Anda di halaman 1dari 2

RESUSITASI JANTUNG PARU - PARU

No. Dokumen No revisi Halaman


023/RSKH/SPO/ 1/2
IRNA/V/2020

Jl. Bonorogo No.3


Kabupaten Pamekasan

Di Tetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
Tanggal terbit
OPERASIONAL
05 Mei 2020

Dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes


Resusitasi jantung - paru adalah prosedur kedaruratan dasar
PENGERTIAN untuk pendukung hidup yang terdiri dari pernafasan buatan dan
masase jantung eksternal manual
TUJUAN 1. Memperbaiki jalan nafas, pernapasan
2. Memperbaiki sirkulasi
KEBIJAKAN 1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
1. Emergency Trolley berisi :
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Mugil forceps
c. Trachea tube berbagai ukuran
d. Gudel / mayo berbagai ukuran
e. CVP set
f. Infus set
PERSIAPAN ALAT g. Papan resusitasi
h. Obat-obat emergency (SA, adrenalin, bicarbonat, lidocain,
dll)
2. Set therapi oksigen (nasal kanul, masker berikut
sambungannya)
3. Set penghisap sekresi lengkap / mesin suction
4. Alat EKG
5. Monitor bila memungkinkan
6. DC Shock lengkap bila memungkinkan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Pastikan pasien tidak sadar dengan cara menggoyang tubuh
dan panggil namanya
3. Nilai pergerakan dada atau perut, dengarkan keluar masuknya
udara dari mulut / hidung
4. Rasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau
punggung tangan
5. Raba arteri karotis pasien dan cari bantuan sejawat
6. Posisikan pasien dengan datar / terlentang, beri papan di
bawah kasur bila ada
7. Bila dilakukan berdua : 1 orang menghadap pasien di bagian
kepala dan orang lainnya di sisi yang berlawanan menghadap
pasien
8. Lakukan manuver rahang, raih sudut rahang bawah dan
angkat dengan kedua tangan pindahkan mandibula ke depan
RESUSITASI JANTUNG PARU - PARU
No. Dokumen No revisi Halaman
023/RSKH/SPO/ 1/2
IRNA/V/2020

Jl. Bonorogo No.3


Kabupaten Pamekasan

sambil mengangkat kepala kebelakang


9. Pasang gudel / orofaringeal tube dan lakukan pembersihan
jalan napas (suction)
10. Beri bantuan napas;
1. Lakukan bagging (AMBU) dan gunakan masker yang
tepat, pasang dibawah dagu, menutupi mulut dan hidung,
sambungkan oksigen pada bagging dengan
konsentrasi oksigen 100% ( 10 l/mnt)
2. Perhatikan pergerakan dada untuk memastikan napas
buatan masuk ke paru
3. Kaji ulang terhadap terabanya nadi karotis untuk menilai
apakah bantuan napas ada respon
11. Bila nadi tidak teraba lakukan kompresi dada :
a. Tentukan posisi tangan :
1. Dewasa : posisi tangan pada 1-2 cm diatas prosesus
xipoideus (px), tangan sejajar dada, lengan lurus,
bahu tepat berada diatas sternum pasien
2. Anak- anak : letakkan punggung satu tangan 1 – 2
cm diatas px
3. Bayi : Letakkan jari telunjuk dan jari tengah satu
tangan diatas px atau 1 cm
dibawah garis putting
b. Kedalaman tekanan pada sternum:
1. Dewasa : 4 – 5 cm
2. Anak usia sekolah : 3 – 4 cm
3. Anak usia bermain dan pra sekolah sekolah : 2 – 4
cm
4. Bayi : 1 – 2 cm
c. Ratio kompresi dengan pernapasan 5 : 1 (5 kali
kompresi dan 1 kali pernapasan) Atau 15 : 2 (15 kali
kompresi dan dua kali pernapasan) setiap siklus = 4 x
(15 : 2)
12. Pertahankan prekuensi kompresi:
a. Dewasa dan remaja : 80 x/mnt
b. Anak usia sekolah : 100 x/mnt
c. Bayi dan usia bermain : 100 – 200 x /mnt
13. Lanjutkan RJP dan lakukan palpasi arteri karotis pada tiap
siklus sampai ada tanda-
tanda kehidupan (pernapasan spontan)
14. Rapikan alat – alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan respon pasien, status pernapasan,
prekuensi nadi, pemberian obat-obat emergency
Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT IGD
OK

Anda mungkin juga menyukai