HFNC
Asuhan Keperawatan
muhamad.adam31@ui.ac.id
Konsep Dasar Ventilasi
Non-Invasif
muhamad.adam31@ui.ac.id
VENTILASI NON-INVASIF
.
Inspiratory Positive Expiratory Positive Airway
Airway Pressure (IPAP) Pressure (EPAP)
• Tekanan saat inspirasi • Jalan napas terbuka selama
untuk meningkatkan ekspirasi untuk mengatasi
volume tidal. obstruksi / kolaps jalan napas.
• Memastikan • Mempertahankan tekanan
pembuangan karbon positif di jalan napas pada akhir
dioksida yang cukup ekspirasi
• Membantu meringankan • Membuat ekspansi selama
sensasi sesak napas inspirasi menjadi lebih mudah
• EPAP = PEEP
muhamad.adam31@ui.ac.id
VENTILASI NON-INVASIF (Lanjutan)
muhamad.adam31@ui.ac.id
EFEK VENTILASI NON-INVASIF
Sumber:
Nava, S., & Hill, N. (2009). Non-invasive ventilation in
acute respiratory failure. The Lancet, 374(9685),
250–259. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(09)60496-7 muhamad.adam31@ui.ac.id
INDIKASI VENTILASI NON-INVASIF
• Henti napas
• Hipoksemia yang mengancam jiwa
(PaO2 <60 mmHg pada FiO2 100%)
NIV TIDAK
• CPAP pada acute lung injury (ALI) DIBERIKAN PADA
• Pneumothoraks yang belum tertangani PASEIN YANG
• Aritmia yang mengancam jiwa TIDAK STABIL DAN
• Tidak mampu mempertahankan jalan SAKIT KRITIS!
napas paten
• Luka bakar/trauma pada wajah atau
pembedahan jalan napas atas
muhamad.adam31@ui.ac.id
TIPE GAGAL NAPAS (RESPIRATORY FAILURE)
muhamad.adam31@ui.ac.id
A B
ALAT PENGHUBUNG
(INTERFACE) NIV (Lanjutan)
KELEBIHAN
DAN
KEKURANGAN
PADA SETIAP
INTERFACE NIV
muhamad.adam31@ui.ac.id
HFNC
(High Flow Nasal Cannula)
muhamad.adam31@ui.ac.id
HFNC
Terapi oksigen yang
memberikan oksigen hangat
dan lembab dengan
menggunakan aliran tinggi
(hingga 60 L/menit) dengan
FiO2 21-100%
• HFNC dapat menurunkan
HFNC (Lanjutan) kebutuhan intubasi dan
memperbaiki kondisi klinis
pada pasien gagal napas akut.
• HNFC juga lebih mudah
digunakan, dampak
kecemasan lebih rendah dan
menurunkan risiko transmisi
melalui udara karena
pembentukan aerosol minimal
• HFNC bermanfaat pada
kondisi kurangnya ventilator,
kepatuhan pasien lebih baik,
dan meningkatkan oksigenasi.
• Kekurangan utama HFNC
yaitu tidak memberikan
muhamad.adam31@ui.ac.id dukungan tekanan (pressure
Sumber: Geng et al (2020); Hugo et al (2012). support)
• .
INDIKASI HFNC
Sumber:
Rochwerg, B., Einav, S., Chaudhuri, D. et al. (2020). The role for high flow nasal cannula as a respiratory support
muhamad.adam31@ui.ac.id
strategy in adults: a clinical practice guideline. Intensive Care Med 46, 2226–2237
EFEK HFNC
Sumber:
Frat, J.-P & Coudroy, R. &
Marjanovic, Nicolas & Thille,
Arnaud. (2017). High-flow nasal
oxygen therapy and
noninvasive ventilation in the
management of acute
hypoxemic respiratory failure.
Annals of Translational
Medicine. 5. 297-297.
10.21037/atm.2017.06.52.
muhamad.adam31@ui.ac.id
PEMBERIAN HFNC
• Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/menit.
• Berikan HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan monitoring.
• Monitor pada jam ke-2, 6 dan 12
• Jika indeks ROX >4.88 menandakan perbaikan, ventilasi
aman, pasien tidak membutuhkan ventilasi invasif
• Jika indeks ROX <3.85 menandakan risiko tinggi untuk
kebutuhan intubasi.
Sumber: Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020). Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta: PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI muhamad.adam31@ui.ac.id
CPAP & BiPAP
Continous and Bilevel Positive
Airway Pressure
muhamad.adam31@ui.ac.id
CPAP dan BiPAP
Sumber:
Positive Airway Pressure Ventilation.
http://www.nataliescasebook.com/tag/positive-airway-pressure-ventilation muhamad.adam31@ui.ac.id
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI CPAP
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Obstructive sleep apnea • Apnea
(OSA) • Hipoventilasi
• Kondisi dimana pasien • Keletihan otot pernapasan
mengalami episode • Luka bakar atau trauma
apnea (≥10 detik) wajah
dalam periode tidur • Klaustrofobia
• Terjadi akibat obstruksi
aliran udara
• Proses weaning ventilator
Sumber:
muhamad.adam31@ui.ac.id
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI BiPAP
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Gagal napas akut • Apnea
• PPOK Eksaserbasi • Sekresi yang tidak
• pH ↓ dan PaCO2 ↑ terkontrol
• Edema paru kardiogenik • Keletihan otot pernapasan
• Luka bakar atau trauma
wajah
• Klaustrofobia
Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
muhamad.adam31@ui.ac.id
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
BiPAP
IPAP EPAP
mengontrol berfungsi seperti
volume tidal PEEP dan mendukung
yang diberikan oksigenasi
Contoh: Contoh:
Pasien mengalami asidosis Pasien mengalami hipoksia
respiratorik dan butuh dan butuh oksigenasi yang
volume tidal yang lebih besar lebih tinggi
untuk menurunkan PaCO2
mulai 10/5
• Expiratory Positive Airway Pressure (EPAP) 4-
5 cmH2O = Pressure Support 5-6 cmH2O
• Setting awal Continous Positive Airway
Prrssure (CPAP) 5 cm H2O
IPAP 10 cmH2O • Tingkatkan IPAP 2-5 cmH2O setiap 10
EPAP 5 cm H2O menit atau sesuai indikasi klinis, hingga
target respons pasien tercapai.
• IPAP maksimal tidak melebihi 20-23
Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-
cmH2O
Invasive Ventilation Guidelines for Adult Patients with
Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice
• Target volume tidal 6-8 ml/kgBB
guidelines for intensive care muhamad.adam31@ui.ac.id
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
VENTILASI NON INVASIF
muhamad.adam31@ui.ac.id
PENGKAJIAN
RESPIRASI JANTUNG
RR, SpO2, derajat sesak HR, TD, irama jantung
napas (misal Borg Scale), (gunakan monitor jantung)
ronkhi, AGD, rontgen dada
NEUROLOGIS KENYAMANAN
Tingkat kesadaran Skor nyeri
Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult Patients with Acute Respiratory
Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
muhamad.adam31@ui.ac.id
PENGKAJIAN (Lanjutan)
SKALA BORG
• Gunnar Borg (1960)
mengembangkan alat ukur untuk
menilai seberapa besar usaha
yang dikeluarkan oleh pasien,
disebut (rate of perceived exertion
atau RPE)
• Nilai dari 1 s.d. 10 untuk menilai
tingkat sesak napas
• Untuk meminimalkan subjektifitas,
padukan dengan talk test.
Dimodifikasi dari:
https://maximizepotentialtx.com/blogs/sports-performance-
training/the-rating-of-perceived-exertion-rpe-scale muhamad.adam31@ui.ac.id
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Sumber:
SDKI (2016), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014)
muhamad.adam31@ui.ac.id
LUARAN KEPERAWATAN
Sumber: SLKI (2018), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Gangguan Pertukaran Gas Terapi Oksigen
• Monitor kecepatan aliran oksigen untuk memastikan ketepatan dosis pemberian
oksigen
• Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen untuk
mengidentifikasi terjadinya iritasi mukosa akibat aliran oksigen
• Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, AGD) karena SpO2 ↓, PO2 ↓ &
muhamad.adam31@ui.ac.id
PCO2 ↑ dapat terjadi akibat peningkatan sekresi paru dan keletihan respirasi
• Bersihkan sekret pada mulut dan hidung, jika perlu untuk menghilangkan obstruksi
pada jalan napas dan meningkatkan ventilasi
• Berikan oksigen untuk mempertahankan oksigenasi adekuat. Target SpO2 ≥90%
pada pasien tidak hamil & ≥92-95% pada pasien hamil
• Gunakan perangkat oksigen yang sesuai seperti high flow nasal canulla (HFNC)
atau noninvasive mechanical ventilation (NIV) pada pasien ARDS
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian oksigen untuk meningkatkan keterlibatan
dan kekooperatifan pasien terhadap terapi oksigen
• Kolaborasi penentuan dosis oksigen untuk memperjelas pemberian terapi oksigen
sesuai kondisi dan kebutuhan pasien
Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Sumber:
Avishek, R., Abhishek, S., & Puneet, K. (2020). Oxygen delivery devices in Covid-19
muhamad.adam31@ui.ac.id
patients: Review and recommendation. BJA, 4, 5, 3-7.
MONITORING
1 AGD 2
• Setelah 1 jam terapi dimulai
KLINIS
• Setelah 1 jam setiap perubahan • RR, SpO2, HR, TD, AVPU,
terapi ROX Index (pada HFNC)
• Skor nyeri
• Kenyamanan pasien
FREKUENSI MONITORING (termasuk integritas kulit)
• Setiap 15 menit pada 1 jam • Pengembangan dada,
pertama sinkronitas ventilator,
• Setiap 30 menit pada 1-4 jam penggunaan otot bantu
pertama napas
• Berikutnya setiap 1 jam
Sumber:
muhamad.adam31@ui.ac.id
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
MONITORING (Lanjutan)
muhamad.adam31@ui.ac.id
MONITORING (Lanjutan)
PEMERIKSAAN AGD
Pemeriksaan AGD harus
dilakukan pada kondisi:
• Pasien kritis dengan disfungsi
kardiorespirasi
• SpO2 <90%
• Perburukan saturasi dan
membutuhkan tambahan FiO2
• Berisiko hiperkapnia
• Saturasi oksigen tidak dapat
diperoleh secara valid
Sumber:
Beasley, R., et al (2015), Thoracic Society of Australia and New Zealand oxygen guidelines
for acute oxygen use in adults: ‘Swimming between the flags’. Respirology, 20, 1182–1191.muhamad.adam31@ui.ac.id
Gangguan Ventilasi
Spontan Dukungan Ventilasi
• Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas karena kelelahan otot bantu
napas dapat menurunkan kemampuan batuk efektif dan proteksi jalan napas
• Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. RR, penggunaan otot bantu,
bunyi napas tambahan, SpO2) untuk menilai status oksigenasi
muhamad.adam31@ui.ac.id
• Monitor adanya aritmia karena aritmia dapat terjadi akibat hipoksemia,
pelepasan katekolamin, dan asidosis.
• Berikan posisi semi Fowler atau Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
• Berikan posisi pronasi (tengkurap) pada pasien sadar dengan gangguan paru
difus bilateral untuk mengoptimalkan perfusi pada anterior paru yang biasanya
gangguannya lebih minimal dibandingkan posterior
• Kolaborasi tindakan intubasi dan ventilasi mekanik invasif, jika perlu untuk
mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat serta mencegah kondisi
mengancam nyawa
Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Prone Positioning
Sumber Gambar: Sumber Gambar: Maholtra & Kacmarek (2020). Prone ventilation for adult patients
Intensive Care Society’s Guidance For: Prone Positioning in Adult Critical with acute respiratory distress syndrome. https://www.uptodate.com
Care, 2019.
muhamad.adam31@ui.ac.id
KAPAN NIV TIDAK EFEKTIF?
• Jika hipoksia/hiperkapnia tidak membaik
walaupun telah dulakukan titrasi agresif
• Sekresi banyak dan kental dan muntah
(risiko apirasi)
• Usaha napas (work of breathing) tidak
membaik
• Tidak dapat mempertahankan jalan napas
paten atau pasien tidak sadar