Anda di halaman 1dari 43

TUGAS PENGENDALIAN MUTU

Nama

: Fandra Eka Nur S P

NIM : K2511021
Prodi: Pendidikan Teknik Mesin

7 Quality Control Tools


1. Diagram Pareto (Pareto Chart)
Pengertian
Pareto chart adalah alat yang digunakan untuk
membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun
menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya kategori
kejadian-kejadian atau sebab-sebab yang akan dianalisis
Manfaat Diagram Pareto
Diagram

Pareto

merupakan

metode

standar

dalam

pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau


memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai
suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja
tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam
bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu
gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan
menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat
membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk
segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak
harus

segera

diselesaikan

(ranking

terendah).

Selain

itu,

Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan


kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan
setelah

diambil

tindakan

perbaikan

terhadap

proses

Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan


Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

prinsip bahwa 20% penyebab bertanggungjawab terhadap 80%


masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma tersebut
menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang
terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk
menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah
kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto
dapat menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan
mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto
sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang
diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan
situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu
dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan
juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari
fakta dari data ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan
penyebab

masalah

mengelompokkan

dari

sesuai

tahapan

dengan

sebelumnya

periodenya,

dan

membentuk

histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui,


melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi
awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari
hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema
selanjutnya
PrinsipDiagramPareto
Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan
melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat
dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir
semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari
produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari
kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk atau
account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20% dariPengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

tenaga

penjualan

menghasilkan

80%

dari

pendapatan

perusahaan Anda, atau 20% dari cacat sistem penyebab 80%


masalah

nya.

Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah


mengingatkan untuk fokus pada 20% hal-hal yang materi, tetapi
tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto dalam
bentuk visual:

Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang


tempat batang tersebut diurutkan mulai dari yang terbanyak
sampai terkecil. Diagram Pareto memiliki banyak aplikasi dalam
bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat
diaplikasikan dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi
diagram Pareto, dan salah satu alat utama yang digunakan
dalam pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu
masalah di breakdown berdasarkan kategori masing masing.
item Diagram Pareto yaitu : 1) Apa (what). Apa saja yang menjadi
penyebab masalah tersebut, 2) Kapan (when).Kapan masalah
tersebut paling sering muncul, 3) Dimana (where). Dimana
masalah tersebut paling sering muncul, 4) Siapa (who).Siapa
orang atau kelompok yang mengalami paling banyak masalah, 5)
Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi, 6)
Bagaimana (how). Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi, 7)

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Berapa biayanya (how much), 8) Masalah mana yang biayanya


paling besar? / atau berapa besar biasayangsudahditimbulkan?
CaraMembuatDiagramPareto
Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan
diagram Pareto, seperti :1)

kumpulkanlah sebanyak mungkin

data yang menunjukkan sifat dan frekuensi peristiwa tersebut,


2) tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa
data tersebut, 3) alokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori
yang berbeda, 4)
prosentase,

5)

hitunglah frekuensi tersebut ke dalam

buatlah

diagram

batang.

6)

kemudian

urutkanlah diagram batang tersebut mulai dari yang terbanyak,


7) ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut, 8)
apabila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / fakto
yang

paling

umum.

Namun demikian, penyusunan Diagram Pareto dapat juga


menggunakan tujuh langkah berikut ini 1). Menentukan metode
atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan
masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. 2).
Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi,
unit, dan sebagainya. 3). Mengumpulkan data sesuai dengan
interval waktu yang telah ditentukan. 4). Merangkum data dan
membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar
hingga yang terkecil. 5). Menghitung frekuensi kumulatif atau
persentase kumulatif yang digunakan. 6). Menggambar diagram
batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing
masalah. 7). Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk
mendapat perhatian.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Contoh Diagram Pareto

Contoh di atas adalah contoh sederhana dari

sebuah

diagram pareto dengan menggunakan sampel data frekuensi


relatif dari penyebab IP rendah. Ini memungkinkan kita untuk
melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah
dan di mana upaya kita harus difokuskan untuk mencapai
peningkatan terbesar. (Hendra Poerwanto G)
2. Diagram Stratifikasi
Run Chart
Diagram perjalanan (run chart) adalah grafik yang
menunjukkan

variasi

ukuran

sepanjang

waktu,

kecenderungan, daur dan pola-pola lain dalam suatu


proses. Run chart (Run Chart) menggunakan dua buah
variable

yang

berlangsung,

menunjukkan

dimana

variasi

dinamika
yang

proses

terjadi

yang

dimonitor

sedemikian rupa sehingga nampak jelas perubahan hasil


yang diamati. Biasanya digunakan variable waktu sebagai
sumbu horisontal (berdasarkan periodisasi) sebagai acuan
terjadinya perubahan. Dalam diagram ini titik-titik data
dihubungkan dengan garis, dan bilamana perlu dilengkapi
dengan

garis

nilai

rata-rata

dari

data

tersebut.

Tujuan Run Chart untuk memonitor aktivitas tertentu


yang

sedang

beralngsung

dalam

organisasi

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

dengan

harapan aktivitas tersebut dapat berlangsung dengan baik


dan

berkesinambungan.

Misalnya,

dalam

aktivitas

Bimbingan kehadiran guru juga perlu dimonitor, agar


efektifitas pengajaran yang dilakukan dapat berlangsung
dengan baik. Sedang, manfaat yang bisa diperoleh dari
penggunaan Run Chart antara lain, pertama,

untuk

mengumpulkan dan menganalisa data. Kedua, Memberikan


gambaran situasi yang sedang terjadi dalam aktivitas dan
ketiga, untuk membandingkan data berdasarkan periode
tertentu guna melakukan pemeriksaan dan pengendalian.
Agar dapat membayangkan bentuk konkrit run chart,
berikut

diberikan

contoh

run

Sekarang, bagaimana cara membuat

chart:

Run Chart.

Untuk membuat run chart, ada beberapa langkah yang


harus kita lakukan. Pertama-tama, kita harus menentukan
lebioh dulu apa yang mau diukur atau dioamati. Kedua,
setelah

kita

memastikan

hal

mau

diukur,

kita

menggambarkan dalam sumbu kartesius dengan sumbu Y


sebagai sumbu vertikal dan sumbu X sebagai sumbu
horisontal. Sumbu Y biasanya digunakan untuk mewakili
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

unit, sementara sumby X untuk mewakili periodisasi waktu.


Semuanya dalam skala tertentu. Ketiga, setelah sumbusumbu kartesius dan penskalaan telah siap, selanjutnya
memplotting

setiap

data

ke

bidang

kartesius

dan

menghubungkannya dengan garis. Bila perlu kita juga


menggambarkan garis rata-rata dari data yang ada.
(Hendra Poerwanto G).

Flow Chart
Salah satu alternatif dari Stratification Diagram
adalah Flow Chart atau disebut diagram alir atau bagan
alir. Flow Chart merupakan gambaran atau bagan yang
memperlihatkan

urutan

dan

hubungan

antar

proses

berserta instansinya. Gambaran ini dinyatakan dengan


simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan
proses

tertentu,

sedangkan

hubungan

antara

proses

digambarkan dengan garis pendukung. Flow Chart juga


didefinisikan sebagai penyajian yang sistematis tentang
proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau
penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urut-urutan

prosedur.

Flow

Chart

menolong

untuk

memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang


lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatifalternatif lain dalampengoperasian.
CaraMembuatFlowChart
Jika akan membuat flow Chart, ada beberapa petunjuk
yang harus diperhatikan, seperti :
Flow Chart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan
dari kiri ke kanan.
Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hatihati

dan

definisi

ini

harus

dapat

dimengerti

pembacanya.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

oleh

Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan


secara jelas.
Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan
menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan Melakukan
penggandaan.
Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan
yang benar.
Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan
harus

ditelusuri

percabangan

yang

dengan

hati-hati.

memotong

aktivitas

Percabanganyang

sedang

digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang


sama.

Simbol

konektor

harus

digunakan

dan

percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah


atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak
berkaitan dengan sistem.
Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
SimbolFlowChart
Simbol-simbol standard yang biasa digunakan untuk
membuat Flow Chart diantaranya sebagaimana tampak
dalam

gamber

di

bawah

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

ini:

Jenis-jenis Flowchart
Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagan alir sistem (systems flowchart).
Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa
yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan
menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam
sistem. Berikut agar lebih jelas diberikan satu contoh bagan alir
sistem.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

2. Bagan alir dokumen (document flowchart).


Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui system.
Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem
dari satu bagian ke bagian yang lain. Berikut diberikan contoh
bagan alir dokumen penjualan.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

3. Bagan alir skematik (schematic flowchart).


Mirip dengan Flowchart system yang menggambarkan
suatu system atau prosedur. Berikut diberikan contoh bagan alir
skematik perdagangan saham di Bursa Efek.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

4. Bagan alir program (program flowchart).


Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana
setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

5. Bagan alir proses (process flowchart).


Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang
memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah
sistem.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Contoh di atas merupakan contoh bagan alir proses pembuatan


bioetanol dari sagu. (Hendra Poerwanto G)

3. Histogram
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan
gramma. Pada bidang statistik, pengertian histogram adalah
tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan
grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan
batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing
deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak
tumpang tindih. Dalam konteks manajemen kualitas, histogram
adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran,
dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul
menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi,
kemudian histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan
kemampuan
distribusi

batasan

frekuensi,

proses.
salah

Dikenal

satu

jenis

juga
grafik

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

sebagai
batang

grafik
yang

digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil


produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar
mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski
sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila
penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka
dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran
data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat
dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang
telah ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram.

Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada


tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan
area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi
yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari
seven basic tools of quality control. Aplikasi histogram diagram
sangat tepat digunakan pada saat kita 1) ingin menetapkan
apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak 2) ingin
mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau
variasi proses. 3) ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan
proses untuk peningkatan. 4) ingin mengembangkan pengukuran
dan memonitor peningkatan proses. Melalui gambar Histogram
yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut:

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi


diagram batang. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan
banyaknya

observasi

tiap-tiap

kelas.

Histogram

juga

menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan


histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi
proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
menggambarkan

histogram

dipakai

sumbu

mendatar

Untuk
yang

menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang


menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum
mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang
terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas
yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam
proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram
berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidaktepatan
dalam

pengukuran

atau

pembulatan

nilai

data,

sehingga

berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran


data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan
bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi
spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata
berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk
sudah memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara
umum,

histogram

biasa

digunakan

untuk

memantau

pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi


produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses,
hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah bagaimana cara membuat histogram?
Langkah pertama adalah mengumpulkan data. Sampel data
haruslah dapat mewakili populasinya. Berapa jumlah sampel
yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari loebih jauh di
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

bidang kajian statistik atau metodologi penelitian. Langkah


kedua, adalah pengolahan data. Pengolahan data ini menjadi
bagian

yang

tidak

kalah

pentingnya

dengan

langkah

pertama agar Histogram memberikan gambaran yang akurat


tentang kondisi hasil produks,

terutama dalam menentukan

besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas


data

yang

akan

menggambarkan

penyebaran

data

yang

tercipta. Seberapa banyak kelas-kelas data yang dibuat untuk


menggambarkan penyebaran data, ditentukan

dengan cara:

pertama, menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang


(r)

adalah

data

tertinggi

dikurangi

data

terkecil.

Kedua,

menghitung banyaknya kelas atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1


+ 3,3 log n. Selanjutnya, menentukan lebar/panjang kelas
dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p) merupakan hasil
pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas. Keempat,
menentukan ujung kelas. Ujung kelas pertama biasanya diambil
dari

terkecil.

Kelas

berikutnya

dihitung

dengan

cara

menjumlahkan ujung bawah kelas. Kelima, menghitung nilai


frekuensi

histogram

masing-masing

kelas.

Keenam,

menggambarkan diagram batangnya (Hendra Poerwanto G).


4. Cause and Effect Chart / Diagram Tulang Ikan
Diagram sebab-akibat merupakan suatu

pendekatan

terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih


terperinci

dalam

menemukan

penyebab-penyebab

suatu

masalah, ketidaksesuaian dan kesenjangan yang ada.


Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari
masalah yang muncul diperusahaan. Metode metode tersebut
antara lain : Brainstorming, Bertanya Mengapa beberapakali
(WHY WHY) dan metode Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/
Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa. Pada kesempatan
ini

yang

dibicarakan

adalah

metode

yang

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

ke

yakni

Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan


Akibat)/

Ishikawa

Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu


metode / tool di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga
diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause
effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada
tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran
1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas
Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa.
Metode

tersebut

awalnya

lebih

banyak

digunakan

untuk

manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (nonnumerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai
sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau
metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram,
control

chart,

run

chart,

histogram,

scatter

diagram,

paretochart,danflowchart.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang
berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya
menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong
kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai
dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause
and

Effect

(Sebab

dan

Akibat)

karena

diagram

tersebut

menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan


dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat
dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh
faktor-faktor

penyebab

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

itu.

Diagram Fishbone telah menciptakan ide cemerlang yang


dapat

membantu

dan

memampukan

setiap

orang

atau

organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan


tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan
beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian
memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan
Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat
dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah
tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga
kebebasan

memberikan

pendapat

dan

pandangan

setiap

individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah


bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan
masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan
berpendapat bagi orang orang yang masuk dalam tim
identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab
masalah

menggunakan

diagram

tulang

ikan.

ManfaatDiagramFishbone
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) adalah untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin

timbul

memisahkan

akar

dari

suatu

efek

penyebabnya

spesifik
Sering

dan

kemudian

dijumpai

orang

mengatakan penyebab yang mungkin dan dalam kebanyakan


kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah
nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan
memberikan hasil yang diinginkan.
Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi
banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan
masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan.
Masalah masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara


lain adalah : a) keterlambatan proses produksi, b) tingkat defect
(cacat) produk yang tinggi, c) mesin produksi yang sering
mengalami trouble, d) output lini produksi yang tidak stabil yang
berakibat kacaunya plan produksi, e) produktivitas yang tidak
mencapai target, f) complain pelanggan yang terus berulang

Namun, pada

dasarnya

diagram Fishbone

dapat

dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :a) Membantu


mengidentifikasi
Membantu

akar

penyebab

membangkitkan

dari

ide-ide

suatu

untuk

masalah, b)
solusi

suatu

masalah, c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta


lebih lanjut, d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk
menciptakan hasil yang diinginkan, e) Membahas issue secara
lengkap

dan

rapi,

f)

Menghasilkan

pemikiran

baru.

Jadi

ditemukannya diagram Fishbone memberikan kemudahan dan


menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul
bagi

perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone dapat menolong kita untuk

dapat

menemukan

akar

penyebab

terjadinya

masalah

khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal


dengan

banyaknya

ragam

variabel

yang

berpotensi

menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila masalah dan


penyebab sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan
langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram
ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk
dapat

melihat

semua

kemungkinan

penyebab

dan

mencariakarpermasalahansebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone , kita terlebih
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa


diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis
usaha

juga

akan

mempengaruhi

sebab

sebab

yang

berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi


kualitas yang nantinya akan digunakan.
Cara Membuat Diagram Fishbone
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan, yakni 1). Menyiapkan sesi analisa
tulang ikan.

2). Mengidentifikasi akibat atau masalah. 3).

Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. 4). Menemukan


sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. 5). Mengkaji
kembali setiap kategori sebab utama. 6). Mencapai kesepakatan
atas sebab-sebab yang paling mungkin

Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone dalam rangka


mengidentifikasi penyebab suatu keadaan yang tidak diharap
adalah sebagai berikut:
Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan
mendesak untuk diselesaikan.
Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang
merupakan akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari
kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari
kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam
kotak.
Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang
mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga
ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategorikategori utama dapat dikembangkan melalui
dalam

pengelompokan

dari

faktor-faktor:

Stratifikasi ke

manusia,

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

mesin,

peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran,


dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses.
Faktor

faktor

dikembangkan

penyebab
melalui

atau

kategori-kategori

brainstorming.

Berikut

dapat

beberapa

pendekatan yang bisa dijadikan panduan untuk merumuskan


faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause
and Effect:
a)

Pendekatan

The

Ms

(digunakan

untuk

perusahaan

manufaktur). Faktor-faktor utama yang bisa dijadikan acuan


menurut pendekatan ini adalah 1) Machine (Equipment), 2)
Method (Process/Inspection), 3) Material (Raw, Consumables dll.),
4) Man power.
b) Pendekatan The 8 Ps (digunakan pada industri jasa). Menurut
pendekatan ini, ada setidaknya 8 hal yang bisa dijadikan acuan
sebagai faktor utama antara lain 1) People, 2) Process, 3)
Policies, 4) Procedures, 5) Price, 6) Promotion, 7) Place/Plant, 8)
Product
c)

PendekatanThe

Ss

(digunakan

pada

industri

jasa).

Pendekatan ini memberikan acuan 4 faktor utama antara lain 1)


Surroundings, 2) Suppliers, 3) Systems, 4) Skills
d)

Pendekatan

Pendekatan

yang

(pendekatan

manajemen

pemasaran).

menggunakan

perspektif

manajemen

pemasaran untuk memberikan faktor utama yang bisa dijadikan


acuan yakni 1) Price, 2) Product 3) Place, 4) Promotion
Tuliskan
mempengaruhi
besar),

serta

penyebab-penyebab
penyebab-penyebab
penyebab-penyebab

sekunder
utama

sekunder

sebagai tulang-tulang berukuran sedang.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

yang

(tulang-tulang
itu

dinyatakan

Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi


penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang),
serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulangtulang berukuran kecil.
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan
tandailah

faktor-faktor

penting

tertentu

yang

kelihatannya

memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas. Untuk


mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang
sedang

dikaji

kita

dapat

mengembangkan

pertanyaan-

pertanyaan berikut :Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau


penyebab itu terjadi? Bertanya Mengapa beberapa kali (konsep
five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup spesifik
untuk

diambil

tindakan

peningkatan.

Penyebab-penyebab

spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram


sebab-akibat.
Kelebihan/Kekurangan.Diagram.FishBone
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan
setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di
dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi
penyebab

masalah

tersebut.

Sedang

Kekurangan

Fishbone

diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi


kemampuan tim / pengguna secara visual dalam menjabarkan
masalah yang mengunakan metode level why yang dalam,
kecuali bila kertas yang digunakan benar benar besar untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta

biasanya

voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin


yang terdaftar pada diagram tersebut.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

ContohBentukDasarDiagramFishbone

Ada banyak bentuk dasar Diagram Fishbone yang dapat


dijadikan acuan. Berikut ini diberikan format dasar dari Diagram
Fishbone yang sekiranya dapat memberikan inspirasi dalam
penerapan dan pengembangan lebih jauh yang disesuaikan
situasi dan kondisi yang ada. Ada yang penggambaran Cause
ditulis di tulang ikan sebelah kiri dan Effect di kepala ikan, namun
ada

pula

yang

Contoh 01 bentuk dasar Diagram Fishbone

Contoh 2 bentuk dasar Diagram Fishbone

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

sebaliknya.

Contoh Penerapan Diagram Fishbone

Perusahaan

ABC

bergerak

di

bidang

manufaktur.

Perusahaan ini memproduksi sepatu olahraga, karena begitu


pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa perusahaan ini
menjaga

kualitas

agar

tetap

bisa

bersaing

dengan

para

pesaingnya. Namun pada kuartal akhir tahun 20xx perusahaan


ini mengalami penuruanan penjualan karena produk dinilai cacat
oleh distributor. Untuk mengatasi permasalahan ini, manajer
produksi diminta menganalisa dan mencari akar permasalahan
sehingga banyak produk yang cacat, sehingga diharapkan
penjualan produk awal tahun depan bisa meningkat. Namun
sebelum

manajer

produksi

melakukan

analisa,

sudah

ada

evaluasi yang menjelaskan bahwa banyaknya produk cacat


dikarenakan
didapat.

rendahnya

Manajer

kualitas

produksi,

bahan

akhirnya

baku

sepatu

menetapkan

yang
ingin

menggunakan Diagram Cause and Effect sebagai bahan pencari


akar

penyebab

dari

masalah

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

tersebut.

Langkah awal yang dilakukan adalah Manajer produksi


menentukan

Masalah

misalnya

yang

terjadi.

banyaknya

Masalah

yang

produk

muncul
cacat.

Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada


kepala ikan yang merupakan akibat atau effect.

Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor faktor


yang

mungkin

menjadi

penyebab

utama

masalah

pada

banyaknya produk cacat di akhir kuartal tahun 20xx. Dimisalkan


yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah : a)
Machine (Mesin), b) Method (Metode atau proses produksi), c)
Material (Bahan baku), d) Man power (Tenaga kerja).

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari


penyebab penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi
penyebab utama. misalnya kemungkinan penyebab masalah
sekunder pada tulang Machine bersumber dari kerusakan mesin
dan kesalahan setting mesin produksi. Kemungkinan penyebab
masalah sekunder pada tulang Metode dimisalkan terkait layout
produksi. Kemungkinan penyebab masalah sekunder pada Tulang
Material misalkan disebabkan oleh dua kemungkinan yakni
kualitas

bahan

baku

rendah

dan

pemasok

barang

baku.

Sedangkan, kemungkinan penyebab masalah sekunder pada


tulang Man Power dimisalkan berasal dari kemampuan tenaga
kerja dan kemampuan mandor.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab


penyebab tersier yang mungkin bisa mempengaruhi penyebab
penyebab sekunder. Jadi terjadi analisis lagi pada tahap ini.
Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier, penyebab
sekunder dinyatakan cukup menjadi akar permasalahan pada
tiap pokok tulang permasalahan. Diandaikan hasil analisis
penyebab

tersier

pada

kasus

ini

yakni

1).

Kemungkinan

penyebab masalah tersier pada tulang Machine bagian tulang


kerusakan mesin adalah mesin tua dan mesin tidak diservis
dengan rutin. Sedang kemungkinan penyebab tersier pada
tulang kesalahan setting mesin produksi adalah rendahnya
pengetahuan tentang SOP. 2). Kemungkinan penyebab masalah
tersier pada tulang Method pada bagian tulang layout produksi
bersumber

dari

desain

layout

yang

kurang

efektif.

3).

Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Material


dimisalkan tidak ada, dan 4) Kemungkinan penyebab masalah
tersier pada tulang Man Power bagian tulang kemampuan tenaga
kerja dimisalkan menyangkut keterampilan, pengalaman kerja,
dan motivasi. Sementara penyebab tersier pada bagian tulang
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

kemampuan mandor dimisalkan juga terkait dengan pengalaman


kerja, motivasi, keterampilan dan kepemimpinan.

Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan itemitem yang penting dari seiap faktor pada hasil diagram langkah
kelima dan menandai (dalam hal ini diberi warna hijau) bahwa
faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh
nyata terhadap banyaknya produk sepatu yang cacat

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa


ternyata, banyaknya produk cacat tidak hanya disebabkan oleh
material atau bahan baku yang tidak berkualitas, namun juga
dipengaruhi

oleh

tenaga

kerja,

metode

atau

system

operasidanmesinyangdigunakan.
Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis,
Manajer produksi menyimpulkan ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk kembali menjaga kualitas produk untuk awal
kuartal tahun 2011 yaitu :

Dari analisis fishbone diperoleh kesimpulan yang


memberkan gambaran spesifik tentang penyebab dari suatu efek
atau problem. Temuan penyebab yang spesifik tersebut menjadi

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

dasar untuk mendisain atau merancang program solutif untuk


mengatasi efek atau persoalan. (Hendra Poerwanto G)

5. Scatter Diagram
Diagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut
diagram

sebar

adalah

gambaran

yang

menunjukkan

kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam


variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua
variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien
korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek
apakah

suatu

variabel

dapat

digunakan

untuk

mengganti

variabel yang lain.

Manfaat Diagram.Scatter
Dikatakan

juga

bahwa

Scatter

diagram

menunjukan

hubungan antara dua variabel. Scatter diagram sering digunakan


sebagai

analisis

tindak

lanjut

untuk

menentukan

apakah

penyebab yang ada benar-benar memberikan dampak kepada


karakteristik kualitas. Pada contoh terlihat scatter diagram yang
menggambarkan plot pengeluaran untuk iklan dengan penjualan
perusahaan

yang

mengindikasikan

hubungan

kuat

positif

diantara dua variabel. Jika pengeluaran untuk iklan meningkat,


penjualan cenderung meningkat.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Pada umumnya, bila kita berbicara tentang hubungan


antara dua macam data, kita sesungguhnya membicarakan
tentang : a). Hubungan penyebab dan akibatnya. b). Hubungan
antara satu penyebab dengan penyebab lainnya. c). Hubungan
antara satu penyebab dengan dua penyebab. Secara grafis, jika
kita

menggambarkan

"penyebab"

pada

"akibat

sumbu

pada

sumbu

horisontal,

maka

vertikal

dan

kita

akan

mendapatkan sebuah peta yang disebut dengan scatter diagram.


CaraMembuatDiagramScatter
Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai
berikut :
Kumpulkan pasangan data (x,y) yang akan dipelajari
hubungannya serta susunlah data itu dalam tabel. Diperlukan
untuk mempunyai paling sedikit 30 pasangan data.
Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum untuk kedua
variabel x dan y. Buatlah skala pada sumbu horizontal dan
vertikal dengan ukuran yang sesuai agar diagram akan menjadi
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

lebih mudah untuk dibaca. Apabila kedua variabel yang akan


dipelajari itu adalah karakteristik kualitas dan faktor yang
mempengaruhinya, gunakan sumbu horizontal, x, untuk faktor
yang mempengaruhi karakteristik kualitas dan sumbu vertikal, y,
untuk karakteristik kualitas.
Tebarkan

(plot)

data

pada

selembar

kertas.

Apabila

dijumpai data bernilai sama dari pengamatan yang berbeda,


gambarkan titik-titik itu seperti lingkaran konsentris (.), atau plot
titik kedua yang bernilai sama itu disekitar titik pertama.
Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami
diagram tebar itu. Informasi yang biasa diberikan adalah :Interval
waktuBanyaknya pasangan data (n), Judul dan unit pengukuran
dari setiap variabel pada garis horizontal dan vertikal, Judul dari
grafik itu, Apabila dipandang perlu dapat mencantumkan nama
dari orang yang membuat diagram tebar itu.
ContohDiagramScatter
Berikut contoh dan pembacaan scatter diagram yang benar
harus mengarah kepada tindakan yang tepat. Untuk mempelajari
kemampuan membaca yang benar dapat diuraikan secara umum
seperti dibawah ini :

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Keterangan:

untuk

grafik

Pertambahan

dalam

tergantung pada pertambahan dalam x. Bila x dikendalikan, y


terkendali pula. Pada grafik 2, bila x bertambah, y akan
bertambah beberapa, tetapi y seolaholah mempunyai penyebab
selain dari x. Grafik 3 menunjukkan tidak terdapat korelasi. Grafik
4 menunjukkan bahwa pertambahan dalam x menyebabkan
kecenderungan

untuk

penurunan

y.

Sementara

grafik

mengandung intepretasi bahwa pertambahan dalam x akan


menyebabkan

penurunan

Y.

Oleh

sebab

itu,

apabila

dikendalikan maka y terkendali pula. (Hendra Poerwanto G)

6. Control Chart
Pengertian Control Chart atau dalam bahasa Indonesia
disebut peta kendali, yang diberikan oleh Eugene adalah grafik
dengan mencantumkan batas maksimum dan batas minimum
yang merupakan batas daerah pengendalian ( Leavenworth, R.S.,
Pengendalian Kualitas Statis). Control Chart ialah suatu Quality
Tool yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah
proses

tersebut

dalam

kondisi

terkontrol

secara

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

statistik

(statistically stable) ataukah tidak. Proses yang tidak dalam


kondisi terkontrol secara statistik akan menunjukan suatu variasi
yang berlebih sebanding dengan perubahan waktu.

TujuanControlChart
Tujuan menggambarkan Control Chart adalah untuk
menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal atau tidak
normal dan dapat mengetahui perubahan dalam proses dari
mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus
mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil.

ManfaatControlChart
Berikut manfaat Control; Chart
Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu
periode produksi.
Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni
menunjukkan bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya :
material, manusia, metode, dll. terhadap proses produksi.
Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni
dengan memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga
dapat dihindari Over Control yaitu pengontrolan terlalu ketat
sehingga dapat menurunkan efisiensi maupun Under Control
yaitu pengontrolan terlalu longgar sehingga dapat menurunkan
mutu.

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

CaraMembuatControlChart

Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line),


sepasang batas kendali masing-masing diletakkan di atas (Upper
Control Limit) dan di bawah (Lower Control Limit) dan nilai
karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam batas
kendali tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang
sebagai keadaan terkendali. Sedangkan bila mereka jatuh di luar
batas kendali atau menunjukkan bentuk lain, maka proses
ditetapkan

berada

di

luar

kendali.

ContohControlChart
Control Chart (Peta Kendali) umum

Control Chart (Peta Kendali) dengan 3 standard deviasi (3SD)


atau 2 standard deviasi (2SD)

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Control Chart membedakan antara Common Cause dan


Special Cause. Common Cause ialah Penyebab yang agak susah
untuk bisa dihilangkan (Natural variation) sedang Special Cause
ialah Penyebab yang masih mungkin bisa dihilangkan, misalnya :
Kesalahan Operator, materialnya retak dan kotor, Operator masih
baru,

tidak

ada

Standard

Operasional

Procedure

untuk

menjalankan suatu mesin produksi, dll. Control chart dibuat


dengan menggunakan pendekatan statistik. Aplikasi statistik
pada pengendalian kualitas dikenal sebagai Statistical Process
Control atau Pengendalian Kualitas Secara Statistik. Pembahasan
lanjut tentang topik tersebut dilakukan pada bagian tersendiri
pada web ini. (Hendra Poerwanto G)

7. Check Sheet
Check Sheet atau sering orang menyebutnya Check List
atau Tally Chart, merupakan alat pertama dari tujuh alat dasar
manajemen kualitas yang

sederhana dan digunakan untuk

mencatat dan mengklasifikasi data yang telah diamati. Check


Sheet

merupakan

suatu

daftar

yang

mengandung

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

atau

mencakup

factor-faktor

yang

ingin

diselidiki.

Check

Sheet

merupakan daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin


terdapat

dalam

situasi

atau

tingkah

laku

atau

kegiatan

individuyangdiamati.
Dari pengertian Check Sheet di atas disimpulkan bahwa
Check Sheet merupakan salah satu metoda untuk memperoleh
data

yang

berbentuk

daftar

yang

berisi

pernyataan

dan

pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek. Alat


ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana,
sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pengumpulan data tersebut. Umumnya Check Sheet berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga
pencatat cukup memberikan tanda kolom yang telah tersedia,
dan memberikan keterangan seperlunya.
Sebagai salah satu alat dari tujuh alat dasar manajemen
kualitas yang dalam istilah bahasa sono seven basic quality tools,
check sheet memiliki fungsi sebagai alat pencatat hasil observasi
dari pemeriksaan distribusi proses produksi, item, lokasi, dan
penyebab produk cacat atau rusak, juga sebagai alat konfirmasi
pemeriksaan. Lalu kalau begitu apa manfaat penggunaan check
sheet dalam konteks manajemen kualitas? Manfaat yang dapat
diperoleh

dari

penggunaan

check

sheet

dalam

mengelola

kualitas terutama untuk


Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk
mengetahui

bagaimana

Kemudahan

ini

akan

sesuatu

masalah

sering

terjadi.

berdampak

pada

efisiensi

dalam

pengumpulan data.
Memudahkan pemilahan data ke dalam kategori yang
berbeda seperti penyebab-penyebab, masalah-masalah dan lain-

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

lain. Data-data yang telah terpilah secara rinci yang dikumpulkan


dengan menggunakan check sheet, sekaligus memudahkan
pengolahan lebih lanjut untuk memberikan gambaran tentang
faktor-faktor yang relevan dengan persoalan yang sedang
dihadapi.
Memudahkan penyusunan data secara otomatis, sehingga data
itu dapat dipergunakan dengan mudah.
Memudahkan pemisahan antara opini dan fakta.
Kemudahan-kemudahan yang diperoleh dari penggunaan
checksheet akan berdampak pada penghematan waktu maupun
biaya dalam hal pengumpulan data.
Lebih jauh data yang dapat dikumpulkan dengan cepat,
terpilah, dan valid, maka data tersebut dapat dianalisis secara
rinci untuk kepentingan pengambilan keputusan yang akurat
dalam hal pengendalian kualitas. Besar kecilnya manfaat yang
bisa diperoleh dari penggunaan check sheet bergantung pada
banyak hal. Selain bergantung pada faktor manusia yang
menjadi observer pengisi check sheet, juga bergantung pada
baik buruknya check sheet yang digunakan. Makin baik check
sheet, makin besar manfaat yang bisa diperoleh dengan catatan
observernya juga baik. Lalu check sheet yang baik itu, check
sheet yang bagaimana? Check sheet yang baik setidaknya
memiliki enam ciri yaitu 1) Sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan terlebih dahulu, 2) Direncanakan secara sistematis,
3) Berupa format yang praktis dan baik, 4) Hasil pengecekan
diolah sesuai dengan tujuan, 5) Dapat diperiksa validitas,
reabilitas, dan ketelitian, 6) Bersifat kuantitatif. Selain enam ciri
di atas check sheet yang baik haruslah memiliki struktur yang
memuat informasi judul check sheet, identitas pengisi, petunjuk
yang berisi penjelasan dan maksud check sheet, petunjuk

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

pengisian dan butir atau item check sheet. Ciri dan struktur
check sheet tersebut merupakan ciri dan struktur minimal untuk
bisa dikatakan sebagai check sheet yang baik terlepas apakah
check sheet tersebut bersifat perorangan maupun kelompok,
check sheet berbentuk skala penilaian maupun angket, atau
bahkan check sheet masalah.
Setelah kita mengetahui ciri dan struktur check sheet yang
baik, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara membuat dan
mengimplementasikannya. Berikut adalah cara membuat dan
mengimplementasikan check sheet yang baik:
Langkah 1

Langkah pertama dalam membuat check sheet adalah


memperjelas sasaran pengukuran. Untuk membantu
memperjelas sasaran pengukuran, kita dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti misalnya apa masalahnya?
Mengapa data harus dikumpulkan? Siapa yang akan
menggunakan informasi yang dikumpulkan dan informasi yang
sebenarnya mereka inginkan? Siapa yang mengumpulkandata?
Langkah 2

Langkah kedua adalah mengidentifikasikan apa yang akan diukur


dan waktu pengukuran, misalnya Judul : Keluhan pelanggan,
Kategori

Pengiriman

penagihan

yang

terlambat,
tidak

pengemudi

yang

sesuai,

Langkah 3

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

kasar,
dll.

Langkah selanjutnya adalah menentukan isian Waktu Atau


Tempat

Yang

Akan

Diukur.

Ini

dimaksudkan

agar

dapat

mengidentifikasi kapan dan dimana data diperoleh.

Langkah 4
Langkah

ke

empat

ini

adalah

langkah

implementasi

pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan cara mencatat


setiap peristiwa langsung pada lembar periksa. Yang perlu
menjadi perhatian adalah jangan menunda mencatat informasi
hingga akhir hari atau hingga beristirahat, dikhawatirkan lupa.

Langkah 5
Lankah

terakhir

adalah

menjumlahkan

data

atau

merekapitulasi data. Maksudnya, Menjumlahkan semua kejadian


(misalnya, berapa banyak terlambat mengirim minggu ini,
berapa banyak penagihan yang tidak sesuai, dll)
Untuk

memberikan

membayangkan

apa

itu

gambaran
bagaimana

agar

lebih

bisa

membuat

dan

mengimplementasikan check sheet, berikut disajikan beberapa


contoh check sheet untuk berbagai kepentingan yang berbeda
dalam mengelola kualitas dan telah diisi.

1) Check Sheet untuk hasil proses produksi


Data-data yang dikumpulkan adalah ukuran, berat dan
diameter yang dihasilkan dari suatu proses. Namun hal ini
dilakukan

terhadap

populasi

hasil

proses,

sehingga

membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Untuk itu sering


dilakukan random dalam pengambilan sampelnya.
Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

2) Check Sheet untuk produk rusak/ cacat (Defective Item)


Check Sheet ini digunakan untuk mencatat data tentang
jumlah

defect

(cacat),

prosentase

kerusakan.

Dan

bila

diperlukan, dapat digunakan untuk setiap macam penyebab


kerusakan.

3) Check Sheet untuk lokasi kerusakan (Defective Location)

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Check Sheet ini digunakan untuk mencatat lokasi dimana


kerusakan

terjadi, pencatatan lokasi kerusakan ini biasanya

dilakukan dengan membuat gambar dari produk yang dibuat dan


tanda-tanda tertentu diberikan pada lokasi kerusakan.

4) Check Sheet untuk Penyebab kerusakan (Defective Cause)


Check Sheet ini digunakan untuk meneliti faktor-faktor
penyebab

kerusakan.

Untuk

masalah-masalah

yang

lebih

kompleks, akan lebih baik bila digunakan analisa yang lebih


mendalam

tentang

sebab-sebab

dan

akibat-akibat

menggunakan Scatter Diagram. (Hendra Poerwanto G)

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

dengan

Pengendalian Mutu/Fandra Eka Nur SP/K2511021

Anda mungkin juga menyukai