Phlebitis
Disusun oleh :
Octavina Nurul Fadila
1102015174
Pembimbing :
Dr. Evy Aryanti., Sp.KK
Judul : Phlebitis
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 5 tahun
Alamat : Kp. Elo, sukamanah, sukatani, bekasi
Agama : Islam
Tanggal Datang ke IGD : 26 Februari 2020
II. ANAMNESIS
Anamnesis menggunakan teknik alloanamnesis yang dilakukan kepada
orang tua dan perawat PICU di RSUD Kabupaten Bekasi
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh oranguanya dengan kejang disertai penurunan
kesadaran
B. Keluhan Tambahan
Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan BAB cair 3x
sejak 18 jam SMRS.
2
C. Riwayat Penyakit Sekarang
3
Heart Rate : 139 x/menit
Respiration Rate : On NC 2 lpm
Suhu : 38.20C
SpO2 : 97%
Status Gizi
- BB : 16,8 Kg
- TB : Tidak dapat dinilai
- BMI : Tidak dapat dinilai
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil
bulat isokhor, reflek cahaya langsung (+/+).
Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea ditengah tidak
deviasi, kelenjar tiroid tidak membesar.
Thorax & Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik.
2) Pemeriksaan Dermatologis
4
Gambar 1. Foto lesi pada regio pedis sinistra
Pada status dermatologis ditemukan kelainan kulit pada regio pedis sinistra
tampak bula dengan tepi irregular, ukuran nummular, sebagian erosi, plakat
dengan tepi hiperpigmentasi, berbatas tegas, irregular
3) Pemeriksaan Penunjang
IV. Resume
Seorang anak berusia 5 tahun dating ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan
kejang dan penurunan kesadaran sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit,
keliuhan disertai dengan demam sejak 3 hari SMRS. Lalu pasien didiagnosis
dengan susp. Ensefalitis dan di rawat di bangsal sakura, 4 hari kemudian pasien
dipindahkan ke ruang PICU, dan mulai timbul bulla pada pedis bagian sinistra,
dan diketahui memiliki riwayat pemasangan infus pada pedis sinistra. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan kelainan kulit pada regio pedis sinistra
tampak bula dengan tepi irregular, ukuran nummular, sebagian erosi, plakat
dengan tepi hiperpigmentasi, berbatas tegas, irregular.
V. Diagnosis Banding
1. Phlebitis + susp. Ensefalitis
2. Vesicobullous chronic in childhood + susp. Ensefalitis
VIII. Prognosis
5
IX. Edukasi
6
BAB II
PEMBAHASAN
Phlebitis dapat dibagi menjadi tiga jenis: mekanis, ketika gerakan kanula di
dalam vena menyebabkan gesekan dan peradangan, atau ketika kanula terlalu
lebar untuk vena; flebitis kimia, yang disebabkan oleh obat atau cairan yang
diinfuskan melalui kateter, di mana faktor-faktor seperti pH dan osmolalitas dapat
secara signifikan berdampak pada timbulnya flebitis; bakteri, ketika bakteri
menembus vena, dimulai sebagai respons inflamasi terhadap pemasangan kateter
dan kolonisasi selanjutnya oleh bakteri. Flebitis bakteri dapat menciptakan
komplikasi serius karena potensi perkembangan sepsis sistemik (2)
7
1. Flebitis Kimia
a) pH dan osmolaritas cairan infus yang tinggi selalu diikuti risiko flebitis tinggi.
pH larutan dekstrosa berkisar antara 3-5, dimana keasaman diperlukan untuk
mencegah karamelisasi dekstrosa selama proses sterilisasi autoklaf, jadi larutan
yang mengandung glukosa, asam amino dan lipid yang digunakan dalam nutrisi
parenteral bersifat lebih flebitogenik dibandingkan normal saline. Obat suntik yang
bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida,
vancomycin, amphotrecin B, chepalosporins, diazepam, midazolam dan banyak
obat khemoterapi. Larutan infus dengan osmolaritas >900 mOsm/L harus diberikan
melalui vena sentral.
b) Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama
pencampuran juga merupakan faktor kontribusi terhadap flebitis. Jadi, kalau
diberikan obat intravena masalah bisa diatasi dengan penggunaan filter 1 sampai 5
μm.
c) Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat
dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas >500 mOsm/L. hindarkan vena
pada punggung tangan bila anda memberikan: Asam amino+glukosa;
Glukosa+elektrolit; D5 atau NS yang telah dicampurkan dengan obat suntik atau
Meylon dan lain-lain.
d) Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding
politetrafluoroetilen (Teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastic
dan lentur. Risiko tinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil
klorida atau polietilen.
2. Flebitis Mekanis
Flebitis mekanis dikaitkan dengan penempatan kanula. Kanula yang
dimasukk an ada daerah lekuka n sering menghasilkan flebit is mekanis.
8
Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan
baik.
3. Flebitis Bakterial
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang bocor atau robek
mengundang bakteri
9
Skema 1. Skor visual flebitis VIP Score (Visual Infusion Phlebitis score)
10
DAFTAR PUSTAKA
11