Anda di halaman 1dari 6

1.

Variasi dalam proses produksi adalah adanya ketidakseragaman dalam suatu proses
operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas produk yang dihasilkan.
Contohnya..........

2. a. Penyebab dari adanya variasi ada 2, yaitu variasi umum dan variasi khusus. Variasi umum yaitu
faktor-faktor didalam sistem manajemen kualitas atau yang melekat pada proses yang
menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem itu beserta hasil-hasilnya.

b. Variasi Penyebab Khusus (Special Cause Variation):


adalah kejadian-kejadian diluar sistem manajemen kualitas yang mempengaruhi variasi
dalam sistem itu. Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor-faktor: Manusia, Mesin,
Material dan Metode. misalkan adanya kerusakan mesin secara tiba-tiba ketika proses
produksi berlangsung, hal tersebut menyebabkan terhambatnya proses produksi
sehingga mutu produk yang dihasilkan kemungkinan dapat berkurang.

3. Konsep pengendalian kualitas pada industri selain menekankan pada produk yang
dihasilkan juga perlu memperhatikan kualitas pada proses produksi, sehingga bila ada
kesalahan masih bisa diperbaiki. Selain itu pengendalian kualitas juga harus menekankan
nilai efektif dan efisien, efektif dengan maksud dapat menghasilkan produk yang bermutu
dan dapat memuaskan pelanggan dan efisien dengan maksud mengurangi biaya produksi
sekecil mungkin untuk memperoleh keuntungan/hasil produk yang maksimum, sehingga
pengendalian kualitas bertujuan untuk memperoleh hasil produksi yang dapat memuaskan
konsumen, mengurangi biaya produksi, menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas
produk. Pengendalian Kualitas yang baik tentunya dapat mengurangi biaya produksi.
Pengendalian kualitas yang baik dimulai dari oengadaan bahan baku hingga sampai ke
tangan konsumen, sehingga setiap penyimpangan/kesalahan harus dideteksi sedini
mungkin sehingga dapat menghindari/mengurangi pemborosan biaya yang dikeluarkan
unuk memproses kembali barang yang cacat, dimana hal tersebut akan mempengaruhi
efisiensi dan efektifitas kegiatan produksi.

4. a. Lalu alat yang digunakan untuk me-manage kualitas ada 7 , yang pertama yaitu check
sheet, biasanya berbentuk lembar tabel yang dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang
perlukan untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan
mudah, selain itu, cek sheet biasanya juga digunakan untuk menganalisis kesalahan yang
yang terjadi pada proses produksi dalam suatu waktu tertentu. Check sheet ini juga bisa
digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram analisis yang lain juga, seperti pareto
diagram, Scatter diagram, histogram, dan control chart.
b.Pada pareto chart, check sheet akan diubah menjadi grafik yang menunjukkan masalah berdasarkan
urutan banyaknya jumlah kejadian.

c. Pada fishbone diagram check sheet akan diubah menjadi diagram yang akan digunakan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat agar dapat menemukan akar dari suatu masalah

d. Pada diagram histogram check sheet akan diubah menjadi grafik untuk menunjukkan distribusi data
secara visual

e. Pada control chart, check sheet akan diubah dalam bentuk grafik yang digunakan untuk memantau
stabilitas suatu proses

F. Pada scatter diagram, check sheet akan diubah menjadi diagram yang berfungsi untuk melakukan
pengujian terhadap seberapa kuat hubungan antara 2 variabel

G. Pada tool stratifikasi data dari check sheet akan dikelompokkan ke kategori yang lebih kecil dan
mempunyai karakteristik yang sama.

5. contrl chart
Control Chart digunakan untuk mengadakan perbaikan kualitas proses, menentukan
kemampuan proses, membantu menentukan spesifikasi-spesifikasi yang efektif,
menentukan kapan proses dijalankan dan kapan dibuat penyesuaiannya, dan menemukan
penyebab dari tidak diterimanya standar kualitas tersebut (produk). Control chart ini
digunakan apabila dalam pengukuran ternyata ada kecenderungan hasil pengukurannya
semakin naik atau semakin menurun. Control chart ini juga berperan sebagai pengontrol
kualitas produk agar sesuai dengan keinginan konsumen. Control chart selalu terdiri dari
tiga garis horisontal, yaitu:
 Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-
rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
 Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali
atas.
 Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas
kendali bawah.
Proses dinyatakan terkendali apabila data yang diambil berada di antara LCL dan UCL. Suatu
data yang berada di luar area LCL s.d. UCL mengindikasikan adanya special causes variation
sehingga harus dilakukan perbaikan proses.
 X Chart atau Mean Chart, memvisualisasikan fluktuasi rata-rata sampel dan rata-rata dari rata-
rata sampel kemudian akan menunjukkan bagaimana penyimpangan rata-rata sampel dari rata-
ratanya. Penyimpangan ini akan memberi gambaran bagaimana konsistensi proses. Semakin
dekat rata-rata sampel ke nilai rata-ratanya maka proses cenderung stabil, sebaliknya maka
proses cenderung tidak stabil. Dalam formulasi berikut, tampak bahwa X Chart Bar juga
memasukkan variabel R rata-rata. Peta kendali X Bar dapat digunakan untuk:

1. Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal dalam hal
lokasinya (pemusatannya).
2. Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak.
3. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Langkah dalam pembuatan Peta Kendali X bar Chart

 Tentukan ukuran subgrup atau subgroup size atau sampel pada subgroup atau jumlah
produk yang diobservasi setiap kali melakukan observasi (n) antara 2 sampai 10.

 Tentukan banyaknya subgrup  (k atau N) 

 Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu X.

 Hitung nilai rata-rata seluruh X bar  yang merupakan garis tengah atau center line (CL),
Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah (LCL) untuk peta kendali X bar.


 Plot data X bar pada peta kendali X bar serta amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau tidak.

 Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp).


Pengertian, Konsep Peta Kendali R Chart

        R kependekan dari Range, mengukur beda nilai terendah dan tertinggi sampel produk yang
diobservasi, dan memberi gambaran mengenai variabilitas proses.  Peta kendali R chart dapat
digunakan untuk

1. Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya).


2. Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari
sampel yang diambil.

Langkah dalam pembuatan Peta kendali R chart

 Tentukan ukuran subgrup atau subgroup size atau sampel pada subgroup atau jumlah
produk yang diobservasi setiap kali melakukan observasi (n) antara 2 sampai 10.

 Tentukan banyaknya subgrup (k atau N).

 Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R
).

 Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center line dari peta kendali
R.


 Hitung batas kendali untuk peta kendali R

  Pengendali proporsi kesalahan (p-chart) dan banyaknya kesalahan (np-chart) digunakan untuk
mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan.
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan banyaknya produk cacat).

        Peta pengendali proporsi digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk
cacat dalam setiap sempel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali melakukan
observasi jumlahnya sama maka kita dapat menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan
(p-chart) maupun banyaknya kesalahan (np-chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi
untuk setiapkali melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaan
tersebut akan melakukan 100% inspeksi maka kita harus menggunakan peta pengendali proporsi
kesalahan (p-chart).

Bila sampel yang diambil untuk setiap  kali observasi jumlahnya selalu sama atau konstan,
maka

langkah-langkah pembuatan peta kendali - p adalah sebagai berikut:

 Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30),

 Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20–25 sub-grup,

 Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit yang cacat,  yaitu :
Dimana

p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel

x = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel

n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi   

Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat dihitung dengan :

Hitung batas kendali CL, UCL dan LCL dari peta kendali p : 

Anda mungkin juga menyukai