Anda di halaman 1dari 12

QC SEVEN TOOLS

ANALISIS PROSES BISNIS

Di susun oleh:
DARIATI (191220751)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2022
1. PENGERTIAN QC SEVEN TOOLS

QC Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama pada permasalahan yang berkaitan dengan
kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun
1968.Ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet, Control Chart, Cause and Effect Diagram, Pareto
Diagram, Histogram, Scatter Diagram dan Stratification.

2. JELASKAN 7 TOOLS YANG DI GUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN


MASALAH PROSES BISNIS.

1. Check Sheet (Lembar Periksa)


Check Sheet atau Lembar Periksa merupakan tools yang sering dipakai dalam Industri
Manufakturing untuk pengambilan data di proses produksi yang kemudian diolah menjadi
informasi dan hasil yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Contoh Check Sheet :

2. Pareto Diagram
Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah
kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi hingga pada
permasalahan yang frekuensi terjadinya paling sedikit. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang
grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).

Contoh Pareto Diagram :

3. Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)


Cause and Effect Diagram adalah alat QC yang dipergunakan untuk meng-identifikasikan dan
menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat agar dapat menemukan akar penyebab dari suatu
permasalahan. Cause and Effect Diagram dipergunakan untuk menunjukkan Faktor-faktor
penyebab dan akibat kualitas yang disebabkan oleh Faktor-faktor penyebab tersebut.Karena
bentuknya seperti Tulang Ikan, Cause and Effect Diagaram disebut juga dengan Fishbone
Diagram (Diagram Tulang Ikan).

Contoh Cause and Effect Diagram :


4. Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual
atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Manfaat
dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan informasi mengenai variasi dalam proses
dan membantu manajemen dalam membuat keputusan dalam upaya peningkatan proses yang
berkesimbungan (Continous Process Improvement).

Contoh Histogram :
5. Control Chart (Peta Kendali)
Control chart (Peta Kendali) merupakan salah satu dari alat dari QC 7 tools yang berbentuk
grafik dan dipergunakan untuk memonitor/memantau stabilitas dari suatu proses serta
mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Control Chart ini memiliki Upper Line
(garis atas) untuk Upper Control Limit (Batas Kontrol tertinggi), Lower Line (garis bawah)
untuk Lower control limit (Batas control terendah) dan Central Line (garis tengah) untuk Rata-
rata (Average).

Contoh Control Chart :

6. Scatter Diagram (Diagram Tebar)


Scatter Diagram adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap seberapa
kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan jenis hubungannya. Hubungan tersebut
dapat berupa hubungan Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali.
Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik dari
nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y). Dalam Bahasa Indonesia, Scatter Diagram
disebut juga dengan Diagram Tebar.

Contoh Scatter Diagram :


7. Stratification (Stratifikasi)
Yang dimaksud dengan Stratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah Pembagian dan
Pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik yang
sama. Tujuan dari penggunaan Stratifikasi ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor
penyebab pada suatu permasalahan.

Contoh Stratification :
3. JELASKAN PENGGUNAAN CHECK SHEET UNTUK MENGEVALUASI
PROSES BISNIS

Kapan check sheet digunakan?


Kapan kita menggunakan check sheet? Menurut Tague (2005) adalah sebagai berikut:

Ketika data dapat diamati dan dikumpulkan berulang kali oleh orang yang sama atau di lokasi
yang sama.
Ketika mengumpulkan data mengenai frekuensi atau pola kejadian, masalah, cacat, lokasi cacat,
penyebab cacat, dan sebagainya.
Ketika mengumpulkan data proses produksi.

Prosedur check sheet


Prosedur check sheet yang diuraikan oleh Tague (2005) adalah sebagai berikut:

Menentukan kejadian atau permasalahan apa yang akan diamati, kemudian kembangkan definisi
operasional.
Menentukan kapan data akan dikumpulkan dan berapa lama.
Merancang form isi sedemikian rupa sehingga data dapat direkam dengan hanya memberikan
tanda cek (V) atau tanda silang (X) atau simbol serupa sehingga data tidak perlu diperbanyak
ulang untuk analisis.
Memberikan etiket setiap daerah kosong pada form.
Menguji check sheet secara singkat untuk memastikan ketepatan check sheet dalam
mengumpulkan data yang diinginkan, juga memastikan apakah check sheet mudah digunakan
atau tidak?
Merekam data pada check sheet setiap kali ditemukan kejadian atau masalah yang ditargetkan.

Fungsi check sheet dalam pengendalian kualitas


Menurut Ishikawa (1982), check sheet memiliki fungsi sebagai berikut:

Pemeriksaan distribusi proses produksi (production process distribution checks)


Pemeriksaan item cacat (defective item checks)
Pemeriksaan lokasi cacat (defective location checks)
Pemeriksaan penyebab cacat (defective cause checks)
Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan (check-up confirmation checks)
Dan lain-lain.

4. JELASKAN KONSEP DAN PENGGUNAAN DIAGRAM PARRETO


Diagram Pareto
Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-19
merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang
digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many
untuk mendapatkan menyebab utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam
kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan,
proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja
dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat tepat digunakan jika menginginkan
hal-hal seperti menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya, menggunakan kearifan tim
secara kolektif, menghasilkan consensus atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan pada
data kuantitatif
Manfaat Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk
mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap
sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta
sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan
suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking
tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting
untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan
(ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem¬bandingkan
kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan
terhadap proses
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma tersebut
menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram
Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah
kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab
penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto
sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang
terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu
dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari
penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus
kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan
mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal
permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal
permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan
dan menentukan tema selanjutnya.
Prinsip Diagram Pareto
Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan
bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir
semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa, 80% dari
keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk atau
account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan
80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada
20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto dalam
bentuk visual:
Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang tersebut diurutkan
mulai dari yang terbanyak sampai terkecil. Diagram Pareto memiliki banyak aplikasi dalam
bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat diaplikasikan dalam kontrol
kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, dan salah satu alat utama yang digunakan dalam
pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di breakdown berdasarkan
kategori masing – masing. item Diagram Pareto yaitu :
1) Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut,
2) Kapan (when).Kapan masalah tersebut paling sering muncul,
3) Dimana (where). Dimana masalah tersebut paling sering muncul,
4) Siapa (who).Siapa orang atau kelompok yang mengalami paling banyak masalah,
5) Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi,
6) Bagaimana (how). Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi,
7) Berapa biayanya (how much),
8) Masalah mana yang biayanya paling besar? / atau berapa besar biasa yang sudah
ditimbulkan?
Cara Membuat Diagram Pareto
Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan diagram Pareto, seperti :1)
kumpulkanlah sebanyak mungkin data yang menunjukkan sifat dan frekuensi peristiwa tersebut,
2) tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa data tersebut, 3) alokasikan
frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda, 4) hitunglah frekuensi tersebut ke dalam
prosentase, 5) buatlah diagram batang. 6) kemudian urutkanlah diagram batang tersebut mulai
dari yang terbanyak, 7) ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut, 8) apabila
dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / fakto yang paling umum.
Namun demikian, penyusunan Diagram Pareto dapat juga menggunakan tujuh langkah
berikut ini
1) Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah,
penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2) Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik karakteristik
tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3) Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4) Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga
yang terkecil.
5) Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6) Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing
masalah.
7) Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
5. JELASKAN PENGGUNAAN CAUSE EFFECT DIAGRAM

Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa
penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram
sebab-akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah Professor Kaoru Ishikawa, seorang
ilmuwan Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo, pada tahun 1943. Sehingga
sering juga disebut dengan diagram Ishikawa.

Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk :

 Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan


 Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahaan suatu masalah
 Membantu dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin
timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Fishbone Diagram
sendiri banyak digunakan untuk membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

Dalam membuat Fishbone Diagram, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni :

Mengidentifikasi masalah
Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah utama yang terjadi kemudian
digambarkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari fishbone diagram. Masalah yang
diidentifikasi yang akan menjadi pusat perhatian dalam proses pembuatan fishbone diagram.

Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah


Dari masalah yang ada, maka ditentukan faktor-faktor utama yang menjadi bagian dari
permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi penyusun “tulang” utama dari fishbone
diagram. Faktor ini dapat berupa sumber daya manusia, metode yang digunakan, cara produksi,
dan lain sebagainya.

Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor


Dari setiap faktor utama yang menjadi pangkal masalah, maka perlu ditemukan kemungkinan
penyebab. Kemungkinan-kemungkinan penyebab setiap faktor, akan digambarkan sebagai
“tulang” kecil pada “tulang” utama. Setiap kemungkinan penyebab juga perlu dicari tau akar
penyebabnya dan dapat digambarkan sebagai “tulang” pada tulang kecil kemungkinan penyebab
sebelumnya. Kemungkinan penyebab dapat ditemukan dengan cara melakukan brain storming
atau analisa keadaan dengan observasi.

Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat


Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat dilihat semua akar penyebab masalah. Dari akar
penyebab yang sudah ditemukan, perlu dianalisa lebih jauh prioritas dan signifikansi dari
penyebabnya. Kemudian dapat dicari tau solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan
menyelesaikan akar masalah.

Anda mungkin juga menyukai