya defect dan
ketidakpastian.

Mengapa Perlu Melakukan Eksperimen?


Eksperimen yang dirancang dengan baik membantu kita untuk mengetahui
variable mana yang paling mempengaruhi proses produksi. Hal ini dapat
membantu tim Six Sigma mengidentifikasi dimana waktu, dana dan sumber
lainnya harus diinvestasikan.
Alasan lainnya adalah untuk membantu kita memahami bagaimana
mengatur input agar memberikan hasil yang terbaik. Dalam contoh penyolderan
papan sirkuit, variable pada mesin solder seperti suhu, arah, kecepatan, tipe aliran
harus diatur dengan tepat agar dapat menghasilkan produk yang optimal. Tim Six
Sigma yang bekerja pada proses tersebut kemungkinan akan membuat eksperimen
untuk menguji beberapa level input guna mendapatkan kombinasi yang tepat agar
menghasilkan output sesuai keinginan.
Tidak semua input berada dalam kendali tim Six Sigma. Kita dapat
mengendalikan suhu dari ruang kendali, namun kita tidak dapat mengendalikan
suhu luar. Namun eksperimen dapat membantu tim untuk memahami bagaimana
mengatur semua input yang dapat dikendalikan untuk mengurangi dampak variasi
dan efek dari input yang tidak dapat dikendalikan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 17
2. Pendekatan pada Desain Eksperimen
Ada beberapa pendekatan dalam DoE, antara lain:
2.1 Pendekatan Best Guest
Dilakukan dengan memilih kombinasi dari faktor-faktor secara acak dan
melihat pengaruh/hasilnya. Misalnya dalam contoh skor permainan golf untuk
mendapatkan skor 88, maka penerapan best guest:
 Kombinasi stik besar, bola balata, sepatu metal dan minum air mineral
 Kemudian penguji melakukan uji kombinasi yang lain secara acak dan
melihat hasil akhirnya.
Contoh lainnya: Tim Six Sigma ingin memperbaiki proses pengiriman
furniture dari gudang ke toko retail berdasarkan order mingguan dari toko,
dari 72 jam menjadi kurang dari 48 jam. Dengan menggunakan pendekatan
best guest, tim mengidentifikasi input yang mempengaruhi waktu pengiriman.
Kemudian tim memutuskan bahwa factor yang mempengaruhi adalah supir,
operator yang memberikan instruksi dan arah, GPS dalam truk dan jumlah
furniture yang akan dikirimkan. Untuk menemukan factor mana yang paling
berpengaruh terhadap waktu pengiriman atau menentukan factor mana yang
bisa diubah untuk mempersingkat waktu pengiriman, maka tim harus
melakukan serangkaian uji coba dengan trial and error.
Selanjutnya tim akan menyusun scenario berdasarkan factor-faktor yang
berpengaruh tadi, dan melakukan uji coba satu demi satu (One Factor at a
time approach) dan hal ini dilakukan secara berulang dengan kombinasi yang
berbeda. Hal ini menjadi tidak efisien.
Pendekatan ini praktis dan dapat dilakukan bila tim telah memiliki
pengalaman, namun tetap tidak menjamin kombinasi yang dihasilkan
merupakan kombinasi yang paling optimal.
2.2 Pendekatan 1 Faktor
Menguji pengaruh hanya 1 faktor terhadap output pada satu waktu dengan
memvariasikan nilai-nilai dari factor tersebut, sedangkan faktor-faktor lain
nilainya konstan.
Contoh dalam skor permainan golf, pendekatan 1 faktor dapat dilihat dalam
grafik berikut ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 17
Keterangan dari gambar diatas, kombinasi yang dipilih adalah stik besar,
sepatu metal dan minuman isotonik, sedangkan jenis bola tidak berpengaruh.
Kelemahan metode ini:
 Tidak mempertimbangkan seluruh kemungkinan kombinasi dari setiap
faktor
 Tidak dapat menggambarkan interaksi yang terjadi antara seluruh faktor.
 Kurang efisien.

2.3 Pendekatan Faktorial


Eksperimen yang dilakukan banyak melibatkan dua atau lebih faktor.
Dengan desain faktorial, maka setiap kemungkinan level kombinasi dari
semua faktor akan diselidiki. Sebagai contoh, apabila terdapat a level dari
faktor A dan b level dari faktor B, maka replikasi percobaan akan dilakukan
untuk setiap kombinasi ab. Efek dari suatu factor didefinisikan sebagai
respons yang dihasilkan dari perubahan level faktor tersebut. Hal ini seringkali
disebut sebagai efek utama karena mengacu pada faktor primer dari percobaan.
Selain efek utama, terdapat pula efek interaksi yaitu perbedaan antara efek
satu faktor pada level yang berbeda dari faktor lain. Eksperimen factorial
digunakan untuk menyelidiki secara bersamaan efek terhadap beberapa factor
berlainan. Factorial design digunakan untuk dampak simultan lebih dari satu
variable bebas.
Beberapa kelebihan dari penggunaan desain faktorial dalam perancangan
suatu eksperimen selain Informasi yang diperoleh lebih komprehensif karena
kita bisa mempelajari pengaruh utama dari interaksi, Hasil percobaan juga
dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang lebih luas karena kita mempelajari

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 17
kombinasi dari berbagai faktor. Desain faktorial ini pada umumnya
mempunyai tiga tujuan utama yaitu:
 Mengukur pengaruh variabel terhadap hasil
 Menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil
 Mengukur interaksi antar-variabel terhadap hasil Selain pengaruh faktor utama,
pengaruh interaksi antar faktor terhadap hasil percobaan merupakan suatu hal
yang penting untuk ditinjau. Hal ini disebabkan oleh pengaruh suatu faktor
terhadap hasil bisa saja dipengaruhi oleh jumlah factor atau ada tidaknya
faktor lain.
Pendekatan ini bisa digunakan jika ada beberapa factor yang dipertimbangkan
dalam eksperimen. Pada pendekatan ini, semua factor akan divariasikan secara
bersama-sama dalam satu waktu percobaan. Beberapa jenis pendekatan
factorial:
a. 2 Faktorial
Misalnya pada kasus bola golf sebelumnya, hanya 2 faktor yang dianggap
paling mempengaruhi yaitu jenis stik dan jenis bola.
 Faktor: Jenis stik, Jenis bola.
 Level: 2 level untuk masing-masing faktor.
Jenis stik: Besar dan Regular.
Jenis bola: Balata dan 3 Pieces.
 Perhitungan: 22 Faktorial (2 Faktor, 2 level).
 Ada 4 kombinasi percobaan, yaitu:
o Kombinasi 1: Stik besar, Bola balata.
o Kombinasi 2: Stik besar, Bola 3 Piece.
o Kombinasi 3: Stik regular, Bola balata.
o Kombinasi 4: Stik regular, Bola 3 Piece.
 Persamaan yang digunakan: 2n Faktorial (n Faktor, 2 level).
 Replikasi:pengulangan percobaan untuk masing-masing kombinasi (misal
2 kali replikasi untuk setiap kombinasi)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 17
b. Block Faktorial
Tujuannya adalah untuk memblok atau menahan faktor-faktor yang
memiliki pengaruh kepada output percobaan tetapi tidak menjadi factor
yang akan diujikan dalam eksperimen
c. Fractional Factorial
Suatu desain factorial dimana hanya dilakukan sebagian dari semua
kombinasi percobaan. Biasanya digunakan untuk eksperimen yang besar
yang melibatkan ≥ 4 faktor.

3. Prinsip Dasar Desain Eksperimen


Sebelum melakukan desain eksperimen, ada baiknya untuk memahami
prinsip dasar eksperimen, yaitu”
a. Randomisasi (pengacakan)
Merupakan landasan yang mendasari penggunaan metode statistik dalam
desain eksperimental. Randomisasi adalah proses acak untuk menetapkan
perlakuan ke unit eksperimen. Proses acak memastikan bahwa setiap
kemungkinan memiliki probabilitas yang sama dan menjadi satu cara untuk
menghilangkan bias.
b. Replikasi
Merupakan pengulangan eksperimen dasar, dimaksudkan untuk:
 Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen, untuk menentukan panjang
interval konfidens (selang kepercayaan) atau dapat digunakan sebagai
satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf signifikan
 Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen
 Memungkinkan untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek
rata-rata suatu faktor
c. Blocking
Pengalokasian unit-unit eksperimen ke dalam blok sehingga unit-unit dalam
blok secara relatif bersifat homogen sedangkan sebagian besar dari variasi
yang dapat diperkirakan di antara unit-unit telah terbaur dengan blok.
Variasi yang dapat diduga tidak menjadi bagian daripada kekeliruan
eksperimen, sehingga desain lebih efisien. Contoh: ada 12 komponen mesin.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 17
Enam jenis X, tiga jenis Y, dan tiga jenis Z. Jenis diambil sebagai blok. Blok
pertama terdiri dari 6 buah komponen jenis X. Blok kedua terdiri dari 3 buah
komponen jenis Y. Blok ketiga terdiri dari 3 buah komponen jenis Z.
Ada beberapa istilah yang perlu dipahami dalam melakukan desain
eksperimen, antara lain:
 Perlakukan
adalah sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit
eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan dapat
berbentuk tunggal atau kombinasi.
Contoh percobaan efek lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan, maka perlakuan bisa berbentuk: Suhu, noise, pencahayaan, fasilitas
kerja dan sirkulasi udara
 Unit Eksperimen
Merupakan unit yang dikenai perlakuan tunggal dalam sebuah replikasi
eksperimen dasar. Seorang karyawan merupakan unit eksperimen dalam
percobaan meneliti pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap produktivitas
karyawan.
 Kekeliruan Eksperimen
Menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen identic yang dikenai
perlakuan untuk memberikan hasil yang sama.
Contoh: kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan,
variasi bahan eksperimen, variasi antara unit eksperimen dan pengaruh
gabungan semua faktor tambahan.
Untuk mengurangi kekeliruan dapat menggunakan bahan eksperimen yang
homogen, menggunakan informasi yang sebaik-baiknya tentang variabel yang
telah ditentukan dengan tepat, melakukan eksperimen dengan teliti,
menggunakan DE yang lebih efisien
 Kontrol Lokal
Merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha yang berbentuk penyeimbangan,
pemblokan, dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam
desain. Kontrol lokal menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan
prosedur pengujian dengan kuasa yang lebih tinggi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 17
 Pengelompokan
Penempatan sekumpulan unit eksperimen ke dalam kelompok-kelompok agar
kelompok yang berbeda memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang
berbeda pula.
Contohnya ketika meneliti pengaruh tiga macam cara penyampaian materi
terhadap mahasiswa. Terdapat 11 mahasiswa, yang dibagi menjadi 3
kelompok, (4-4-3). Penempatan atau pemilihan mahasiswa ke dalam
kelompok dilakukan secara acak. Masing-masing kelompok diberikan materi
dengan cara berbeda (A-B-C)
 Penyeimbangan
Usaha memperoleh unit eksperimen, usaha pengelompokan, pemblokan dan
penggunaan perlakuan sedemikian sehingga dihasilkan konfigurasi formasi
yang seimbang.
 Efek dan Interaksi
Dalam keperluan desain eksperimen, variable bebas dinamakan faktor, dan
nilai-nilai atau klasifikasi-klasifikasi dari sebuah faktor dinamakan taraf faktor.
Faktor-faktor dinyatakan dengan huruf kecil a, b, c, d, dst.., sedangkan taraf
faktor dinyatakan dengan angka 1, 2, 3, dst yang dituliskan sebagai indeks
untuk faktor yang bersangkutan.
Contoh
Ketika meneliti metoda pengajaran terhadap mahasiswa. Maka hasilnya akan
bergantung pada faktor-faktor jenis kelamin, cara mengajar, lama mengajar,
dan waktu pelajaran yang diberikan.
o Yang merupakan taraf faktor dari faktor a (jenis kelamin) adalah laki-laki
(1) dan perempuan (2)
o Jika ada 3 cara mengajar maka diperoleh taraf faktor b1, b2, b3.
o Jika lama mengajar diklasifikasikan selam enam bulan dan satu tahun
maka taraf faktornya adalah c1, c2
o Jika waktu pelajaran yang diberikan adalah pagi, siang, sore, dan malam
hari, maka taraf faktornya adalah d1, d2, d3, d4.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 17
4. Langkah dalam Desain Eksperimen
Sebelum melakukan DE ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
 Defenisi Masalah
Tim harus yakin bahwa DE benar-benar dibutuhkan pada masalah yang
dihadapi, melakukan evaluasi apakah hasil atau informasi yang diperlukan
dapat diperoleh dari sumber lain. Mungkin ada kendala dalam ketersediaan
bahan baku & peralatan. Beberapa eksperimen mungkin sangat mahal dan
memakan waktu. Oleh karena itu, DoE harus dipilih ketika benar-benar
diperlukan dan tidak ada alternatif lain yang tersedia.
 Tentukan tujuan. Mungkin ada beberapa tujuan yang berbeda, antara lain:
o Studi Lengkap: Orang mungkin perlu mengetahui daftar lengkap variabel /
faktor yang mempengaruhi variabel respons. Untuk ini, diperlukan desain
faktorial lengkap. Tidak ada faktor atau level yang harus dihilangkan saat
melakukan eksperimen.
o Menguji faktor-faktor spesifik: Ada kalanya, kebutuhan pengujian hanya
untuk memvalidasi pengaruh satu atau beberapa parameter pada variabel
respons. Untuk tujuan ini, tidak perlu melakukan semua eksperimen.
5. Skrining: Pengujian hanya ingin mengidentifikasi beberapa variabel
penting saja yang memiliki dampak maksimum pada variabel respon.
Langkah-langkah dalam melakukan Desain Eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Pernyataan mengenai masalah atau persoalan yang dibahas
2. Perumusan hipotesis
3. Penentuan teknik desain eksperimen yang diperlukan
4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin dan latar belakang atau alasan-alasan
agar supaya eksperimen setepat mungkin
5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin ditinjau
6. Melakukan eksperimen
7. Penggunaan teknik statistik untuk analisis data hasil eksperimen
8. Mengambil kesimpulan
9. Penilaian seluruh penelitian
Secara sederhana, flowchart dari perencanaan desain eksperimen
ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 17
Gambar 2. Flowchart Perencanaan Desain Eksperimen

C. Soal dan Latihan


Soal:
1. Jelaskan manfaat dari desain eksperimen!
2. Sebutkan dan jelaskan pendekatan dalam desain eksperimen!

Penyelesaian:
1. Ada berbagai manfaat dari desain eksperimen.
Secara umum, manfaatnya adalah untuk memperoleh atau mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam
melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas. Dengan cara yang paling
efisien dengan desain yang sederhana.
Secara lebih rinci, desain eksperimen bermanfaat untuk:
o menentukan variabel-variabel mana yang paling besar pengaruhnya
terhadap output.
o menentukan factor-faktor input yang dapat dikontrol sehingga output
hampir selalu berada pada nilai mendekati yang diinginkan.
o menentukan factor-faktor input yang dapat dikontrol sehingga variabilitas
output kecil.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 17
o menentukan factor-faktor input yang dapat dikendalikan sehingga efek
dari variable yang tidak dapat dikontrol dapat diminimumkan.
o menentukan berapa besar pengaruh setiap factor input yang dapat
dikendalikan terhadap output.

2. Dalam desain eksperimen dikenal ada beberapa pendekatan yang dapat


digunakan, antara lain:
o Pendekatan Best Guest
Dilakukan dengan memilih kombinasi dari faktor-faktor secara acak dan
melihat pengaruh/hasilnya
o Pendekatan 1 Faktor
Menguji pengaruh hanya 1 faktor terhadap output pada satu waktu dengan
memvariasikan nilai-nilai dari factor tersebut, sedangkan faktor-faktor lain
nilainya konstan.
o Pendekatan Faktorial
Eksperimen yang dilakukan banyak melibatkan dua atau lebih faktor.
Dengan desain faktorial, maka setiap kemungkinan level kombinasi dari
semua faktor akan diselidiki. Eksperimen factorial digunakan untuk
menyelidiki secara bersamaan efek terhadap beberapa factor berlainan.
Factorial design digunakan untuk dampak simultan lebih dari satu variable
bebas. Jenis pendekatan factorial: 2 faktorial, 2k factorial, block factorial,
Fractional Factorial dll.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 17
D. Daftar Pustaka

1. Thomas Pyzdek and Paul A. Keller, 2010. The Six Sigma Handbook, Third
Edition. USA : Mc Graw Hill.
2. Aristide van Aartsengel and Selahatiin Kurtoglu, 2013. Handbook on
Continuous Improvement Transformation. Berlin: Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.
3. Muralidharan, K., 2015. Six Sigma for Organizational Excellence: A
Statistical Approach. India: Springer.
4. Salvendy, G., 2001. Handbook of Industrial Engineering, Third Edition.
Canada: John Wiley & Sons.
5. The Council for Six Sigma Certification. 2018. Six Sigma: a complete step-
by-step. New York.
6. Pande, Peter S. Robert P, Newman, Roland R, Cavanagh. (2002), The
Six Sigma Way : Bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal
Lainya Mengasah Kinerja Mereka. Andi. Yogyakarta.
7. Montgomery, D.C., 2009. Introduction to Statistical Quality Control. 6th
Edition, Denver: John Wiley & Sons

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 17

Anda mungkin juga menyukai