Anda di halaman 1dari 28

Tatalaksana

Acute Coronary Syndrome di


IGD

Ns. Siti Nurlaelah, M.Kep, Sp.KMB


Nursing Manager of Emergency Departement (ED)
Cipto Mangunkusumo Hospital
adeleyla77@gmail.com
Introduction

▪ Pelayanan

Kegawatdaruratan

▪ Gawat Darurat

▪ Pelayanan Intra Hospital

PMK RI no. 47 tahun 2018


IGD PENUH SESAK
AKSES BLOK
DELAY DECISION
DELAY TRANSFER

• berpotensi terjadi
kegagalan
pelayanan di igd
• keselamatan
pasien
Pengelolaan Kondisi Overcrowding IGD

ALOKASI SDM, Sarana


Prasarana/fasilitas

Re- design Alur Kerja

Alokasi Human Resources


khusus tatalaksana CODE
STEMI dalam kondisi IGD
Penuh sesak,
LAYANAN UNGGULAN

CODE
TRAUMA

CODE CODE
STROKE STEMI

Kolaborasi
dan
Integrasi
PRINSIP PENANGANAN GADAR :

Time saving is life


and limb saving

Berpikir & bertindak


cepat, tepat,cermat dan
dilakukan dengan
Profesional
Klasifikasi Coronary Arterial Disease

Chronic Coronary
Artery Disease
(Angina Pektoris
AKUT Stabil)

KRONIK
UAP
NSTEMI
(ACS)
STEMI
ACUTE CORONARY SYNDROME

ACS atau Sindrom Koroner Akut (SKA)


Kondisi penurunan/penyumbatan aliran darah ke jantung secara
mendadak yang menimbulkan nyeri dada seperti tertindih
benda berat
PREVALENSI • Mortalitas akibat ACS atau SKA mencapai 42%
ACUTE CORONARY
(WHO)
SYNDROME (ACS)
ATAU SINDROM KORONER
AKUT (SKA) • Kasus CARDIAC ARREST terjadi setiap 41 detik di
Amerika Serikat dengan penderita 15,5 juta jiwa,
Keluhan paling sering adalah nyeri dada

• Penyakit Jantung Koroner dengan etiologi ACS/SKA


di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat
prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara
yaitu 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 2%,
dan Gorontalo yaitu 2% (Riskesdas, 2018)
ANATOMI FISIOLOGI

RUANG DAN KATUP


JANTUNG
ACUTE CHEST PAIN
CORONARY
SYNDROME (ACS)
Electrocardiogram

Non ST
ST - Elevasi Elevasi

UAP NSTEMI STEMI

Cardiac Bio Cardiac Bio


marker : CK- marker : CK-
MB/Troponin MB/Troponin
Normal High
ST ELEVASI MIOCARD INFARK
(STEMI)
• Suatu sindrom klinis yang dicirikan oleh gejala
iskemia atau kurangnya oksigenisasi jantung yang
berhubungan dengan gambaran pada EKG berupa
elevasi segmen ST (ST-elevasi) dan kerusakan
jantung berupa nekrosis miokardial.
• Oklusi total arteri oleh thrombus akibat rufturnya
plak
• Tanda Gejala : Nyeri dada atau rasa tidak nyaman
yang tidak hilang dengan istirahat
PENGELOLAAN CODE STEMI
PADA PASIEN STEMI DI IGD

1. Alur pasien Code


2. Pembagian tim jaga dan Peran
SISRUTE RS 3. Aktivasi dan respon aktivasi Code
4. Penanganan Multidisplin di ruang
Resusitasi atau Zona (sesuai katagori triase)
5. Prosedur tatalaksana code sesuai algoritma
6. Deaktivasi Code
7. Prosedur Administrasi Pasien Code
MERAH
ER ZONE : MERAH

KUNING

HIJAU

HITAM

TRIAGE
RUANG RESUSITASI

ALUR & FLOW PASIEN STEMI IGD


A : Airway
B : Breathing Nyeri dada khas
pada pasien STEMI
C : Circulation dengan PQRST
D : Disability

“Manajemen Primary Survey : ABCD adalah responsibility


”CODE STEMI”
selanjutnya Secondary Survey “Sample”
ACTIVASI • Code Stemi adalah suatu sistem layanan terintegrasi
yang dibuat untuk penanganan pasien dengan
serangan jantung tipe stemi interdisiplin kesehatan
dalam penanganan pasien serangan jantung tipe
STEMI, yang timnya terdiri dari dokter IGD ,dokter
kardiologi, perawat dan radiologi

• Dihubungkan melalui : SMS, whatshap dan/atau telpon


yang di aktivasi IGD via single call (ke operator
hotline) dan memiliki target untuk memberikan
terapidan penanganan pada fase akut
INFERIOR
NORMAL STEMI

LATERAL STEMI

ANTERIOR POSTERIOR
STEMI STEMI
DOOR TO EMERGENCY ROOM ACTIVASI
CODE STEMI

▪ Door time
▪ Data
▪ Decision
▪ Delivery
▪ Drug/
▪ Definitive
Pemeriksaan • Elektrokardiografi (EKG)
Penunjang • Cardiac Marker
• Creatinin Kinase (CK)
• Creatinin Kinase Myocard Band (CKMB)
• Lactat Dehydrogenase (LDH)
• Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
(SGOT)
• Cardiac Troponin T (cTnT)
• Cardiac Troponin I (cTnI)
• Rontgen Toraks
TATALAKSANA CODE STEMI DI IGD
MORPHIN

Diberikan jika nyeri tidak


reda dengan NTG
Vasodilator untuk
2 – 4 mg IV, dapat Waspada adanya hipotensi
menurunkan
ditingkatkan 2 - 8 dan efek sedasi
preload dan
mg interval 5 – 10
konsumsi oksigen Monitor fungsi dan upaya
menit
miokard napas
Kaji skala nyeri
OKSIGEN

Dimulai 2 - 4 L/menit
Memaksimalkan selama 6 jam Pantau dan Monitor
suplai oksigen ke dilanjutkan jika saturasi oksigen continue
miokard saturasi oksigen kaji perubahan nafas
<94%
NITRIGLISERIN

Meningkatkan Pantau pemberian obat


vasodilatasi perifer, Di mulai 0,4 mg dibawah lidah, bukan
menurunkan sublingual dan ditelan
preload dan dapat diulang Pantau TD, HR dan RR
afterload sampai 3 kali tiap 5 Kontraindikasi jikaTD <90
Vasodilatasi arteri menit mmHg, bradikardia (<50
Koroner x/menit), takikardia
ASPIRIN

Menghambat Pemberian obat Diberikan sesegera


siklooksigenase yang 160 – 325 mg di mungkin jika telah di
memproduksi tromboxan A2 kunyah curigai sebagai SKA
(activator platelet kuat) dan Kaji tanda dan gejala
Memperlambat agregasi perdarahan
platelet → dapat
menurunkan oklusi
PEMANTAUAN NYERI

• Pengkajian nyeri dada merupakan tindakan penting


karena kejadian Ventrikel Fibrilasi (VF) 15 kali lebih
besar selama 4 jam pertama setelah gejala infark
miokard akut. (Howard & Steinmann L (2010). Sheehy’s
emergency nursing, principle & practice. 6 Ed. St. Louis:
Mosby.)

TIRAH BARING
• Tirah baring akan menurunkan aktivitas fisik dan
menurunkan metabolisme tubuh sehingga menurunkan
oksigen miokard. (Ackley & Ladwig, 2017)
REDUKSI ANSIETAS
• Pemberian Penguatan dapat membantu pasien
meningkatkan rasa otonomi dan menurunkan rasa
kehilangan kendali dalam kondisi sakit
• Mekanisme koping dengan pendekatan religius-
spiritual dapat meningkatkan kesadaran dan sumber
kekuatan terhadap perasaan tenang bagi pasien g
PEMBERIAN OKSIGEN berlebihan
• Pemberian oksigen tidak
dilakukan secara rutin,
tetapi dengan tetap
melakukan monitordan
pemantauan Saturasi
oksigen
Kesimpulan
• Tatalaksana kegawatdaruratan pada STEMI menjadi salahsatu upaya
penanganan pasien akut yang memerlukan tatalaksana segera
bersama multidisiplin untuk mengurangi angka kecacatan dan
menurunkan resiko kematian
• Integrited Clinical Pathway CODE STEMI sebagai panduan dalam
penanganan pasien dengan Syndrome Koroner Akut di IGD
• Kerjasama dan kolaborasi antar tim dalam penanganan CODE dalam
rangka meningkatkan keselamatan pasien
“ Being rich is not about how much you have but how
much you give”

THANK YOU FOR LISTENING

Hopefully useful
If there is anything you want to ask, please contact me at
adeleyla77@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai