Ibu
Ny. N
Identitas Pasien
SUBJEKTIF :
• ASSESMENT
G2P1A0 Grav 34-35 Minggu dengan PEB
• PLANNING
Pukul 07:45
• Bidan memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
• Bidan memberikan therapy nifedipin, dopamet
• Membuat informed consent rujukan ke PONED
• Pasien dirujuk ke PONED dengan pendampingan bidan BPM
PONED
Pukul 07:55 WIB Pasien tiba di PONED
Subjektif :
Mengaku hamil 8 bulan, mengeluh pusing dan mual sejak tadi malam, disertai muntah 1 x, tidak
ada mules-mules, gerakan janin masih dirasakan ibu.
Objektif :
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : CM
• Tekanan Darah : 170/100 mm/hg
• Nadi : 83x / menit
• Respirasi : 24x / Menit
• Suhu : 37,5 0 C
• TFU : 30 cm
• DJJ : 145x / Menit
• HIS – (Belum ada mules)
• Cek Lab : Protein urine +
• Rapid Antigen (-)
• Assesment :
G2P1A0 gravida 32 minggu dengan PEB
• Planning :
• Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien
• Memberikan informed consent rujukan ke RSUD (pasien menolak
dirujuk ke RSUD, pasien meminta dirujuk ke RS swasta)
• Konfirmasi ke RS SWASTA( RS Mutiara Hati siap menerima pasien)
• Melalukan penanganan awal PEB
• Memasang infus
• Memasang DC
• Memberikan MgS04 dosis awal 4 g MgSO4 40% (10 cc) dalam 100 cc
RL dan dosis pemeliharaan 6 g MgSO4 40% (15 cc) dalam 500 cc RL
•Pukul 09.30 WIB Melakukan rujukan dengan pendampingan bidan PONED
dan keluarga ke RS Mutiara Hati
RS MUTIARA HATI
Pukul 10.00 WIB Pasien tiba di RS MH
• Pasien masuk ruang perawatan
• Dilakukan pemeriksaan, dengan hasil :
• TD : 180/90 mmHg
• N : 80 x/menit
• R : 20 x/menit
• S : 36 0 C
• DJJ : 151 x/menit, reguler
• Hasil Lab :
• Hb : 9,2 gr/dl Protein urine : +
• Leukosit : 17.700 Urine darah : ++
• Hematokrit : 30 Keton :+
• GDS : 132 Ureum : 39
• Kreatinin : 0,90 eritrosit sediman : 5-7
• Pembekuan darah : 10 menit Perdarahan : 3 menit
• Rapid antigen : (-)
• Konsultasi dr. A Sp.OG, Advice : Lakukan protap PEB
Pukul 12.00 WIB
• Pasien mengeluh sesak, dilakukan pemeriksaan dengan hasil :
• TD : 184/100 mmHg
• N : 88 x/menit
• R : 25 x/menit
• S : 36
• DJJ : 115 – 125 x/menit
• Urine 100 cc
• Konsul dr. A, SpOG. Advice :
• Pasang O2
• Resisusitasi intrauterine
• Infus 2 jalur
• Informed concent untuk SC CITO
• Therapy : Dopamet, Nifedipine, Amplodipin, Captropil, ISDN
• Setelah diinformasikan ke keluarga pasien, keluarga menunggu
keputusan suami karena suami sedang pulang kerumah
• Suami datang ke RS jam 12.15 WIB, dan menyetujui tindakan SC
Pukul 13.30 wib
• Dilakukan persiapan SC
• Masuk Ruang OK jam 14.00 WIB, di RR pasien mengeluh sesak
dan batuk, dilakukan pemeriksaan dengan hasil :
• TD : 191/115 mmHg
• N : 140 x/menit
• SpO2 : 27
• Urine : 50 cc
• konsul dr. J, SpOG dan dr. SpAn. Advice :
• Perbaikan KU
• Pasang ETT
• Injeksi Furosemid Lasic
• Dexamethason
• Dilakukan SC Jam 15.05 WIB, Bayi lahir jam 15.46, langsung
menangis, JK : Laki-laki, BB 2400 gr, PB 48 cm.
Pukul 17.30 WIB
• Pasien keluar dari ruang OK, terpasang 02
• Ibu mengeluh : Batuk-batuk, sesak
• KU : Baik, Kesadaran : CM
• Diberikan therapy ISDN, Captropil
4 g MgSO4 40% dalam 100 cc RL dalam 6 g MgSO4 40% dalam 500 cc RL selama
30 menit (73 tts/menit) 6 jam (28 tts/menit)
AWASI :
• Volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella setiap jam
• Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiap pemberian
MgSO4 ulangan
• Bila ada kejang ulangan : berikan 2 g MgSO4 40% IV
Komplikasi
• Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low
Platelet Count)
• Eklamsia : ditandai dengan kejang
• Penyakit kardiovaskular
• Kegagalan Organ : Ginjal, Paru-paru, dan Hati
• Gangguan pembekuan darah
• Solusio plasenta
• Stroke hemoragik
Kendala
• Pada kasus Ny. N, ditemui tensi 180/100 mm/hg,
• Adanya protein urine +
• Terdapat mual dan pusing yang dirasakan oleh ibu
• Dari gejala diatas didiagnosa PEB
Faktor Pendukung
• Kasus Preeklamsi pertama
• Riwayat Keluarga tidak ada
• Pendidikan, Nutrisi baik
• Rujukan berjenjang dilaksanakan
• Sarana dan Prasarana mencukupi
• SDM memadai
• ANC Teratur, tidak ada kenaikan TD sebelumnya
Faktor Penghambat
• Hasil pemeriksaan ANC di dokter SpOG tidak dicantumkan di
buku KIA
• Adanya keterlambatan koordinasi untuk rujukan pasien ke
Rumah Sakit
• Terlambat tindakan SC karena proses administrasi RS
Saran