Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Kualitas

SEVEN TOOLS

Disusun Oleh: Grace Katerina (1710003) Ngesti Putri A. (1710049) Mutiara Novita (1710085)

PARETO DIAGRAM
Pareto Diagram digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar/tinggi berada di sebelah kiri sampai ke yang paling kecil/rendah berada di sebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejaddian atau sebab-sebab kejadian yang sedang dikaji. Prinsip dari pareto diagram dikenal sebagai aturan 80/20, yaitu dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Penyusunan Diagram Pareto dapat juga menggunakan enam langkah berikut ini: 1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. 2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya. 3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. 4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil. 5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan. 6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian. Berikut merupakan contoh dari Pareto Diagram yang menggunakan data Mata Kuliah dengan Nilai Terendah yang Dimiliki Mahasiswa MBI 2010. Indikator nilai terendah di sini yaitu nilai dengan minimal berbentuk huruf C. Jadi bisa nilai C, D, ataupun E. Data kami ambil secara random, yaitu dari mahasiswa MBI angkatan 2010. Berikut datanya.

Data Mata Kuliah dengan Nilai Terendah yang Dimiliki Mahasiswa MBI 2010
Mata Kuliah Program Aplikasi Komputer Manajemen Keuangan Manajemen Operasional Matematika Bisnis Akuntansi Biaya Hukum Bisnis Statistik JUMLAH Frekuensi 8 6 5 5 4 3 2 33
% 24.24 18.18 15.15 15.15 12.12 9.10 6.06 100.00 % kumulatif 24.24 42.42 57.57 72.72 84.84 93.94 100.00

9 8 7 84.84 72.72 57.57 93.94 100.00

120.00 100.00 80.00 60.00

5 4 3 2 24.24 42.42

40.00 20.00

1 0
Program Manajemen Manajemen Matematika Akuntansi Aplikasi Keuangan Operasional Bisnis Biaya Komputer Hukum Bisnis Statistik

0.00

Frekuensi % kumulatif

Mata Kuliah

Persentase

Frekuensi

Kesimpulan Berdasarkan gambar pareto diagram di atas, dapat dilihat bahwa Mata kuliah Program Aplikasi Komputer memiliki jumlah tertinggi, yang berarti bahwa mata kuliah tersebut paling bermasalah di antara mata kuliah lainnya. Mata kuliah Statistik memiliki jumlah terendah, yang berarti bahwa mata kuliah tersebut paling tidak terlalu bermasalah di antara mata kuliah lainnya.

Berdasarkan hasil tersebut memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% masalah dan di mana upaya kita harus memfokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.

HISTOGRAM
Histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan pola data dari proses. Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dari berbagai penjelasan tentang histogram, diperoleh beberapa catatan terkait histogram, yakni:

Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinka histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batasbatas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.

Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini: a. Menetapkan stabilitas proses b. Mendapatkan performance sekarang atau variasi proses c. Menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan d. Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses Berikut merupakan contoh Histogram yang menggunakan data Bulan Kelahiran Mahasiswa BA02. Sumber data yang kami dapat ini merupakan sumber data sekunder. Berikut datanya.

Data Bulan Kelahiran Mahasiswa BA02


Bulan (x) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember JUMLAH Frekuensi (y) 1 1 1 3 2 6 4 4 4 4 2 2 34

7 6

Frekuensi

5 4 3 2 1 0

Bulan

Kesimpulan Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat bahwa: Mahasiswa BA02 paling banyak lahir pada bulan Juni, yakni sejumlah enam (6) orang, dan Mahasiswa BA02 paling sedikit lahir pada bulan Januari, Februari, dan Maret, yakni seejumlah masing-masing satu (1) orang.

CHECK SHEET
Check Sheet, atau juga sering disebut sebagai Check List / Tally Chart merupakan salah satu metode untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek (). Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data tersebut. Check sheet mempunyai kegunaan yang cukup banyak dalam pengumpulan data sehingga data yang dikumpulkan akan sangat mudah digunakan dan diolah lebih lanjut. Menurut Ishikawa (1982), check sheet memiliki fungsi sebagai berikut:

Pemeriksaan distribusi proses produksi (production process distribution checks) Pemeriksaan item cacat (defective item checks) Pemeriksaan lokasi cacat (defective location checks) Pemeriksaan penyebab cacat (defective cause checks) Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan (check-up confirmation checks)

Berdasarkan fungsinya tersebut kemudian dikenal berbagai model check sheet yaitu diantaranya: Process Distribution Check Sheet, yaitu mengukur frekuensi satu item dengan berbagai pengukuran yang secara visual seperti menginterpretasikan suatu histogram. Defective Item Check Sheet, yaitu menghitung dan mengklasifikasikan cacat menurut jenisnya Defective Location Check Sheet, yaitu menggunakan gambar item untuk ditandai posisi cacatnya sehingga diketahui di mana cacat terbanyak terjadi selama proses. Defective Cause Check Sheet, yaitu bertujuan untuk mengkorelasikan sebab dan akibat dengan memasukkan faktor-faktor penyebab yang memungkinkan dari suatu masalah. Check-Up Confirmation Check Sheet, yaitu berisi daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan diberi tanda centang setelah selesai dilakukan.

Berikut merupakan contoh Check Sheet/Check List/Tally Chart untuk Penyebab Rendahnya Nilai pada Mahasiswa BA02. Indikator nilai terendah di sini yaitu nilai dengan minimal berbentuk
huruf C. Jadi bisa nilai C, D, ataupun E. Data kami ambil secara random, yaitu dari mahasiswa MBI di kelas BA02.

Berikut contohnya.

Penyebab Rendahnya Nilai pada Mahasiswa BA02


Penyebab Mahasiswa Kurang Motivasi Mahasiswa Pasif Mahasiswa Sering Mengandalkan Teman Dosen Pelit Nilai Bahan Mata Kuliah Tidak Ringkas Bahasa pada Bahan Mata Kuliah Sulit Dimengerti Metodenya Monoton Metode Kurang Komunikatif Lingkungan Pergaulan TOTAL Tally
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII III IIII IIII II IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII III IIII IIII IIII I

Jumlah 15 20 18 12 10 9 18 10 6 118

Kesimpulan Dari check sheet tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya nilai pada mahasiswa BA02 yang paling besar adalah mahasiswa pasif.

CONTROL CHART
Control Chart merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah proses tersebut dalam kondisi terkontrol secara statistic ataukah tidak, dengan mencantumkan batas maksimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Manfaat dari control chart yaitu sebagai berikut. Memantau proses variasi dari waktu ke waktu Membedakan antara sebab khusus dan umum menyebabkan variasi Menilai efektivitas perubahan Berkomunikasi kinerja proses

Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas kendali masingmasing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah (Lower Control Limit) dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam batas kendali tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang sebagai keadaan terkendali. Sedangkan bila mereka jatuh di luar batas kendali atau menunjukkan bentuk lain, maka proses ditetapkan berada di luar kendali. Berdasarkan datanya, control chart dibedakan menjadi 2, yaitu: Control Chart Variabel Merupakan peta kendali yang menggunakan data variabel. Data variabel adalah data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis, misalnya diameter pipa, ketebalan kayu lapis, dll. Data variabel tersebut bersifat kontinyu. Control chart variabel ini dapat berbentuk X dan R Chart, dan X dan S Chart. Control Chart Atribut Merupakan peta kendali yang menggunakan data atribut. Data atribut adalah data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis, misalnya ketiadaan label pada kemasan produk, banyaknya jenis cacat pada produk, dll. Data atribut ini bersifat diskrit. Control chart atribut ini dapat berbentuk P-Chart, NP-Chart, C-Chart, dan U-Chart.

Berikut merupakan contoh Control Chart Atribut, di mana kami menggunakan data Penyebab Rendahnya Nilai pada Mahasiswa BA02. Indikator nilai terendah di sini yaitu nilai dengan minimal
berbentuk huruf C. Jadi bisa nilai C, D, ataupun E. Data kami ambil secara random, yaitu dari mahasiswa MBI di kelas BA02. Kami melakukan 9 observasi (9 penyebab rendahnya nilai mahsiswa BA02)

dengan mengambil 33 sampel (mahasiswa BA02) untuk setiap obserasi. Berikut datanya.

Penyebab Rendahnya Nilai pada Mahasiswa BA02

Sub Group 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penyebab Mahasiswa Kurang Motivasi Mahasiswa Pasif


Dosen Pelit Nilai

Mahasiswa Sering Mengandalkan Teman Bahan Mata Kuliah Tidak Ringkas Bahasa pada Bahan Mata Kuliah Sulit Dimengerti Metodenya Monoton Metode Kurang Komunikatif Lingkungan Pergaulan TOTAL

Ukuran Sampel 33 33 33 33 33 33 33 33 33 297

Jumlah 15 20 12 18 10 9 18 10 6 118

Proporsi 0,45 0,60 0,36 0,54 0,30 0,27 0,54 0,30 0,18

Kami menggunakan control chart atribut yang berjenis p-chart. P-chart adalah suatu peta kendali yang dalam menghitung batas-batas yang disyaratkannya berdasarkan proporsi kesalahan dalam sampel. Langkah-langkah Penghitungan P-Chart Menghitung rata-rata proporsi

= =

= 0,397

Menghitung Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL)

UCL =

+3

UCL = 0,397 + 3

= 0,652

LCL =

-3

LCL = 0,397 3

= 0,142

Berikut gambar Control Chart (P-Chart)

0.7 0.6

PROPORSI

0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

SUB GROUP

Kesimpulan Dari gambar p-chart di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh penyebab rendahnya nilai pada mahasiswa BA02 masih dalam jumlah yang terkendali berdasarkan banyaknya jumlah sampel (mahasiswa BA02).

FLOWCHART
Salah satu alternatif dari Stratification Diagram adalah Flow Chart. Flow Chart merupakan gambaran atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses berserta instansinya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu, sedangkan hubungan antara proses digambarkan dengan garis pendukung. Jika akan membuat flow Chart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti : 1. Flow Chart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya. 3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. 4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan Melakukan penggandaan. 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar. 6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem. 7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

Berikut merupakan contoh Flowchart dari Proses Masuk sampai Selesainya Seorang Mahasiswa Kuliah di STMI.

FISHBONE DIAGRAM
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan. Berikut merupakan contoh diagram fishbone yang menyajikan Penyebab Rendahnya Nilai Mahasiswa. Indikator nilai terendah di sini yaitu nilai dengan minimal berbentuk huruf C. Jadi bisa
nilai C, D, ataupun E.

SCATTER DIAGRAM
Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain. Dikatakan juga bahwa scatter diagram menunjukan hubungan antara dua variabel. Scatter diagram sering digunakan sebagai analisis tindak lanjut untuk menentukan apakah penyebab yang ada benar-benar memberikan dampak kepada karakteristik kualitas. Pada contoh terlihat scatter diagram yang menggambarkan plot pengeluaran untuk iklan dengan penjualan perusahaan yang mengindikasikan hubungan kuat positif diantara dua variabel. Jika pengeluaran untuk iklan meningkat, penjualan cenderung meningkat. Jika poin digambarkan pada scatter diagram tersebar secara acak, tanpa pola yang jelas, maka ini menunjukkan bahwa dua set pengukuran tidak berkorelasi dan tidak dapat dikatakan berhubungan dengan cara apapun. Namun, jika titik-titik membentuk pola dari beberapa jenis, maka ini menunjukkan jenis hubungan antara dua set pengukuran. Sebuah Scatter Diagram menunjukkan hubungan antara dua item untuk tiga alasan: a. Ada sebab dan akibat hubungan antara dua item diukur, di mana salah satu menyebabkan yang lain (setidaknya sebagian). b. Dua item yang diukur adalah baik disebabkan oleh item ketiga. Misalnya, Scatter Diagram yang menunjukkan korelasi antara celah-celah dan transparansi peralatan kaca karena perubahan baik disebabkan oleh perubahan suhu tungku. c. Kebetulan Lengkap. Hal ini dimungkinkan untuk menemukan korelasi tinggi item yang tidak terkait, seperti jumlah semut persimpangan jalan dan penjualan koran. Berikut merupakan contoh dari scatter diagram dengan data Penyebab Rendahnya Nilai pada Mahasiswa BA02. Indikator nilai terendah di sini yaitu nilai dengan minimal berbentuk huruf C. Jadi
bisa nilai C, D, ataupun E. Data kami ambil secara random, yaitu dari mahasiswa MBI di kelas BA02. Data tersebut merupakan data yang sama dengan data yang kami gunakan pada bagian Control Chart.

Penyebab Rendahnya Nilai Mahasiswa


25 20 15 10 5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Anda mungkin juga menyukai