Anda di halaman 1dari 164

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ROKAN HULU
SPO BANTUAN HIDUP DASAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan pada penderita yang
PENGERTIAN :
mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan pertolongan medis
lanjutan
TUJUAN : Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekat sampai keadaan
henti jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan meninggal.
1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
KEBIJAKAN : 2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
3. Baju bagian atas pasien dibuka
4. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
5. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama pasien
P b. Menanyakan keadaannya
c. Menepuk bahu pasien/menekan bagian sternum pasien
R 6. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift atau jaw thrust dan
bersihkan jalan nafas dari sumbatan
O 7. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/perut
S b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung
E tangan
8. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan ambubag
D sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap hembudan.
9. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis,
U penilaian pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik, jika dalam 10 detik
penolong belum bias meraba pulsasi arteri, maka segera lakukan
R kompresi dada. Jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan
setiap 5-6 detik sekali
10. Pemeriksaan arteri besar pada bayi tidak dilakukan pada arteri
karotis, melainkan pada arteri brakialis atau arteri femoralis.
Sedangkan untuk anak berumur lebih dari satu tahun dapat dilakukan
mirip pada orang dewasa.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO BANTUAN HIDUP DASAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

11. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan
kompresi jantung luar dengan perbandingan 30: 2 untuk dewasa baik
1 atau 2 penolong dan untuk anak dan bayi 30:2 bila 1 penolong, atau
15:2 bila 2 penolong.
12. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada:
a. frekuensi minimal 100 kali per menit
b. untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
c. pada bayi dan anak kedalaman minimal sepertiga diameter
dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada bayi dan
sekitar 5 cm (2 inch) pada anak.
d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara
P sempurna setelah setiap kompresi
e. Seminimal mungkin melakukan interupsi
R f. Hindari pemberian nafas buatan berlebihan
13. kompresi dada pada anak umur 1-8 tahun:
O a. letakkan tumit satu tangan pada setengan bawah sternum,
hindarkan jari-jari pada tulang iga anak
S b. menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal100
kali per menit
E c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali napas
buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
D d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong
14. kompresi pada bayi:
U a. letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah sternum; lebar
1 jari diibawah garis intermamari
R b. menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat tanpa melepas
jari dari sternum dengan kecepatan minimal 100 kali permenit
c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali napas
buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong
15. evaluasi setiap 2 menit
16. RJP dilakukan sampai:
a. Timbul napas spontan
b. Diambil alih petugas lain
c. Asistol yang menetap atau tidak tedapat denyut nadi yang
menetap selama10 menit atau lebih
1) Penderita yang tidak respon setelah dilakukan bantuan hidup jantung
lanjut (ACLS) minimal 20 menit
UNIT TERKAIT UGD dan Seluruh Rawat Inap.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO BRONCHIAL WASHING

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Bronchial washing adalah tindakan untuk membantu mengencerkan sekresi
PENGERTIAN :
yang terdapat pada dinding bronchus dengan menggunakan cairan NaCL 0,9
%, perasat ini dikerjakan pada pasien yang memakai ETT dan TT.
1. Membantu mengencerkan sputum kental, untuk mempermudah
mengeluarkan sputum dari paru – paru.
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru – paru sehingga mencegah
TUJUAN :
obstruksi jalan napas.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi keseluruhan jaringan.

KEBIJAKAN : Memenuhi kebutuhan oksigen.

Persiapan alat :

P 1. Peralatan oksigenasi → self inflating bag.


2. Spuit cuff
R 3. Cairan NaCL 0,9 %
4. Peralatan suction yang lengkap
O 5. Pinset, bengkok
6. Ember yang berisi larutan salvon untuk tempat suction kateter bekas.
S 7. Handuk untuk alas dada.
Cara kerja :
E
1. Sebelum melakukan bronchial washing harus observasi dulu : saturasi,
D nadi, pernafasan, tekanan darah, monitoring EKG.
2. Berikan oksigenasi dengan konsentasi tinggi melalui air viva.
U 3. Tuangkan NaCL 0,9 % ke dalam mangkok / wadah yang steril
secukupnya lalu hisap dengan spuit 10 cc.
R 4. Semprotkan cairan NaCL 0,9 % yang ada dalam spuit kedalam
bronchus melalui ETT / TT sebanyak 5 cc dan pada waktu memasukkan
cairan, posisi pasien disebut flower / ditinggikan.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO BRONCHIAL WASHING
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

5. Lakukan secepatnya pemompaan dengan air viva beberapa kali


supaya cairan menyebar pada bagian – bagian bronchus.
6. Buat posisi drainage ( bila pasien memungkinan ) kemudian
lakukan penghisapan secepatnya.
7. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air
P
viva.
8. Perasat ini boleh diulang sampai sekresi benar – benar sudah
R bersih / banyak berkurang.
9. Pada penghisapan terakhir kita kempeskan isi cuff, lamanya
O
pemasangan cuff sesuai dengan diisi kembali secukupnya.
S 10. Setelah perasat ini selesai cuff diisi kembali secukupnya.
11. Kalau ada ukur volume dengan menggunakan wright spirometer.
E 12. Alat – alat dirapikan kembali.
D
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
U
1. Bronchial washing dilakukan sesudah chest fisioterapi.
R 2. Perawat harus cuci tangan.
3. Dikerjakan sebelum makan
4. Dikerjakan oleh 3 orang perawat :
a. Memasukkan cairan NaCL 0,9 % dan melakukan suction.
b. Memompa dengan self inflating bag setelah cairan masuk.
c. Merubah posisi tempat tidur penderita.

UNIT TERKAIT ICU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENCABUTAN KATETER URINE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Melepaskan cateter dari urethra

 Mencegah terjadinya infeksi


TUJUAN :  Mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman
 pasien dapat berkemih secara spontan

KEBIJAKAN : Dilakukan setelah pasien berhasil melakukan blader training 2-3 jam

Persiapan pasien

Pasien diberi tahu dengan tindakan yang akan dilakukan

P Cara kerja

R 1. sikap pasien dorsal recumbent


2. pasang sampiran dan pintu ditutup
O
3. keluarkan cairan yang ada dalam fully cateter dengan spuit 20cc
S sampai habis kurang lebih 15-20 cc
4. kemudian cateter dilepas dengan cara ditarik perlahan-lahan, sambil
E
pasien dianjurkan untuk tarik nafas
D 5. setelah selesai pasien dikembalikan ke posisi semula
6. alat-alat dirapihkan dan cateter direndam dengan cairan savlon
U
7. perawat cuci tangan
R Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Perhatikan keadaan umum pasien


2. Observasi pasien selama 2-6 jam, harus sudah bisa buang air
kecil secara spontan

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU SPO MEMPEROLEH SECOND OPINION DIDALAM DAN
DILUAR RUMAH SAKIT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Hak pasien untuk mendapatkan penjelasan mengenai masalah yang


PENGERTIAN :
terkait dengan kesehatan yang dideritanya melalui konsultasi dokter
lain.

TUJUAN : Membantu pasien untuk memahami informasi yang berkaitan dengan


proses penyakit tertentu.
1. Semua pasien berhak untuk mendapatkan penjelasan
mengenai masalah kesehatan nya atau proses penyakit yang
dideritanya kepada dokter DPJP maupun dokter lain.
2. etugas kesehatan rumah sakit wajib mendukung pasien
KEBIJAKAN :
dalam mendapatkan hak second opinion.

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya.


P 2. Pastikan pasien sudah mendapatkan pendidikan pasien yang
benar mengenai proses penyakit yang dideritanya dari DPJP.
R
3. Hindari dari hal yang menyebabkan hati pasien/keluarga tidak
O tenang.

S 4. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh tim


kesehatan lain dengan tepat.
E 5. Jika pasien atau keluarga masih bingung dukung pasien untuk
mencari atau mendapatkan second opinion sesuai kebutuhan atau
D
indikasi.
U 6. Fasilitasi pasien atau keluarga untuk mendapatkan penjelasan
second opinion dari dokter dengan kompetensi yang sama.
R
7. Berikan nomor telepon atau alamat yang dapat dihubungi.

1. UGD
2. Rawat inap.
UNIT TERKAIT
3. Komite Medik
4. Komite Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO DEFIBRILASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Merupakan pemberian energi yang bersifat “tidak sinkron” dalam


PENGERTIAN :
dosis terapi untuk mengatasi kelainan elektrik jantung yang
mengancam jiwa seperti fibrilasi ventrikel dan takikardia ventricular
tanpa nadi.

TUJUAN : - Mengembalikan fungsi sirkulasi spontan


- Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas
Sesuai keputusan dan kebijakan direktur RSUD Rokan Hulu tentang
KEBIJAKAN : pemakaian alat-alat kesehatan

Persiapan tindakan :

1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan


tindakan yang akan dilakukan, sertaresiko yang dapatterjadi

Persiapan alat :

1. Defibrilator
P
2. Set terapi oksigen
R 3. trolley emergensi berikut obat-obatan emergensi
4. Set intubasi
O 5. Selang katater dan alat penghisap lendir
S 6. Jelly

E Tindakan :
D
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
U 2. Putar kenop pemilihan energi (“Energy Select”) sampai pada
tingkat energi yang diinginkan. Dengan demikian, defibrillator
R
dalam keadaan aktif.
3. Lepaskan paddle dari tempatnya dengan menggenggam
gagang paddle dan menarik secara tegak lurus.
4. Pegang kedua paddle dengan satu tangan, oleskan jelly pada
permukaan kedua paddle.
5. Letakkan paddle berlabel “STERNUM” di bagian atas tulang
sternum sejajar garis mid-klavikula kanan, dibawah klavikula.
6. Letakkan pedal berlabel “APEX” di bawah papilla mammae kiri
pasien, sejajar garis anterior-axilaris.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO DEFIBRILASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

7. Tempel dan oleskan paddle pada kulit untuk


mendistribusikan jelly dan meningkatkan kontak antara
kulit dan paddle. Pertahankan paddle pada satu posisi saja.
8. Berikan tekanan sebesar 10-12 kilogram pada pedal.
9. Tekan tombol ”CHARGE” pada paddle ”APEX” atau pada
P panel depan defibrilator.
10. Ucapkan “AMAN!!” agar personil medis yang lain menjauh
R
dari pasien.
O 11. Tunggu sampai pengisian energi selesai, dan tanda
“CHARGE DONE” muncul.
S 12. Tekan dan tahan kedua tombol “SHOCK” pada kedua pedal
E
secara bersamaan untuk melepaskan energi kepada pasien

D Paska Tindakan :
U
 Observasi tanda vital seperti kesadaran,frekuensi pernafasan,
R nadi, tekanan darah, warna kulit, ekspansi dada dan saturasi
oksigen perifer untuk 2-3 jam pertama.
 Tentukan apakah defibrilasi ulang diperlukan.
 Putar kenop ”ENERGY SELECT” ke label ”OFF”.
 Bersihkan kedua pedal dan kabel defibrilator dari jelly yang
menempel sebelum dikembalikan ke tempatnya

1. UGD
UNIT TERKAIT 2. ICU
3. OK.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO DEKONTAMINASI PERALATAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


0

KEP/03/2018/ 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

1. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah


mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga
PENGERTIAN :
aman untuk pengamanan lebih lanjut.
2. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui
sistem termal ( Panas ) atau kimia.
3. Peralatan yang terkena darah atau cairan tubuh pasien

 Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan.


 Mematikan mikroorganisme dan kotoran lain yang tidak tampak.
 Mempersiapkan permukaan alat untuk kontak langsung
disinfektan.
TUJUAN :
 Melindungi petugas dan pasien dengan setiap petugas harus
melakukan dekontaminasi peralatan pasien sesuai prosedur pada
saat peralatan terkena darah dan cairan tubuh pasien atau setelah
selesai melakukan perawatan pada pasien

Setiap petugas harus melakukan dekontaminasi peralatan pasien


sesuai prosedur pada saat peralatan terkena darah dan cairan tubuh
KEBIJAKAN :
pasien atau setelah selesai melakukan perawatan pada pasien.

Persiapan Alat :

P Alat Pelindung diri


Kotak plastic
R Sikat
Larutan stabimed untuk dekontaminasi peralatan pasien
O
Lap bersih
S Sarana cuci tangan pada air mengalir

E 2. Cara Kerja :

D  Cuci tangan pada air mengalir


 Pakai sarung tangan, masker, kacamata/ pelindung wajah
U  Ambil cairan dekontaminasi sesuai ukuran yang dibutuhkan
R  Masukkan cairan dekontaminasi kedalam wadah dan
tambahkan air sesuai ukuran pemakaian.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO DEKONTAMINASI PERALATAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

 Masukkan peralatan yang akan didekontaminasi kedalam


wadah yang telah disiapkan.
P  Rendam selama 5 menit
R  Sikat dan bersihkan peralatan dengan seksama dan teliti.

O
 Bilas alat yang sudah dibersihkan.
 Keringkan alat dengan lap kering
S
 Lakukan penyimpanan peralatan
E
 Simpan pada tempatnya
D
 Untuk kondisi steril lakukan proses sterilisasi sesuai tahapan
U
sterilisasi
R  Rapikan peralatan yang sudah digunakan.
 Dokumentasikan.

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Intensive
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Kamar Operasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PERAWATAN LUKA BAKAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 ½

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN :
Suatu tindakan merawat luka yang terjadi akibat trauma tehadap
panas, elektronik, zat-zat kimia dan sinar radioaktif

1. Mencegah terjadinya infeksi sekunder/nosokomial


TUJUAN :
2. Mencegah terjadinya kontraktur

KEBIJAKAN : Surat kebijakan direktur tentang perawatan luka akibat trauma panas.

Persiapan Pasien

1. Persiapan Mental :

Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan


dilakukan

2. Persiapan Fisik :
P
Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah tindakan
R
Persiapan Alat
O
Bak instrument steril berisi :
S

E 1. Kapas basah steril dalam tempatnya


2. Laken, steak dan selimut steril
D
3. Perlak
U 4. Gunting verband, gunting jaringan
5. Pinset anatomis
R
6. Nierbekken (bengkok)
7. Plester
8. Cairan Nacl;, 0,9%, Salvon, bethadine , perbandingan, Nacl
0,9% , salvon, bethadine.
9. Obat-obat luka sesuai intruksi (burnazyn zalf, bioflacenton,
supratule)
10. Masker dan baju pelindung
11. Spuit 2,5 cc/ spuit 5cc
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PERAWATAN LUKA BAKAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Cara Kerja

1. Perawat mencuci tangan dan memasang handscone


2. Pasang perlak dibawah daerah luka baker
3. Memakai masker
4. Membuka balutan dengan pinset cirurghis yang sebelumnya
dibasahi dengan Nacl
5. Kassa yang sudah kotor dibuang pada tempatnya (plastic/piala
ginjal (bengkok)
6. Bersihkan luka dengan kapas steril yang dicampur dengan
bethadine/salvon agak diperasdengan cara ditotol
P
7. Bila bullae yang belum pecah dan lebih dari 2cm dilakukan
R aspirasi
O 8. Jika ada jaringan mati/pecah digunting dengan
mempergunakan pinset anatomis dan gunting jaringan
S
9. Bersihkan luka kembali dengan kapas basah steril yang
E dicampur dengan bethadine/salvon agak diperas dengan cara
D ditotol
10. Kemudian luka diberi obat misalnya : burnazynzalf,
U
bioplacenton/sipratule, lalu luka ditutup dengan verban steril
R atau plester dengan rapi
11. Mengambil pengalas lalu memasang aken dan steak steril
12. Memasang dekken buck dan ditutup dengan selimut steril
memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
13. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat
14. Perawat mencuci tangan
Sikap

 Teliti/cermat
 Hati-hati
 Sopan
 Komunikasi
UNIT TERKAIT UGD, ICU, dan Rawatan Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO DISCHARGE PLANNING
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 ½

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Rencana pemulangan pasien adalah suatu proses sistematik untuk


PENGERTIAN :
perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan petugas
kesehatan untuk memfasilitasi perbekalan perawatankesehatan
pasien sebelum dan setelah pemulangan.

TUJUAN : untuk memfasilitasi perbekalan perawatan kesehatan pasien sebelum


dan setelah pemulangan.
Sesuai keputusan direktur, tentang rencana pulang pasien di RSUD
KEBIJAKAN :
Rokan Hulu

1. Identifikasi, persiapan, dan rancang Discharge planning


2. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis dan tata laksana)
3. Lakukan anamnesis : identifikasi alas an pasien di rawat,
termasuk masalah social dan perubahan terkini.
4. Asesmen kebutuhan perawatan pasien berdasarkan
kondisi dan penyakit yang dideritanya
P
5. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini,
R misalnya fungsi kognitif, mobilitas.
O 6. Asesmen mengenai kondisi keuangan dan status
pendidikan pasien
S
7. Asesmen mengenai status mental pasien
E 8. Asesmen mengenai kondisi rumah / tenpat tinggal pasien
D 9. Tanyakan mengenai medikasi terkini yang di konsumsi
pasien saat di rumah
U
10. Identifikasi siapa pendamping utama / penanggung jawab
R perawatan pasien
11. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping
utama / penanggung jawab perawatan pasien.
12. Tanyakan mengenai keinginan / harapan pasien atau
keluarga.
13. Libatkanlah mereka dalam perencanaan Discharge
planning (karena pasien yang paling tahu mengenai apa
yang dirasakannya dan ingin dirawat oleh siapa)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO DISCHARGE PLANNING

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

14. Gunakan bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan


keluarganya
15. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim Discharge
planner / DPJP, PPJP, dan Karu akan berdiskusi dengan
tim multidisipliner mengenai :
a. Asesmen resiko : pasien dengan resiko tinggi
membutuhkan Discharge planning yang baik dan
adekuat. Berikut adalah krirteria pasien risiko tinggi :
 Usia ≥65 tahun
P
 Tinggal sendirian tanpa dukungan social
R secara langsung
O  Stroke, serangan jantung, PPOK, Gagal
jantung kongestif, empisema, Demensia,
S
Alzaimer, AIDS, atau penyakit dengan
E potensi mengancam nyawa lainnya.
D  Pasien berasal dari panti jompo
 Tunawisma
U
 Dirawat kembali dalam 30 hari
R  Percobaan bunuh diri
 Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas
 Korban dari kasus kriminal
 Trauma multipel
 Tidak bekerja / tidak ada asuransi
b. Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang
tersedia untuk pasien
c. Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien
setelah pulang dari rumah sakit.

UNIT TERKAIT UGD, ICU, OK , Seluruh Rawat Inap


Instalasi Gizi, farmasi.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU SPO PEREKAMAN EKG
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Elektrokardiografi Adalah ilmu yang mempelajari perubahan-


perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam
PENGERTIAN :
jantung.
Elektrokardiogram Adalah grafik yang merekam perubahan potensial
listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irama jantung
2. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan miokardium seperti
infark, hipertrofiatrial atau ventrikel
TUJUAN :
3. Untuk mengetahui pengaruh / efek obat-obat jantung terutama
digitalis dan quinidine
4. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya gangguan perikarditis
 Dilakukan pada pasien yang mempunyai kelainan jantung
KEBIJAKAN :  Dilakukan pada pasien yang berumur >35 th sebelum dilakukan
tindakan operasi
Persiapan alat-alat
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
 Satu kabel untuk listrik
 Satu kabel untuk bumi
P
 Satu kabel untuk pasien ( terdiri dari 6 kabel yang diberi
R tanda/warna )
b. Plat elektroda yaitu :
O  elektrode ekstremitas dikaitkan dengan ban pengikat khusus
 elektrode dada dengan balon penghisap
S
c. “Jelly”
E d. Kertas EKG
e. Kertas “tissue”
D Cara menempatkan elektroda
a. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan
U
kanan dan kiri searah dengan telapak tangan
R b. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki tangan dan kiri
sebelah dalam
c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat
dipasang sampai ke bahu kiri atau kanan dan pangkal paha kiri atau
kanan. Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEREKAMAN EKG

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Merah (RA) lengan kanan


Kuning (LA) lengan kiri
Hijau (LF) tungkai kiri
Hitam (RF) tungkai kanan
d. elektroda dada harus selalu terpasang seperti tertera sebelumnya
e. hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan
f. periksa kembali standardisasi dari EKG antara lain :
 kallibrasi 1 mv
 kecepatan 25 mm/detik
 setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol
run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi tekan
P 3 kali berturut-turut dan periksa apakah terjadi
penyimpangan 10 mm ( 1 mv ) dengan memindahkan “lead
R selector” dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut
yaitu : sadapan I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI s/d V6
O
g. selesai pencatatan, pindahkan lagi ke “lead selector” kalibrasi
S dan lakukan kalibrasi sebanyak 3 kali (setelah itu matikan mesin
EKG )
E h. rapikan pasien dan alat-alat
i catat dipinggir kiri atas kertas EKG
D
a. nama pasien
U b. umur
c. tanggal
R d. jam
j yang membuat perekaman dicatat pada kiri bawah
k. setiap sadapan diberi tanda sadapan berapa ( kecuali bila pada
alat EKG yang otomatis
Hal-hal yang diperhatikan :
1. sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG
2. alat selalu dalam posisi stop bila tidak digunakan
3. rekaman dilakukan msing-masing sadapan 3-4 kompleks
2 mv bila gambar terlalu kecil
4. hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti :
jam tangan, gerakan tremor, dan lain
sebagainya
l. dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien
UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO EVAKUASI PASIEN
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Evakuasi adalah upaya memindahkan diri/seseorang dari suatu tempat


menuju ke tempat yang lebih aman.
TUJUAN : Mengindari terjadinya cedera yang lebih parah.

KEBIJAKAN : Berlaku pada saat terjadi bencana di dalam Rumah Sakit

1. Bila terjadi bencana, petugas terdekat berusaha menenangkan pasien


dan keluarga supaya tidak panik.
P 2. Petugas melakukan evakuasi (pasien diutamakan) dan meninggalkan
barang-barang yang menyulitkan proses evakuasi.
R
3. Untuk pasien dan keluarga dari lantai 1, petugas langsung
O mengarahkan menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan.
4. Untuk pasien dan keluarga dari lantai 2, petugas membimbing pasien
S
dan keluarga melalui tangga darurat secara teratur dan sesuai jalur
E evakuasi menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan.
5. Pasien yang tidak bisa berjalan sendiri dievakuasi menggunakan
D
branchart atau kursi roda.
U 6. Petugas menghubungi call center bencana Rumah sakit dan kalau perlu
menghubungi juga BNPB setempat.
R
7. Membuat laporan kepada direktur rumah sakit bila telah terjadi
bencana dan telah dilakukan tindakan evakuasi.

UNIT TERKAIT Seluruh karyawan RSUD Rokan Hulu


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO EXTUBASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Pengangkatan pipa endotrachea dari trachea.

1. Sebagai tahap akhir proses penyapihan dari ventilator.


2. Pasien sudah tidak mengalami sumbatan ( potensial sumbatan
jalan nafas)
3. Supaya pasien dapat bernafas seperti semula.
4. Dapat berbicara dan menelan seperti biasa.
5. Supaya pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat
mengeluarkan sputum sendiri.

Indikasi :
TUJUAN :
1. Pasien sudah kompos mentis dan kooperatif.
2. Tensi nadi dan pernafasan normal.
3. Suhu badan tidak panas karena bila sebelum panas kebutuhan
oksigen meningkat dan metabolisme naik.
4. Bisa batuk secara efektif.
5. Hasil thorax foto terakhir keadaannya bersih, tidak ada retensi
sputum.
6. Tidak ada gejala hypoxia, hiperkarbi dan tachikardi.
7. Tidal volume cukup.
8. Hasil AGD normal individual.
Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
KEBIJAKAN : penyembuhan.

P Persiapan alat :
R
1. Laringoscope
O 2. Peralatan suction yang lengkap
3. Spuit cuff.
S 4. Pinset, spirometer
E
5. Alat – alat untuk memberikan pelembaban dan oksigen.
misal = O2 + NRM
D O2 + binasal
U 6. Peralatan lengkap untuk intubasi
R
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO EXTUBASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Cara kerja :

1. Pertama ukur nadi, tensi, suhu dan pernafasan, kesadaran.


2. Ukur TV pasien
3. Periksa AGD
4. Bila ada instruksi dokter ( misal : dexametason )
P
5. Beritahu pasien untuk pengangkatan pipa pernafasan.
R 6. Lakukan penghisapan sekresi sampai bersih dan cuff
dikempeskan.
O
7. Lepaskan fikasasi tube
S 8. Waktu pengangkatan tube, suction katheter yang baru harus
berada di dalam sambil tube diangkat ( jangan dipakai suction
E katheter bekas untuk membersihkan mulut )
D
9. Selesai pengangkatan tube pasang NRM.
10. Satu jam kemudian periksa AGD ulang.
U

R Hal – hal yang harus diperhatikan :

1. Terutama keadaan umum pasien.


2. Ukur tensi, nadi dan pernafasan, kesadaran.
3. Perhatikan apakan ada stridor dan kelainan pernafasan lain.

UNIT TERKAIT IGD, ICU, OK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO FISIOTERAPI DADA
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Postural drainage adalah pengeluaran cairan / secret dari berbagai


PENGERTIAN :
specimen di paru – paru dengan prinsip gravitasi melalui perfusi,
fibrasi, merangsang batuk dan latihan bernafas
TUJUAN : Membantu mengencerkan dan pengeluran sekresi broncus dan paru
– paru
KEBIJAKAN : Menjaga supaya tidak terjadi penumpukan lendir

A. Persiapan
1. Persiapan alat
a.Pengalas
b. Bengkok
c.Tissue
2. Persiapan pasien
a.Memberi penjelasan mengenai prosedur yang akan
P
dilaksanakan pada pasien dan keluarga
R b. Pasien disiapkan 11/2 jam sebelum makan
O B. Pelaksanaan
1. Kaji adanya indikasi dan fisioterapi dada
S 2. Auskultasi segmen paru untuk mengetahui area drainage
3. Ubah posisi pasien dengan hasil auskuktasi
E
4. Gunakan bantal untuk mensuport pasien dalam posisi drainage
D 5. Lakukan perfusi dengan “ cuping hands “ dan “ clapping “ pada
dinding dada
U
6. Lakukan fibrasi dada
R 7. Berikan terapi nebulizer atau aerosol bila diperlukan
8. Berikan obat – obatan bronchodilator atau mukolitik bila
diperlukan
9. Monitor pengeluaran sputum, jumlah, tipe sputum
10. Anjurkan batuk efektik selama dan sesudah drainage
11. Jika tidak melakukan batuk efektif lakukan penghisapan lendir
12. Monitor status pernafasan pasien : frekuensi, irama dan status
kardiovaskuler
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO FISIOTERAPI DADA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

R C. Evaluasi
O 1. Observasi respon pasien
S 2. Dokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan

E pada lembar dokumentasi

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MENGGANTI BALUTAN
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Menukar balutan/penutup luka yang kotor atau yang lama dengan
penutup/pembalut luka yang baru
1. Mencegah masuknya kuman-kuman dan kotoran ke dalam luka
2. Mencegah pencemaran cairan dan kuman-kuman yang berasal
dari luka ke daerah sekitarnya
TUJUAN :
3. Mencegah infeksi sileng (cross infection)
4. Mengistirahatkan, bagian yang luka/sakit
5. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
6. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain

KEBIJAKAN : Pada setiap luka yang dibalut, pada waktu – waktu tertentu atau bila
diperlukan
PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Seperangkat alat-alat steril untuk satu pasien (dalam duk steril) :
 Pinset Anatomi 1-gunting harus 1 buah
 Pinset Chirurgic 1
 Penjepit Arteri 2
 Kapas Lidi 1
P  Kasa steril 10-15 helai
 Kasa penekan (deppers) 5 buah
R
 Mangkok kecil
O 2. Alat-alat tidak steril
 Gunting pembalut
S  Plaster
E  Botol berisi alkohol 70%
 Bensin di dalam tempatnya
D  Mercurohroom/povide iodine 3% H2O2
U
 Bengkok/kantong plastik
 Kain pembalut/perband secukupnya
R  Obat-obat disinfektan misalnya : Bethadine Solution, Lysol dll
 Obat luka yang diperlukan

PELAKSANAAN
1. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya
2. Buka plaster yang menempel di kulit dengan kapas wash bensin
3. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah memakai
pinset
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGGANTI BALUTAN


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

4. Kapas kotor dibuang pada tempatnya


5. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok
6. Sampul jahitan ditarik sedikit ke atas secara hati-hati memakai
pinset chirergi, sehingga kelihatan benang dalam kulit. Benang ini
P
digunting dan ditarik hati-hati lalu dibuang pada kasa yang sudah
R
disediakan
O
7. Luka diolesi dengan kapas/kasa yang telah diberi mercurohroom
S
atau betadine, obat yang sudah ditemukan
E 8. Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya dengan
D menggunakan pinset steril dan usahakan serat kasa jangan
U melekat pada luka
R 9. Luka dibalut atau diplester dengan rapi
10. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan dan
disterilkan kembali
11. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU SPO MENYIAPKAN DAN MEMBERI GLYSERIN
SPUIT PADA PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Memasukkan cairan glyserin ke dalam poros usus dengan


menggunakan glyserin spuit

TUJUAN :  Sebagai tindakan pengobatan


 Merangsang buang air besar
Dilakukan pada pasien
 Obstipasi
 Yang akan menjalani operasi besar dan persalinan
Kontraindikasi
 Pasien dengan tifus abdominalis
KEBIJAKAN :  Pasien yang selalu mengalami keguguran
 Ca Rectum
Persiapan alat
 Selimut atau kain penutup
 Pispot k/p
 Perlak
 Glyserin spuit
P
 Bengkok/piala ginjal
R  Glyserin dalam tempatnya yang sudah direndam dengan air panas
o Untuk orang dewasa : 15- 20 cc
O
o Untuk anak-anak : 10 cc
S  Mangkok kecil botol cebok dan kertas kloset
E  Tirai / sampiran
 Perlak / kain bawah
D
 Handscone
U Persiapan pasien
R  Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Lingkungan disiapkan, pintu dan jendela/gordyn ditutup,tempat
tidur ditabiri
 Pasien diberikabn sikap yang baik dengan memiringkan ke kiri,
kain bawah/perlak diletakkan di bawah bokong

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENYIAPKAN DAN MEMBERI GLYSERIN


SPUIT PADA PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Prosedur kerja baku


1. Pakaian dalam pasien bagian bawah di keataskan, bagian yang
terbuka ditutup dengan selimut mandi/kain penutup
2. Bengkok/piala ginjal diletakkandisisi bokong
3. Glyserin diteteskan pada punggung tangan perawat (untuk
memeriksa tingkat kehangatan, kemudian dituangkan ke dalam
mangkok kecil)
P 4. Spuit diisi glyserin 15 cc sampai dengan 20 cc dan udara
dikeluarkan
R
5. Tangan kiri petugas mendorong bokong pasien bagian atas
O sedangkan tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus
sampai pangkal kanul sengan ujung spuit diarahkan ke depan
S 6. Masukkan glyserin perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan tarik
E nafas panjang
7. Spuit dicabut perlahan-lahan dari dalam rectum, kemudian
D glyserin spuit diletakkan ke dalam piala ginjal
8. Pasien masih tetep dalam posisi miring selama beberapa menit,
U
kemudian dianjurkan ke kamar mandi kalau perlu pispot
R dipasang
9. Kanul dilepas dari semprotannya, dibersihkan dari feses,
kemudian direndam dengan larutan lysol dalam piala ginjal
selama 2 jam
10. Setelah itu dicuci dengan sabun dan letakkan pada tempatnya
11. Perawat cuci tangan
Catatan
Hindari tindakan yang membuat pasien merasa sakit dan malu serta
menjaga kesopanan
UNIT TERKAIT Seluruh karyawan RSUD Rokan Hulu

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO HUKNAH RENDAH DAN TINGGI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


0

KEP/03/2018/ 1/3

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon sigmoid untuk


huknah rendah atau sampai colon desenden untuk huknah tinggi

1. Merangsang peristaltik usus agar pasien bisa buang air besar


TUJUAN :
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi,
colonoscopy

1. Pasien obstipasi
2. Akan dilakkukan operasi
KEBIJAKAN :
3. Pemeriksaan diagnostic

A. Persiapan Alat
Irigator lengkap dengan kanul dan selang

Air hangat

Bayi :150-250 cc

Anak : 250-350 cc
P
Usia sekolah : 300-500 cc
R

O
Remaja : 500-700 cc

S Dewasa : 750-1000cc

E Standar infus

D Perlak pengalas

U Bengkok
R Selimut

Pispot

Tissu toilet

Jelly

Sarung tangan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO HUKNAH RENDAH DAN TINGGI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/3

B. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/
klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
D. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring
P kanan untuk huknah tinggi)
3. Meletakkan perlak dan pengalas
R
4. Memasang selimut
O 5. Meletakkan pispot dekat tempat tidur
6. Menggantungkan irigatoryang telah diisi air hangat pada
S standar infus dengan ketinggian 50 cm( huknah rendah)
E
atau 30 cm(huknah tinggi)
7. Mengeluarkamudaradalam selang , kemudian menutup
D klem kembali
8. Memakai sarung tangan
U
9. Membuka bokong hingga anus terlihat
R 10. Mengoleskan jelly pada kanul rektal kemudian
memasukkannya secara perlahan, mengarah ke umbilikus,
panjang insersi ( D 7,5-10 cm, A 5-7,5 cm, B 2,5-3,5 cm )
11. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya
kanul ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan
melalui mulut
12. Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan
perlahan
13. Menutup kran bila air dalam irigator habis atau bila pasien
tidak dapat menahan untuk BAB
14. Memegang pangkal kanul dengan tisu, tarik kanul dari anus
15. Memasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB
16. Membersihkan anus
17. Merapikan pasien

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO HUKNAH RENDAH DAN TINGGI


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 3/3

P E. Tahap Terminasi
R 1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
O 2. Berpamitan dengan klien
S 3. Membereskan alat- alat

E 4. Mencuci tangan

D 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT ICU, IGD, semua unit keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMAKAIAN INFUS PUMP

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur pemberian terapi
yang dilarutkan dengan cairan infus
- Memberikan dosis obat dengan tepat dalam unit kecil.
TUJUAN :
- Mengatur jumlah obat dalam satuan mililiter dalam satuan waktu
tertentu
KEBIJAKAN :
Dilaksanakan oleh perawat dan dokter yang bertugas.

1. Siapkan alat
P 2. Hubungkan alat ke stop kontak listrik
R 3. Power On > Tekan On/Off untuk menghidupkan ( tunggu sampai
infusion pump selesai melakukan pengecekan )
O
4. Pasang infusion set pada pump, untuk menyesuaikan drop infusion
S set tekan IV SET (Infusion set sudah tersambung dengan cairan
infus dan siap digunakan )
E
5. Tentukan infusion rate (mL/h) untuk menentukan laju cairan /
D RATE tekan SELECT.
U 6. Tentukan volume limit (mL) untuk menetukan volume limit.
7. Mulai Infusion > Tekan START untuk memulai infusion, tekan STOP
R
untuk menghentikan infusion atau mematikan alarm.
8. Purge > tekan PURGE secara terus menerus
UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN INHALASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Pemberian obat dengan cara diuap

TUJUAN : 1. Untuk mengencerkan dan mengeluarkan secret


2. Melonggarkan pernafasan supaya pasien nyaman

KEBIJAKAN : 1. Dosis obat sesuai order dokter


2. Lihat masa kadaluarsa
a. Persiapan alat
Trolly yang berisi alat – alat :

1. Alat inhalasi lengkap


2. Obat sesuai program dokter (Bisolvon, Atrophin, Ventolin)
3. Cairan NaCl 0,9 % atau NaCl 3 %
4. Sungkup ( masker ) atau oral tube
P 5. Spuitb disposable 2,5 cc
b. Persiapan pasien
R 1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan yang akan dilakukan
O
2. Posisi pasien senyaman mungkin ( semi fowler )
S c. Pelaksanaan
1. Isi obat sesuai dengan dosis program dokter
E 2. Sambungkan alat tersebut dengan masker / oral tube
3. Sambungkan ke stop kontak listrik
D 4. Tekan on
5. Atur waktu atau timer no 15 – 0
U
6. Periksa apakah uap keluar atau tidak
R 7. Pasang alat tersebut ke mulut pasien
8. Anjurkan untuk menghisap
9. Tunggu sampai timer habis
10. Cabut kabel listrik dan alat di pasien kemudian rapihkan
d. Hal yang perlu diperhatikan
1. Bila pasien memakai oksigen jangan lupa setelah inhalasi di beri
oksigen kembali
2. Observasi tanda – tanda cianosis saat pemebrian inhalasi (khususnya
pada pasien payah)
UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MEMBERIKAN INJEKSI IM,IC,SC, DAN IV

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/4

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Suntikan intramuskuler
Memberikan obat suntikan ke dalam jaringan otot (muskulus)
Tempat-tempat penyuntikan pada :
- Otot pangkal lengan
- Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah sebelah luar
- Otot bokong yang tepat yaitu pada 1/3 bagian dari spina illiaca
PENGERTIAN :
anterior posterior (s.i.a.s)
Suntikan Intracutan
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
Suntikan subcutan
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit
Suntikan intravena
Penyuntikan obat suntikan kedalam pembuluh darah vena
Suntikan intramuskuler
Untuk memasukkan obat ke dalam jumlah yang lebih besar dan absorbsi
lebih cepat dibanding dengan pemberian obat secara subkutan
Suntikan Intracutan
1. Untuk melakukan uji coba obat tertentu (skin test)
2. Untuk obat-obatan tertentu tertentu yang pemberiannya hanya
TUJUAN :
dapat dilakukan dengan cara suntikan intracutan
3. Membantu menentukan diagnosa pada penyakit tertentu (misal
TBC)
Suntikan subcutan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah kecil dan absorbsi obat ke dalam
jaringan tubuh agak lambat
KEBIJAKAN : Dilakukan oleh semua perawat dan dokter di perawatan
P Suntikan intramuskuler
R Persiapan alat :
O  Spuit dan jarum steril
 Kapas dan alkohol 70%
S  Obat-obat injeksi
 Pengalas
E
 Bengkok
D  Buku status pasien
Persiapan pasien :
U  Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan
R dilakukan
 Menyiapkan posisi pasien
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU SPO MEMBERIKAN INJEKSI IM,IC,SC, DAN IV

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/4

Cara kerja :
1. Setelah alat-alat dan obat disiapkan , dibawa ke tempat pasien
2. Tentukan lokasi injeksi/tempat yang akan disuntik, lalu kulit
didesinfeksi
3. Memasukkan jarum injeksi tegak lurus dengan permukaan kulit
dengan sudut 90
4. Melakukan aspirasi/pengisapan (bila ada darah obat jangan
dimasukkan)
5. Setelah obat dimasukkan seluruhnya, jarum ditarik keluar
dengan cepat, kulit ditahan dengan kapas alkohol sambil
dilakukan massage
P Hal-hal yang perlu diperhatikan :
R Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat, bila salah akan
berbahaya karena dapat mengenai saraf (nervus ischiadicus)
O
Suntikan Intracutan
S Tempat penyuntikan pada :
 Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan
E
siku ( 2/3 dari pergelangan tangan ) pada kulit yang sehat, jauh
D dari pembuluh darah ( untuk test mantox)
 Dilengan atas :tiga jari dibawah sendi bahu, ditengah-tengah
U daerah muskulusdeltoides ( pada penyuntikan BCG )
R
 Pada bokong : 1/3 bagian dari SIAS
Cara Kerja
 Persiapan alat :
o Spuit dan jarum steril
o Kapas dan alcohol
o Obat-obat injeksi
o Bengkok
o Buku status pasien
 Persiapan pasien
o Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
o Menyiapkan posisi pasien

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU SPO MEMBERIKAN INJEKSI IM,IC,SC, DAN IV
NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 3/4

 Cara kerja
1. Jarum yang dipergunakan adalah no. 18, 20 atau jarum khusus
2. Spuit 1 cc atau dengan ukuran khusus
3. Kulit didesinfeksi, lalu ditegangkan ( diregang dengan tangan
kiri )
4. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas
dan membuat sudut antara 15° - 20° dengan permukaan kulit
5. Lalu obat disemprotkan sampai terjadi gelembung pada
tempat tersebut
6. Kemudian jarum ditarik dengan cepat, bekas suntikan tidak
dihapus dengan kapas alcohol dan tidak boleh dilakukan
massage
P 7. Reaksinya dilihat atau dicatat setelah jangka waktu yang
R ditentukan
8. Setelah selesai alat-alat dirapihkan
O
Hal-hal yang perlu diperhatikan
S Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat
Suntikan subcutan
E
Tempat penyuntikan
D a. Pada lengan atas sebelah luar ( penyuntikan insulin pada pasien
diabetes )
U b. Pada paha bagian luar
R
c. Pada perut bagian atas ( pada penyuntikan pasien infertilitas )
Persiapan alat
o Spuit dan jarum steril
o Kapas dan alcohol 70 %
o Obat-obat injeksi
o Bengkok
o Buku status pasien
Persiapan pasien
o Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
o Menyiapkan posisi pasien
Cara kerja
1. Tempat penyuntikan di desinfektan lalu diangkat sedikit dengan
tangan kiri

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU SPO MEMBERIKAN INJEKSI IM,IC,SC, DAN IV

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


KEP/03/2018/ 0 4/4

2. Dengan lubang jarum menghadap keatas, jarum ditusukkan


membentuk sudut 45˚ dengan permukaan kulit
P
3. Pengisapan ditarik sedikit, bila ada darah, obat jangan
R
disemprotkan, bila tidak ada darah, obat disemprotkan
O perlahan-lahan
S 4. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan
cepat, bekas tusukan ditahan / didep dengan kapas alcohol
E

D Hal-hal yang perlu diperhatikan


U
 Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat
R
 Tempat penyuntikan
 Pada vena-vena anggota gerak

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO INTUBASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN


KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Suatu tindakan memasukkan pipa endotrachea ke dalam trachea.


1. Membebaskan jalan nafas.
TUJUAN : 2. Untuk pemberian pernafasan mekanik.
3. Untuk mempermudah penghisapan sekresi.
KEBIJAKAN : Memenuhi kebutuhan oksigen.
Persiapan alat :
1. Laringoscope dengan bilah yang sesuai.
2. Magills untuk membantu memasukkan pipa.
3. Maudrin ( bila ada kesulitan saat memasukkan tube )
4. OTT / NTT sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Xylocain jelly
6. Sarung tangan
7. Obat – obatan untuk persiapan intubasi antara lain :
 Sedasi : midazolam, propofol, pentotal
P  Muscle relaxan : Succinyl cholin, rocuronium, atracurium,
R vecuronium.
7. Xylocain spray / semprot.
O 8. Pressure cuff / spuit cuff.
S
9. Guedell / mayo.
10. Stetoscope.
E 11. Suction catheter untuk menghisap sekresi.
12. Emergency trolly yang berisi obat – obat emergency.
D
13. Air viva, face mask untuk oxigenasi.
U 14. Plester / pita untuk fiksasi.
15. Suction dinding / sentral / manual.
R Cara Kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Cek suction sentral dan atur tekanan antara 100 – 200 mmHg
atau suction manual dan sambungkan selang catheter steril.
4. Nilai kesadaran pasien, bila sadar diberitahu.
5. Bersihkan jalan nafas dengan cara suctioning.
6. Sambungkan pasien ke EKG monitor dan ukut tensi, nadi dan
pernafasan ulang, saturasi oksigen.
7. Posisi pasien terlentang / flat dan ekstensikan leher pasien
( sesuaikan dengan kondisi pasien ).
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO INTUBASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

8. Bantu tindakan intubasi sesuai dengan tahapannya.


P
R 9. Ikat selang trakea / trakeostomi dengan tali / plester.
10. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
O

S Hal – hal yang perlu di perhatikan :

E 1. Keadaan umum pasien, terutama tensi, nadi dan pernafasan,


D
saturasi, oksigen.
2. Monitoring EKG
U 3. Pengisian cuff ( balon )
4. Fiksasi
R
5. Penghisapan sekresi dengan tehnik yang semestinya.

UNIT TERKAIT IGD, ICU, OK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN :
Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dennga cepat dan
tepat

TUJUAN :
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam Mencegah
komplikasi dan infeksi nosokomial
1. Perawat yang terampil
KEBIJAKAN : 2. Alat-alat yang lengkap
PERSIAPAN ALAT STERIL :
HEACHTING SET :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Naald foulder
5. Bengkok
6. Kom kecil
P 7. Kassa
R BAKI BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
O
2. Plester
S 3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol, savlon)
E 5. Obat luka sesuai kebutuhan
6. Tempat sampah
D
7. lidokain injeksi sebagai anasthesi
U 8. NaCl
PELAKSANAAN :
R 1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform concern
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka denga NaCl
5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan betadin
6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian lakukan heacting
7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan, dan perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT UGD

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO KOREKSI KALIUM


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Memberikan sejumlah kalium ke dalam tubuh untuk mencapai kadar


PENGERTIAN :
normal kalium dalam darah ( nilai normal : 3,5 – 5,5 mEq/ml )

TUJUAN : Untuk mencegah terjadinya gangguan listrik jantung dan gangguan


sistemik lain
1. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan
KEBIJAKAN : 2. Ada Instruksi medis tentang pemberian therapy.

1. Hitung kekurangan kalium dengan rumus = Delta K x BB x ⅓


P 2. Encerkan KCl dalam D5% ( Pengenceran disesuaikan ) atau jika
memakai syringe pump tidak perlu diencerkan.
R
3. Biarkan KCl dalam cairan D5% drip / dalam syringe pump.
O 4. Sambungkan selang infus / perfusor yang berisi KCl pada CVC
atau vena besar, hindari pemberian pada vena kecil.
S 5. Atur kecepatan pemberian max 20 mEq kcl/jam, pemberian
E konstan.
6. Apabila defisit > 30 mEq KCl, berikan dalam cairan 150 cc D5 %
D selama 2 jam.
7. Monitor nadi, tekanan darah dan cek adanya phlebitis /
U
terbakarnya vena.
R 8. Labeling KCl pada infus set / perfusor.
9. Dokumentasikan pemberian dan rapihkan peralatan.

ICU, IGD, semua unit keperawatan


UNIT TERKAIT
Laboratorium
Farmasi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMASANGAN KATETER


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN :
Memasang catheter / selang pada pasien pria / wanita yang tidak
dapat BAK secara langsung untuk pemantauan output
- Menampung urine
TUJUAN : - Mengetahui kelainan pada urine
- Mengurangi gerakan pasien
Sebagai pedoman bagi seluruh tenaga keperawatan di RSUD Rokan
KEBIJAKAN : Hulu
a. Penjelasan kepada pasien tentang tindakan katheter
b. Mengatur posisi tidur pasien
c. Menanggalkan pakaian bawah pasien
d. Memasang sampiran / hordeng

LANGKAH – LANGKAH
P
R
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
O  Mendesinfektan sekitar alat vital pasien dari arah dalam ke luar
 Memasukkan xylocain jelly 10cc bila pasien laki – laki / oleskan
S
jelly pada kateter bila pasien perempuan
E  Mulai dengan tindakan pasang kateter dengan pasien posisi
tegak lurus / dorsum flexi 90
D
 Kemudian posisi penis di arahkan ke lipat paha sambil catheter
U terus di dorong sampai sisa luar 10 – 15 cm
 Coba fungsi melalui catheter bila urine sudah keluar langsung
R di hubungkan dengan urine bag
 Balon diisi dengan air aquabidest 20 – 30 cc
 Catheter tarik sampai ada tegangan
 Hitung urine yang keluar
 Merapikan pasien
 Membereskan alat – alat
 Mencuci tangan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMASANGAN KATETER


NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P YANG HARUS DI PERHATIKAN


R

O  Menunjukkan sikap yang nyaman kepada pasien

S  Bekerja dengan tknik aseptik dan antiseptik

E  Teliti

D  Hati – hati

U  Menjaga prifaci pasien

Dokter dan seluruh perawat


UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PELAYANAN KEROHANIAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Serangkaian aktivitas yang dirancang dalam memberikan pelayanan


PENGERTIAN : bimbingan spritual/kerohanian terhadap pasien yang dirawat di
Rumah Sakit sebagai bagian dari asuhan keperawatan komprehensif.
1. Memberikan pelayanan do’a bagi pasien yang dirawat inap di
Rumah Sakit
TUJUAN :
2. Menggali kekuatan batin ( mental, spritual dan jiwa ), pasien
untuk membantu proses kesembuhan pasien.
KEBIJAKAN : Standar Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2012 Bab II : Hak Pasien dan keluarga.
1. Identifikasi agama, nilai nilai dan kepercayaan pasien .
P
2. Pasien atau keluarga mengisi formulir permintaan pelayanan
R
kerohanian.
3. Staff RS bidang kerohanian menyediakan dan memanggil pemuka
O pemuka agama yang sesuai dengan nilai nilai dan kepercayaan pasien
baik dari sumber lokal atau sumber rujukan keluarga.
S
4. Pelayanan do’a/bimbingan spritual bukan bermaksud mengubah
E keyakinan agama pasien, melainkan menguatkan kekuatan batin
pasien untuk membantu proses kesembuhan bersama tindakan
D medis atau terapi lainnya.
U 5. Bekerjasama dengan dokter yang merawat, perawat jaga ruangan,
keluarga penderita atau secara mandiri dalam melaksanakan
R bimbingan spritual/rohani.
6. Staff RS membantu memperlancar prosesi keagamaan pasien sampai
selesai

1. Staff RS ( perawat jaga , bidang kerohanian)


2. Dokter jaga
3. Imam / ustat
UNIT TERKAIT 4. Pendeta
5. Biksu
6. Humas

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MENJAGA KESELAMATAN PASIEN DI
TEMPAT TIDUR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Menjaga keselamatan pasien di tempat tidur adalah tindakan


PENGERTIAN : keperawatan yang ditujukan agar pasien tidak terjatuh dari tempat
tidur
Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan keperawatan dan utuk
TUJUAN :
mencegah kecelakaan akibat tindakan keperawatan yang tidak benar.
1. Tersedianya formulir catatan keperawatan
2. Setiap tindakan keperawatan dicatat di formulir catatan
keperawatan
3. Diterapakan terutama bagi pasien yang mengalami penurunan
KEBIJAKAN : tingkat kesadaran/ gelisah / kejang / koma
PERSIAPAN :
Persiapan paasien :
1. Pasien diobservasi tingkat kesadarannya
2. Pasien dan atau keluarga diberi penjelasan

P Persiapan alat dan bahan :


R
1. Tempat tidur dengan bad plang / side rail
O 2. Tali tangan / kaki yang aman
S
3. Sampiran / sekeren
PELAKSANAAN :
E
1. Siapkan tempat tidur lengkap
D 2. Pasien ditidurkan dengan aman dan nyaman
U 3. Bad plang dipasang
4. Pasang sampiran
R
5. Beri penjelasan pada keluarga
6. Bila perlu tangan dan kaki diikat dengan posisi menyilang ( kaki
kiri – tangan kanan dan sebaliknya ) bergantian setiap tiga jam
7. Observasi respon klien dan catat dicatatn perawatan
8. Observasi sesuai keadaan
9. Bila perlu, izinkan keluarga untuk menunggui pasien

UNIT TERKAIT
UGD, ICU, dan Seluruh Rawat Inap.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN KOLOSTOMI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN :
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan mengganti
kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan
 Menjaga kebersihan pasien
 Mencegah terjadinya infeksi
TUJUAN :
 Mencegah iritasi kulit skitar stoma
 Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
Surat kebijakan direktur tentang perawatan kolostomi di ruang
KEBIJAKAN : perawatan bedah.
Persiapan pasien
 Memberikan penjelasan pada pasien tentang tujuaun tindakan,
dll
 Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
 Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup
gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/p),
mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika
diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien.
P Persiapan alat
R 1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain
O berlubang, dan kain persegi empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
S 3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang sarung tangan bersih
E 5. Kantong untuk balutan kotor
D
6. Baju ruangan / clemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
U 8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
R 10. Pllester dan gunting
11. Bila perlu obat desinfektan
12. Bengkok
13. Set ganti balutan
Persiapan klien
1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan lingkungan klien
3. Mengatur posisi tidur klien

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN KOLOSTOMI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2
Prosedur kerja

1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien
sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh
pasien
5. Mengobservasi produksi stoma (warna, konsistensi, dll)
P
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan
R
menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
O 7. Meletakkan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit stoma
S 9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan
kapas sublimate / kapas hangan (air hangat) / NaCl
E
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati
D menggunakan kassa steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada
U kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
R 13. Menempelkan kantong colostomy dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara
didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Memberskan alat-alat dan membuuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Memcuci tangan
20. Membuat laporan dan dokumentasi

UNIT TERKAIT UGD, dan Rawatan Pasca Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENGOMPRES LUKA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN :
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengompres luka dengan
menggunakan obat kompres
1. Mengobat luka
TUJUAN : 2. Mempercepat penyembuhan
3. Mencegah infeksi
KEBIJAKAN : Surat kebijakan direktur tentang kompres luka
Persiapan Pasien
1. Persiapan Mental :
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Persiapan Fisik :
Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah tindakan
Persiapan Alat
1. Set ganti balut
P 2. Obat kompres dalam kom steril
R 3. Kassa steril dalam tromol
O 4. Korentang set
5. Alkohol 70%, H2O2 3%,Nacl 0,9% dalam tempatnya
S 6. Neirbekken (bengkok)
7. Gunting dan plester
E
8. Karet pengalas
D 9. Kantong plastic
10. Verban gulung
U
11. Spuit 10 cc steril
R Cara Kerja
1. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Menutup pintu atau memasang tirai
4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah luka yang akan
dibersihkan dan memasang pengelas
5. Perawat mencuci tangan
6. Siram dengan Na Cl sebelum penutup luka dibuka

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENGOMPRES LUKA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

P 7. Membuka penutup luka pada pasien secara perlahan-lahan


R
8. Membersihkan/mendesinfeksi daerah luka dengan
menggunakan kapas steril diberi bethadine dengan cara
memutar dari dalam kearah luar
O
9. Memasang sufratule sesuai ukuran luka dan menggunakan
S
pinset cirurgis
E
Sikap
D

U
 Teliti/cermat
 Hati-hati
R
 Sopan
 Komunikasi

UNIT TERKAIT
UGD, ICU, dan Rawatan Pasca Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN KOMPRES

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Memberikan kompres dengan air biasa kepada pasien yang
memerlukan dengan menggunakan waslap yang sudah diberi air
1. Menurunkan suhu tubuh sampai nilai normal
2. Mengurangi rasa sakit/nyeri
TUJUAN : 3. Membantu mengurangi perdarahan dan memberikan rasa
nyaman
4. Membatasi peradangan
KEBIJAKAN : Observasi suhu tubuh, kompres segera ganti bila sudah kering
a. Lihat kondisi pasien
b. Persiapan alat
1. Waslap
2. Perlak kecil dan alasnya
3. Mangkok/Waskom kecil berisi air biasa
P
R c. Persiapan pasien

O Pasien diberkan penjelasan tentang hal yang akan dilakukan

S dengan posisi diatur sesui kebutuhan

E d. Pelaksanaan
D 1. Perlak dan alasnya dipasang pada tempat yang akan
U dikompres
R 2. Waslap dibasahi dengan air secukupnya, diperas, dan
diletakkan ditempat yang akan dikompres (dahi, ketiak dan
lipat paha)
3. Observasi pasien
4. Perawat mencuci tangan
Mencatat hasil tindakan dan observasi

UNIT TERKAIT
Seluruh karyawan RSUD Rokan Hulu

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO KONSULTASI PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Melakukan konsultasi pasien dengan unit lain

TUJUAN :
Memperlancar kegiatan pemeriksaan pasien, untuk menunjang
pengobatan / penyembuhan pasien
KEBIJAKAN : Pasien tidak boleh dibawa kecuali ada pemeriksaan khusus
a. Formulir konsultasi ditulis oleh dokter yang merawat
b. Tulis pada rekam medik pasien konsul
c. Tulis dipapan acara
P
d. Beri penjelasan pada pasien / keluarga
R e. Tuliskan pada buku ekspedisi
O f. Kirimi formulir konsultasi / hubungi lewat telepon
S g. Siapkan rekam medik dan data dat penunjang
E h. Siapkan pasien, alat dan lingkungan
D i. Dampingi pasien selama pemeriksaan
U j. Dokter menulis jawaban pada formulir konsultasi

R k. Catat hasil konsultasi pada buku visite dan rekam keperawatan


l. Laporkan hasil konsultasi
m. Laksanakan hasil konsultasi
n. Tulis pada rekam keperawatan

1. Ruang rawat inap

UNIT TERKAIT 2. Ruang rawat jalan


3. Unit yang terkait

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMGUMBAHAN LAMBUNG PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mencuci lambung dengan cara memasukkan air dingin atau cairan
PENGERTIAN : Nacl dingin dan kemudian dikeluarkan melalui selang penduga
lambung (maag slang)
Membersihkan dan mengeluarkan racun dari lambung dilakukan pada
TUJUAN :
1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2. Persiapan tindakan operasi lambung
3. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
Perhatikan : 1. Jumlah cairan yang keluar dan masuk
KEBIJAKAN : 2. Warna cairan yang keluar
a. Persiapan alat
Baki berisi :
1. Selang penduga lambung (maag slang)
2. Kateter tips
3. Waskom berisi air dingin / Nacl dingin
4. Bengkok dan sarung tangan
5. Kolf kosong
P
6. Perlak kecil dan alasnya
7. Handuk
R
8. Slang penyambung k/p
O a. Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan
S 2. Pasien disiapkan dalam posisi semi Flowler / terlentang
b. Pelaksanaan
E
1. Pasang perlak dan alas diatas dada pasien
D 2. Letakkan bengkok disamping pasien
3. Letakkan kolf kosong dekat tempat tidur lalu diikat
U 4. Ukur selang ( lihat perasat pada pemberian makanan dan cairan
melalui pipa penduga )
R
5. Klem slang / penduga lambung
6. Anjurkan pasien menjulurkan lidah sepanjang mungkin (bila
pasien sadar) supaya ujung slang sampai pada pangkal lidah
setelah itu pasien disuruh menelan, lalu menarik nafas panjang.
7. Slang penduga lambung dimasukkan secara perlahan lahan
sampai batas sesuai ukuran ( lebih dalam sedikit dari prosedur
pemberian makanan dan cairan melalui slang penduga
lambung)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO KONSULTASI PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
8. Periksa apakah slang betul betul masuk lambung dengan cara
memasukkan pangkalnya kedalam air / masukkan udar dengan
spuit kmudian didengar dengan stethoscope (waktu udara
disemprotkan) bila ada bunyi berarti masuk lambung

9. Setelah slang penduga lambung masuk, pasien diatur dengan


posisi pasien miring tanpa bantal dak kepala lebih rendah

P 10. Masukkan cairan dingin kedalam catheter tip kemudian


masukkan kedalam lambung melalui slang kemudian
R
dikeluarkan (dilakukan berulang ulang sampai air yang keluar
O
dari lambung jernih)
S

E 11. Sambung slang NGT ke kolf untuk menampung cairan


lambung, setelah selesai pasien dan alat-alat dirapihkan.
D

U c. Perhatian
R
Membilas lambung tidak boleh dilakukan pada :

1. Pasien yang keracunan obat yang bersifat membakar seperti :


erolin, Lysol, air keras

2. Pasien dengan varises usophagus

3. Pasien dengan tumor paru-paru

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN LUKA BAKAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN :
Suatu tindakan merawat luka yang terjadi akibat trauma tehadap
panas, elektronik, zat-zat kimia dan sinar radioaktif

TUJUAN :
1. Mencegah terjadinya infeksi sekunder/nosokomial
2. Mencegah terjadinya kontraktur
KEBIJAKAN : Surat kebijakan direktur tentang perawatan luka akibat trauma panas.
Persiapan Pasien
1. Persiapan Mental :
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Persiapan Fisik :
Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah tindakan
Persiapan Alat
Bak instrument steril berisi :
9. Kapas basah steril dalam tempatnya
P 10. Laken, steak dan selimut steril
11. Perlak
R 12. Gunting verband, gunting jaringan
O 13. Pinset anatomis
14. Nierbekken (bengkok)
S 15. Plester
16. Cairan Nacl;, 0,9%, Salvon, bethadine , perbandingan, Nacl
E
0,9% , salvon, bethadine.
D 12. Obat-obat luka sesuai intruksi (burnazyn zalf, bioflacenton,
supratule)
U
13. Masker dan baju pelindung
R 14. Spuit 2,5 cc/ spuit 5cc
Cara Kerja
1. Perawat mencuci tangan dan memasang handscone
2. VPasang perlak dibawah daerah luka baker
3. Memakai masker
4. Membuka balutan dengan pinset cirurghis yang sebelumnya
dibasahi dengan Nacl
5. Kassa yang sudah kotor dibuang pada tempatnya
(plastic/piala ginjal (bengkok)
6. Bersihkan luka dengan kapas steril yang dicampur dengan
bethadine/salvon agak diperasdengan cara ditotol

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN LUKA BAKAR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 7. Bila bullae yang belum pecah dan lebih dari 2cm dilakukan

R aspirasi

O 8. Jika ada jaringan mati/pecah digunting dengan

S mempergunakan pinset anatomis dan gunting jaringan

E
9. Bersihkan luka kembali dengan kapas basah steril yang
dicampur dengan bethadine/salvon agak diperas dengan
cara ditotol
10. Kemudian luka diberi obat misalnya : burnazynzalf,
bioplacenton/sipratule, lalu luka ditutup dengan verban
steril atau plester dengan rapi
11. Mengambil pengalas lalu memasang aken dan steak steril
D 12. Memasang dekken buck dan ditutup dengan selimut steril

U memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai

R 13. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat


14. Perawat mencuci tangan
Sikap

 Teliti/cermat
 Hati-hati
 Sopan
 Komunikasi

UNIT TERKAIT UGD, ICU, dan Rawatan Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN :
Suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan dan merawat
luka yang terjadi akibat penekanan (pressure ulcer)
1. Menjaga kebersihan luka
TUJUAN : 2. Mencegah infeksi
3. Mempercepat penyembuhan

Surat kebijakan direktur tentang perawatan luka akibat penekanan agar


KEBIJAKAN : tidak infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Persiapan Pasien
1. Persiapan Mental :
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Persiapan Fisik :
P
Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah tindakan
Persiapan Alat
R 1. Kassa steril dalam tromol
2. Korentang set
O 3. Set ganti balut steril
S
4. Sarung tangan (kalau perlu)
5. Set necrotomi steril (kalau perlu)
E 6. Bethadine sol 10%, alcohol 70% dan wash-bensin dalam
tempatnya
D
7. Obat-obatan yang diperlukan
U 8. Cairan H2O2 3%, Nacl 0,9%
9. Spuit 10 cc steril
R 10. Plester
11. Gunting jaringan dan gunting verband
12. Kantong balutan kotor
Cara Kerja
1. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Meletakkan karet pengalas dari bawah luka/dekat luka
3. Membuka set balutan dan meletakkan dekat pasien

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 4. Membuka balutan luka dan segera masukka dalam

R kantongan balutan kotor

O 5. Membersihkan bekas plester dengan wash-bensin dan

S alcohol 70% kesekitar luka


6. Menyemprot luka dengan H2O2 3% dan bethadine sol 10%
sampai bersih
7. Bilas dengan cairan Nacl 0,9%
8. Mengeringkan luka dengan kassa steril
9. Kalau perlu lakukan necrotomi dan bersihkan dengan
bethadine sol 10%
E 10. Menutup luka dengan kassa steril dengan rapat lalu diplester

D 11. Perawat melepas sarung tangan

U 12. Merapikan alat-alat da mengembalikannya pada tempatnya

R 13. Perawat mencuci tangan


Sikap

 Teliti/cermat
 Hati-hati
 Sopan
 Komunikasi

UNIT TERKAIT ICU, dan Rawatan Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMANDIKAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/3

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Tindakan membantu dan menjaga kebesihan agar pasien tetap bersih
1. Membersihkan penderita dari kotoran – kotoran yang melekat
pada kulit
TUJUAN :
2. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan penderita terutama
kulit
3. Memberikan perasaan nyaman dan segar pada pasien
4. Melancarkan peredaran darah
1. dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh mandi
sendiri
KEBIJAKAN : 2. Dilakukan 2x sehari, pada pagi hari dan sore hari
1. memberi salam dan mengidentifikasi pasien
2. perawat memberi tahu pasien/ keluarganya tentang apa yang
akan dilakukan
3. tirai untuk tempat tidur ditutup, semua proses memandikan
perhatikan privacy pasien dan jangan membuat pasien merasa
P malu serta jangan sampai pasien kedinginan dan kelelahan
4. meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat
R 5. jika pasien menggunakan pagar tempat tidur , turunkan pagar
O tempat tidur/cek terlebih dahulu
6. mengangkat bantal , dan letakkan dikursi, tinggalkan bantal untuk
S kepala saja, selimut tebal diangkat dan dilipat serta diletakkan
dikursi.
E
7. pasien ditawarkan untuk buang air kecil atau besar, jika ya,
D lakukan sesuai dengan cara pemberian urinal dan pispot
8. perawat mengisi ¾ bagian dari Waskom dengan air hangat dan
U
letakkan diatas standar Waskom atau meja makan pasien
R 9. pindahkan pasien kedekat perawat
10. memberi posisi tidur supine/ terlentang, fowler atau semifowler
sesuai kondisi pasien
11. pasien ditawarkan untuk sikat gigi
12. mencuci muka dan leher
a. handuk dibentangkan melintang dibawah kepala atau
diletakkan didada melingkar sampai bawah telinga

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMANDIKAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/3

P b. muka dan telinga dibasahi kalau perlu disabun (tergantung


keinginan pasien) kemudian dibilas dan dikeringkan.
R
Sebelumnya menanyakan kepada pasien apakah muka
O pasien akan diberi sabun atau tidak
c. bagi pasien yang dapat melakukan sendiri tawarkan kepada
S pasien untuk melakukan sendiri, perawat membantu
membilas di Waskom dan memberikan kepada pasien
d. mencuci mata pasien , lakukan bagian inner
e. mencuci dan membilas mata kiri kemudian membalik waslap
untuk mencuci mata kanan
f. leher bagian depan dan samping dibasahi, disabun dan
dikeringkan
13. mencuci lengan
a. membuka baju pasien bagian atas
b. selimut putih dipergunakan untuk menutup badan hingga
perut. Handuk atas diletakkan dibawah lengan yang dekat
dengan perawat,handuk bawah diletakkan dibawah lengan
yang dekat dengan perawat, handuk bawah diletakkan
dibawah lengan yang jauh dengan perawat.
14. Lengan dari jari- jari sampai ketiak dibasahi , disabun, dibilas dan
dikeringkan , dimulai dari lengan yang jauh dari perawat,
kemudian pindah kelengan yang dekat dengan perawat
E 15. mencuci dada dan perut
D a. kedua tangan diletakkan keatas , disisi kepala
b. selimut putih diturunkan hingga menutupi genitalia dan kaki
U c. handuk atas dibentangkan disisi yang dekat dengan perawat,
handuk dibawah dibentangkan disisi yang jauh dari perawat
R
d. dada dan perut pasien dibasahi, disabun,dibilas dan
dikeringkan
16. mencuci punggung sampai dengan pinggang
a. handuk bawah dibentangkan menutupi bagian depan pasien
b. pasien dimiringkan membelakangi perawat sambil memegang
hek tempat tidur , sehingga seluruh punggung yang akan
dibersihkan akan dapat terjangkau
c. handuk atas dibentangkan memanjang dibawah punggung
d. leher bagian belakang dan punggung dibasahi, disabun, dibilas
dan dikeringkan
e. Pada pasien potensial terjadi decubitus, punggung digosok
dengan Vaseline/ minyak kelapa terutama pada bagian-bagian
yang menonjol
f. pasien ditelentangkan kembali dan pakaian bagian atas
dikenakan dengan rapi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMANDIKAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 3/3

P g.mencuci paha atas dan kaki


h.handuk atas dibentangkan menutupi genitalia
R
i.selimut putih diangkat
O j.pakaian bawah ditinggalkanhanduk bawah dibentangkan ,
memanjang kebawah kedua kaki
S 17. mengganti air, jika sudah kotor
18. mencuci bagian bawah
a. handuk atas dibentangkan menutupi bagian adepan
b. Handuk bawah dibentangkan melintang dibawah bokong
pasien
c. Jika pasien mampu melakukan sendiri, tawarkan pasien untuk
melakukan sendiri, perawat membantu menyediakan waslap
dan membilas
d. Bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri, maka
perawat melakukan dengan cara kedua paha agar
direnggangkan. Genetalia dan lipat paha dibasahi, disabun,
dibilas dan dikeringkan dari depan kebelakang. (pada pasien
pria perhatikan kebersihan daerah orifisium urethra, lipatan
antara penis scrotum harus kering; pada pasien wanita vulva
harus dibuka, bila sangat kotor lakukan vulva hygiene)
e. Pasien dimiringklan membelakangi perawat, dengan posisi
handuk tetap. Bokong, lipatan bokong dan rectum dibasahi,
E disabun, dibilas dan dikeringkan dengan handuk. Arah
D pembersihan anus harus kearah pinggang
f. Pasien ditelentangkan kembali dan dikenakan pakaian bagian
U bawah dengan rapih
19. Menyelesaikan
R
a. Air bekas memandikan dibuang ke kloset
b. Perawat mencuci tangan
c. Handuk dan alat tenun kotor disingkirkan dan dimasukkan
kedalam trolley atau kantong linen kotor
d. Bila pasien tidak dapat menyisir rambutm sendiri, bantu
pasien menyisir rambut
e. Ganti alat tenun dan pasang kembali selimut
f. Berikan posisi tidur yang nyaman dan aman bagi pasien dan
dekatkan nursecall
g. Perawat mencuci tangan
h. Setelah melakukan pendokumentasian, perawat
mengembalikan semua peralatan ke janitor/spoelhok
i. Trolley/ kantong linen kotor, dibawa keluar keruang linen
kotorr
j. Waskom mandi, urinal, pispot diletakkan ditrolley kebaw ke
janitor

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMASANG NGT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Proses memasukan naso gatrik tube melalui hidung sampai ke lambung
Sebagai pedoman bagi perawat dalam memasang NGT untuk tujuan:
a. Mengeluarkan cairan dan gas dari GIT
b. Mencegah / mengurangi mual dan muntah
TUJUAN : c. Pengobatan pasien dengan obstruksi secara mekanik dan
perdarahan pada GIT bagian atas.
d. Pemberian pengobatan/ feeding langsung pada lambung.
e. Mengambil spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
1. Terselenggaranya pelaksanaan tindakan keperawatan memasang
NGT secara aman di RSUD Rokan hulu
KEBIJAKAN : 2. Tindakan keperawatan kolaboratif
a. Persiapan
1. Peralatan
a. Slang naso gastrik steril sesuai ukuran
b. Sarung tangan steril
c. Cairan lubrikasi/ jelly
d. Klem
e. Tissu/ handuk
P
f. Gelas berisi air minum
g. Plester
R
h. Syringe/ spuit disposible 20-50 cc lubang tengah
O i. Stethoskope
j. Penlight
S 2. Persiapan pasien
a. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur
E
tindakan
D b. Keluarga/pasien menandatangani izin tindakan
b. Pelaksanaan
U 1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien
R
3. Mengatur posisi pasien semi fowler atau fowler atau telentang
4. Perawat memakai sarung tangan
5. Bersihkan lubang hidung pasien dengan kassa, lalu kassa kotor
buang ke bengkok
6. Pasang pengalas di atas dada pasien
7. Mengukur panjang NGT dari epigastrium sampai hidung,
kemudian belok ke daun telinga, atau dari epigastrium sampai
dahi lalu beri tanda

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMASANG NGT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 8. Olesi ujung selang NGT dengan jelly sampai panjang NGT


yang akan dipasang
R 9. Posisikan kepala pasien fleksi, bagian pangkal NGT diklem
atau dilipat, lalu masukkan selang NGT melalui hidung dengan
O
hati-hati sampai batas yang telah ditandai (bila pasien sadar
S anjurkan untuk menelan)
10. Perhatikan keadaan umum pasien apakah ada tanda-tanda
E sesak/cianosis pada saat pemasangan
11. Pastikan bahwa NGT masuk ke lambung dengan:
- Cara 1: mengaspirasi NGT dengan spuit 50 cc sampai
keluar cairan lambung
- Cara 2: memasukkan udara 10 cc sambil didengarkan
dengan stetoscope di daerah epigastrium adakah bunyi dup
D - Cara 3: Masukkan ujung selang NGT dalam gelas/kom
berisi air matang, bila terdapat gelembung udara berarti
U masuk ke saluran nafas, maka NGT dilepas.
12. Setelah selang NGT masuk ke lambung, tutup atau klem selang
R
NGT
13. Lakukan fiksasi NGT dengan plester di depan hidung dan pada
bagian pipi pasien
14. Rapihkan pasien dan bereskan alat-alat
15. Cuci tangan
16. Catat tindakan yang telah dikerjakan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMBANTU PASIEN MENGGOSOK GIGI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Membantu pasien untuk membersihkan gigi agar pasien merasa nyaman

 Menjaga kebersihan gigi dan mulut


TUJUAN :  Menghindari bau mulut
 Menghindari infeksi mulut
 Membantu pasien untuk sikat gigi sehari-hari atau sehabis makan
KEBIJAKAN :  Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri
1. Memberi salam dan mengidentifikasi pasien
2. Perawat memberitahukan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Gorden ditutup
4. Meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat
P 5. Pindahkan posisi pasien kesisi tempat tidur yang dekat dengan peralatan
6. Memberi posisi tidur supine/terlentang, fowler atau semifowler sesuai
kondisi pasien
R 7. Letakkan handuk dibawah dagu pasien
8. Memakai sarung tangan
O 9. Basahi sikat gigi dengan air
10. Letakkan pasta gigi pada sikat gigi
S 11. Beri pasien untuk menyikat gigi, bagi pasien yang tidak dapat melakukan
sendiri, perawat membantu menyikat gigi dan berikan pasien
E mengeluarkan air bekas sikat gigi ke kom kumur
12. Beri pasien kumur kumur
D 13. Mengelap mulut pasien dengan handuk. Bagi pasien yang dapat
melakukan sendiri, biarkan pasien melakukannya sendiri
U 14. Mencuci peralatan
a. Membilas sikat gigi, gelas dan kom kumur dengan air mengalir
R b. Keringkan dengan menggunakan tissue/ lap
c. Melepas sarung tangan
15. Mencuci tangan
16. Mengembalikan peralatan sikat gigi ketempat semula
17. Merapihkan pasien dan memberi posisi yang nyaman

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MEMBERI MAKANAN / OBAT MELALUI
SELANG

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Memasukkan cairan / obat ke dalam lambung bayi dengan menggunakan
pipa penduga lambung/maag slang, melalui mulut / hidung
TUJUAN : Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan elektrolit

1. pasien / bayi yang mengalami kesulitan menghisap


2. pasien / bayi dengan kelainan bawaan misalnya labio palato schisis,
KEBIJAKAN : atresia oesophagus dan penurunan kesadaran
Persiapan alat

a. Susu atau cairan sesuai kebutuhan


b. Maag slang / sonde
c. Air matang pada tempatnya
d. Alas dada bayi / celemek
e. Spuit dengan ukuran disesuaikan kebutuhan ;
o Spuit 3cc untuk menghisap cairan lambung
o Spuit 20 cc - 50 cc
o Plester dan gunting verban, bengkok
P Cara kerja

R 1. Perawat mencuci tangan dan sesudah melakukan tindakan


2. Sonde dilicinkan dengan air panas (supaya ujungnya tidak kaku)
O 3. Bagian pangkal pipa diklem atau dilipat / ditutup
4. Sonde dimasukkan perlahan-lahan dengan hati-hati sampai batas yang
S diberi tanda, perhatikan keadaan umum bayi sesak atau tidak
5. Kemudian lakukan pengecekan, apakah sonde benar-benar masuk ke
E dalam lambung dengan cara :
a. Menghisap cairan lambung dengan menggunakan spuit 3 cc,
D jika terlihat isi lambung didalam selang sonde, berarti benar-
benar masuk lambung
U b. Masukkan pangkal sonde ke dalam air apakah ada gelembung
udara atau tidak, bila ada udara berarti selang masuk ke dalam
R lambung
c. Fiksasi dengan plester
d. Sebelum makanan cair / obat diberikan, diperiksa terlebih
dahulu apakah sesuai dengan program pengobatan
e. Masukkan makanan / susu dengan menggunakan spuit yang
tersedia kemudian tutup dengan kassa steril untuk mencegah
kontaminasi
f. Bila cairan hampir habis, bilas dengan air matang secukupnya
kurang lebih 1 cc
g. Pangkal sonde ditutup setelah dibilas air

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MEMBERI MAKANAN / OBAT MELALUI
SELANG

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

P Catatan :
Untuk mencegah agar udara tidak masuk ke dalam lambung, maka
R usaha perawat ;
O a. Spuit jangan sampai kosong
b. Waktu memasukkan dan mencabut selang sonde hendaknya
S
pangkal selang dalam keadaan tertutup
E c. Bila pemberian makanan / obat dalam jangka waktu lama

D sebaiknya selang dipasang tetap, untuk mencegah iritasi


(NGT dapat dipertahankan 2-3 hari)
U

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENCUCI RAMBUT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan


sabun atau sampo
 Memberikan perasaan senang dan segar pada pasien
TUJUAN :
 Rambut tetap bersih, rapid an terpelihara

 Membantu pasien untuk kebersihan rambut

KEBIJAKAN :  Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri

P a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan


b. Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan
R
c. Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala
O d. Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sdikit dari ujung ke pangkal

S e. Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang


f. Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas
E
g. Membereskan alat2
D h. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENCUCI TANGAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanisme melepaskan kotoran
PENGERTIAN : dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.

1. Supaya tangan bersih


TUJUAN : 2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
Prosedur ini dilakukan oleh setiap karyawan sebelum dan sesudah
KEBIJAKAN : melakukan kegiatan.
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin,
jam tangan dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada tangan yang telah dibasahi
4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu
masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri
5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan,
tanpa saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-
sela tangan kiri. Lakukan pada   tangan yang sama.
P 6. Lakukan penggosokan kuku-kuku
7. Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan tangan
R kiri lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.
8. Kadang perlu menggosok garis telapak tanga
O 9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.

S Cara Mencuci Tangan Handrub (cuci tangan dengan larutan desinfektan): 20-


30 detik.
E  Lepaskan cincin, gelang atau jam tangan yang dipakai (kuku jari tangan
harus dipotong pendek)
D   Lakukan cuci tangan memakai desinfektan (handrub) bila tangan dalam
kondisi bersih
U  Semprotkan secukupnya desinfektan ke telapak tangan kiri
 Gosok kedua telapak tangan dengan gerakan memutar sebanyak 8 kali
R  Gosok telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dengan
menjepit jari-jari (dan lakukan sebaliknya) masing-masing 4 kali
 Satukan kedua telapak tangan melalui sela-sela jari, kemudian gosok
sela-sela jari sebanyak 8 kali.
 Gosok ruas tangan dengan jari saling mengunci (tangan kanan di atas
tangan kiri) dan lakukan sebaliknya, masing-masing sebanyak 4 kali
 Genggam jempol kiri dengan telapak tangan  kanan, kemudian gosok
dengan gerakan memutar (dan sebaliknya) masing-masing 4 kali.
 Gosok secara melingkar ujung jari tangan kanan yang  menguncup di
atas telapak kiri (dan sebaliknya) masing-masing 4 kali.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENCUCI TANGAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1
Cara Pembersihan Tangan Bedah ( Surgical Handwash )

Langkah – langkah :

o Buka semua perhiasan yang digunakan, termasuk cincin, gelang


dan jam tangan
o Basahi  tangan dengan air mengalir.
P o Gunakan cairan antiseptic
o Cuci tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dan bilas dengan
R air mengalir.
o Gunakan sekali lagi cairan antiseptik, sebarkan ke seluruh
O
permukaan tangan dan lengan bawah.
S o Mulai dengan tangan, gunakan pembersih kuku untuk membersihkan
daerah bawah kuku kedua tangan
E o Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian  jari- jari, sela-sela
jari, telapak tangan dan punggung tangan
D o Cuci tiap jari seakan – akan mempunyai empat sisi
U o Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
o Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub, bagian lengan
R bawah juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju
siku
o Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
o Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan  tangan
di tahan lebih tinggi dari siku
o Biarkan sisa air menetes melalui siku
o Keringkan dengan handuk steril
o Sekarang tangan sudah aman ( Prosedur dilakukan 2 – 5 menit )

Seluruh Rawat Inap dan rawat jalan


UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi
Semua Karyawan RSUD Rokan Hulu
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENDAMPINGI DOKTER VISITE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Mendampingi dokter pada waktu mengunjungi pasien
1. Memperlancar kegiatan pemerikasaan visite, pemeriksaan penunjang
TUJUAN : untuk program pengobatan / penyembuhan pasien
2. Memberi rasa tenang pada pasien
1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan harus cuci tangan
KEBIJAKAN : 2. Waktu visite dokter sesuai keadaan
1. Dokter menemui kepala ruang rawat / penanggung jawab shift ruangan
P
2. Menyiapkan rekam medik dan data penunjang
R 3. Menyiapkan pasien, alat – alat dan lingkungan
4. Dokter memeriksa pasien
O
5. Perawat mendampingi pasien selama pemeriksaan
S 6. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
E 7. Menulis rencana medik dalam buku visite, rekam keperawatan di status
pasien
D
8. Melaksanakan program dokter, mendiskusikan keadaan pasien untuk
U berkolaborasi
R 9. Memanggil orang tua / keluarga untuk berbicara dengan dokter mengenai
kondisi pasien saat ini

UNIT TERKAIT Ruang rawat jalan / inap


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENERIMA TELPHON

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Telepon adalah sarana komunikasi di RSUD Rokan Hulu baik didalam
PENGERTIAN : (internal) maupun diluar (eksternal).

1. Menerima atau memberikan informasi ke bagian lain atau dari pihak

TUJUAN : luar.
2. Standarisasi cara menerima telepon di rumah sakit.

Petugas harus siap melayani setiap panggilan telepon yang masuk dengan
KEBIJAKAN : baik, sopan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit.

1. Petugas mengangkat telepon yang berdering dengan segera. (maksimal


3 kali berdering)
P 2. Petugas mengucapkan salam, pagi/siang/sore/malam.
3. Apabila telepon dari dalam (intern) maka petugas menyebutkan nama
R
petugas dan unit kerja.
O 4. Apabila telepon dari luar (ekstern) petugas mnyebutkan nama rs, nama
S petugas dan nama unit.
5. Petugas menanyakan maksud atau perihal penelepon.
E
6. Petugas memberikan informasi dengan jelas perihal yang ditanyakan
D oleh penelepon atau petugas dapat menyambungkan ke unit lain yang
U bersangkutan dengan maksud dari penelepon.
7. Setelah selesai petugas memberikan ucapan terimakasih ataupun
R
salam penutup, selamat pagi/siang/sore/malam.
8. Petugas menutup gagang telepon dengan pelan.

UNIT TERKAIT Semua bagian yang ada di RSUD Rokan Hulu.


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENGAMBILAN DARAH UNTUK
PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Tindakan mengambil darah yang berasal dari arteri dan digunakan untuk
PENGERTIAN :
pemeriksaan astrup elektrolit

TUJUAN : Untuk mengetahui analisa gas dalam darah

Sesuai surat keputusan direktur RSUD Rokan Hulu untuk pemeriksaan


KEBIJAKAN : analisa gas darah.

a. Persiapan alat
1. Spuit 2,5 cc berisi heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya

3 Kain pengalas

4. Tutup jarum dan gabus steril

5. Bengkok

6. Plester
P
b. Mempersiapkan pasien
R Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
O c. Pelaksanaan
1. Spuit isi dengan heparin 0,1 cc, ratakan kepermukaan dalam spuit
S 2. Pasang kain pengalas
3. Arteri radialis diraba dengan ujung jari
E 4. Bila arteri radialis sudah jelas teraba permukaan kulit daerah yang
akan ditusuk, desinfeksi dengan kapas alcohol
D 5. Udara dalam spuit dikeluarkan dan jarum ditusukkan dengan posisi
tegak lurus sampai menembus kulit
U 6. Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari kiri,
bila denyut arteri telah teraba maka ujung jarum dengan cepat dan
R tepat jarum ditusukkan
7. Penghisap didalam spuit akan terdorong keatas setelah jumlah darah
yang diinginkan cukup (±1cc) jarum segera dicabut
8. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol ± 5 menit
9. Ujung jarum ditutup dengan tutupnya, atau gabus steril yang
ditusukkan
10. Pasien dirapihkan kembali

d. Yang perlu diperhatikan


1. Spuit dan jarum steril dan kering
2. Penghisap spuit tidak boleh ditarik
Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu
UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENGAMBILAN DARAH UNTUK
PEMERIKSAAN STIK GULA DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Pemakaian stik gula darah untuk pemeriksaan gula darah terhadap pasien
PENGERTIAN :
diabetes mellitus dan pasien lain yang memerlukan
1. Untuk mengetahui hasil gula darah dengan segera
2. Mendeteksi sedini mungkin perubahan gula darah yang merupakan
salah satu tanda dan gejala adanya ketidak normalan nilai kadar gula
TUJUAN :
darah (turun naiknya GD) untuk menentukan tindakan prosedur
perawatan
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien

1. Stik gula darah diperoleh dari depo farmasi/milik pasien sendiri


KEBIJAKAN : 2. Frekuensi pemeriksaan darah sesuai dengan kebutuhan/program dokter
a. Persediaan
1. Alat (precetion) accutren dan lanset, ditempatnya
2. Stik gula darah
P 3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Plester micropore
R 5. Bengkok
b. Mempersiapkan pasien
O
1. Beritahukan tindakan yang akan dilakukan
S 2. Siapkan tempat/daerah penusukan pemeriksaan
c. Pelaksanaan
E 1. Kalibrasi alat precetion/accutren sesuai dengan kode etik
2. Buka tutup tabung stik kemudian masukkan stik tersebut kedalam
D alat
3. Lakukan desinfektan pada jari atau tumit dengan kapas alcohol
U 4. Tusuk jari/tumit dengan lanset
5. Teteskan darah keatas permukaan stik sampai memenuhi lingkaran
R
(area yang telah ditentukan)
6. Tunggu kira kira 20 detik, kemudian baca hasil pada monitor alat set
7. Catat hasil/pemeriksaan pada formulir laboratorium dengan
mencantumkan nama pemeriksa

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengambil dan mengirim bahan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil
sebagai penunjang program pengobatan
PENGERTIAN :

Mendapatkan hasil sesuai dengan program


TUJUAN :

Waktu pengambilan dan pengiriman darah ke laboratorium sesuai peraturan


yang diberlakukan di instalasi laboratorium
KEBIJAKAN :
P a. Lihat program dokter dalam buku visit / rekam medik
b. Isi formulir laboratorium
R
c. Beri tahu dan motivasi pasien
O d. Ambil darah sesuai prosedur

S e. Antar bahan pemeriksaan ke laboratorium dengan memakai buku


ekspedisi
E
f. Laporkan hasil penelitian dan dokumentasikan formulir
D g. Adakan timbang terima bila pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan

U h. Buat laporan

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menyediakan dan mengirimkan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
PENGERTIAN :
dengan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien
Bahan pemeriksaan dapat segera dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa
sehingga hasilnya secepatnya dapat digunakan untuk menentukan diagnosa,
TUJUAN :
program pengobatan dan mengetahui perkembangan penyakit pasien

1. Bahan dikirim tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan


KEBIJAKAN : 2. Aseptik / antiseptik
a. Persiapan alat
1. Botol atau tabung pemeriksaan bertutup, kaca obyek, bengkok
(nirbeken) dll, baik steril maupun tidak steril
2. Macam – macam reagen dll
3. Kertas etiket
4. Formulir pemeriksaan laboratorium
5. Peralatan untuk mengambil bahan pemeriksaan
P 6. Tempat untuk menyimpan dan membawa bahan pemeriksaan ke
laboratorium
R 7. Tourniquet
8. Kapas alcohol dalam tempatnya
O
9. Buku ekspedisi pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium
S b. Persiapan pasien
Beri penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
E
c. Macam – macam bahan pemeriskaan antara lain :
D 1. Urine
2. Feces
U 3. Darah
4. Dahak ( sputum )
R
5. Hapusan tenggorok
6. C Cairan lambung
7. Cairan rongga pleura
8. Cairan luka
9. Jaringan hasil biopsi
d. Ambil bahan – bahan pemeriksaan sesuai kebutuhan dan jenis
pemeriksaan Kirim ke laboratorium dengan membawa buku ekspedisi

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PENGAMBILAN URINE 24 JAM

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Pengumpulan urine dari pasien tertentu selama 24 jam
1. Mengetahui jumlah urine selama 24 jam
2. Mengukur berat jenis urine
3. Mengetahui perbandingan antara jumlah cairan yang masuk dengan
TUJUAN :
yang keluar
4. Mengetahui kadar zat tertentu dalam urine
5. Mengetahui fungsi ginjal/CCT

- Waktu pengambilan bahan urine harus diukur


KEBIJAKAN : - Urine diambil seperlunya

a. Persiapan alat
1. Botol yang mulutnya besar atau toples bertutup ukuran 1000-2000 cc
2. Kertas etiket
3. Alas botol
4. Bengkok/pispot
b. Persiapan pasien
P Beri penjelasan pada pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan

R c. Pelaksanaan
1. Beri etiket pada botol /toples yang jelas dengan mencantumkan :
O - Nama pasien
- No register
S
- No kamar
E - Nama ruang rawat
- Jam mulai ditampung
D 2. Botol atau toples diletakkan pada tempat khusus yang aman
3. Tiap kali pasien BAK urine ditampung dalam bengkok/pispot lalu
U dituang kedalam botol atau toples yang telah disiapkan selanjutnya
urine yang ditampung selama 24 jam diukur jumlahnya, dan hasilnya
R
dicatat dalam rekam keperawatan atau rekam medik pasien
bersangkutan
4. Untuk bahan pemeriksaan lab urine diambil seperlunya dan sisanya
dibuang
5. Setelah dipakai untuk menampung urine, botol atau toples harus
direndam dalam larutan desinfektan dan cuci

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PENGAMBILAN URINE BIASA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa (buang air kecil )
PENGERTIAN :

1. Memeriksa kadar zat- zat yang terkandung didalam urine , misalnya


kadar gula dalam urine
TUJUAN :
2. Memeriksa kehamilan (GM test )

Bahan dikirim 2 jam setelah pengambilan


KEBIJAKAN :
Pelaksanaan

b. Pasien yang sudah dapat atau boleh berjalan dapat melakukannya


P sendiri dikamar mandi atas petunjuk perawat yaitu :
1. Pasien dianjurkan membersihkan genitalia sebelum buang air kecil
R 2. Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit setelah itu
urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok kemudian
O dituang kedalam botol yang tersedia
S
c. Pasien yang istirahat mutlak harus ditolong pengambilan urine ditempat
E tidur dengan ketentuan :

D 1. Persediaan alat seperti pada prosedur menolong pasien buang air


kecil
U 2. Pada pasien wanita, vagina harus dibersihkan dahulu
3. Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit setelah itu
R
urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok kemudian
dituangkan secukupnya kedalam botol yang telah tersedia
d. Setelah pengambilan urine selesai pasien dirapihkan
e. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan ketempat semula

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGANTAR PASIEN RONTGEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengantar pasien rontgen dengan brangkar / kursi roda
PENGERTIAN :

TUJUAN : Membantu dalam memberikan pemeriksaan penunjang radiologi bagi pasien.

Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan


KEBIJAKAN : dengan pemeriksaan penunjang.
P  Persetujuan pemeriksaan dari keluarga dan pasien
 Memberikan informed consent
R  Mengantar pasien keruang radiologi dengan menggunakan brangkar
yang di lapisi laken, pakai bantal dan selimut atau memakai kursi
O
roda
S  Membawa status pasien yang telah dibuat pengantar untuk rontgen
oleh dokter ruangan
E  Menyerahkan status dan pasien pada petugas rontgen
 Setelah pemeriksaan rontgen selesai, membawa kembali pasien
D keruangan satu jam kemudian jemput kembali status pasien dan
hasil rontgen
U

UGD, ICU, dan Seluruh Rawat Inap Bedah

Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
Radiologi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA
TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengganti alat tenun pada waktu tertentu khususnya selama pasien masih
PENGERTIAN :
dirawat / bedrest
1. Memberikan rasa nyaman dan senang pada pasien
TUJUAN : 2. Mencegah decubitus dan infeksi
3. Supaya alat-alat tenun tetap bersih dan terpelihara

- Alat tenun disusun menurut urutan pemasanagn


KEBIJAKAN : - Respon pasien pada waktu memiringkan

1. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Dekatkan kursi/bangku ketempat tidur
3. Siapkan peralatan dorong ketempat tidur yang akan dibersihkan
4. Angkat selimut tebal dan simpan dalam tempar alat tenun yang kotor
5. Letakkan selimut tebal dan bantal yang tidak diperlukan diatas kursi
atau bangku
6. Letakan ala-alat tenun yang terlipat dibawah kasur, dimulai dari letak
dimana posisi perawat berdiri
7. Miringkan pasien kearah yang berlawanan dengan perawat yang
P rapihkan tempat tidur
8. Semua alat tenun kotor digulung sampai dibawah sisi pasien
R 9. Bersihkan tempat tidur dengan lap basah kemudian dikeringkan
dengan lap kering
O 10. Letakkan sprei besar bersih diatas tempat tidur dan sebagian digulung
sampai bawah sisi pasien
S
11. Pasang perlak dan sprei kecil kemudian gulung sampai ketengah
E 12. Rapihkan alat - alat tenun yang sudah terpasang dan pada setiap
ujung 45 derajat dan dimasukkan dibawah kasur (dahulukan bagian
D kepala kemudian bagian kaki )
13. Miringkan pasien kesisi lain
U 14. Alat tenun yang kotor digulung dan simpan dalam tempat alat tenun
yang kotor
R
15. Bentangkan alat tenun yang bersih dan rapihkan seperti point 9
16. Kembalikan posisi pasien dalam keadaan terlentang
17. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan sarung bantal
yang bersih
18. Letakkan bantal pada kepala pasien
19. Pasang boven laken dan selimut tebal masukkan bagian bawah kasur
dengan membuat sudut 45 derajat kemudian boven laken dan selimut
ditarik dada pasien
20. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
21. Cuci tangan
22. Rapihkan alat kotor dan peralatan lainnya

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan


Instalasi Loundy
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGGUNTING KUKU

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Adalah memotong kuku pasien degan gunting agar bersih dan terpelihara

 Membersihkan kuku

TUJUAN :  Membersihkan kuku dari kotoran


 Mencegah agar tidak terjadi infeksi

KEBIJAKAN : Sebagai pedoman bagi seluruh tenaga keperawatan di RSUD Rokan Hulu
P  Perawat cuci tangan
 Meletakkan handuk dibawah tangan atau kaki
R
 Menggunting kuku jari tangan bundar jari kaki lurus
O
 Kuku yang keras direndam air hangat
S  Membersihkan kuku : pinggir kuku yang hitam dan kotor dibersihkan

E dengan air sabun/air bersih


 Membersihkan alat-alat yang dipakai
D
 Mencuci tangan
U

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGHENTIKAN PERDARAHAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah
maupun non bedah.
TUJUAN : Mencegah terjadinya shock.

KEBIJAKAN : Sesuai keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu
A. Persiapan Alat
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk kasus
bedah :
 Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
 Balut tekan
 Kain kasa steril
 Sarung tangan
 Tourniquet
 Plester
 Set untuk menjahit luka
 Obat desinfektan
 Spuit 20-50 cc
 Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
P  Jelly
B. Pelaksanaan tindakan
R Memakai  masker, sarung tangan, scort
Perawat I
O a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan kulit
dengan menggunakan jari tangan.
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
S 3.      Perawat II
a. Mengatur posisi pasien
E b)    Memakai sarung tangan kecil
   Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
D    Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian tekan
dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan
U secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada.
4.      Menekan balutan
a.Meletakkan kain kasa steril di atas luka
R b.Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras benda atau kayu
balut) di atas luka
c.Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.

Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik amputasi
Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain kasa
steril
Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah
dengan kuat.
Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya tidak
berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
b.    Selama melakukan tindakan, perhatikan : Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
Ekspresi wajah Perkembangan pasien

UNIT TERKAIT UGD , Kamar Operasi, Rawatan Bedah


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGHITUNG DENYUT NADI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Menghitung denyut nadi selama 1 menit

 Membantu menegakkan diagnose


TUJUAN :
 Mengetahui keadaan umum pasien, khususnya pada pasien jantung

Sebagai pedoman bagi seluruh tenaga medis dan keperawatan RSUD


KEBIJAKAN : Rokan Hulu
DEFINISI DENYUT NADI
Denyut nadi adalah mengembangkan&mengempisnya pembulu darah arteri
secara teratur akibat desakan darah ke dalam pembulu darah arteri sebagai
hasil kontraksi ventrikel kiri
1. PERSIAPAN
 Jam tangan
P  Buku catatan
 Alat tulis
R
2. LANGKAH-LANGKAH
O
 Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
S  Meletakkan jumlah denyut nadi selama 15 menit dikalikan 4

E  Bila nadi tidak teratur dihitung selama 1 menit


 Mengamati irama denyut nadi(teratur/tidak)
D
 Mengamati volume(keras/lemah)
U
 Mencatat jumlah denyut nadi di buku catatan
R  Bila perlu mencatat volume dan iramanya
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
 Membuat grafik/kurve pada status pasien dengan tepat dan benar
3. YANG HARUS DIPERHATIKAN
 sopan terhadap pasien (komunikasi)
 tidak tergesa-gesa
 menghitung dan mencatat dengan benar

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENGHITUNG PERNAFASAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Menghitung pernapasan pasien selama 1 menit

 membantu menegakan diagnose


TUJUAN :
 mengetahui keadaan umum pasien

KEBIJAKAN : Sebagai pedoman bagi seluruh tenaga medis dan keperawatan Rokan hulu

DEFINISI PERNAFASAN

Pernapasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara


teratur akibat peristiwa udara berisikan zat asam(O2) ke dalam paru-paru
dan keluranya udara yang berisi CO2 ,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-
paru

1. PERSIAPAN
P  Jam tangan

R  Buku catatan
 Bolpoin
O
 stetoskop
S 2. LANGAH-LANGKAH
E  Perawat cuci tangan
 Meletakan tangan seperti menghitung denyut nadi
D
 Menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dadaatau perut selama
U
1 menit
R  Pasien tidak di ajak bicara
 Mengamati kedalaman pernafasan
 Mengamati bunyi pernafasan mencatat jumlah, kedalaman, irama
dan bunyi
 Mencuci tangan
3. YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Sopan terhadap pasien (komunikasi)
 Teliti dan hati-hati

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Menyiapkan tempat tidur khusus agar segera siap pakai.
- Memudahkan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.
TUJUAN :
- Memberi rasa aman dan nyaman.

KEBIJAKAN : Digunakan untuk pasien-pasien yag akan segera masuk keperawatan.

Persiapkan alat:
P
1. Tempat tidur khusus
R 2. Kasur dan bantal
O 3. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja, maka alat-alat tenun
harus dlipat dan disusun menurut urutan pemakaian.
S
4. Alat kasur atau sarung kasur.
E 5. Perlak
D 6. Steek laken
7. Laken
U
8. Perlak dna pengalas kepala
R 9. Selimut
10. Sarung bantal.

Semua Unit Keperawatan

UNIT TERKAIT Instalasi Loundy

Bagian Penunjang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENYISIR RAMBUT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Merapikan rambut agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara dengan
menggunakan sisir
 Supaya rambut tetap bersih

TUJUAN :  Memberikan rasa nyaman


 Menjaga kerapian

 Membantu pasien untuk kebersihan rambut

KEBIJAKAN :  Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri

P  Memberitahu pasiententang apa yang akan dilakukan


 Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan
R
 Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala
O
 Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sedikit dari ujung ke pangkal
S  Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang

E  Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas


 Membereskan alat-alat
D
 Mencuci tangan
U

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO KOREKSI Na.BIKARBONAT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menambah sejumlah Na Bikarbonat ke dalam tubuh untuk mencapai nilai
PENGERTIAN : normal Na Bikarbonat dalam darah. Nilai normal = 22 – 26

Untuk memperbaiki keseimbangan asam basa dalam darah.


TUJUAN :

1. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses


penyembuhan.
2. Ada instruksi dari medis tentang pemberian therapi.
KEBIJAKAN :
1. Hitung kekurangan buffer tubuh dengan rumus = 1/3 x BB X BE ( base
P
defisit ).
2. Berikan setengah dosis atau sesuai instruksi dokter ( dosis maksimal
R dewasa 100 mEq/ hari )
3. Jika Na Bikarbonat dalam kemasan 25 cc = 25 mEq, sedot obat tersebut
O dengan spuit sesuai dengan jumlah yang dikehendaki kemudian
campurkan dengan cairan pengencer dalam plabot atau masukkan
S dalam botol / plabot steril tanpa pengenceran.
4. Jika obat dalam kemasan botol siap pakai ( produk 100 cc = 100 mEq )
E cek dan tentukan jumlah yang akan diberikan.
5. Sambungkan kemasan obat dengan CVC atau vena besar.
D 6. Atur tetesan pemberian, berikan minimal dalam waktu 30 menit dan
tidak dibolus.
U 7. Monitor tensi, nadi, pernafasan sert akeadaan pasien secara
keseluruhan.
R 8. Dokumentasikan pemberian obat dan rapikan peralatan.

ICU, IGD, semua unit keperawatan

UNIT TERKAIT Laboratorium

Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO NEKROTOMI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/3

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Suatu daerah nekrose ( kematian jaringan sebagian yang mengenai suatu
PENGERTIAN : bagian badan ), misalnya jari dan tungkai.

1. - Mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik


2. aseptik pada tiap perawatan luka
3. - Mempercepat penyembuhan.
TUJUAN :
- Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun
bagipasien lain terutama bila luka nekrose dan berbau.

KEBIJAKAN : Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan luka

Persiapan Alat :
1. Pinset anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah
2. Gunting Arteri 1
3. Gunting Persegi satu buah
4. Kom satu buah
5. Bengkok
6. Larutan NaCl 0,9 %
7. Sarung tangan satu pasang
P
8. Spuit 50 cc
R 9. Kassa
10. Alkohol 70 %
O
11. Metronidazole powder
S 12. Duoderm gel
13. Kaltostat, Aquacel
E
14. Pembalut Duoderm
D 15. Duoderm Paste
16. Duk steril
U
Cara kerja :
R 1. letakkan alat-alat di dekat klien.
2. Isi kom dengan kapas dan larutan NaCl
3. Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara
lembut dengan tangan yang terbungkus sarung tangan
4. Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak)
& spuit 50 cc
5. Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan
digosok.
6. Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-
5cm dari tepi luka)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO NEKROTOMI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/3

7. Taburi dasar luka dgn metronidazole powder (500 mg) secara merata
untuk mengurangi bau pada luka.
8. Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai
1/2 kedalaman rongga luka
9.  Campurkan Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder
(500mg) dlm cucing steril.
10. Isikan ke dalam luka sampai terisi ½ kedalaman luka
11. Tutup luka dengan absorbent dressing: Kaltostat dan Aquacel
12. Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing)
ke dalam rongga luka (fill dead space) & di atas luka untuk
mengabsorbsi exudate yg berlebihan.
13.  Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14. Tutup dgn pembalut: Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk
memberikan moist environment. Jangan menarik pembalut.
15. Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30
detik agar melekat rata dipermukaan kulit
16. Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri
Duoderm Paste scr merata diatas permukaan luka.
17. Tutup absorbent jika perlu.
P 18. Tutup dgn Duoderm CGF secara tepat
19. Ganti pembalut jika telah penuh oleh exudate.
20. Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali,
R
tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates
21. Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka Sebagai educator
O
bagi pasien, perawat memberi informasi tentang pentingnya nutrisi
bagi kesembuhan luka dan pemberian terapi antibiotik. Penderita
S
gangren disarankan untuk tirah baring, dan menjaga kesehatan
(terutama gula darahnya). Nutrisi yang diberikan harus sesuai prinsip
E 3 J (Jumlah kalori, Jadwal diit, dan Jenis makanan).Pencegahan jauh
lebih disukai daripada penyembuhan. Beberapa faktor resiko untuk
D penyakit vaskuler perifer pada pasien DM tidak dapat diobati,
misalnya usia dan lamanya menderita DM, tetapi banyak faktor
U resiko laon yang dapat ditangani misalnya merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, hiperglikemia, dan obesitas.  Pendidikan tentang
R perawatan kaki merupakan kunci mencegah ulserasi kaki. Perawatan
kaki dimulai dengan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan
menminyakinya (menggunakan lotion), kemudian inspeksi kaki tiap
hari (periksa adanya gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus atau
ulserasi), memotong kuku dengan hati-hati. Pasien disarankan untuk
mengenalan sepatu yang pas dan tertutup pada bagian jari kaki.
Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya : berjalan tanpa
alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan
sepat terbuka pada bagian jarinya, memangkas kalus.
Perawatan luka gangren:
1. buka balutan dengan hati-hati, karena dapat menarik jaringan yang
sudah bergranulasi. Bila lengket siram dengan larutan NaCl.
2. Inspeksi luka, perhatikan mana yang sudah bergranulasi dan bagian
yang masih bernanah.
3. Ambil bola kapas yang sudah direndam savlon. Lalu basuh dan
bersihkan luka klien dengan hati2.
4. Bila jaringan sudah bergranulasi yang ditandai dengan warna merah
maka cukup ditutul. Bila jaringan yang nekrotik dan bernanah maka
luka harus dicuci.
5. Gunakan tangan kiri untuk mengambil alat steril, tangan kanan untuk
ke luka pasien.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO NEKROTOMI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 3/3

1. Lakukan hingga 3 kali, kemudian palpasi luka. Terutama bagi


luka yang bernanah. Untuk mengeluarkan pus, klien diminta
P menggerakkan pergelangan kakinya (atas bawah).
2. Bila klien tidak bisa, maka perawat dapat menekan sambil
R
mendorong mulai dari anterior ke superior mengarah ke tempat
O keluarnya pus.
3. Gunting jaringan nekrotomi, dan jaringan yang menghambat
S
keluarnya nanah. Apabila ada asisten, maka asisten dapat
E membantu dengan menekan sambil mendorong pus keluar
4. Lakukan hingga jaringan nekrotomi terbuang semua, dan pus
D
sudah keluar.
U 5. Bilas dengan larutan NaCl dan keringkan luka dengan kassa.
6. Balut luka dengan ditutup kassa. Untuk primary dressing,
R
gunakan kassa kering untuk menutupi seluruh luka, sedangkan
untuk secondary dressing gunakan perban.

UNIT TERKAIT UGD, ICU, dan Seluruh Rawat Inap Bedah.


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO PERMINTAAN DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Permintaan darah melalui Bank Darah dengan melengkapi pengisian formulir
PENGERTIAN : yang sudah tersedia

Untuk memenuhi kebutuhan darah atas instruksi dokter


TUJUAN :

Suatu form yang diisi jelas untuk meminta darah ke bank darah untuk orang
KEBIJAKAN : yang membutuhkan
Teknis permintaan darah

 Permintaan darah cito, artinya darah segera saat itu (kurang lebih 2
P jam)
 Permintaan darah emergensi, artinya permintaan darah yang tidak
R
dilakukan crossmeting hanya sama golongannya saja dan harus ada
O surat keterangan dari dokter yang meminta

S  Permintaan darah sedia, artinya permintaab darah yang harus


disediakan sebelum dilakukan operasi
E
 Permintaan darah titip, artinya permintaan darah yang dititipkan di
D bank darah (bila diperlukan harus menghubungi 2 jam sebelumnya

U Persiapan alat

R  Spuit 3cc
 Formulir darah
 petugas RS
Ice coller / termos es
Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu
UNIT TERKAIT
Bank Darah
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskan kedalam hidung
PENGERTIAN :

Melakukan tindakan pengobatan sesuai dengan pengobatan, misalnya :

TUJUAN : 1. Untuk mengurangi rasa sakit


Sumbatan dibatang hidung dan lain-lain

a. Perhatikan prinsip 9 benar

KEBIJAKAN : b. Observasi reaksi pasien terhadap obat

a. Persiapan alat
P 1. Obat tetes hidung sesuai dengan program pengobatan
2. Pipet dan kertas tissue
R
b. Persiapan pasien
O 1. Berikan posisi pasien tidur terlentang dengan nyaman

S 2. Pastikan posisi kepala pasien lurus, jangan sampai miring


c. Pelaksanaan
E
1. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
D 2. Teteskan obat sebanyak yang telah ditentukan dalam program

U pengobatan
3. Anjurkan pasien agar tetap dalam posisi tidur / duduk dengan kepala
R
ekstensi selama 2 menit
4. Bersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tissue

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya kelubang telinga
PENGERTIAN : pasien

Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan


TUJUAN :

- 9 benar

KEBIJAKAN : Perhatikan adanya alergi

a. Persiapan alat
1. Mangkok berisi air panas
2. Kapas lidi
3. Obat tetes telinga sesuai dengan kebutuhan
4. Pipet obat
P
5. Kapas/tissue
R b. Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tentang hal yang menurun yang akan dilakukan
O
2. Pasien diatur dalam posisi miring dengan telinga yang akan diobati
S menghadap keatas dengan sudut 60 derajat
E c. Pelakasanaan
1. Panaskan obat dengan merendam dalam mangkok berisi air panas
D
2. Tes suhu dengan cara meneteskannya pada punggung telapak
U tangan
R 3. Bersihkan dan keringkan kanul telinga luar dengan kapas lidi
4. Teteskan obat sebanyak yang ditentukan dalam pengobatan
5. Tutup lubang teling dengan kapas
6. Anjurkan pasien agar miring dengan telinga yang diobati menghadap
selama lima menit
7. Bersihkan sisa obat disekitar telinga dengan tissue

UNIT TERKAIT Seluruh karyawan RSUD Rokan Hulu


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN OGT (ORAL GASTRO TUBE)

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Melakukan pemasanga selang dari rongga mulut sampai kelambung pada
PENGERTIAN :
bayi atau anak

1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakuakan pemasangan OGT


2. Memberikan makanan dan obat-obatan
TUJUAN : 3. Membilas/mengumbah lambung
4. Mengeluarkan cairan/udara dari lambung
5. Menegakkan diagnosa

KEBIJAKAN : Dilakukan oleh perawat yang berkompeten dengan standing order dokter

A. Persiapan alat
1. OGT sesuai ukuran
2. Plester
3. Piala ginjal
4. Sarung tangan bersih
5. Stetoskop bayi
6. Syring disesuaikan dengan ukuran OGT
7. Tissue / kapas lidi ( cotton bud )

B. Persiapan Pasien:
1. Memberitahu ke keluarga pasien tentag tindakan yang akan
dilakukan
P 2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Pelaksanaan
1. Periksa kembali instruksi dokter dan rencana keperawatan pasien
R untuk
O pemasangan OGT
S 2. Perawat mencuci tangan sesuai prosedur
E 3. Dekatkan alat yang akan digunakan
D 4. Bersihkan hidung pasien dengan tissu / cotton bud
U 5. Pakai sarung tangan
R 6. Buka OGT sesuai ukuran
7. Mengukur OGT dari telinga ke ujung hidung dilanjutkan ke proxesus
xipoideus,beri tanda dengan plester.
8. Masukkan OGT melalui mulut secara perlahan. Sampai batas yang
telah ditentukan dan perhatikan keadaan umum pasien
9. Memastikan OGT masuk ke dalam lambung dengan memberikan
udara dalam syring yang disesuaikan dengan nomer OGT yang
dipakai pasien,dengarkan aliran udara ke lambung pasien dengan
stetoskop diperut kuadran kiri atas.Bila sudah masuk dengan tepat
selang OGT difiksasi dengan plester,
10. Tutup OGT,bila untuk megeluarkan cairan/udara,buka tutup OGT ,
beri plastik untuk menampung dan plester.
11. Rapikan alat-alat setelah tindakan
12. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Dokter
Perinatologi, Rawatan Anak
IGD, ICU.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO ORIENTASI PERAWAT BARU

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Tata cara mempersiapkan perawat baru yang berhubungan dengan
lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata
PENGERTIAN :
laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi
pegawai baru.

1. Mendapatkan informasi dan pandangan mengenai visi, misi,tujuan


organisasi dan tatalaksana dari organisasi di rumah sakit.
2. Memahami jenis-jenis pelayanan yang ada dan unit-unit dalam organisasi
Rumah Sakit.
3. Mengetahui lingkungan Rumah Sakit untuk memudahkan adaptasi
TUJUAN : sebelum memulai pekerjaan dalam waktu yang singkat.
4. Memahami pentingnya menjalin hubungan professional antara perawat
dengan tim kesehatan lainnya serta bidang lainnya dalam kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
5. Meningkatkan kemampuan kinerja klinis perawat dalam memberikan
asuhan/pelayanan prima.
Sebelum bertugas di Rumah Sakit, perawat baru perlu menjalani orientasi
KEBIJAKAN : selama 3 bulan sebagai persiapan melaksanakan tugas.

1. Sebelum melaksanakan tugas di Rumah Sakit, perawat baru


melaksanakan orientasi/pengenalan terhadap seluruh bagian Rumah
Sakit.
P 2. Masa orientasi/pengenalan selama 1 bulan
3. Selama orientasi perawat baru menggunakan seragam atasan warna putih
R dengan bawahan putih.
O 4. Jadwal orientasi petugas baru:
S Hari I dan II : Pembekalan oleh bagian diklat dan SDM, Kepegawaian,
E Pelayanan
D III dan seterusnya : Orientasi perawat baru ke ruang perawatan (setiap
U ruang perawatan 2 hari )
R 5. Setelah menjalani orientasi, perawat baru melaksanakan wawancara untuk
penempatan ruang tugas.
6. Setelah wawancara perawat baru melaksanakan tugas sesuai dengan
tugas yang diberikan.
Kepegawaian
UNIT TERKAIT Diklat dan SDM
Semua Unit Keperawatan.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO MENERIMA PASIEN BARU

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menerima pasien baru dengan mempersiapkan ruang perawatan pasien dan
PENGERTIAN : lingkungannya dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien

1. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pasien baru agar siap pakai
TUJUAN : 2. Menumbuhkan kepercayaan dan kesan yang baik kepada pasien /
keluarga

1. Semua pasien yang akan dirawat harus terdaftar dan melalui pendaftaran
atau informasi
2. Petugas informasi harus melakukan pengecekan ulang tempat kosong

KEBIJAKAN : diruang perawatan

1. Perawat menerima pemberitahuan dari informasi rekam medis, instalasi


rawat jalan ( poliklinik ), IGD, kiriman dokter pribadi/dokter praktek,
pindahan dari ruangan / rumah sakit lain
2. Siapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien
3. Siapkan rekam medik dan rekam keperawatan
4. Terima pasien baru diruang rawat :
P
R - Pindahkan pasien dari kursi roda / tempat tidur / kereta dorong
O - Lakukan wawancara dengan orang tua pasien dan membuat rencana
S
keperawatan
E
D - Ukur tanda – tanda vital
U - Cek data – data pasien
R
5. Lakukan EKG atau tindakan yang diperlukan lainnya
6. Tulis nama pasien pada papan daftar nama pasien
7. Hubungi petugas keuangan / rekam medik
8. Hubungi bagian gizi
9. Hubungi / lapor pada dokter yang akan merawat/ dokter jaga

UNIT TERKAIT 1. Pusat informasi


2. Rekam medik
3. Devisi keuangan/ kasir
4. Ruang rawat jalan / inap
5. Instalasi gizi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENATALAKSANAAN PASIEN MENINGGAL
DUNIA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Pengurusan jenazah sesudah dinyatakan meninggal oleh dokter

- Membantu kelancaran pengurusan jenazah


TUJUAN :
- Membantu kelancaran administrasi keuangan yang harus diselesaikan

KEBIJAKAN : Pasien meninggal dengan tenang dan terhormat

a. Pasien dinyatakan meninggal


b. Beritahu keluarga pasien bahwa pasien sudah meninnggal
c. Hubungi rekam medik, informasi dan kasir untuk memberitahukan pasien
pulang meninggal
d. Buat surat keterangan kematian dengan rangkap 3
P
R e. Lakukan perawatan jenazah
O f. Beritahu security dan supir ambulance
S g. Beri surat kematian kepada keluarga
E
D h. Jelaskan tentang penyelesaian administrasi kekeluarga
U i. Jenazah dibawa ke ruang transisi setelah 2 jam dinyatakan meninggal
R j. Serahkan sisa obat-obatan dan barang milik pasien kepada keluarga
secara tertulis atau direture bila ada obat yang kelebihan
k. Buat rincian biaya perawatan
l. Catat pada rekam keperawatan

Rawat inap. IGD, administrasi, RM


UNIT TERKAIT
Instalasi Jenazah
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG
RUANG INAP ATAS PERMINTAAN SENDIRI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Suatu tata cara dimana pasien akan pulang atas keinginan sendiri dimana
PENGERTIAN :
proses pengobatan belum selesai atau pasien belum sembuh

Agar perawat mengerti bagaimana pasien akan pulang sebelum selesai


TUJUAN :
proses perawatan

Pasien pulang paksa di perbolehkan pulang atas permintaan sendiri dengan


syarat menanggung segala akibat yang tidak menguntungkan dan menjadi

KEBIJAKAN : resiko pasien dan bukan tanggung jawab rumah sakit

 Pasien diberi penjelasan bagai mana prosedur pasien pulang


sebelum waktunnya
 Hubungi dokter spesialis/dokter umum
 Dokter spesialis atau dr jaga menjelaskan bagai mana resiko
P
R perawatan dirumah , dan bukan tanggung jawab RS setelah
O dirumah, karena pasien belum dinyatakan sembuh
S
 Setelah pasien diberi penjelasan oleh dokter yang bersangkutan,
E
D keluarga atau yang mewakili di berikan inform consen agar mengisi
U dengan jelas.
R
 Setelah mengisi inform consen, jangan lupa tanda tangan keluarga
pasien dokter yang menjelaskan, petugas dan saksi.
 Perawat mempersiapkan administrasi pasien ke bagian
administrasi

UNIT TERKAIT Rawat inap. IGD, administrasi, RM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG
RAWAT INAP

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Adalah tata laksana pasien yang sudah diijinkan pulang dari rumah sakit

Menyiapkan pasien untuk kembali ke keluarganya, serta memberikan


TUJUAN : penjelasan tentang hal – hal yang berkaitan dengan perawatan pasien
dirumah

KEBIJAKAN : Pasien boleh pulang kapan saja setelah di ACC dokter

P 1. Lihat dan baca program pemulangan pasien pada catatan dokter di file
R pasien
O
2. Kaji apakah pasien sudah tahu / belum tentang rencana pulang ini
S
E 3. Kaji apakah diperlukan penyuluhan khusus
D 4. Kaji apa saja yang akan di bawa pulang pasien, misalnya obat – obatan,
U
surat istirahat, surat asuransi, foto copy hasil laboratorium atau
R
pemeriksaan lainnya, dll
5. Kaji apakah petugas administrasi / kasir sudah mengetahui atau belum
tentang rencana pulang ini
6. Beritahu pasien / keluarga, bahwa pasien sudah diperbolehkan pulang
oleh dokter yang merawat
7. Berikan formulir pemberitahuan pasien pulang kepada pasien untuk
diserahkan kebagian kasir dan di cap lunas setelah pembayaran
administarsi selesai untuk diserahkan kembali kepada perawat
8. Kumpulkan semua obat – obatan pasien untuk dibawa pulang
9. Bila masih terdapat obat yang tidak dipakai lagi kembalikan ke GF
(return)
10. Bila pasien diberikan obat tambahan, segera reques dan current
kemudian tulis di realisasi pasien pulang
11. Turunkan realisasi / tagihan pemakaian pasien ke bagian kasir setelah di
cek ulang oleh perawat untuk semua pemakaian agar tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan pemakaian obat
12. Beritahu bagian gizi bahwa pasien rencana pulang hari ini, agar tanyakan
pasien akan makan siang terlebih dahulu atau mau langsung pulang

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG
RAWAT INAP

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

13. Buatkan perjanjian untuk kontrol ke poliklinik sesuai dengan jadwal


kontrol
14. Bila pasien pada hari libur / minggu atau diluar jam kerja, kwitansi pasien
ditanda tangani oleh dokter jaga.
15. Setelah keluarga pasien selesai mengurus administrasi dengan
menyerahkan surat pemberitahuan pulang yang telah di cap lunas oleh
kasir, maka pasien diperbolehkan pulang.
16. Perawat memberikan penjelasan tentang pasien pulang, untuk
perawatan selanjutnya dirumah, seperti perawatan luka, pemberian obat,
kebutuhan nutrisi selama dirumah. Serahkan obat yang masih tersisa
P
R dan obat tambahan bila ada, foto copy hasil pemeriksaan selama dirawat
O / sewaktu pasien membawa hasil – hasil pemeriksaan dari luar, resume
S pasien, surat istirahat sakit,dll
E
D 17. Bila keluarga / pasien sudah mengerti tentang pendidikan kesehatan,
U minta pasien atau keluarga untuk memberikan tanda tangan pada
R resume pasien pulang dan buku penyerahan obat serta hasil – hasil
pemeriksaan selama di rawat
18. Kemudian pasien diberi salam selamat jalan, pada pasien bayi atau
pasien yang menggunakan kursi roda / brancart di antar sampai pintu
masuk rumah sakit
19. Hapus nama pasien pada papan nama pasein
20. Beritahu bagian administrasi dan informasi bahwa pasien sudah pulang
21. Beritahu petugas cleaning services untuk membersihkan kamar atau
inkubator bekas pasien tersebut, bila perlu di UV (fogging)
22. Pastikan kamar siap untuk dipakai kembali

1. Dokter merawat
2. Perawat ruangan
UNIT TERKAIT 3. Bagian administrasi / keuangan
4. Bagian informasi
5. Bagian Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO MENDAMPINGI PASIEN TERMINAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Memberi perawatan khusus kepada pasien dalam keadaan terminal

a. Agar pasien dapat muninggal dengan damai dan terhormat / mulia


b. Memberi kepuasana dan ketenangan kepada pasien dan keluarganya
TUJUAN :
c. Memberi ketenangan dan kesan yang baik kepada pasien lain di
sekitarnya

KEBIJAKAN : Bimbing pasien

a. Pelaksanaan
1. Siapkan pasien menurut agama dan kepercayaannya
2. Beritahu keluarga pasien secara bijaksana
3. Tempatkan pasien terpisah dari pasien lain
P
R 4. Pasien tetap didampingi oleh petugas dan keluarganya
O 5. Secara bijaksana jelaskan keadaan pasien kepada keluarga
S 6. Usahakan pasien selalu dalam keadaan bersih
E
D 7. Usahakan suasana disekitar pasien dalam keadaan tenang
U 8. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kain kassa yang dicelupkan
R dulu kedalam air matang dengan menggunakan pinset
9. Beri bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran pelaksanaan
upacara keagamaan/ bimbingan rohani
10. Amati terus tanda-tanda vital pasien

Perawat Rawat Inap


UNIT TERKAIT
Petugas Kerohanian
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Keadaan terminal adalah suatu keadan sakit dimana menurut akal sehat
PENGERTIAN :
tidak ada harapan lagi untuk sembuh.

TUJUAN : Agar pasien mendapatkan ketenangan dalam proses menuju kematian.

KEBIJAKAN : Memberikan pelayanan secara cepat, tepat,profesional kepada masyarakat.

P Melakukan assesmen Tanda-tanda klinis kematian :


R 8. Kehilangan Tonus otot yang ditandai dengan :
O a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun
S
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya
E reflekmenelan
D
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai nausea,
U muntah, perut kembung dan obstipasi.
R
d. Penurunan kontrol spinter urinaria dan rectal
e. Gerakan tubuh terbatas.
9. Kelambatan dalam sirkulasi ditandai dengan :
a. Kemunduran dalam sensasi
b. Cyanosis pada daerah ekstremitas
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan,
telinga, hidung,
10. Perubahan dalam tanda vital :
a. Nadi lambat dan lemah
b. Tekanan darah menurun
c. Pernafasan cepat, dangkal, dan tidak teratur.
11. Gangguan sensori ;
a. Penglihatan kabur
b. Gangguan pemnciuman dan perabaan

Tanda-tanda klinis saat meninggal ;


1. Pupil mata melebar
2. Tidak mampu bergerak
3. Kehilangan reflek
4. Nadi cepat dan kecil
5. Pernafasan chyene stoke dan ngorok
6. Tekanan darah sangat rendah
7. Mata dapat tertutup atau agak terbuka

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

Tanda-tanda meninggal secara klinis ;


1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total
2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan
3. Tidak ada reflek
4. Gambaran mendatar pada EKG

Tindakan pada pasien tahap terminal atau menjelang kematian ;


A (airways) : memastikan jalan nafas pasien
- Posisi head tilt chin lift
- Pasang Oropharyngeal tube
- Pasang Nasopharyngeal tube
- Pasang endotracheal tube
B ( Breathing ) : Memastikan bahwa dada bisa mengembang simetris dan
P adekuat
R
- Pemberian oksigen lewat selang atau masker
O
- Pemberian nafas bantuan jika apneu
S
E C ( circulation ) : Memastika sirkulasi cukup,akral hangat, produksi urin
cukup.
D
U - Pemberian cairan infus
R - Pemberian obat-obatan jantung
- Pemberian obat-obatan vasokonstrictor
- Pemantauan intake output
Pasien juga berhak untuk :
Kebutuhan –kebutuhan jasmaniah yaitu ;
- Menghilangkan rasa nyeri dengan memberikan anti nyeri,
mengubah posisi tidur, dan perawatan fisik.
- Memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan infus,sonde
Kebutuhan-kebutuhan emosi yaitu ;
- Menenangkan pasien jika mengalami ketakutan yang hebat
- Mendampingi pasien yang ingin memperbincangkan tentang
kehidupan dimasa lalu dan dikemudian hari
Memberikan kesempatan pada keluarga untuk memberikan tuntunan
menjelang ajal sesuai agama dan kebudayaan setempat.

1. Perawat jaga
2. Dokter jaga
UNIT TERKAIT
3. Penunjang Medis
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN BIDAI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau membantu
PENGERTIAN : pasien yang mengalami patah tulang sehingga tidak terjadi pergerakan /
pergeseran sehingga pasien tidak merasa sakit.

Mencegah pergerakan tulang


TUJUAN :
2.   Mengistirahatkan tulang yang patah

Seluruh pasien yang masuk di UGD harus ditangani sesuai Prosedur Tetap

KEBIJAKAN : Tetap tetap berdasarkan SK Direktur RSUD Rokan Hulu.

Prosedur:

Alat:

 Spalk/bidai sesuai ukuran


 Kasa balutan panjang, elastis verban, atau mitela
 Gunting

Prosedur:
P
R  Lakukan kebersihan tangan.
O  Identifikasi pasien.
S  Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
E  Jika terjadi perdarahan, hentikan dulu perdarahan dengan menekan dan
D mengikat bagian yang luka dengan kain bersih.
U  Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi.
R  Ukur bidai pada 2 sendi.
 Pasang penyanggah tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak
semakin parah baik menggunakan spalk/bidai, tongkat, kayu, dll yang
ringan dan kuat dibalut tapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian
yang patah atau terluka.
 Jangan membalut terlalu kuat atau terlalu longgar.
 Lakukan Kebersihan tangan.
 Catat Tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT IGD


Kamar Operasi
Farmasi
Instalasi Rawat Inap Bedah
Ruang Rawat Pasien Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN INFUS BAYI DAN ANAK

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Salah satu cara pemberian theraphy cairan dengan menggunakan prosedur
infasif yang dilaksanakan dengan menggunakan tehnikaseptik
a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta pemberian obat yang
TUJUAN : diperlukan oleh tubuh
b. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
makan minum melalui mulut
1. Pemberian infuse harus sesuai indikasi dan berdasarkan “standing
order” dokter
KEBIJAKAN : 2. Bekerja dengan tehnik aseptic
P a. Lihat kondisi pasien
R b. Lihat keperluan pasien dalam terapi
O c. Siapkan alat :
1. Standar infuse
S
2. Cairan yang diberiakan
E 3. Infus set
D 4. Abbocath no 24, 26
U 5. Kapas
R 6. Alkohol 70 %
7. Kassa steril
8. Gunting
9. Plester
10. Pengalas
11. Bengkok
12. Tourniquet
d. Pelaksanaan pemasangan infuse
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada orang tua tentant tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
3. Atur posisi bayi dan anak
4. Hubungkan cairan infuse dan infuse set dengan menusukkan bagian
karet pada cairan infuse.
5. Isi cairan kedalam infuse set dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi
selang dan udara yang ada diselang akan keluar.
6. Letakkan perlak dibawah tempat vena yang akan ditusuk
7. Pasang tourniquet sedekat mungkin disekitar area penusukan dan
lakukan desinfektan.
8. Untuk Mobilisasi Vena lakukan peregangan kulit dengan cara
menarik kulit dengan kuan dan berseberangan.
9. Lakukan desinfektan pada daerah sekitar tempat penusukan dengan
arah melinggar dari dalam keluar dengan mata jarum mengarah
ketas dan membentuk sudut 20-30 derajat dengan kulit, lakukan
penusukan dengan cepat pada yang ada diatas vena.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN INFUS BAYI DAN ANAK

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

10. Rubah sudut penetrasi hingga hamper sejajar dengan kulit pasien
dan lakukan penetrasi sepanjang 1 cm tunggu hingga ada tanda
pertama pada flashback chamber ( cateter jarum ) yang berarti mata
jarum sudah tepat dalam vena.
11. Tarik jarum keluar sepanjang 1 cm darah akan mengalir diantara
kateter dan tabung jarum. Hal ini memastikan ujung kateter sudah
berada dalam vena.
12. Pegang pangkal kateter dengan kuat dan masukkan karet
seluruhnya dengan menggunakan jarum cateter sebagai pemandu.
13. Lakukan penekanan dengan jari diatas kateter, tarik jarum

P sepenunhya mengunakan satu tangan.


R 14. Kembalikan jarum introsudr kedalam pembungkus pelindungnya.
O 15. Tekan kateter jarum kedalam pembungkusnya hingga terdengar
S
bunyi klik.
E
D 16. Sambungkan infuse set, alirkan cairan infuse dan lakukan fiksasi dan
U jangan lupa memberikan bantalan pada telapak tangan bayi atau
R
anak agar infuse tidak mudah lepas.
17. Atur kecepatan tetesan sesuai kebutuhan
18. Rapikan pasien dan bereskan alat
19. Lepaskan handscone dan cuci tangan
20. Dokumentasikan

e. Perlu diperhatikan
1. Reaksi pasien
2. Infus: tetesan, jenis cairan
3. Tanggal kadaluarsa cairan infuse
4. Bekerja dengan tehnik aseptic

Seluruh Ruang rawat inap Anak


UNIT TERKAIT
Perinatologi, ICU, IGD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN INFUS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Memasukkan cairan / zat makanan / obat-obatan dalam jumlah tertentu


melalui vena secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama
a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta pemberian obat yang
TUJUAN : diperlukan oleh tubuh
b. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
makan minum melalui mulut
1. Pemberian infuse harus sesuai indikasi dan berdasarkan “standing
order” dokter
KEBIJAKAN : 2. Bekerja dengan tehnik aseptic
P f. Lihat kondisi pasien
R g. Lihat keperluan pasien dalam terapi
O h. Siapkan alat :
1. Standar infuse
S
2. Cairan yang diberiakan
E 3. Infus set
D 4. Abbocath sesuai ukuran
U 5. Kapas
R 6. Alkohol 70 %
7. Kassa steril
8. Gunting
9. Plester
10. Pengalas
11. Bengkok
12. Tourniquet
i. Pelaksanaan pemasangan infuse
1. Beri penjelasan kepada pasien & keluarga
2. Siapkan area yang akan di infuse
3. Periksa ulang cairan yang akan diberikan, catat nama obat yang
dimasukkan pada flabot/botol
4. Masukkan selang infuse kedalam flabot botol dan keluarkan udara
dari selang infuse
5. Tentukan vena yang akan ditusuk
6. Pasang pengalas
7. Pasang tourniquet dibagian atas daerah yang akan ditusuk
Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10 cm
9. Tusukan jarum infuse / abbocath pada vena yang telah ditentukan
10. Hubungkan dengan selang infuse dan atur tetesan infuse sesuai “
Standing Order “ dokter
11. Catat dalam daftar ifus dan tindakan keperawatan
j. Perlu diperhatikan
1. Reaksi pasien
2. Infus: tetesan, jenis cairan
3. Tanggal kadaluarsa cairan infuse
4. Bekerja dengan tehnik aseptic

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan


Instalasi Farmasi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN DIQOXIN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Pemberian digoxin/ lanoxin digunakan sebagai obat anti aritmia
Tujuan Umum :

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah


Rokan Hulu

TUJUAN : Tujuan khusus :


 Seluruh perawat IGD maupun Perawat ruangan dapat
memberikan obat life saving
 Sebagai pedoman dalam pemberian obat life Saving
 Memberikan pelayana terbaik dan optimal kepada pasien IGD

Penggunaan obat dan peralatan untuk life saving harus


mengikuti tata cara yang sesuai dengan yang tercantum dalam
KEBIJAKAN : buku manual penggunaan alat dan leaflet penggunaan obat.
1. Digoxin 0,5 dilarutkan dalam 50 ml D5% diberikan IV
P
R selama 1 jam
O
S
2. Dilanjutkan dengan 0, 25 mg oral 1 atau 2 kali sampai dosis
E total 0,75 mg – 1 mg dalam 24 jam
D
U 3. Efek samping : Mual, sukar makan, diare, aritmia, toksin,
R pusing

IGD, ICU

UNIT TERKAIT Seluruh Rawat Inap

Farmasi.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN HEPARIN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Pemberian heparin pada sirkulasi ekstrakorporeal untuk tindakan dialysis

Mencegah terjadinya pembekuan darah pada sirkulasi ekstrakorporeal


TUJUAN :
selama tindakan dialysis
Selama proses dialysis tidak terjadi pembekuan darah pada sirkulasi
KEBIJAKAN : ekstrakorporeal
P A. Heparinisasi kontinyu
R Diberikan untuk pasien stabil tanpa risiko perdarahan
O Berikan dosis awal secara bolus 2000 unit dengan cara: setelah sirkulasi
S dalam, masukkan heparin ke dalam sirkulasi ekstrakorporeal melalui arterial
E blood line selama 3 – 5 menit dengan Qb 100 rpm, disebut sirkulasi heparin.
D Kemudian dialysis dimulai
U Dilanjutkan dengan pemberian heparin secara kontinyu sebanyak 1000
R unit/jam dengan menggunakan pompa (heparin pump)
Satu jam terakhir tindakan dialysis dilaksanakan tanpa heparin

B. Heparinisasi minimal

Diberikan untuk pasien sedang mengalami perdarahan. Cara pemberian


sama dengan heparinisasi kontinyu tetapi dosis dikurangi sesuai dengan
terapi yang diberikan oleh dokter

C. Dialysis bebas heparin

Diberikan pada pasien dengan perdarahan aktif, perikarditis, koagulopati,


trombositopenia, perdarahan intraserebral, baru operasi atau baru melakukan
transplantasi ginjal dengan pengawasan ketat oleh perawat :
1. Lakukan sirkulasi heparin dengan dosis 3000 – 5000 unit
2. Gunakan Qb secepat mungkin
3. Bilas sirkulasi ekstrakorporeal tiap 15 menit dengan cairan NaCl
0.9% sebanyak 50 cc untuk mencegah pembekuan darah pada
sirkulasi ekstrakorporeal
4. Naikkan UFG untuk mengeluarkan NaCl ekstra
5. Perhatikan dialiser dan awasi tekanan vena dengan hati-hati untuk
mendeteksi tanda-tanda awal pembekuan darah
6. Hindari pemberian transfusi
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN Na.BIKARBONAT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menambah sejumlah Na Bikarbonat ke dalam tubuh untuk mencapai nilai
PENGERTIAN : normal Na Bikarbonat dalam darah. Nilai normal = 22 – 26

Untuk memperbaiki keseimbangan asam basa dalam darah.


TUJUAN :

1. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses


penyembuhan.
2. Ada instruksi dari medis tentang pemberian therapi.
KEBIJAKAN :
1. Hitung kekurangan buffer tubuh dengan rumus = 1/3 x BB X BE ( base
defisit ).
2. Berikan setengah dosis atau sesuai instruksi dokter ( dosis maksimal
dewasa 100 mEq/ hari )
P 3. Jika Na Bikarbonat dalam kemasan 25 cc = 25 mEq, sedot obat
R tersebut dengan spuit sesuai dengan jumlah yang dikehendaki
O kemudian campurkan dengan cairan pengencer dalam plabot atau
S masukkan dalam botol / plabot steril tanpa pengenceran.
4. Jika obat dalam kemasan botol siap pakai ( produk 100 cc = 100 mEq )
E cek dan tentukan jumlah yang akan diberikan.
D 5. Sambungkan kemasan obat dengan CVC atau vena besar.
U 6. Atur tetesan pemberian, berikan minimal dalam waktu 30 menit dan
R tidak dibolus.
7. Monitor tensi, nadi, pernafasan sert akeadaan pasien secara
keseluruhan.
8. Dokumentasikan pemberian obat dan rapikan peralatan.

UGD, ICU dan Seluruh Rawat Inap.

UNIT TERKAIT Laboratorium

Instalasi Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN OBAT STREPTOKINASE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Merupakan salah satu jenis obat untuk penanganan trombolitik (fibrinolitika).
PENGERTIAN : Streptokinase merupakan protein yang terbuat dari filtrat kultur streptococcus
β-hemoliticus.

TUJUAN : Agen trombolitik digunakan untuk pengobatan DVT (Deep Vein Trombosis)
berat, emboli paru, infark miocard, dan sumbatan pada arteri.
Sesuai keputusan direktur, tentang pemberian obat-obatan di RSUD Rokan
KEBIJAKAN : Hulu
P 1. Perhatikan kemasan / sediaan streptokinase : 1.500.000 IU,750.000 I
R U
O Contoh :
S
E
D
U
R

2. Perhatikan dosis yang diberikan, premedikasi


3. Pasang monitor.
4. Interpretasi hasil perekaman ECG
5. Pasang Infus dua line : I. RL ( Untuk Rehidrasi )
II. Dex 5 % atau NaCl 0,9 % 100 cc untuk drip
Streptokinase sesuai dosis yang diminta.
6. Berikan premedikasi sesuai intruksi
Exc : Metil prednisolon / Sanexon 125 mg / IV
7. Berikan streptokinase per Drip yang sudah dipersiapkan. Obat diberikan
secara titrasi dengan menggunakan Infusion pump habis dalam waktu 1 jam
Setting alat : 100 cc / Jam
Observasi Selama pemberian streptokinase :
1) ECG sebelum pemberian streptase, 30 menit durante obat
masuk dan setelah obat habis (di print)
2) Pemberian O2 ( dosis dan jenis canule sesuai klinis )
3) Observasi TTV ( Tensi, Nadi , Respirasi, Saturasi O2 ) dan
tanda – tanda perdarahan setiap 15 Menit.
4) Siapkan DC Shock ( Risiko terjadi VT / VF saat pemberian
streptokinase)
5) KIE pasien dan keluarga :
a) Bed rest
b) Tidak boleh mengedan.

UNIT TERKAIT UGD, ICU.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN OKSIGEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari 21% pada tekanan 1
PENGERTIAN :
atmosfer.
- Mencegah/mengobati hipoksemia/hipoksia
TUJUAN : - Menurunkan kerja napas
- Menurunkan kerja jantung

KEBIJAKAN : Dilakukan oleh semua perawat dan dokter di perawatan


P Persiapan alat :
R 1. Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter, humidifier.
O 2. Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana / sungkup
S muka dengan kantong udara / sungkup muka dengan parsial
E rebreathing.
D Langkah – langkah :
U 1. Kateter nasal / Kanul nasal :
R a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen / sentral
oksigen.
e. Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pangatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
tabung flow meter.
f. Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
g. Alirkan oksigen ke :
 Kateter nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
 Kanul nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
h. Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
panggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
i. Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada klien.
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang
di inginkan.
k. Cuci tangan.
l. Rapikan peralatan kembali.
m. Dokumentasikan pada status klien.
2. Sungkup muka partial rebreathing.
a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humidifier dengan water for irigation setinggi batas yang
tertera.
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen / sentral
oksigen.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMBERIAN OKSIGEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

2. Sungkup muka partial rebreathing.

e. Cuci tangan.
f. Memberi tahu pasien.
g. Isi tabung humidifier dengan water for irigation setinggi batas yang
tertera.
h. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen / sentral
oksigen.
i. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar konsentrasi
O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam tabung flow
meter.
j. Menghubungkan sungkup muka partial rebreathing dengan flow
meter.
k. Alirkan oksigen ke sungkup muka partial rebreathing dengan
P aliran udara 8 – 12 lt/mnt.
R l. Cek aliran oksigen ke sungkup dengan cara menutup sungkup
O dengan salah satu tangan dan amati aliran oksigen yang masuk
ke dalam kantong.
S
m. Pasang alat sungkup muka partial rebreathing pada klien.
E n. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai
D dengan yang diinginkan.
U o. Cuci tangan.
R p. Rapikan peralatan kembali.
q. Dokumentasikan pada status klien.

3. Hal – hal yang harus diperhatikan :

a. Bandingkan hasil PaO2, SaO2, SpO2 klien sebelum dan sesudah


pemberian O2.
b. Kaji dan bandingkan status pernapasan sebelum dan sesudah
pemberian O2.
c. Cek kulit dan membran mukosa klien.
d. Cek kepatenan alat.
e. Observasi adanya keluhan terutama mual dan muntah.
f. Tanyakan kenyamanan terhadap terapi O2.

Seluruh Unit Keperawatan


UNIT TERKAIT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMERIKSAAN FISIK DOKTER

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau
PENGERTIAN : hanya bagian tertentu yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan

Memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan pasien dalam rangka


TUJUAN : menegakkan diagnosa ,tindakan pengobatan dan perawatan

KEBIJAKAN : Dilakukan pada semua pasien baru


P 1. daerah mulut diperiksa dengan menggunakan spatel lidah
R 2. pasien dibantu oleh perawat/petugas, membuka bajunya untuk
O
memeriksadaerah dada dan punggung, bila pasien tidak sadar atau
S
E kesadaran melemah. Bajunya di bukakan oleh perawat/petugas
D setelah selesai baju pasien dipasangkan kembali
U
3. pakaian pasien bagian bawah diturunkan untuk pemeriksaan daerah
R
perut dan sekitarnya, bila dokter memerlukan pemeriksaan dalam
melalui vagina atau rectum. Perawat / Petugas memberikan sarung
tangan untuk dipakai dan vaselin sebagai pelicin, setelah selesai
pakaian pasien bawah dirapikan kembali
4. selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap kedua tungkai pasien
dengan menggunakan reflek hamer
5. tekanan darah diukur bila perlu
6. setelah pemeriksaan selesai, pasien dirapikan
7. peralatan dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula.
Perhatian :

 perawat harus menjelaskan pertanyaan dokter yang kurang di


mengerti oleh pasien
 hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien merasa malu,
takut pada waktu pemeriksaan berlangsung.
Langkah Pemeriksaan Fisik :
1. kesadaran......
2. keadaan umum......
3. tanda vital.....
4. rambut dan kepala.....

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PEMERIKSAAN FISIK DOKTER

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

5. kulit.....
6. kuku......
7. mata.....
8. telinga..... pendengaran.......
9. hidung........
10. rangga mulut........ gigi dan geligi.... lidah.....
11. leher......
12. kardiorespiratori : (Respiratori, Batuk, Sirkulasi)
13. mammae....
P
R 14. abdomen pinggang
O
bising usus.....
S
E
D benjolan.....
U
R nyeri.....

hernia.....

1. lengan dan tungkai


2. genetalia:
Wanita........

Pria...........

Anus........

UNIT TERKAIT Dokter dan Perawat


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PEMASANGAN OPA
(Oropharyngeal Tube)

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal
PENGERTIAN : untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi
terhambat oleh lidah pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi
(Sally Betty,2005)

 Untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka


 Tidak sadar
TUJUAN :  Kejang yang akan berkembang menjadi tonik atau gerakan klonik
 Untuk Menjaga kepatenan jalan nafas pasien
 Memudahkan penghisapan lendir

Dilakukan untuk mempertahankan jalan nafas sesuai kebijakan Direktur RSUD Rokan
KEBIJAKAN : Hulu Nomor :

P 1) Cuci tangan, gunakan sarung tangan.


2) Membuka mulut pasien, tahan dengan menggunakan tongue spatel
R 3) Bersihkan mulut dengan kassa steril menggunakan ujung penyedot
faring yang kaku (Yaunker), bila memungkinkan
O 4) pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien. yaitu dengan
menempatkan OPA di samping wajah, dengan ujung OPA pada sudut
mulut, ujung yang lain pada sudut rahang bawah. Bila OPA diukur dan
S dimasukkan dengan tepat, maka OPA akan tepat sejajar dengan
pangkal glotis
E 5) Masukkan oropharing tube dengan mengikuti salah satu cara dibawah
ini:
D  Balik oropharing tube sehingga bagian atasnya menghadap kemuka
atau ke palatum. setelah masuk
U dinding posterior pharing lalu putar oropharingeal tube 180º sampai
posisi ujung mengarah ke oropharing.
R  Gunakan penekan lidah , gerakkan lidah keluar untuk menghindari
terdorong ke belakangmasuk faring posterior. Masukkan oropharing
tube oral ke dalam posisi
yang seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah dan tidak perlu
diputar.
6) Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas dengan segera
dan masukkan kembali.
7) Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa
menutup lubang oropharing tube.
8) Berikan posisi yang nyaman.
9) Rapikan pasien
10) Rapikan alat
11) Lepas handschoen

UNIT TERKAIT Seluruh Rawat Inap dan UGD

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PENATALAKSANAAN ISOLASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk meminimalkan kontak
antara pasien dengan dunia luar disekitar kamar pasien dan sebaliknya
PENGERTIAN : dimana ruang isolasi mempunyai ruang antara yang mempunyai tekanan
positif sedangkan ruang perawatan mempunyai tekanan negatif dengan
tujuan agar udara dalam ruang perawatan tidak mengalir ke luar ruangan
atau sebaliknya yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
1. Untuk meminimalkan kemungkinan pasien tertular dari penyakit
yang berasal dari lingkungan pasien lain sehingga tidak
memperberat penyakit yang diderita pasien.
TUJUAN : 2. Untuk melindungi orang-orang disekitar pasien termasuk dokter,
perawat dan petugas kesehatan lainnya yang merawat pasien
terhindar dari penyakit yang diderita pasien

KEBIJAKAN 1. Pasien yang memerlukan perawatan kamar isolasi adalah pasien


yang diduga terinfeksi mikroorganisme seperti Mycobacterium
tuberculosis, Streptococcus pneumoniae, virus ataupun
Staphylococcus aureus (MRSA/MSSA).
2. Pasien yang dirawat diruang isolasi adalah pasien yang terinfeksi
mikroorganisme patogen yang berpotensi menular antar manusia
baik secara udara maupun kontak langsung menggunakan ruang
isolasi dengan tekanan negatif.
3. Pasien yang dirawat diruang isolasi adalah pasien yang memiliki
gangguan imunitas (imunitas rendah/imunokompromis) dan
memerlukan perawatan intensif menggunakan ruang isolasi
dengan tekanan positif (tombol pengatur tekanan positif harus
dinyalakan dantombol tekanan negatif harus dimatikan)
begitupula jika tekanan di ruangan isolasi dibuat negatif maka
tombol harus dibuat sebaliknya.
4. Tombol Boster Fan jika ada kamar terisi pasien maka harus
dinyalakandan harus dimatikan jika kamar kosong.
5. Untuk pasien yang infeksius harus dibuat tekanan ruangan
isolasi menjadi negatif.
6. Semua petugas kesehatan yang merawat pasien menular yang
dimaksudkan dalam no 1 harus menggunakan APD lengkap jika
berada diruang pasien
7. Anggota keluarga pasien yang dimaksud no 1 tidak
diperkenankan masuk kedalam kamar pasien kecuali dengan
alasan tertentu dan menggunakan APD lengkap
8. Semua petugas kesehatan yang merawat pasien yang dimaksud
no 2 harus menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum
masuk kedalam ruangan pasien dan menangani pasien
9. Hanya keluarga inti dari pasien yang dimaksud dalam no 2 yang
diperkenankan untuk menjenguk pasien kedalam kamar dengan
mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh pihak RS sesuai jam
kunjungan pasien dengan tujuan untuk melindungi pasien.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PENATALAKSANAAN ISOLASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

A.Cara kerja
P

R 1. DPJP akan melakukan pemeriksaan pasien dan menetapkan


diagnosa yang dimiliki oleh pasien tersebut serta menentukan
O
perlunya pasien dirawat dikamar isolasi
S

E 2. Pasien dan keluarga dijelaskan oleh DPJP/ KIC mengenai penyakit


yang diderita pasien. Hal ini juga dapat didelegasikan kepada
D
dokter jaga oleh DPJP
U

R 3. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang indikasi dan perlunya


pasien dirawat diruang isolasi

4. Dokter jaga/ perawat akan meminta keluarga untuk mengurus


perpindahan status dibagian administrasi menjadi kamar
isolasi jika pasien berasal dari UPI

5. Tekanan didalam ruangan isolasi telah diatur minimal 15 menit


sebelum pasien masuk

6. Pintu ruangan isolasi dijaga selalu dalam keadaan tertutup


setelahada yang masuk/ keluar dari ruangan tersebut

7. Jika pasien berasal dari luar UPI maka pasien akan langsung
dibawa masuk ke ruang isolasi dan serah terima pasien
dlakukan didalam ruang isolasi tetapi operan pasien telah
dilakukan sebelum pasien dikirim/ dibawa ke UPI

8. dan pengobatan pasien adalah sesuai dengan penyakit yang


dideritanya

IGD

UNIT TERKAIT
Rawat Jalan

Ruang Rawat Isolasi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENCABUTAN INFUS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menghentikan pemberian cairan / obat langsung ke dalam pembuluh darah
PENGERTIAN : vena dengan melepas infus

Mencegah terjadinya plebitis


TUJUAN : Memberi rasa nyaman / kebebasan dalam ruang gerak dan aktifitas
pasien

KEBIJAKAN : Dilakukan pada pasien yang sudah tidak membutuhkan cairan lagi
Persiapan alat

Kapas alkohol
Plester / mikropore
P
R Kassa steril
O Nierbeken / bengkok
S Persiapan pasien
E
D
Pasang alas perlak dibawah tangan yang terpasang infus
U
R Infus diklem
Plester dilepas, kemudian setelah terbuka jarum infus dibuka
Bekas tusukan langsung ditekan dengan kapas alkohol, kemudian
ditutup dengan kassa steril dan diplester.

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENANGANAN BENDA TAJAM

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Suatu cara untuk menangani benda tajam yang dapat melukai


PENGERTIAN : petugas. Usaha yang dilakukan : cara pembuangan dan
pengadaan tempat khusus (sharp)

Mencegah tejadinya kecelakaan kerja dan cross infeksi


TUJUAN : terhadap petugas atau petugas lain yang berhubungan dengan
benda tajam

KEBIJAKAN : Mengacu pada pedoman pengendalian infeksi nosokomial


1. Siapkan kotak yang telah diberi label “ benda tajam “
P 2. Kotak diletakkan ditempat aman dan mudah dijangkau
R
O 3. Buang benda tajam pada kotak yag sudah disediakan
S 4. Tutup kotak setiap memasukkan benda tajam
E
D 5. Kotak akan diambil oleh bagian cleaning service bila sudah
U
terisi ¾ kapasitasnya
R
6. Siapkan kotak baru untuk pengganti

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Bagian Penunjang.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO DOKUMENTASI MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET)

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Bagian dari clinical record ( rekam medis ), merupakan kumpulan data
PENGERTIAN : komprehensif yang menggambarkan kondisi pasien, kebutuhan perawatan,
pelayanan kesehatan yang diberikan dan respon terhadap perawatan.
1. Sarana komunikasi bagi semua staf di IRI
2. Legal proteksi bagi rumah sakit
3. Media pembelajaran bagi staf dan peserta didik di IRI
TUJUAN :
4. Dasar pemberi asuhan dan pendidikan bagi pasien dan keluarga.
5. Salah satu data kendali mutu dan penelitian.
6. Sebagai dasar perhitungan biaya.

KEBIJAKAN : Memenuhi kebutuhan keamanan.


P 1. a. Masuk : di isi tanggal pasien masuk ke IRI
R b. Dari : di isi bangsal / instalasi asal pasien sebelum masuk
O ke IRI
S c. Keluar : di isi tanggal pasien keluar dari IRI
E d. Ke : di isi bangsal / instalasi dipasien dipindah dari IRI.
D
U 2. Identitas
R a. No. Dok. Med : di isi rekam medik pasien ( No. RM )
b. Tanggal : di isi tanggal saat instruksi harian dibuat.
c. Nama : di isi nama pasien.
d. Umur : di isi umur pasien dalam tahun / bulan atau hari.
e. Diagnosa : di isi diagnosa medis saat masuk dan selama di IRI.
f. Hari ke : di isi hari keberapa pasien di rawat di IRI dihitung mulai
pasien masuk IRI.
g. Dr. ICU : di isi dokter yang merawat dan bertanggung jawab di IRI.

3. Intake
a. Enternal : di isi jenis makanan, jumlah dan cara pemberian / 24 jam
b. Volume : di isi volume enteral ( cc ) dalam 24 jam
c. Kalori : di isi total kalori dari karbohidrat dan lemak yang terkandung
dalam diit enteral.
d. Protein : di isi jumlah protein yang terkandung dalam diit enteral.
e. Parenteral : di isi jenis, jumlah dan cara pemberian nutrisi parenteral
dalam 24 jam.
f. Volume : di isi volume parenteral ( cc ) dalam 24 jam.
g. Kalori : di isi total kalori dari karbohidrat dan lemak yang
terkandung dalam nutrisi parenteral.
h. Protein : di isi jumlah gram protein yang terkandung dalam
nutrisi parenteral.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO DOKUMENTASI MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET)

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 4. Pola ventilasi, di isi jenis ventilasi pasien, yaitu :


R a. Spontan tanpa / dengan oksigen binasal / NRM / RM beserta
O alirannya.
S b. Alat bantu ( ventilasi mekanik ) : jika menggunakan ventilasi
E mekanik ( ventilator ) harus dituliskan mode yang digunakan dan
D FiO2.
U c. Ventilator : di isi merk dan seri ventilator yang digunakan, misalkan :
R Servo 900 C.
5. Obat
a. Enteral / lain – lain : di isi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian
obat dalam 24 jam.
b. Parenteral : di isi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian obat
dalam 24 jam.
6. Laboratorium dan foto thorax : di isi jenis pemeriksaan laboratorium dan
rontgen thorax yang di programkan pada hari tersebut.
7. Lain – lain : di isi instruksi dokter yang tidak terprogram sebelumnya,
misalkan fisiotherapi, brain protection, drassing, balance cairan negatif
atau positif.
8. Jam : jelas
9. SSP ( Susunan Saraf Pusat )
a. Kes : di isi kesadaran pasien secara kualitatif ( compos mentis / cm,
somnolen, apatis, soporous coma, coma )
b. Pupil : kolom ini diganti menjadi pengisian kesadaran GCS
( Kualitatif ).
c. Ref : di isi ukuran pupil dalam bentuk gambar lingkaran atau besar
pupil dalam cm serta refleksi pupil terhadap cahaya ( - / + / ± - /
lambat / cepat ).
d. GCS :
NILAI
1) Buka mata ( E )
a) Spontan 4
b) Respon perintah lisan 3
c) Respon rangsang sakit 2
d) Tidak ada respon 1
2) Respon motorik terbaik ( M )
a) Sesuai perintah 6
b) Terlokasi pada sakit 5
c) Menarik terhadap rangsang sakit 4
d) Fleksi abnormal 3
e) Respon ekstensor 2
f) Tidak respon 1
3) Respon verbal :

UNIT TERKAIT ICU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MENIMBANG BERAT BADAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Menimbang berat badan pasien dengan menggunakan timbangan badan
PENGERTIAN :

1. Untuk mengetahui berat badan pasien


2. Untuk mengetahui naik / turunnya berat badan pasien
TUJUAN :
3. Untuk membantu menentukan diagnosa
4. Untuk menentukan dosis pengobatan,diet,dll

KEBIJAKAN : Dilakukan pada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap yang membutuhkan
P Persiapan alat
R
O a. Timbangan elektrik/manual untuk dewasa
S b. Alat tulis/pulpen
E
D c. Meja untuk tempat timbangan bayi
U d. Alas untuk timbangan bayi
R Persiapan pasien

a. Pada pasien dewasa, pasien diberitahukan supaya


tas,sepatu,/sandal dilepas
b. Pada bayi, bedongan/selimut dibuka
cara kerja

1. Timbangan elektrik untuk bayi dipersiapkan dengan diletakkan diatas


meja dengan posisi timbangan siap pakai
2. Timbangan elektrik untuk anak dan pasien dewasa diletakkan
dilantai dengan posisi timbangan siap pakai.
3. Untuk pasien bayi, aturlah posisi bayi tidur / duduk (pada bayi yang
sudah duduk)
4. Pada anak / pasien dewasa aturlah posisinya untuk berdiri diatas
timbangan agar berdiri tegak.
5. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, kemudian tulislah
hasilnya pada buku / status pasien

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENGUKURAN SUHU TUBUH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Kegiatan mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan termometer
PENGERTIAN :

1. Untuk mengetahui suhu badan pasien


2. Membantu menegakkan diagnose
TUJUAN : 3. Mendeteksi sedini mungkin perubahan suhu tubuh yang merupakan
salah satu adanya infeksi / ketiak normal didalam tubuh dan untuk
menentukan tindakan perawatan
1. Pakailah thermometer sesuai penggunaannya seperti thermometer
untuk mulut, ketiak dan pelepasan ( anus )
2. Frekuensi pengukuran suhu badan pasien sesuai keadaan atau
KEBIJAKAN : kebutuhan

A. Melihat kondisi pasien


B. Mempersiapkan alat :
1. Termometer bersih dalam tempatnya
2. Botol air bersih dan botol larutan desinfeksi
3. Bengkok
4. Tissue dalam tempatnya
5. Catatan suhu dan nadi
C. Mempersiapkan pasien :
P
1. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
R
2. Menyiapkan lokasi untuk pemasangan thermometer (misal cara
O
membersihkan ketiak pasien sampai kering, untuk thermometer
S
axieller )
E
D. Pelaksanaan
D
1. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol lalu
U
ujung thermometer dijepitkan dengan bagian yang mengandung air
R
raksa tepat ditengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada
2. Setelah thermometer diangkat dan dibaca hasilnya
3. Catat dalam buku
4. Air raksa diturunkan kembali sampai angka nol dan thermometer
dicelupkan kedalam botol larutan desinfektan, kemudian
dimasukkan kedalam botol air bersih, selanjutnya dilap dengan
tissue dan disimpan ditempatnya
5. Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENGUKURAN TEKANAN DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengukur desakan darah melalui permukaan dinding arteri berdasarkan
PENGERTIAN : kembang kempisnya jantung

1. Untuk mendeteksi sedini mungkin ketidaknormalan tekanan darah agar


TUJUAN : dapat segera di antisipasi
2. Sebelum diukur pasien harus dalam keadan istirahat

1. Lokasi pengukuran tekanan darah tidak boleh dekat dengan daerah


penusukan infus

KEBIJAKAN : 2. Sebelum diukur pasien harus dalam keadaan istirahat

1. Denyut nadi arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada


daerah tersebut
2. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air

P raksa didalam gelas naik


R 3. Skrup balon dibuka perlahan lahan sehingga air raksa turun
O perlahan lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan
S
bunyi denyutan pertam dan terakhir
E
D 4. Detak yang pertama disebut systole sebagai pembilang dan tekanan
U diastole sebagai penyebut.
R
Contoh : Tekanan systole 120 mmHg, Tekanan diastole 80 mmHg.
Menulis : 120/80 mmHg

5. Manset dibuka kemudian pasien dan peralatan dirapihkan kembali


6. Hasil dicatat

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PENGUKURAN VOLUME TIDAL DAN
TEKANAN NEGATIF INSPIRASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Merupakan cara untuk mengukur kapasitas tidal paru dan


PENGERTIAN : tekanan negatif inspirasi pasien saat bernapas dengan
menggunakan alat ukur.

1. Mengevaluasi kekuatan otot – otot pernafasan pasien.


2. Mengevaluasi adekuasi volume tidal
TUJUAN :
3. Mengkaji kemampuan napas spontan, misalkan pada
pasien post operasi.
4. Menentukan apakah pasien memerlukan intubasi dengan
dan atau menggunakan ventilator mekanik.
Pemenuhan kebutuhan oksigen.
KEBIJAKAN :

Persiapan alat :

Spirometer portable ( respirometer portable )

Langkah – langkah :

1. Cuci tangan
P
2. Sambungkan konektor ke jalan napas pasien.
R
O
3. Hubungkan spirometer portable ke jalan napas pasien.
S 4. Anjurkan pasien untuk napas dalam sebisa mungkin, dan 0
E kan spirometer dan suruh pasien untuk mengeluarkan
D napas.
U 5. Untuk menempatkan jarum pada titik 0 tekan tombol yang
R berwarna putih.
6. Untuk mengunci hasil pengukuran yang di dapat, tekan
tombol merah.
7. Untuk mengembalikan jarum pengukuran setelah
penguncina ( menekan tombol merah ) tekan tombol hijau
sehingga spirometer dapat untuk mengukur kembali.
UNIT TERKAIT ICU, Rawatan Paru

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENGUKURAN TINGGI BADAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Mengukur tinggi badan pasien dengan pengukur tinggi badan

 Untuk mengetahui tinggi badan pasien


TUJUAN :
 Membantu menegakkan diagnose

Sebagai pedoman bagi seluruh tenaga medis dan tenaga


keperawatan RSUD Rokan Hulu
KEBIJAKAN :
P 1. PERSIAPAN
R
O  Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan
S dilakukan
E
D  Menyediakan alat pengukur tinggi badan atau sentimeter
U
R
dan penggaris segitiga siku-siku
 Alat tulis
2. LANGKAH-LANGKAH
 Pada pasien yang bisa berdiri
a. memakai alat pengukur khusus dengan cara pasien
dipersilahkan melepas alat pengukur,pandangan
lurus kedepan
b. merapatkan alat pengukur pada kepala kemudian
perawat membaca skalalya
3. YANG HARUS DIPERHATIKAN
 Teliti
 Sopan
 Sabar

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO STERILISASI ALAT KESEHATAN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Tindakan mematikan kuman pathogen dan apatogen beserta


PENGERTIAN : sporanya pada peralatan medis dengan menggunakan
sterilisator

Sebagai acuan petugas dalam melakukan langkah-langkah


TUJUAN :
mencegah terjadinya infeksi akibat peralatan yang tidak steril

Sesuai keputusan Direktur RSUD Rokan Hulu tentang


Memisahkan Alat Yang Bersih dan Kotor, Yang Memerlukan
Sterilisasi dan Perawatan Lebih Lanjut
KEBIJAKAN :

1. Petugas mencuci tangan


2. Petugas menyiapkan peralatan yang akan disteril.
3. Petugas memastikan kondisi sterilisator berfungsi dengan
baik
P 4. Petugas memasukkan peralatan yang akan disteril kedalam
R
sterilisator
O
S 5. Petugas menghidupkan sterilisator dan menunggu proses
E
D
sterilisasi selesai kurang lebih 20 menit.
U 6. Petugas membuka pintu sterilisator dan mengeluarkan
R
peralatan yang sudah disteril menggunakan korentang steril.
7. Petugas meletakkan peralatan yang sudah disteril di tempat
yang semestinya
8. Petugas mencuci tangan
UNIT TERKAIT UGD, ICU, OK dan Seluruh Rawat Inap.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Memberikan tindakan perawatan pada luka pasca operasi dengan prinsip
PENGERTIAN :
steril dan menggunakan teknik aseptic dan anti septic
Mempercepat proses penyembuhan lika operasi
TUJUAN :
Mencegah adanya komplikasi (infeksi) pada luka operasi
KEBIJAKAN : Surat kebijakan direktur tentang perawatan luka pasca operasi.

P Persiapan Pasien
R 1. Persiapan Mental :
O Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapan Fisik :
S
Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah tindakan
E Persiapan Alat
D 1. Bak instrument steril berisi :
U 2. Supratule
R 3. Tegaderm/ hypafic
4. Sarung tangan (kalau perlu)
5. Bethadine solution
6. Kapas lidi steril
7. Nierbekken (bengkok)
8. Plester
9. Alkohol 70%
10. Wash-bensin
11. Pengelas / perlak
Cara Kerja
10. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
11. Membawa alat-alat kedekat pasien
12. Menutup pintu atau memasang tirai
13. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah luka yang akan
dibersihkan dan memasang pengelas
14. Perawat mencuci tangan
15. Siram dengan Na Cl sebelum penutup luka dibuka
16. Membuka penutup luka pada pasien secara perlahan-lahan
17. Membersihkan/mendesinfeksi daerah luka dengan menggunakan
kapas steril diberi bethadine dengan cara memutar dari dalam
kearah luar
18. Memasang sufratule atau sejenisnya sesuai ukuran luka dan
menggunakan pinset cirurgis
Sikap
 Teliti/cermat
 Hati-hati
 Sopan
 Komunikasi

UNIT TERKAIT UGD, ICU, dan Rawatan Pasca Bedah.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PERAWATAN TALI PUSAT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Merawat tali pusat dengan memakai triple dye dan dibungkus


PENGERTIAN : dengan kassa steril

Memberikan perawatan tali pusat septik dan antiseptik untuk


TUJUAN : menghindari kemungkinan terjadinya infeksi

Perawatan yang tepat dan benar sehingga tidak terjadi infeksi


melalui tali pusat
KEBIJAKAN :

Pelaksanaan :
P 1. Mengganti kassa pembungkus tali pusat setiap habis
R mandi (2 kali sehari) atau tiap kali kotor
O 2. Bungkus tali pusat dengan kassa kering dan steril
S
3. Perhatikan tanda-tanda infeksi pada tali pusat
E
 Warna kemerahan
D
U  Berbau
R  Basah
 Rapikan kembali bayi

1. Instalasi Rawat Inap anak dan perinatologi


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Intensive
3. Instalasi Gawat Darurat
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU
SPO PERMINTAAN DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Permintaan darah melalui Bank Darah dengan melengkapi


PENGERTIAN :
pengisian formulir yang sudah tersedia
TUJUAN : Untuk memenuhi kebutuhan darah atas instruksi dokter
Suatu form yang diisi jelas untuk meminta darah ke bank darah
KEBIJAKAN : untuk orang yang membutuhkan
Teknis permintaan darah

 Permintaan darah cito, artinya darah segera saat itu


(kurang lebih 2 jam)
 Permintaan darah emergensi, artinya permintaan darah
yang tidak dilakukan crossmeting hanya sama
golongannya saja dan harus ada surat keterangan dari
P
R dokter yang meminta
O
 Permintaan darah sedia, artinya permintaab darah yang
S
E harus disediakan sebelum dilakukan operasi
D
U
 Permintaan darah titip, artinya permintaan darah yang
R dititipkan di bank darah (bila diperlukan harus
menghubungi 2 jam sebelumnya
Persiapan alat

 Spuit 3cc
 Formulir darah
 petugas RS
 Ice coller / termos es

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Bank Darah

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Persiapan pasien yang akan dilakukan operasi adalah pelayanan menyeluruh
PENGERTIAN :
yang akan diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi dilakukan

1. Operasi dapat berjalan dengan lancar


2. Rasa nyaman terpenuhi
TUJUAN :
3. Tidak terjadi komplikasi post operasi
4. Menghindari tuntutan di kemudian hari

1. Sebelum operasi dilakukan, keluarga harus di beri penjelasan


mengenai operasi yang akan dilakukan dan biaya yang dibutuhkan

KEBIJAKAN : 2. Memberitahukan kepada bagian kamar operasi jam dilakukan operasi

P Persiapan alat :
R a. Alat-alat mencukur :
O
- Alat cukur
S
E - Perlak dan alas
D - Kain kassa
U
- Sarung tangan
R
b. alat klisma
- Irigator
- Cairan klisma ( nacl 0,9 % )
- Perlak dan alat

- Bengkok

- Vaseline

- Tissue
Persiapan pasien

1. Persiapan mental
a. Menjelaskan secara singkat tentang operasi yang akan dilakukan,
lamanya operasi serta alat-alat yang terpasang misalnya ; drain ,
NGT, Infus , Chateter , dll dan cara mengatasi rasa sakit
b. Memberi tahu pasien dan keluarga kemungkinan kepindahan
tempat

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

seusai operasi misalnya ruang ICU, kembali ke ruang rawat inap


c. Memberikan rasa nyaman
d. Memberikan penyuluhan yang efektif mis : melakukan aktifitas dan
mobilitas
2. Persiapan fisik
a. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik sesuai dengan
program pengobatan antara lain : Lab, radiologi dan ECG
b. Meminta surat persetujuan izin operasi dari pasien atau keluarga
pada format yang telah disediakan
c. Mempersiapkan darah jika memerlukan tranfusi
d. Melakukan personal hygiene sebelum dilakukan operasi
3. Beritahu dan jelaskan kepada pasien tentang tindakan
P dan prosedur yang akan dilakukan
R
O 4. Menyiapkan lingkunan pasien
S
5. Memberitahukan kepada pasien tentang daerah yang akan di cukur
E
D sesuai dengan daerah operasi
U 6. Mencuci tangan
R
7. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah yang akan dicukur sesuai
dengan daerah operasi
8. Memakai sarung tangan
9. Melakukan pencukuran mulai dari daerah yang bersih ke daerah yang
lebih kotor
10. Menghindari kemungkinan terjadinya luka pada waktu pencukuran
11. Membersihkan daerah yang sudah dicukur dengan kain kassa
12. Melakukan klisma sesuai SOP
13. Merapihkan pasien
14. Membersihakan dan merapihkan alat-alat
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan hasil tindakan
Semua Unit Perawatan dan Kamar Operasi
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PERAWATAN JENAZAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Merawat jenazah adalah memberi perawatan khusus kepada pasien yang
PENGERTIAN :
baru meninggal
- Membersihkan dan merapihkan jenazah
TUJUAN :
- Memberi rasa puas kepada keluarga pasien

b. Jenazah dirawat dengan cara yang tertib dan khidmat


KEBIJAKAN : c. Label diikatkan pada kaki kanan jenazah
P b. Persiapan alat
R 1. Pakaian khusus
O 2. Pembalut atau verband
S 3. Bengkok
E 4. Pinset
D 5. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya
U 6. Peralatan yang diperlukan untuk membersihkan jenazah (misalnya :
R baskom, washlap)
7. Laken atau kain penutup jenazah
8. Surat kematian sesuai peraturan yang berlaku
c. Pelaksanaan
1. Beritahu keluarga dengan seksama bahwa jenazah akan dibersihkan
2. Pakailah baju khusus, cabut alat – alat yang terpasang misalnya
infuse, kateter, NGT dan gigi palsu bila ada
3. Bersihkan jenazah dan rapihkan sesuai kebutuhan (misalnya bila ada
luka harus dijahit)
4. Letakkan tangan atur menurut agamanya / kepercayaannya
5. Rapatkan kelopak mata dan tutup kapas lembab
6. Demikian juga telinga dan hidung
7. Rapatkan mulut dengan cara mengingkat dahu kekepala dengan
verban
8. Rapatkan kedua kaki, pergelangan kaki dan ikat kedua ibu jari
dengan verban
9. Tutup jenazah dan rapihkan dengan kain penutup
10. Surat kematian diisi lengkap oleh dokter yang bersangkutan atau
penanggung jawab ruangan jika diperlukan visum et repertum
berikan sesuai peraturan yang berlaku
11. Jenazah harus dibawa kekamar mayat oleh petugas sesuai
peraturan rumah sakit, sekurang – kurangnya 2 jam setelah
dinyatakan meninggal
Rawat inap. IGD, administrasi, RM
Instalasi Jenazah
UNIT TERKAIT
Kepolisian
Petugas kerohaniaan.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MEMINDAHKAN PASIEN KE RUMAH SAKIT
LAIN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena


PENGERTIAN :
permintaan pasien atau keluarga.
Memindahkan pasien ke rumah sakit lain secara tepat, cepat,
TUJUAN :
cermat dan aman.
KEBIJAKAN : Sesuai dengan kebijakan memindahkan pasien keluar RS
P 1. Pasien yang akan pindah rawat harus dalam keadaan stabil
R
O dalam batas normal.
S 2. Keluarga dianjurkan untuk memilih/mencari rumah sakit
E
D tujuan.
U
3. Dokter atau perawat harus mengkonfirmasikan kepastian
R
ada tempat di rumah sakit tujuan.
4. Apabila pasien tidak dijemput oleh petugas dari rumah sakit
tujuan, perawat membantu mencarikan ambulance beserta
tenaga paramedik terampil atau mencarikan pemberi jasa
evakuasi pasien yang profesional.
5. Resume pasien yang sudah diisi oleh dokter, harus
disertakan.
6. Lakukan serah terima dengan petugas evakuasi pasien.
7. Pengelolaan selama transportasi dilakukan sesuai standar
transportasi pasien kritikal.

Rawat Inap

UNIT TERKAIT UGD,

Ambulance

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI RODA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk dikursi bagi pasien
PENGERTIAN :
yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi sudah boleh duduk

a. Membantu mobilitas pasien


b. Melatih dan melemahkan otot
TUJUAN :
c. Memberikan rasa nyaman
d. Memudahkan merapihkan tempat tidur

a. Kursi yang dipakai harus kuat tidak mudah goyah

KEBIJAKAN : b. Kaki kursi tidak licin ( pakai karet )

P a. Persiapan alat
R 1. Kursi
O
2. Selimut
S
E 3. Bantal
D 4. Bel bila perlu
U
b. Persiapan pasien
R
1. Rapihkan pasien
2. Beritahu pasien dan beri penjelasan tentang hal – hal yang akan
dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Letakkan kursi didekat tempat tidur
2. Siapkan sepatu atau sandal
3. Dudukkan pasien, bantu bergeser kepinggir tempat tidur
4. Letakkan kedua kaki pasien diatas kursi
5. Turunkan kaki pasien satu persatu dari kursi
6. Bantu pasien berdiri kemudian berjalan menuju kursi yang telah
disediakan
7. Dudukkan pasien dikursi jika perlu diberi bantal untuk bersandar
d. Hal – hal yang perlu diperhatikan
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Hindarkan pasien duduk terlalu lama di kursi, agar tidak lelah
3. Hindarkan menempatkan pasien pada tempat yang banyak angin.

UNIT TERKAIT Semua unit keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN
PISPOT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Membantu pasien menggunakan pispot di tempat tidur yang diletakkan pada


PENGERTIAN :
bawah bokong
Membantu pasien dalam menggunakan pispot, urinal atau commode secara
TUJUAN :
hygiene sesuai kebutuhan dan kondisi

Dilakukan pada pasien yang mobilisasi tirah


KEBIJAKAN : Siapkan pispot kamar/ didekat pasien
P a. mencuci tangan
R b. mengidentifikasi pasien
O c. memberi tahu dan menjelaskan pada prosedur yang akan dijalankan.
S d. Menutup gorden
E e. Menaikkan posisi tempat tidur
D f. Dekatkan pispot, tissue, air untuk membilas dan tempat sampah
U kuning.
R g. Lepaskan pakaian bagian bawah pasien dan menutup bagian bawah
dengan selimut
h. Pasang pispot
Pasien dalam posisi recumbent , tangan kiri perawat menyanggah
pada bagian lumba sacral pasien, sementara itu pasien dianjurkan
untuk mengangkat bokong, tangan kanan perawat mendorong pispot
sampai terletak dibawah bokong pasien
i. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan
j. Dekatkan nursecall
k. Bila pasien memanggil segera datang
l. Memakai sarung tangan
m. Membersihkan daerah genetalia
n. Faeces/ urine dibuang di kloset
o. Pispot dibersihkan
p. Pispot dikembalikan ketempat semula
q. Lepaskan sarung tangan
r. Perawat mencuci tangan
s. Setelah melakukam pencatatan, peralatan lainnya dikembalikan
ketempat semula
t. Mencuci tangan kembali

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMASANGAN RECTAL TUBE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Mengeluarkan angin atau udara dengan cara memasukkan selang melalui
PENGERTIAN :
lubang anus

1. Mengeluarkan angin dan udara


TUJUAN : 2. Mengurangi kembung
3. Memberi rasa nyaman pada pasien
Ujung tube harus selalu terendam
KEBIJAKAN :

P A. Persiapan alat
R 2. Selang ( scorstien )
O 3. Waskom kecil berisi air
S 4. Bengkok dan tissue
E 5. Perlak dan alasnya
D 6. Xylocaine jelly
U 7. Handuk
R 8. Sarung tangan
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberikan penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
2. Pasien disiapkan dalam posisi miring / terlentang
C. Pelaksanaan
1. Pasang sampiran
2. Pasang perlak dan alasnya
3. Pasang Waskom kecil berisi air dekat bokong
4. Perawat memakai sarung tangan
5. Pasien dianjurkan miring atau telentang
6. Memasukkan selang kelubang anus kemudian ujung selang yang
satunya masukkan ke Waskom yang berisi air
7. Diamkan selang pada tempatnya sampai pasien merasa sudah tidak
kembung
8. Setelah selesai rapihkan pasien
9. Bersihkan alat alat, bereskan dan kembalikan pada tempatnya

UNIT TERKAIT Seluruh karyawan RSUD Rokan Hulu

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN
NON MEDIS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Sampah adalah segala sesuatu zat atau benda sebagai hasil suatu
PENGERTIAN :
proses/aktiitas yang tidak dapat dipakai dan perlu dibuang.
- Melindungi petugas dari perlukaan.
- Mencegah penyebaran infeksi terhadap petugas lain.
TUJUAN :
- Mencegah penularan infeksi kepada masyarakat sekitar.
- Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif).

- Pembuangan sampah harus dipilahkan antara sampah infeksius dan non


infeksius.
- Sebelum melakukan pembuangan harus dilakukan beberapa proses
antara lain, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan.
- Penempatan tempat sampah harus ada di dalam ruang perawatan dan di
luar ruang perawatan. Tempat sampah di luar ruang perawatan dengan
kriteria terbuat dari bahan yang kuat, tahan terhadap benda tajam, tidak
berkarat dan kedap air, mudah dikosongkan (diangkut, mempunyai

KEBIJAKAN : tutup).

P KATEGORI SAMPAH:
R
O a. Sampah medis adalah merupakan sampah yang berasal dari aktivitas
S medis, perawat, dokter gigi, laboratorium, ruang perawatan dan
E
penilaian. Contoh: jaringan tubuh, darah/cairan tubuh, ekskresi, obat-
obatan, balutan bekas luka, jarum suntik, atau alat kesehatan lainnya.
D a. Sampah non medis adalah semua jenis sampah yang tidak berbahaya
U
R berasal dari rumah tangga. Contoh: sisa makanan pasien, sisa
pembungkusan, sisa bahan makanan dari dapur dna lain-lain.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU
SPO PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN
NON MEDIS

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 1. PEMILIHAN
R a. Sampah di ruangan dipilih sesuai dengan kategorinya, yaitu sampah
O
medis, baik sampah infeksius maupun non infeksius serta sampah
S
E non medis baik sampah basah dan sampah kering.
D b. Sampah dibuang ke tempat sampah yang dilapisi kantor plastik dan
U
diberikan tanda yang berbeda warnanya, yaitu:
R
Kuning : sampah infeksius

Biru : sampah padat non infeksius

Hitam : sampah non medis (basah)

Putih : sampah non medis kering

2. PENGUMPULAN
Sampah yang sudah dikemas dalam kantong plastik sesuai dengan
jenisnya, dikumpulkan untuk diangkut ke tempat penampungan induk di
rumah sakit.

3. PENGANGKUTAN
- Pengangkutan sampah dapat berlangsung dari ruangan ke tempat
pembuangan sampah.
- Sampah yang terkumpul diangkut dalam wadah yang tertutup, tidak
bocor, mudah dibersihkan, tidak menimbulkan kebisangan, terbuat
dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak, tidak menimbulkan
pencemaran.
- Wadah lingkungan harus selalu dalam keadaan bersih sebelum dan
sesudah dipergunakan.
4. PEMBUANGAN
Ditangani oleh unit sanitasi dan lingkungan rumah sakit.

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Bagian Penunjang

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MONITOR SATURASI OKSIGEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Monitor saturasi oksigen merupakan tekhnik monitoring non invasive untuk


mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi hemoglobin, nilai normal 97 –
PENGERTIAN : 99%

Diagnostik :

1. Menilai data dasar saturasi oksigen yang merupakan bagian


pengakajian oksigenasi.
TUJUAN : 2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah terutama
pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigenasi pasien
seperti suction, reposisi, merubah konsentrasi O2.

Memenuhi kebutuhan oksigen.


KEBIJAKAN :
P 1. Persiapan alat : Pulse oximeter beserta sensornya.
R
O 2. Cara kerja :
S
a. Cuci tangan.
E
b. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah / kotoran lain.
D c. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor.
U d. Sambungkan oximeter dengan menekan tombol power on / off.
R e. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.
f. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on / off.
g. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan / kaki / telinga.
3. Hal – hal yang harus diperhatikan :

Lokasi tempat penempatan sensor.

a. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan atau telinga.


b. Sensor lempeng di tempatkan pada jari – jari, ibu jari kaki, hidung.

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO SPIROMETRI INTENSIF

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Terapi latihan pernafasan dengan menggunakan alat ukur untuk


PENGERTIAN : menambah kemampuan inspirasi pernapasan pasien.

Terapi untuk mencegah atelektesis, meningkatkan oksigenasi


TUJUAN : dan expansi paru

Pemenuhan kebutuhan oksigen


KEBIJAKAN :

P 1. Cuci tangan
R 2. Beri tahu pasien
O 3. Persiapkan pasien dan beri posisi yang nyaman ( lebih
S diutamakan posisi duduk atau semi fowler )
E 4. Instruksikan pasien untuk meletakkan selang spirometri di
D mulut dan tarik nafas dalam selama 3 detik.
U
5. Instruksikan pasien untuk expansi secara lambat dan
R
bernapas secara normal kembali.
6. Instruksikan pasien untuk nafas dalam kembali dan
usahakan agar kekuatan inspirasi bertambah 100 ml – 250
ml tiap kali nafas dalam.
7. Setelah volume maximum tercapai instruksikan pasien
untuk latihan napas dalam 10 kali. Anjurkan pasien untuk
latihan ini minimal 3x /hari.
8. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.

UNIT TERKAIT ICU, Rawatan Paru

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO SPOOLING KATETER

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Membilas pipa dan kandung kemih dengan cairan


1. Membebaskan kandung kemih dari bekuan darah dan pus yang bisa
menyumbat aliran urin.
TUJUAN : 2. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
3. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya
penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah dan pus
KEBIJAKAN : 1. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
P PRA INTERAKSI
R 1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang irigasi kandung kemih
O 2. Memvalidasi data tentang irigasi kandung kemih
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang irigasi kandung kemih
S
E INTERAKSI
D Orientasi
U 1. Menyampaikan salam
R 2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (jika ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan tindakan irigasi kandung
kemih
7. Mencuci tangan

Cara Kerja :
1. Memakai sarung tangan
2. Memasang sampiran
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah ditutup selimut
5. Kaji keadaan urine warna sekret sediment
6. Tentukan jenis kateter yang digunakan (triplet atau double lumen)
7. Pastikan kepatenan pipa drainage
8. Kaji berapa jumlah urine dalam urobag
9. Cuci tangan
10. Memakai sarung tangan
11. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih
12. Siapkan posisi pasien untuk aliran intermitent
a. Klem slang di atas drainage dan buka klem cairan irigasi
b. Biarkan cairan mengalir sesuai dengan ketentuan (± 100 ml untuk
orang dewasa normal)
c. Tutup klem saluran irigasi dan buka klem saluran drainage cairan
mengalir ke urobag sampai habis lakukan berulang sehingga cairan
yang keluar bersih
13. Untuk irigasi kontinue
a. Hitung jumlah tetesan aliran cairan irigasi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO SPOOLING KATETER

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

b. Yakini bahwa klem drainage terbuka dan saluran


drainage dalam keadaan paten, serta volume drainage
14. Perhatikan dan perbaiki posisi kateter
15. Bantu pasien pada posisi nyaman
16. Hitung jumlah cairan yang keluar dari drainage serta
karakteristik pengeluaran.
P Terminasi
R
O 1. Mengevaluasi perasaan pasien
S 2. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
E 3. Menyampaikan salam
D
U
R POST INTERAKSI

1. Pintu sampiran dibuka kembali


2. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
3. Buka sarung tangan dan cuci tangan
4. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT UGD, ICU, dan Seluruh Rawat Inap Bedah


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO SUCTION

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi yang terdapat pada


PENGERTIAN : dinding bronchus atau trachea. Tindakan ini dilakukan pada pasien yang
terpasang ET, TT.
1. Mengangkat secret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri atatu
dibatukkan oleh pasien.
TUJUAN : 2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru – paru.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh jaringan.
KEBIJAKAN : Pemenuhan kebutuhan oksigen.
P Persiapan alat :
R 1. Peralatan oksigenasi : air viva, oksigen + selang.
O 2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding, selang suction,
tubing / kateter suction steril yang sesuai dengan usia dan nomor.
S
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
E 4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kath bekas.
D 5. Handuk untuk alas dada.
U Cara kerja :
R 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan darah, dan irama EKG.
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air viva atau
ventilador.
5. Atur tekanan pada suction, bayi = 60 – 100 mmHg, Dewasa = 120 –
200 mmHg.
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.
7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur pasien dan ukur ETT /
TT ( 1/3 diameter ERR / TT ).
8. Sambungkan kateter suctioning pada selang suction.
9. Lakukan ventilasi dengan air piva 3 x, dengan oksigen 12 – 15 lt /
menit.
10. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika ada reflek trachea
angkat katheter 1 – 2 cm kemudian tutup kateter dan angkat kateter
dengan gerakan memutar ( lama tindakan 5 – 15 detik )
11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi 12 – 15 lt/menit
melalui air viva.
12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak berkurang.
13. Monitor kembali hemodinamik dan tana vital pasien.
14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan suctioning ETT / TT
dahulu sampai selesai, kemudian suctioning hidung dan yang terakhir
adalah mulut.
15. Bilas selang kateter dengan air yang asa diember, matikan suction
dan buang suction pada ember penampung tersebut.
16. Alat – alat dirapikan kembali dan dokumentasikan.

UNIT TERKAIT ICU, IGD, semua unit keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMAKAIAN SYIRINGE PUMP

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Syringe pump adalah suatu alat untuk mengatur pemberian terapi


PENGERTIAN : yang dilarutkan dengan cairan infus

- Memberikan dosis obat dengan tepat dalam unit kecil.


TUJUAN : - Mengatur jumlah obat dalam satuan mililiter dalam satuan waktu
tertentu

Dilaksanakan oleh perawat dan dokter yang bertugas.


KEBIJAKAN :

P 1. Siapkan alat
R
2. Hubungkan alat ke stop kontak listrik
O
S 3. Tentukan spit yang akan digunakan (2 – 50 cc), dan lakukan
E pengecekan ke syringe pump, jika tidak sesuai maka tekan alat
D
U tersebut ke angka sesuai dengan ukuran spuit.
R 4. Pasang ekstension tube ke spuit yang telah diisi obat sesuai
dengan dosis pengencera.
5. Buka kunci alat ke arah kanan dan kiri untuk mengunci, dan tarik
jepitan pada spuit untuk melepas, kemudian spuit di lepaskan dari
alat.
6. Pasang spuit dan ekstension tube ke lin infus atau pasien dengan
menggunakan three way.
7. Hidupkan alat dan tunggu lampu menyala kuning kedip-kedip
beberapa saat dibagian layan alat, kemudian tekan dan atur angka
sesuai dengan kebutuhan.
8. Lampu akan menyala hijau jika dalam kondisi baik.
9. Perhatikan tanda alarm, jika terjadi peringatan kepada petugas.

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TES MANTOUX

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 ½

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Tes mantoux adalah pemeriksaan diagnostik dengan menyuntikkan PPD


PENGERTIAN : secara intra dermal/ intra kutan untuk mengetahui adanya pemajanan
terhadapn M. Tuberculosis.
Sebagai acuan langkah – langkah melakukan tes mantoux di Instalasi Rawat
TUJUAN :
Inap dan Rawat Jalan RSUD Rokan Hulu.

Sesuai Surat Keputusan Direktur RSUD Rokan Hulu Tentang Pedoman


KEBIJAKAN : Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
P A. Persiapan Alat
R 1. Spuit tuberculin dengan jarum no.25 G atau lebih kecil, atau spuit 1
O
cc
S
E 2. PPD (Purified Protein Derivative).
D 3. Kapas alkohol / alkohol swab.
U
4. Handscoon bersih
R
5. Alat tulis : pulpen atau spidol.
B. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya tes mantoux
2. Menjaga privasi pasien
3. Membebaskan lokasi injeksi.
C. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan maksud dan tujuan kedatangan.
3. Mencuci tangan
4. Lakukan identifikasi pasien.
5. Memakai handscoon.
6. Memilih area yang akan dilakukan penyuntikan : 1/3 lengan bawah
bagian atas/ tengan (3 – 4 jari dibawah antekubiti atau 5 jari diatas
pergelangan tangan)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TES MANTOUX

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

P 7. Mengambil tuberculin PPD dan hisap kedalam spuit sebanyak 0,1


R ml.
O
8. Mengatur posisi yang nyaman dengan lengan diregangkan dan
S
E disanggah pada permukaan yang datar.
D 9. Bersihkan kulit (bagian dalam lengan) dengan kapas alkohol atau
U
alkohol swab, dimulai dari tengah dengan gerakan melingkar kearah
R
luar sirkuler, biarkan sampai kering.
10. Regangkan kulit, dekatkan spuit injeksi tuberkulin ke arah kulit dan
suntikkan dengan hati – hati dengan sudut 5 – 15 ⁰. Masukkan jarum
ke epidermis sampai dengan ± 3 mm dibawah permukaan kulit.
Ujung jarum dapat dilihat melalui permukaan kulit.
11. Masukkan serum secara perlahan sehingga membentuk gelembung
berwarna terang seperti gigitan nyamuk dengan diameter ± 6 – 10
mm dan akan menghilang secara bertahap. Tidak perlu diaspirasi
karena dermis relatif avaskuler.
12. Mencabut jarum sambil memberi kapas alkohol atau alkohol swab
pada area penyuntikan. Jangan melakukan masase pada area
penyuntikkan.
13. Memberi tanda pada lokasi penyuntikkan dengan pulpen atau
spidol.
14. Perhatikan waktu penyuntikkan.
15. Merapihkan pasien dan alat – alat.
16. Membuka handscoon dan cuci tangan.
17. Evaluasi respon serta toleransi pasien selama dan sesudah
prosedur.
18. Baca hasil tes selama 48 – 72 jam setelah penyuntikan dilakukan.
19. Lakukan dokumentasi

Seluruh Unit Keperawatan


UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TIMBANG TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Timbang terima pasien dari shif sebelumnya dengan shif yang jaga berikut.
Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara
TUJUAN :
berkesinambungan.

Setiap pergantian tugas harus melakukan timbang terima pasien.


KEBIJAKAN :
P a. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam) membagi tugas
R kepada anggota team.
O b. Melakukan timbang terima harus berada disamping tempat tidur pasien,
S dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas pada saat itu.
E c. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam) menerima
D laporan.
U d. Perawat yang bertugas saat itu menyampaikan perkembangan pasien
R dan permasalahan pasien serta tindakan-tindakan yang telah dilakukan
selama bertugas, meliputi:
1) Keadaan umum pasien.
2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien, termasuk
rangsang motorik dan sensorik.
3) Hasil observasi monitoring hemadinamik.
4) Status reprirasi, penggunaan alat bantu napas, serta alat penunjang
lain.
5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya.
6) Status kebersihan jalan napas.
7) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan.
8) Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.
9) Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama
bertugas dan perkembangan pasien.
10) Mendiskusikan dengan petugas terdahulu bila menemukan masalah-
masalah baru pada saat serah terima.
11) Mencatat masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan
serta rencana tindakan selanjutnya.
12) Membaca laporan kegiatan dan catatan perkembangan pasien.

UNIT TERKAIT Ruang rawat jalan / inap

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO SERAH TERIMA PRE DAN POST OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/
PENGERTIAN :
bangsal dan staf kamar operasi
Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas
ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan
TUJUAN : baik dan mengutamakan keselamatan pasien. Menyiapkan obat-obatan, alat-
alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut

Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas


KEBIJAKAN : persiapan pasien calon operasi ini.
P 1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi
R 2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang
O berlaku
S 3. Petugas ruangan mengisi berita acara
E 4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien
D termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang
operasi
5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi: nama,
umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis, rencana jenis
operasi pasien pada pergelangan tangan kanan pasien atau bila
tidak memungkinkan pada pergelangan tangan kiri, kemudian
pergelangan kaki kanan, kemudian kiri, kemudian leher
6. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi
misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang
U diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa bersama pasien
R ke kamar operasi.
7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan
dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan
memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan
8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer
9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah
terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas
kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO SERAH TERIMA PRE DAN POST OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

1. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita


acara, kelengkapan identitas, catatan medik pasien,
keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan
P kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan
R persediaan darah
O 2. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi
S berlangsung dicatat dalam berita acara oleh asisten
E operasi / omloop
D 3. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara,
U
catatan medik pasien.
R
4. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas
ruangan

OK, Ruang Rawat Bedah


UNIT TERKAIT Ruang Rawat Kebidanan.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO TIMBANG TERIMA PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Timbang terima pasien dari perawat yang bertugas di perawatan kepada
PENGERTIAN :
perawat di unit lain ketika pasien akan dipindahkan.

Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara


TUJUAN :
berkesinambungan.
1. Pasien telah diijinkan oleh dokter yang merawat dan disetujui oleh
dokter yang merawat di unit perawatan selanjutnya.
2. Perawat wajib membuat catatan resume selama pasien dirawat sesuai
dengan formulir yang ada disertai tandangan dan nama jelas perawat.
3. Perawat menjelaskan segala permasalahan untuk ditindaklanjuti di unit
KEBIJAKAN : perawatan lain.

P Perawat yang merawat pasien menyampaikan masalah-masalah


R keperawatan dan medis kepada perawat dari unit perawatan lain , meliputi:
O 1) Keadaan umum pasien.
S 2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien.
3) Hasil observasi monitoring hemadinamik serta status temperatur
tubuh.
4) Status reprirasi, bersihan jalan napas, penggunaan jalan napas
buatan (tracheostomi), penggunaan oksigen.
5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya,
serta jenis pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti.
E
6) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan.
D
Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama bertugas
U
dan perkembangan pasien.
R
a. Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama
dirawat dan rencana tindakan keperawatan selanjutnya.
b. Menyertakan obat-obat yang masih dipergunakan (jika pasien masih
memiliki).
c. Meminta perawat dari unit perawatan lain untuk menandatangani resume
yang telah dibuat.

UNIT TERKAIT Ruang rawat jalan / inap

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam


PENGERTIAN :
tubuh pasien melalui vena
1. Meningkatkan volume darah
TUJUAN : 2. Menambah komponen darah yang kurang
3. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian tranfusi darah

a. Pemberian transfusi darah harus sesuai dengan golongan darah pasien


b. Setiap pemberian transfusi darah dikenakan biaya proses yang

KEBIJAKAN : ditagihkan oleh Bank Darah

P Persiapan alat
R 1. Kelengkapan tranfusi set
O
2. Abbocath
2. Cairan Nacl 0,9 %
3. Darah yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan
4. Kapas
5. Alkohol 70 %
6. Kassa steril
7. Gunting
8. Plester
S
9. Pengalas
E
D 10. Bengkok
U 11. Tourniquet
R
12. Standar infuse
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beri tahu orangtua pasien dan pasien (bila sudah mengerti) tentang
tindakan yang akan dilekukan dan jelaskan prosedur yang akan
dikerjakan
3. Siapkan peralatan kedekat pasien

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

P 4. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakn transfusi


R 5. Siapkan area penusukan jarum transfuse
O
6. Perikasa kantong darah dengan teliti dengan disaksikan oleh petugas
S
E lainnya :
D o Nama pasien
U
R o Golongan darah
o Nomor darah
o Jenis darah
o Rhesus
o Tanggal kadaluarsa
7. Pasang infus dengan cairan Nacl 0,9 % sesuai prosedur pemasangan
infuse
8. Ganti cairan Nacl 0,9 % dengan kantong darah milik pasien tsb.
9. Atur tetesan secar perlahan selama 20 menit
Perlu diperhatikan :

a. Reaksi transfusi terhadap pasien


b. Infus, tetesan, jenis cairan
c. Tanggal kadaluarsa cairan infuse dan darah
d. Bekerja dengan tehnik aseptic

Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu


UNIT TERKAIT
Bank Darah

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TRANSPORT PASIEN PRE OPERASI


KAMAR OPERASI

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Tata cara transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh perawat
PENGERTIAN :
ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas


ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan
TUJUAN : baik dan mengutamakan keselamatan pasien. Menyiapkan obat-obatan, alat-
alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut..
Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas
KEBIJAKAN : persiapan pasien calon operasi ini

P 1.  Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh paramedik ruangan rawat


R inap Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan
membawa bed atau dengan kursi roda
2.  Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara
paramedik ruangan dengan petugas OK, beserta status pasien dan
obat-obatan yang diperlukan
3. Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan
identitas pasien
4. Setelah dinilai lengkap dibawa ke koridor transport pasien untuk
kemudian dipindahkan ke brankard OK
O 5. Lakukan pemindahan senyaman mungkin
S 6. Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed
E pasien dikeluarkan
D 7. Pasien dibawa ke koridor  ruang recovery
U 8. Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan,
R beri penutup kepala, lakukan senyaman mungkin sesuai tata krama.
Tenangkan pasien.
9. Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan
pasien ke meja operasi senyaman mungkin
10. Posisikan senyaman mungkin
11. Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter, O2,
Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan
pulse oksimeter/ECG Monitor sesuai kebutuhan masing-masing
pasien
OK, Ruang Rawat Bedah
UNIT TERKAIT
Ruang Rawat Kebidanan.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TRIAGE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
Proses pemilahan pasien berdasarkan kegawatannya atau pengelompokan
PENGERTIAN : korban atau pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta
kecepatan penanganan atau pemindahan pasien.
Dapat menangani korban atau pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai
TUJUAN : dengan sumber daya yang ada
“Time Saving is Life Saving, The Right Patient, to The Right Place at The
Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak”
Triage di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu dilakukan oleh dokter jaga
KEBIJAKAN : atau perawat terlatih
P Prosedur Pelaksanaan :
R
1. Sasaran

Seluruh pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit


Umum Daerah Rokan Hulu dilaksanakan Triage.

2. Pelaksanaan

a. Triage di Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Daerah


Rokan Hulu dilakukan oleh dokter jaga.
b. Triage dilakukan 24 jam terus menerus dan berkesinambungan
c. Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman
O jiwa yang timbul.
S d. Tingkat prioritas :
E
D Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah.
U
R a. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan
bedah segera.
b. Mempunyai kesempatan hidup yang besar.
c. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
d. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok
hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III > 25%

Prioritas II (medium) warna kuning.

a. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera


ditangani dalam jangka waktu singkat.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO TRIAGE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/2

b. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat.


c. Penderita dengan keadaan akut tapi tidak gawat
d. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III <
P 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
R
O
S Prioritas III (rendah) warna hijau.
E
a. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
D b. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
U c. Untuk penderita yang tidak akut dan tidak gawat
R d. Contoh luka superficial, luka-luka ringan

Prioritas IV warna Hitam. Pasien meninggal dunia.

1. Dokter jaga IGD


2. Perawat Jaga IGD
UNIT TERKAIT 3. Petugas Pemandu pasien IGD
4. Petugas pendaftaran pasien IGD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ROKAN HULU

SPO MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN


URINAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Membantu pasien BAK ditempat tidur


TUJUAN : Agar pasien ditempat tidur dengan aman dan nyaman

1. Dilakukan pada pasien yang bedrest


2. Dilakukan pada pasien laki – laki
KEBIJAKAN : 3. Prosedur ini khusus untuk pasien laki – laki
P 1. Dekatkan urinal, tissue dan tempat sampah kuning
R 2. Pada pasien yang mampu berdiri, bantu pasien untuk berdiri
O 3. Jika pasien sudah berdiri dengan nyaman berdiri, lepaskan /
turunkan pakaian bawah lalu pasang urinal
4. Pada pasien yang tidak mampu berdiri, lepaskan pakaian bawah
5. Pasang urinal dengan cara :
b) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada hek,
berikan urinal kepada pasien untuk dipasang sendiri
c) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada hek,
perawat memasang urinal
d) Jika tidak ada kontraindikasi, naikkan posisi bagian kepala
tempat tidur, semi atau high fowler
S 6. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan
E 7. Dekatkan nurse call
D 8. Bila pasien memanggil segera datang, jika pasien lama tidak
U memanggil ( kira – kira 10 – 15 menit ) perawat harus mendatangi
R pasien
9. Memakai sarung tangan
10. Membersihkan daerah genital
11. Bila pasien dapat melakukan sendiri beri tissue kepada pasien untuk
membersihkan genitalnya dengan menggunakan tissue kering
12. Bagian bawah pasien ditutup dengan selimut
13. Urine dibiang dikloset
e) Urine dibersihkan dengan membilas dengan air bersih lalu
dikeringkan, pinggirkan dengan tissue dan disimpan pada
tempatnya

UNIT TERKAIT Semua Unit Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMASANGAN VENTILATOR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

Suatu alat yang digunakan untuk membantu sebgian atau mengambil alih
PENGERTIAN :
semua pertukaran gas paru untuk mempertahankan oksigenasi

 Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk


mempertahankan ventilasi yang fisiologik
 Menimbulkan airway pressure dan corak ventilasi untuk memperbaiki
TUJUAN :
efisiensi dan oksigenasi
 Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi keadaan kerja
nafas
KEBIJAKAN : Sesuai keputusan direktur, tentang pemakaian alat kesehatan di RSUD
Rokan Hulu
A. Persiapan Alat
- Ventilator lengkap : Humidifier, tubing lengkap, Urocated Tube,
Conector dll
- Alat tes paru-paru
- Respirometer
- Tabung O2 besar / O2 sentral
- Aguadest steril
- Alkohol
- Sarung tangan steril
B. Persiapan Petugas
P
Petugas yang dibutuhkan minimal 2 orang
R
C. Pelaksanaan
O
1. Cuci tangan
S
2. Ucapkan, perkenalkan diri
E
3. Lakukan identifikasi pasien dengan menggunakan dua identitas
D
nama dan tanggal lahir
U
4. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
R
5. Setting alat-alat ventilator
a. Petugas I : Pakai sarung tangan steril
b. Petugas II : Buka alat ventilator steril yang diperlukan (tubing,
humidifier dll)
c. Bilas alat-alat dengan aquadest steril
d. Setting slst sesuai ventilator yang digunakan
e. Isi humidifier dengan aquadest steril sampai batas normal
f. Pasang selang O2 atau hubungkan dengan tabung O2 / sentral
O2
g. Cek ventilator dengan alat paru-paru buatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMASANGAN VENTILATOR

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

P h. Pasang conector
R 6. Atur ventilator sebelum dipasang pada pasien
O a. Pilih Mode of Ventilation pada controlled ventilation saat
S pemasangan pertama kali
E b. Atur menit volume sebanyak 100-125 ml/kgBB/menit atau
D tidal volume 10-12 kali / menit
U
c. Atur I : E rasio sesuai dengan perintah dokter dengan
R
mengatur inspiratory time, pause time dan expiratory time
d. Putar mixer sehingga didapatkan konsentrasi O2 100%
(FIO2 = 1,2)
e. Putar PEEP pada positif 5 cm H2O
f. Pasang batas atas tekanan sekitar 10 cm H2O diatas
tekanan jalan nafas pasien. Alarm ini berguna untuk
mencegah tekanan yang berlebihan pada jalan nafas yang
dapat menyebabkan terjadinya pneumotoraks
g. Pasang trigger sensitivity pada -2 sampai -3 cm H2O agar
pasien dapat menambah sendiri kebutuhan nafasnya bila
memerlukan
h. Atur humidifier sehingga didapatkan suhu antara 32-34 C
i. Atur batas bawah dan batas atas alarm volume ekspirasi
kurang lebih 10-20 % dibawah atau diatas ekspirasi
minute volume pasien
7. Rapikan alat-alat dan pasien
8. Cuci tangan.
9. Dokumentasi

UNIT TERKAIT UGD, ICU.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN OBAT DOBUTAMINE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Suatu pemberian obat dobutamine dengan dosis tertentu dengan


menggunakan syringe pump.
1. Untuk meningkatkan kekuatan kontraklitas otot jantung
TUJUAN : ( inotropik jantung )
2. Memperbaiki fungsi ginjal.
KEBIJAKAN : 1. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan.
2. Ada instruksi medis tentang pemberian therapy dobutamin.
Persiapan alat :
1. Obat dobutamin 250 mg
2. Spuit 50 cc : 2
3. Extention tube 1
4. D5% RL atau Nacl
5. Syringe pump
Cara kerja :
1. Cek instruksi dokter dan konfersikan kebutuhan pasien dalam hitungan
ml atau tetesan.
2. Sambungkan infus set / selang perfusor dengan CVP atau vena besar.
3. Labeling dan tempelkan perhitungan dosis pada infus / perfusor.
P 4. Monitor hemodinamik pasien.
R 5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien.
O Nama Pasien : ............................. Nama Pasien : .............................
BB : .......................Kg BB : .......................Kg
S
DOBUTAMIN 250 mg / 50 cc DOBUTAMIN 500 mg / 50 cc
E 1 cc = 250 mg/50 = 5 mg = 5000 mcg 1 cc = 500 mg/50 = 10 mg = 10000
D Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit mcg
U 1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit
jam 1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc /
R 4000 jam
2 meg = ............cc / jam 8000
3 meg = ............cc / jam 2 meg = ............cc / jam
4 meg = ............cc / jam 3 meg = ............cc / jam
5 meg = ............cc / jam 4 meg = ............cc / jam
6 meg = ............cc / jam 5 meg = ............cc / jam
7 meg = ............cc / jam 6 meg = ............cc / jam
8 meg = ............cc / jam 7 meg = ............cc / jam
9 meg = ............cc / jam 8 meg = ............cc / jam
10 meg = ............cc / jam 9 meg = ............cc / jam
10 meg = ............cc / jam
TTD
TTD

UNIT TERKAIT UGD, ICU, OK dan Seluruh Rawat Inap.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PEMBERIAN OBAT DOPAMINE

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006

PENGERTIAN : Suatu pemberian obat dopamine dengan dosis tertentu dengan


menggunakan syringe pump.
1. Untuk meningkatkan kekuatan kontraklitit otot jantung
TUJUAN : ( inotropik jantung )
2. Memperbaiki fungsi ginjal.
KEBIJAKAN : Ada instruksi medis tentang pemberian therapy dopamine.

Persiapan alat :
1. Obat dopamine 200 mg
2. Spuit 50 cc : 2
3. Extention tube 1
4. D5% RL atau Nacl
5. Syringe pump
Cara kerja :
1. Cek instruksi dokter dan konfersikan kebutuhan pasien dalam hitungan
ml/jam
2. Sambungkan infus set / selang perfusor dengan CVP atau vena besar.
P 3. Labeling dan tempelkan perhitungan dosis pada infus / perfusor.
R 4. Monitor hemodinamik pasien.
O 5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien.
Nama Pasien : ........................ Nama Pasien :..........................
S BB : .......................Kg BB :.......................Kg
E DOPAMIN 200 mg / 50 cc DOPAMIN 400 mg / 50 cc
D 1 cc = 200 mg/50 = 4 mg = 4000 mcg 1 cc = 400 mg/50 = 8 mg = 8000 mcg
U Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit
1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / 1 meg = 1 x BB X 60 = .....cc / jam
R jam 8000
4000 2 meg = ............cc / jam
2 meg = ............cc / jam 3 meg = ............cc / jam
3 meg = ............cc / jam 4 meg = ............cc / jam
4 meg = ............cc / jam 5 meg = ............cc / jam
5 meg = ............cc / jam 6 meg = ............cc / jam
6 meg = ............cc / jam 7 meg = ............cc / jam
7 meg = ............cc / jam 8 meg = ............cc / jam
8 meg = ............cc / jam 9 meg = ............cc / jam
9 meg = ............cc / jam 10 meg = ............cc / jam
10 meg = ............cc / jam TTD
TTD

UNIT TERKAIT UGD, ICU, OK dan Seluruh Rawat Inap.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO MENGATUR POSISI SUPINE / POSISI


TERLENTANG PADA PASIEN

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/1

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
- Posisi dalam keadaan rileks
PENGERTIAN :
- Posisi berbaring terlentang dan kepala diberi bantal
TUJUAN : Untuk menempatkan posisi yang nyaman
KEBIJAKAN : Sebagai dasar/acuan dalam mengatur posisi pasien di tempat tidur saat
istirahat maupun saat beraktivitas, terutama pada pasien dengan
keterbatasan mobilisasi fisik atau intoleransi aktivitas
1. Kaji kebutuhan pasien untuk bergerak / berpindah, papakah mampu
berpindah tanpa dibantu atau perlu dibantu
2. Kaji kebutuhan pasien akan posisi ini
3. Sek tulang belakang apakah dalam keadaan lurus sejajar atau tidak
4. Kaji dalam keadaan umum pasien, apakah mamapu bertahan pada
posisi ini untuk waktu yang cukup lama
5. Rencanakan dan tentukan perawat yang akan membantu dalam
memberikan posisi ini
6. Perawat mencuci tangan
7. Mencocokan data pasien yang terdapat dipapan nama pasien dengan
terdapat di file pasien
P 8. Tinggikan posisi tempat tidur , kenyaman kerja perawat
R 9. Datarkan posisi kepala tempat tidur, jika kondisi pasien tidak
O memungkinkan untuk mendatarkan posisi kepala tempat tidur, lakukan
S sebisa mungkin untuk mendatarkan posisi kepala tidur, lakukan sebisa
mungkin
E
10. Tempatkan bantal yang tipis dibawah kepala pasien
D 11. Tempatkan lengan pasien kesamping pasien
U 12. Lengan atas dapat juga ditinggikan dengan menggunakan bantal
R 13. Jika tangan pasien lumpuh atau paratise. Berilah gulungan linen untuk
dipegang oleh pasien sehingga fungsi tangan tetap terjaga
14. Letakkan kaki sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi rotasi sendi
panggul pasien kearah external, dapat dilakukan dengan menempatkan
ganjalan dari gulungan lelen atau handuk. Letakkan disamping pasien
15. Untuk sendi pergelangan kaki juga bisa diberi ganjalan berupa gulungan
linen dan handuk, disamping pergelangan kaki tersebut.
16. Gunakan papan penahan pada telapak kaki agar berada dalam posisi
anatomi, dan tidak jatuh kedepan, dapat juga dengan memakai sepatu
atletik.
17. Selimuti pasien, pasang hek tempat tidur dan tinggalkan pasien dalam
posisi yang nyaman.

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan RSUD Rokan Hulu

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 1/5

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 02 APRIL 2018

Dr. NOVIL
NIP. 19721114 200312 1 006
PENGERTIAN : Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm / 37
minggu - 42 minggu, letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga
ibu sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan
buatan, dan tanpa komplikasi (Sumapraja S,Persalinan Normal, hal:47).
Tercapainya Kelangsungan Hidup Dan Kesehatan Yang Tinggi Bagi Ibu
TUJUAN : Serta Bayinya, Melalui Upaya Yang Terintegrasi Dan Lengkap Namun
Menggunakan Intervensi Seminimal Mungkin Sehingga Prinsip Keamanan
Dan Kualitas Layanan Dapat Terjaga Pada Tingkat Yang Seoptimal Mungkin
Sesuai kebijakan Direktur RSUD Rokan Hulu tentang pertolongan persalinan
KEBIJAKAN : normal
PERSIAPAN ALAT
1. Bak instrumen partus set
 Klem kocher 2 buah
 Gunting tali pusat 1 buah
 Gunting episiotomi 1 buah
 Setengah kocher 1 buah
 Kateter nelaton 1 buah
 Benang tali pusat
 
2. Bak instrumen heacting set
P o Nald powder 1 buah
R o Nald heating 2 buah
O o Gunting lurus 1 buah
o Pinset cirurgi 1 buah
S
o Pinset anatomi 1 buah
E
o Arteri klem 2 buah
D
o Catgut cromik ukuran 0,3
U
3. Bengkok 1 buah
R
4. Wakom besar tempat larutan DTT 2 buah
5. Waskom kecil tertutup 2 buah.
BAHAN DAN OBAT
1. Kassa steril 4 lembar
2. Kapas DTT 3 buah
3. Larutan klorin 0,5 % dalam Waskom
4. Handscoon 2 pasang
5. Obat uterotonika (Oksitocyn dan Metil ergometrine)
6. Lidokain 1 %
7. Disposable 3 cc 1 buah

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 2/5

8. Disposable 5 cc 1 buah
P PERLENGKAPAN
R 1.      Bengkok
O 2.      Wakom
S 3.      Duk segi empat/ kain alas bokong
E 4.      Handuk besar 1 buah dan kecil 1 buah
D 5.      Celemek/ baju plastic
U 6.      Pelindung (Tutup kepala, kaca mata, masker dan sepatu boot)
R 7.      Pakaian ibu (kain, pembalut dan celana dalam)
8.      Selimut bayi
9.      Tempat sampah 4 buah (sampah basah, kering, pakaian kotor dan
sampah tajam)

LANGKAH – LANGKAH :
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali
pakai 3 cc ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun di air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk
periksa dalam
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.Bila ketuban
belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah
tersebut dari kotoran),
8. 8] Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 3/5

P 12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
R (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
O merasa nyaman)
S 13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
E untuk meneran
D 14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
U handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
R 15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-
pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah
kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin
menggunakan penghisap lendir De Lee
19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai
bahu posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu
erat hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah
kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai
bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat
yang memungkinkan)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 4/5

P 26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
R bagian tali pusat
O 27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
S bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem
E diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
D 28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
U perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua
R klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru
lahir
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,
membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberi tahu ibu akan disuntik
33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar
paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk
meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah
bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta
tampak pada vulva.
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar
4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ROKAN HULU

SPO PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

KEP/03/2018/ 0 5/5

P 41.Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium


R yang menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang
O
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
S
E 42.Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
D pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik
U 43.Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan
klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan
sarung tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi
dan mengeringkannya
44.Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan
sampul mati
45.Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46.Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam
wadah berisi larutan klorin 0, 5%
47.Membungkus kembali bayi
48.Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49.Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50.Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi
uterus tidak baik.
R
51.Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52.Memeriksa nadi ibu
53.Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54.Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang di sediakan
55.Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56.Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57.Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58.Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60.Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

UNIT TERKAIT UGD.

Anda mungkin juga menyukai