2019-NCOV
khusus
• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
• sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab tipe baru Coronavirus (10/1/20)
11-
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia
Korea • Wanita 35 thn asal Wuhan, gejala panas pilek nyeri otot
• Tiga kasus, merupakan warga negara Tiongkok yang sedang di
Malaysia Malaysia, kerabat dekat dengan seorang pasien coronavirus di
rawat di Singapura
• 4 kasus dikonfirmasi, laki-laki 36 tahun, warga negara China, dari
Wuhan Bersama keluarganya pada 22 Januari, awalnya
Singapura
asimptomatik, kemudian tgl 23 mengeluh batuk. Tanggal 25 jan
confirmed 2019-nCoV
Kematian terkait Pnemonia nCoV
• Tingkat kematian 3%
• Dari 1234 kasus, 41 pasien meninggal (semuanya di China) dengan lokasi yang berbeda2,
• Dari 17 pasien yang meninggal, pada pasien usia tua dan poor health,
• Pasien termuda yang meninggal usia 48 tahun perempuan dengan memiliki riwayat diabetes dan
stroke.
• Kemudian usia 53 tahun, 5 pasien usia 60an, 2 pasien usia 70an dan 8 pasien 80an.
hewan ke manusia
• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan,
• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika menyentuh
• Kontaminasi feses
Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas
Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari terakhir dan perlu
perawatan di RS. Tidak adanya demam tidak mengeksklusi infeksi virus
DAN
salah SATU berikut
salah satu berikut
Definisi kontak erat:
- Fasilitas kesehatan yang terpapar
atau menangani pasien
SARI dengan tidak ada etiologi
ARI dengan semua tingkat
yang dapat menjelaskan presentasi - Bekerja bersama atau sharing
keparahan yang dalam 14 hari
klinis (atipikal pasin dengan lingkungan kelas yang sama
sebelum onset memiliki paparan
immunocompromised)
dengan pasien
- Perjalanan bersama dengan
pasien nCoV
- Tinggal se-lingkungan rumah
dengan pasien nCoV
Sindrom klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
Uncomplicated Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri
illness otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
Pneumonia Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
ringan Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat,
SpO2 <90% udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%;
distress napas berat (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak
mau nyusu atau minum, penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu
ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps
paru, atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif
seperti echocardigrafi.
Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin
output berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling,
hasil lab: koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit
abnormal
Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk
mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat;
vasodilatasi hangat dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat;
oliguria; hiper atau hipotermia.
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)
Pemeriksaan Rontgen Thorax
• Pneumonia
Pemeriksaan Rontgen Thorax
• ARDS(Acute Respiratory
Distress Syndrome)
Pemeriksaan Rontgen Thorax
• ARDS(Acute Respiratory
Distress Syndrome)
Hasil penunjang
(A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-
laki 40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
15 setelah onset
gejala.
(B) CT Toraks
transversal, wanita
53 tahun, opasitas
ground-glass
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi, hari
ke-8 setelah onset
gejala.
Standar pencegahan
Dokter menggunakan
robot untuk komunikasi
dengan pasien
Gambar: ISOPOD
Serologi
• hanya jika RT-PCR tidak tersedia.
Terapi cairan • Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok
• Perburukan klinis: gagal napas cepat progresif dan sepsis, dan penerapan tatalaksana
Observasi suportif segera
Pahami kondisi co-morbid pasien • Selama tatalaksana intensif , tentukan terapi kronik yang dilanjutkan dan terapi yang perlu
di hentikan sementara.
untuk menyesuaikan tatalaksana • Komunikasi dengan pasien dan keluarga: dukungan dan informasi prognosis
kondisi kritis dan prognosis • Pahami nilai pasien dan preferensi pasien terkait dengan intervensi
Pencegahan komplikasi
Hasil antisipasi Intervensi
Mengurangi waktu pemakaian ventilasi mekanik - Penggunaan protocol penilaian setiap hari untuk menentukan kesiapan
invasif bernapas spontan
- Minimal sedasi berkelanjutan atau intermiten, targetkan titik akhir titrasi
atau interupsi harian sedasi infus
Mengurangi insiden infeksi terkait kateter - Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak
dibutuhkan
Mengurangi insiden ulkus dekubitus - Balikkan pasien setiap 2 jam
Mengurangi insiden ulkus peptikum dan - Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
perdarahan GI - Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
Mengurangi insiden kelemahan terkait ICU - Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
Tatalaksana spesifik anti-nCoV
• Belum ada!
• Perbaikan respirasi diikuti dengan CT Scan paru dan dua tes darah free CoV
• Dokter memberikan trial dengan obat HIV, terlihat sukses menghentikan penyebaran di sel
• Studi tersebut menyimpulkan Nelfinavir dapat menurunkan produksi virus dari sel.
Vaksin Pneumonia
• Vaksin Pneumokokus (PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)
• merek dagang Prevnar®
• kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang
Vaksin PCV13 paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia.
• Masa perlindungan sekitar 3 tahun.
• Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2
tahun.
• Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®)
• proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
Vaksin PPSV23
• Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. usia
65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus
• Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib)
merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama.
Vaksin Hib • Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi
untuk bayi.
!!! TIDAK ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Kondisi khusus