LEAN OPERATION
Nama/Subs :
HP/email :
Sekapur Sirih
2
Selamat datang di Introduction to Lean Operation Class
Anselmus Aji U
Lean Operation
3
NON
LEAN
LEAN
Lean Operation
Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
pemborosan (waste) melalui aktivitas peningkatan berkelanjutan
(continuous improvement).
Lean operation merupakan proses yang terdiri dari 5 langkah
(Womack & Jones):
1) Mendefinisikan nilai bagi pelanggan
2) Menetapkan aliran nilai (value stream)
3) Membuat aliran nilai “mengalir”
4) Membuat aliran nilai “ditarik” oleh pelanggan
5) Mencapai yang terbaik
Lean Operation
4
Lean Assembly Line
Lean Operation
5
Lean – Strategi Bersaing
2005
LEAN = STRATEGI BERSAING
Menggunakan
KEUNGGULAN OPERATIONAL
sebagai SENJATA STRATEGIS
2020
LABA
LABA LABA LABA
LABA
LABA
Pemborosan Kehilangan
Harga tinggi
(waste) pasar
Kualitas
rendah
Delivery
terlambat
Defect
(Cacat Produk, Reject, Not Good, Non
Conformity)
Kualitas tidak sesuai standar atau
spesifikasi, sehingga ditolak, diperlukan
perbaikan atau pengulangan proses.
Standar pengisian Asam Sulfat
(H2SO4)adalah 1000 + 5 mL, aktual
pengisian Asam Sulfat (H2SO4)
adalah 1010 mL
Standar pemotongan besi kotak
adalah 1000 + 2 mm, aktual
pemotongan besi kotak adalah 995
mm
8 Pemborosan (Waste)
9
Over Production
(Produksi Berlebih)
Pemborosan karena kelebihan
produksi, baik yang berbentuk
Barang Jadi maupun Barang
Setengah Jadi, yang terjadi karena
tidak ada order dari pelanggan.
(dalam box)
Safety
Bulan Order Kebutuhan Produksi Inventori
Stock
Januari 1200 75 1275 1500 +225
Waiting (Menunggu)
Saat operator atau mesin tidak mel
akukan pekerjaan
Proses yang tidak seimbang
(bottleneck)
Menunggu pasokan material
Mesin rusak
Menunggu keputusan
Menunggu informasi
8 Pemborosan (Waste)
10
Non-Utilized Talent
(Bakat Tidak Didayagunakan)
Pemberdayaan yang tidak
optimal terhadap pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan
karyawan.
Tidak ada pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi
karyawan
Tidak mendayagunakan
kompetensi karyawan untuk
perusahaan
Tidak ada aktivitas
improvement (QCC, Kaizen
Blitz)
Transportation (Pengangkutan)
Pemborosan dalam kegiatan
pengakutan barang dari satu
tempat ke tempat lainnya.
Tata letak (layout) pabrik yang
tidak optimal sehingga aktivitas
pemindahan barang
banyak/sering
Pemilihan lokasi gudang
distribusi yang tidak optimal
Pengiriman barang ke
customer yang tidak optimal
8 Pemborosan (Waste) 11
Inventory (Persediaan)
Akumulasi Barang Jadi, Barang
Setengah Jadi, dan Bahan Mentah
yang berlebihan di semua tahap
produksi (Gudang Bahan Mentah,
Lini Produksi, Gudang Barang Jadi),
sehingga
Memerlukan tambahan tempat
penyimpanan dan peralatan
Modal yang besar
Pengawasan
Pemeliharaan
Pekerjaan dokumentasi
Motion (Gerakan)
Pemborosan karena
gerakan operator atau
mesin yang tidak
diperlukan.
Misalnya: berjalan,
mencari alat, berputar
untuk mengambil part,
membungkuk saat
mengambil material
8 Pemborosan (Waste) 12
Extra Processing
(Penambahan Proses)
Pemborosan karena adanya
pemrosesan tambahan,
pemrosesan berulang, pemr
osesan berlebih.
Misalnya: Proses perbaikan
defect produk, Proses
pembersihan produk, transit
pemindahan barang
Tambah
Inventori/Persediaan
Tambah Modal
Tambah Biaya
Overhead
Tambah Mesin/Alat
Tambahan
Defect/Rusak
Tambah
Penanganan
Tambah Ruang
Tambah Karyawan
Tambah Dokumen
The History of Lean Operation
13
Industry 4.0 technologies will not replace Lean but quite the
opposite, they will co-exist since the implementation of Industry 4.0
technologies require effective and efficient processes as a
precondition to operate successfully
Jose Arturo Garza-Reyes
Professor of Operations Management, University of Derby, UK
The House of Toyota 14
Filosofi Toyota Way 15
14 Prinsip Toyota Way
Prinsip 1 : Filosofi jangka panjang
Prinsip 2 : Proses yang mengalir secara kontinu
Prinsip 3 : Sistem Tarik (pull system)
Prinsip 4 : Pemerataan beban kerja (heijunka)
Prinsip 5 : Membangun kualitas (jidoka)
Prinsip 6 : Standarisasi Kerja
Prinsip 7 : Pengendalian visual
Prinsip 8 : Teknologi handal untuk mendukung orang, proses & nilai
Prinsip 9 : Mengembangkan pemimpin
Prinsip 10 : Mengembangkan individu dan kelompok
Prinsip 11 : Menghormati jaringan mitra dan pemasok
Prinsip 12 : Pergi dan melihat sendiri (genchi genbutsu)
Prinsip 13 : Pertimbangan seksama dalam pengambilan keputusan
Prinsip 14 : Menjadi organisasi pembelajar melalui hansei & kaizen
(continuous improvement)
Utamakan Keselamatan Kerja
(Safety First) 16
“Setiap metode yang ada untuk mengurangi jam kerja dalam rangka
menekan biaya tentu saja harus dikejar dengan penuh semangat, tapi
kita tidak boleh lupa bahwa keselamatan kerja adalah dasar dari semua
aktivitas kita. Kadang kala aktivitas peningkatan tidak dapat dilanjutkan
karena alasan keselamatan kerja. Dalam hal semacam itu, kembali ke titik
awal, dan lihat kembali tujuan dari operasi. Jangan pernah merasa puas
dengan tidak bertindak. Pertanyakan dan definisikan ulang tujuan anda
untuk memperoleh kemajuan.
(Taiichi Ohno, The Toyota Way)
Apakah Safety?
Bebas dari risiko yang tidak dapat diterima
Kejadian (Incident)
Kejadian dari suatu pekerjaan yang
dapat menyebabkan cidera, sakit,
penyakit (terlepas besarnya tingkat
keparahannya) atau dapat
menyebabkan kematian baik yang
sudah terjadi maupun yang belum
terjadi
Ringkas
(Seiri, Sort) – Memilah: pilahlah barang-
barang dan simpan hanya barang
yang diperlukan dan singkirkan barang
yang tidak diperlukan.
Rapi
(Seiton, Set in order) – Menata: setiap
barang memiliki tempat dan setiap
barang ada di tempatnya.
Resik
(Seiso, Shine) – Membersihkan: proses
pembersihan sering kali berbentuk
pemeriksaan yang mengungkapkan
abnormality dan kondisi sebelum
terjadinya kesalahan yang dapat
berdampak buruk terhadap kualitas
atau menyebabkan kerusakan mesin.
Rawat
(Seiketsu, Sustain) – Menciptakan
aturan: kembangkan sistem dan
prosedur untuk mempertahankan 3R
pertama (Ringkas, Rapi, Resik).
Rajin
(Shitsuke, Sustain) – mendisiplinkan diri:
menjaga tempat kerja agar tetap
stabil merupakan proses yang terus
menerus dari peningkatan
berkesinambungan.
Pengendalian Visual 18
Kendali Visual
Standar Kerja
merupakan pondasi
bagi peningkatan
berkesinambungan
(continuous
improvement/
kaizen) dan
pemberdayaan
karyawan)
Standardisasi
Usaha untuk membuat standar (pembakuan). Standar diperlukan
untuk mencegah masalah yang sama muncul kembali.
Layout Signage
Pembuatan Garis/Line
Just-In-Time (JIT) 26
Goal of Just-in-Time (JIT)
Improve time for
JIT GOAL Shorten Lead Time
cash in flow
Reduce Cost
Plan
Development
Distribution
Sales Cash in
Hanya material/
APA? produk yang
dibutuhkan
Hanya tersedia
KAPAN? pada waktu
dibutuhkan
Hanya sejumlah
BERAPA? material/produk yang
dibutuhkan
Just-In-Time (JIT) 27
Sistem Dorong (Push) vs Sistem Tarik (Pull)
Customer mengambil
produk
Sistem
Tarik Supplier membuat
kembali produk yang
diambil
Membuat proses
mengalir
Lot size
Supplier = 30’ + 900’ = 930’
Customer
= 10’ + 900’ = 910’
Total Lead time = 1840’
Heijunka
Supplier = 90’ + 900’ = 990’
Challenge:
Lead Time
Efficient Process &
Lot Size > Heijunka Quick Changeover
Built-in-Quality (Jidoka)
Jidoka juga sering disebut autonomation (otonomisasi) –
peralatan dilengkapi dengan intelegensia manusia untuk
menghentikan dirinya sendiri ketika alat menemukan masalah.
Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah,
dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal.
Proses kerja yang benar, akan menghasilkan produk yang sesuai
dengan kualitas yang diharapkan.
Setiap karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas
pekerjaannya masing – masing.
Kualitas dalam proses (built-in-quality, BIQ) mencegah masalah
untuk dilanjutkan ke proses berikutnya. Hal ini akan lebih efektif
dan murah daripada memeriksa dan memperbaiki masalah
kualitas setelah terjadi. Kualitas tidak dibuat melalui perbaikan
(repair, rework).
TIDAK 3M Produk
BIQ
5 Why (5 Mengapa)
Pendekatan sistematis untuk menggali masalah dengan
bertanya mengapa – mengapa sampai akar masalah
ditemukan. Selanjutnya akar masalah ditanggulangi supaya
masalah tidak terulang kembali.
Berfikir Kaizen
Cara
Cara yang
Cara yang Lebih
Cara yang Lebih baik
Cara yang Lebih baik
yang Benar baik
salah
Catatan:
PDCA : Plan (Merencanakan) – Do (Melakukan) – Check (Mengecek) – Act (Bertindak)
Continuous Improvement
(Kaizen) 35
Aktivitas Improvement
INternal EXternal
IMPROVEMENT CULTURE MARKETING STRATEGY
(Branding)
MENDUKUNG PENCAPAIAN
TARGET PERUSAHAAN [QCDPSMSE] MEMBERIKAN VALUE
UNTUK PELANGGAN &
SAVING HABIT & KEPUASAN KERJA SHARE HOLDER
PENINGKATAN KETERAMPILAN,
KREATIVITAS & KERJASAMA TIM
PENINGKATAN KENYAMANAN,
KESELAMATAN KERJA