Anda di halaman 1dari 3

BANTUAN HIDUP DASAR

No. Dokumen : SOP/ADMEN/ / /2020


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
Disahkan oleh
Kepala Puskesmas Losari Yunitri
PUSKESMAS Renaningtyas
LOSARI NIP. 19620614
198711 2 001

1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar adalah Tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan
pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan

2. Tujuan Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekat sampai keadaan henti
jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan meninggal.

3. Referensi 1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009


2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
4. Persiapan 1. Alatpelindung diri (masker, handscoen)
Alat dan 2. Trolly emergency yang berisi :
Bahan
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Magil force
c. Endotrakheal tube berbagai ukuran
d. Gudel berbagai ukuran
e. Infus set/blood set
f. Papan resusitasi
g. Gunting verband
h. Ambubaglengkap
i. Semprit 10 cc – venocath no. 18
j. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
k. Set suction lengkap dan siap pakai
l. EKG record
m. EKG monitor bila memungkinkan
5. Langkah - 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
langkah 2. Petugas memberi penjelasan ke Keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas mengatur posisi pasien terlentang di tempat datar dan alas keras
4. Petugas membuka baju bagian atas pasien
5. Petugas melakukan pengecekan kesadaran pasien dengan cara :
a. Petugas memanggil nama pasien
b. Petugas menanyakan keadaannya
c. Petugas menepuk bahu pasien/menekan bagian sternum pasien
6. Petugas membuka jalan nafas dengan head tilt chin lift atau jaw thrust dan
bersihkan jalan nafas dari sumbatan
7. Petugas menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/perut
b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung tangan
8. Petugas memeriksa jalan nafas pasien, jika pasien tidak bernafas, berikan nafas
buatan dengan ambubag sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap hembusan.
9. Petugas memeriksa denyut jantung pasien :
a. Pasien dewasa/anak lebih dari 1 tahun dengan cara meraba arteri karotis,
penilaian pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik, jika dalam 10 detik
penolong belum bias meraba pulsasi arteri, maka segera lakukan kompresi
dada. Jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5-6 detik
sekali
b. Pasien bayi dilakukan pada arteri brakialis atau arteri femoralis.
c. Petugas melakukan tindakan jika arteri carotis tidak teraba dilakukan kombinasi
nafas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 30: 2 untuk
dewasa baik 1 atau 2 penolong dan untuk anak dan bayi 30:2 bila 1 penolong,
atau 15:2 bila 2 penolong.
d. Petugas perlu memperhatikan Komponen saat melakukan kompresi dada:
a. frekuensi minimal 100 kali per menit
b. untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
c. pada bayi dan anak kedalaman minimal sepertiga diameter dinding
anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada bayi dan sekitar 5 cm (2 inch)
pada anak.
d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara sempurna
setelah setiap kompresi
e. Seminimal mungkin melakukan interupsi
f. Hindari pemberian nafas buatan berlebihan
e. Petugas melakukan kompresi dada pada anak umur 1-8 tahun:
a. letakkan tumit satu tangan pada setengan bawah sternum, hindarkan jari-jari
pada tulang iga anak
b. menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal100 kali per menit
c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali napas buatan sampai
dada terangkat (1 penolong)
d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong
f. Petugas melakukan kompresi pada bayi:
a. Petugas meletakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah sternum; lebar 1
jari dibawah garis intermamari
b. Petugas menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat tanpa melepas jari
dari sternum dengan kecepatan minimal 100 kali permenit

2/3
c. Petugas setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali
napas buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
d. Petugas melakukan kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 (2
penolong)
g. Petugas melakukan evaluasi setiap 2 menit
h. Petugas melakukan RJP ke pasien sampai:
a. Timbul napas spontan
b. Diambil alih petugas lain
c. Asistol yang menetap atau tidak tedapat denyut nadi yang menetap selama10
menit atau lebih
d. Penderita yang tidak respon setelah dilakukan bantuan hidup jantung lanjut
(ACLS) minimal 20 menit
6. Unit terkait UGD
7. Referensi 1. Standar pelayanan medis,2006.
2. Kedaruratan Medis, 2000
3. Bantuan hidup jantung dasar, PERKI 2014
8. Rekaman Tanggal mulai
histori No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai