Anda di halaman 1dari 16

RESUSITASI JANTUNG

PARU
DEPARTEMEN HEALTH SAFETY ENVIRONMENT
PT. LAUTAN NATURAL KRIMERINDO
KONTEN MATERI
1. DEFINISI DARI RESUSITAS JANTUNG DAN PARU
2. PRINSIP KERJA RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
3. PELAKSANAAN TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
4. HAL LAIN YANG PERLU DIKETAHUI DARI RJP
5. PELAKSANAAN RECOVERY POSITION SETELAH RJP
DASAR HUKUM
Pemberian Pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera /
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
DASAR HUKUM YANG
MENGATUR :
• Permenaker No.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja

Dimana :
a. Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja (Pasal 2);
b. Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja (Pasal 2).
DEFINISI
Resusitasi Jantung dan Paru, meruapakan tindakan gabungan dari 3 komponen A, B & C. Tindakan
ini apabila korban mengalami henti nafas & henti jantung. Sehingga, dalam melakukan tindakan ini,
penolong harus memastikan :
1. Tidak adanya respon pada korban;
2. Tidak adanya pernafasan pada korban;
3. Tidak adanya denyut nadi pada korban.
MATI
Tahukah kalian bahwa mati dibagi menjadi 2 dalam dunia kedokteran, dan kalian sebagai petugas
P3K mampu membantu korban terhindar dari kematian dengan analisa kejadian dan penanganan
yang benar.

1. MATI KLINIS
Tidak ada nafas dan denyut nadi pada korban dengan kondisi mati klinis. Dan dapat dilakukan
tindakan sehingga korban dapat diselematkan / reversible. Tindakan resusitasi dapat dilakukan
4 – 6 menit pertama sebelum ada kerusakan otak.

2. MATI BIOLOGIS
Kematian sel karena terganggunya pasokan oksigen, sehingga bersifat irreversible. Dimana
kondisi ini terjadi setelah 8 – 10 menit pertama korban mengalami henti nafas / henti jantung.
PRINSIP RJP
Bila korban tidak ada respon dan nadi tidak teraba, lakukan tindakan RJP dengan prinsip A, B & C.
Dimana merupakan tahapan tindakan pertolongan berupa :
1. CHEST COMPRESSION
Dilakukan di awal tindakan RJP karena diharapkan darah yang kaya oksigen yang masih ada di
jantung dapat segera dialirkan ke otak dan organ tubuh yang penting lainnya.

*)
*) For
For Your
Your Information
Information ::
1. Korban penekanan
Kedalaman terlentang didasar yang dengan
disesuaikan keras; kelompok usia
2. Posisi penolong
penderita / korban. di samping korban;
3.
1. Kedua
Dewasa lutut
: 5 dibuka
cm selebar bahu penolong;
4.
2. Ukur
Anakdua:jari 3 –keatas
4 cm pada tulang pedang – pedangan;
5.
3. Lakukan
Bayi : 1,5kompresi
– 2,5 cm dengan tumit tangan;
6. Posisi tangan tegak lurusu dengan bahu.
PRINSIP RJP
Bila korban tidak ada respon dan nadi tidak teraba, lakukan tindakan RJP dengan prinsip A, B & C.
Dimana merupakan tahapan tindakan pertolongan berupa :
2. AIR WAY
Teknik untuk membuka jalan nafas korban, dapat dilakukan dengan teknik “angkat dagu – tekan
dahi”. Teknik ini dapat digunakan pada korban tanpa cidera spinal.

*) For Your Information :


*) For Your Information :
1. Letakkan tangan pada dahi korban;
1. Penolong berlutut di sisi atas kepala korban;
2. Tekan dahi kearah belakang;
2. Kedua siku sejajar dengan kepala korban;
3. Letakkan 2 ujung jari tangan lainnya di ujung rahang;
3. Kedua tangan memgang sisi kepala;
4. Angkat dagu ke depan bersamaan dengan dahi;
4. Pegang rahang sedemikian rupa;
5. Pertahankan agar kepala tidak berubah.
5. Gerakkan rahang bawah ke depan perlahan;
6. Pertahankan posisi tersebut agar mulut terbuka.
PRINSIP RJP
Bila korban tidak ada respon dan nadi tidak teraba, lakukan tindakan RJP dengan prinsip A, B & C.
Dimana merupakan tahapan tindakan pertolongan berupa :
3. BREATHING SUPPORT
Setelah memastikan jalan nafas terbuka, maka penolong harus segera memberikan bantuan
pernafasan.

*)*)For
ForYour
YourInformation
Information: :
Penolong dapat memberikan
Jika menggunakan bantuan
alat bantu, pernafasan
gunakan melalui
bag valve
mulut
maskkeuntuk
mulut,memberikan
dengan tetap mempertahankan
bantuan pernafasan.posisi
Dan air
way terbuka. apakah ada gerakan naiknya dada /
perhatikan
diafragma sebagai petunuk bahwa udara masuk.
PELAKSANAAN TINDAKAN RJP
Berikut adalah tahapan pelaksanaan tindakan RJP untuk korban tidak sadarkan diri.
PELAKSANAAN TINDAKAN RJP
Berikut adalah tahapan pelaksanaan tindakan RJP untuk korban tidak sadarkan diri.
PELAKSANAAN TINDAKAN RJP
Berikut adalah tahapan pelaksanaan tindakan RJP untuk korban tidak sadarkan diri.
SIKLUS PELAKSANAAN RJP
Lakukan kompresi dada 30 x kompresi (kecepatan 100 x per menit) dengan bantuan berat badan,
dengan kedalaman 5 cm. Setiap 30 x kompresi dada dilakukan maksimal dalam waktu 18 detik. Lalu
lakukan bantuan pernafasan 2 kali (kecepatan memberikan ventilasi, masing – masing 1,5 – 2
detik). Teruskan RJP, dan lakukan 5 siklus.

Sesudah 5 siklus kompresi dada dan bantuan nafas, kemudian korban dievaluasi kembali. Dan jika
tidak ada nadi karotis, lakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2. Jika sudah
terdapat pernafasan spontan dan adekuat, serta nadi teraba lakukan recovery position pada
korban.
CARA HITUNG JUMLAH KOMPRESI
1 2 3 4 5 1
1 2 3 4 5 2
1 2 3 4 5 3
1 2 3 4 5 4
1 2 3 4 5 5
HAL LAIN TENTANG RJP
Tindakan RJP dihentikan bila :
1. Korban pulih;
2. Ada tanda - tanda kematian;
3. Penolong kelelahan atau keselamatannya terancam;
4. Dokter mengatakan untuk mengentikan;
5. Henti jantung selama 30 menit.
Ciri dari tanda pasti mati :
6. Lebam Mayat (20 – 30 menit);
7. Kaku mayat (1 – 2 jam);
8. Pembusukan (6 – 12 jam).
METDE RECOVERY POSITION
Posisi recovery akan menjaga jalan nafas korban tetap terbuka. Posisi ini juga memungkinkan
muntahan tidak masuk ke jalan nafas bila korban muntah. Namun harap diingat bahwa korban
tidak mengalami cidera tulang punggung.
METDE RECOVERY POSITION
Posisi recovery akan menjaga jalan nafas korban tetap terbuka. Posisi ini juga memungkinkan
muntahan tidak masuk ke jalan nafas bila korban muntah. Namun harap diingat bahwa korban
tidak mengalami cidera tulang punggung.
TERIMAKASIH
DONADONI IMANTIKA – LNK000598

Anda mungkin juga menyukai