Anda di halaman 1dari 3

1.

Tujuan utama fase ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara detail mengenai proses atau
area yang menjadi fokus improvement kita. Ketika kita mau melakukan improvement tetapi
tidak tahu sama sekali mengenai proses apa yang ingin di-improve tadi, tidak tahu gambaran
prosesnya seperti apa di dalamnya tentu apapun yang kita lakukan nanti hasilnya tidak
maksimum.

Di dalam fase Measure ini tentunya kita juga perlu mengambil data, maka nanti juga akan ada
yang namanya data collecting. Tapi sebelum kita mengambil data, kita harus lebih dulu
membuat suatu perencanaan makanya nanti akan ada data collection plan. Ini harus kita buat
agar data yang nantinya diambil itu merupakan data yang memang diperlukan dan cukup
sehingga tidak dua kali kerja akibat data-data yang kurang atau salah.

2. Repeatability adalah pengulangan pengambilan data, baik data jenis kualitatif maupun
kuantitatif. Pengulangan ini bisa dibagi lagi menjadi repetition dan replication.

Contoh : saya ingin mengetahui perbedaan kafein pada species kopi. Pada setiap pengambilan
data menggunakan alat, saya akan melakukan repetition minimal 2 kali untuk memastikan angka
yang saya dapat adalah benar dan memastikan keakurasian alat. Kemudian, saya akan
melakukan replication pengambilan pada batch sample yang sama, namun bukan sample yang
sudah diukur tersebut. Sehingga pada akhirnya akan didapat keragaman data yang pada
umumnya mengikuti distribusi normal.

Reproducibility, adalah data penelitian akan diuji kembali oleh peneliti lain, pada waktu, lab,
teknisi, sample, dan situasi yang berbeda. Tentu hasil tidak akan mungkin sama persis karena
segala sesuatunya berbeda. namun, kita mengharapkan hasil yang mendekati, jika memang
datanya benar.

Contoh : Misal, varietas A rata-rata nasional memiliki produktivitas sebesar 6.0 ton/ha. Lalu kita
menanamnya di daerah B, dengan tingkat pupuk yang sama, hasilnya mungkin menjadi 6.5
ton/ha atau malah 5 ton/ha. Disinilah pentingnya tugas peneliti mengidentifikasi faktor-faktor
apa yang menyebabkan produktivitas bisa lebih tinggi atau lebih sedikit dari rata-rata nasiona.
Apakah disebabkan gulma, tingkat kesuburan lahan, serangan atau strain baru hama penyakit,
curah hujan, intensitas sinar matahari, kualitas benih?

3. Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan
banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak
terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Jadi dengan Diagram Pareto, kita dapat langsung
mengetahui mana saja masalah yang dominan (prioritas).
Contoh :

Gambar di atas adalah gambar pareto chart. Diagram tersebut memiliki dua axis (Primary dan
Secondary). Axis sebelah kiri adalah frekuensi kejadian (diagram batang), sedangkan axis sebelah
kanan (diagram garis) adalah prosentase cumulative dari tiap kejadian tersebut. Total kumulatif
80% adalah faktor dominan. Jadi berdasarkan diagram di atas, untuk mengurangi kejadian mesin
breakdown, anda harus menyelesaikan 3 masalah paling dominan (prosentase umulatif 80%)
yaitu masalah motor overload, gearbox problem, dan bearing malfanction.

Diagram ini bisa untuk menganalisa data lain seperti cost, loss time, defect, dan masalah lain.
Sering kali digunakan dalam pencarian masalah dominan dalam aktivitas quality control cycle
atau focussed improvement 7 step dalam aktivitas continuous improvement pada program TPM.

Run chart merupakan suatu alat untuk pengembangan proses yang menampilkan data yang
diamati dalam urutan waktu. Seringkali, data yang ditampilkan mewakili beberapa aspek output
atau kinerja dari manufaktur atau proses lainnya. Run chart digunakan untuk menentukan
apakah tendensi pusat dari suatu proses mengalami perubahan atau tidak. Tidak perlu
menggunakan perhitungan rumit yang membosankan maupun perangkat lunak, melainkan
hanya mengamati nilai pada sumbu Y dan waktu pada sumbu X. Run chart digunakan secara
bergantian dengan grafik term-series.
Contoh :

Dalam Run Chart, peristiwa yang diperlihatkan pada sumbu y, digambarkan dengan grafik
terhadap periode waktu pada sumbu x. Misalnya, run chart di rumah sakit mungkin memplot
jumlah penundaan transfer pasien terhadap waktu hari atau hari dalam seminggu. Hasilnya
mungkin menunjukkan bahwa ada lebih banyak penundaan pada siang hari daripada pada jam 3
sore. Menyelidiki fenomena ini dapat menggali potensi untuk perbaikan. Run Chart juga dapat
digunakan untuk melacak peningkatan yang telah dilakukan, memeriksa untuk menentukan
keberhasilannya. Juga, garis rata-rata dapat ditambahkan ke grafik lari untuk memperjelas
pergerakan data menjauh dari rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai