Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Keterangan :
s = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
λ2 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%
d = 0,05
P = Q = 0,5
3. RUMUS SAMPLING FRACTION PER CLUTSER
ni = fi x n
Keterangan :
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel
Sugiono mengemukakan cara menentukan ukuran sampel yang sangat praktis, yaitu
dengan tabel Krejcie. Dengan cara tersebut tidak perlu dilalukan perhitungan yang rumit.
Krejcie dalam melakukan perhitungan sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel
yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.
2. Pareto Diagram
Pareto diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan masalah utama menurut
bobotnya.
Kegunaannya untuk :
1. Menunjukan jenis persoalan utama
2. Membandingkan masing-masing jenis persoalan terhadap keseluruhan
3. Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang terbatas
4. Membandingkan hasil perbaikan masing-masing jenis persoalan sebelum dan sesudah
perbaikan.
Dengan memakai Pareto Diagram ini, kita dapat mengkonsentrasikan arah penyelesaian
persoalan, maka dari itu Pareto Diagram merupakan langkah pertama didalam melakukan
perbaikan.
3. Cause-effect diagram
Diagram sebab-akibat adalah diagram yang menunjukan kumpulan dari sekelompok sebab-
sebab yang disebut sebagai factor, serta akibat yang timbul karenanya yang disebut
sebagai karakteristik mutu.
Kegunaan sebab-akibat adalah untuk menemukan factor-faktor yang merupakan sebab
pada suatu masalah.
Prisip yang dipakai adalah Brainstrorming atau sumbang saran.
Untuk mempermudah menemukan factor penyebab pada umumnya factor-faktor
tersebut dikelompokan dalam 5 faktor utama, yaitu :
– Man
– Material
– Metode
– Machine
– Environment
Sesuai dengan perkembangan pikiran manusia dan perubahan perilaku konsumen, maka
baru-baru ini munculah pendapat baru yang mengembangkan 4M+ 1E tersebut diatas,
dengan menambahkan 2M, yaitu
– Minute (waktu)
– Market (pasar)
4. Stratification
Adalah suatu upaya untuk mengurai atau mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok
atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsure-unsur tunggal dari persoalan.
Penguraian misalnya dilakukan menurut :
1. Jenis kesalahan
2. Penyebab kesalahan/kerusakan
3. Lokasi kesalahan/kerusakan
4. Bahan (material), hari pembuatan, unit kerja, pekerja/pembuat, penyalur, dll.
7. Control Chart
Control chart merupakan grafik dengan pencantuman batas maximum dan minimum yang
merupakan batas daerah pengendalian. Jika terdapat data diluar batas daerah
pengendalian, bagian ini menunjukan adanya penyimpangan, tetapi tidak menunjukan
penyebab timbulnya penyimpangan tersebut.
Tujuan utama dari peningkatan kualitas tidak hanya untuk menyediakan kualitas produk
yang baik tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kepuasan konsumen. Pada dasarnya,
peningkatan produktivitas dan kepuasan konsumen harus beriringan agar memberikan
perusahaan biaya yang murah dalam peningkatan kualitas tersebut. SPC adalah teknik yang
memampukan pengendali kualitas untuk memonitor, menganalisis, memprediksikan,
mengontrol, dan meningkatkan proses produksi melalui control charts. Control
charts merupakan alat dalam menganalisis variasi dari proses produksi. Biasanya plot control
charts terdiri dari garis-garis yang menunjukkan Under Control Limit (UCL), Center
Line (CL), Lower Control Limit (LCL), serta mean sampel.
Garis kontrol dalam control chart merupakan alat yang efektif untuk mendeteksi penyebab
khusus dari suatu variasi. Jika terdapat poin-poin yang berada di luar garis control, maka
akan diindikasikan bahwa proses berada di luar control dan tindakan koreksi harus
dilakukan.
Monitor control charts tidak hanya dilihat dari mean sampel tetapi juga variabiltas dari
karakteristik sampel (parameter). Ketika parameter tersebut diukur sebagai data variable
(panjang, tinggi, diameter, dan lain-lain), chartMean ( ), Range (R), dan Standar Deviasi (S)
biasa digunakan.
Chart dan R
Charts-R digunakan untuk mengetahui bahwa proses stabil atau tidak. Chart dan R
digunakan bersamaan untuk memonitor baik mean sampel maupun variasi di dalam sampel
yang terdistribusi. Jika chart dan R menunjukkan semua observasi data berada di dalam
garis kontrol dan variasinya menunjukkan plot yang random, maka dapat disimpulkan bahwa
proses berjalan stabil dan dibawah kendali.
Chart dan S
Chart S digunakan untuk menunjukkan jika di dalam proses terdapat level yang signifikan
pada variabilitas proses. Variasi yang besar pada plot data mengindikasikan proses bersifat
tidak stabil.
Moving Range
Ketika data kontinyu individual (subgroup), chart moving range dapat digunakan untuk
memonitor proses produksi.
Control charts tidak menunjukkan berapa banyak dari produk produksi yang berada dalam
spesifikasi tetapi lebih pada bagaimana suatu proses produksi berjalan, berapa banyak
variabilitas yang ditunjukkan, dan apakah proses produksi tersebut bersifat stabil. Jumlah
perkiraan suatu produk defect di dalam proses produksi dapat diukur dengan suatu metode
yang disebut Analisis Kapabilitas Proses (AKP).
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti dalam
menentukan sampel, yaitu:
1. Menentukan populasi,
2. Mencari data akurat unit populasi,
3. Memilih sampel yang representative,
4. Menentukan jumlah sampel yang memadai.
Menurut Sugiyono (2001), untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis ditunjukkan
pada diagram berikut ini:
Dari diagram di atas menjelaskan pada kita bahwasanya teknik sampling dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Yang termasuk ke dalam kelompok probability sampling antara lain: simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling, dan area (cluster) sampling (disebut juga dengan sampling menurut daerah).
Sedangkan yang termasuk ke dalam jenis nonprobability sampling antara lain: sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
Berikut penjelasannya:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel
probability sampling meliputi:
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya.
Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik tersebut dapat
dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Cara
pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan dengan metode
undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalamprakteknya akan
menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat
membuat strata.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalamprakteknya akan
menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat
membuat strata.
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik ini digunakan
bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-
kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik ini dapat dilihat dari tingkat error samplingnya. Jika lebih banyak di
bandingkan dengan pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit
memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang
lain di dalam populasi.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling
ini antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil
dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data
dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan data
dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit
sampel dimana setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu
sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu.
Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30
orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju
yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan sampel purposive dan snowball.