Anda di halaman 1dari 41

Manajemen Ventilasi Non-Invasif

pada Pasien Dewasa


Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.KMB WEBINAR KEPERAWATAN NASIONAL
PT. MADANI HEALTH TRAINING CENTRE
@muh_adam_ Muhamad Adam 21 MARET 2021
Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.KMB
Lahir di Pangkep, Sulawesi Selatan, 30 Maret 1984.
Berdomisili di Cyber Orchid Town House, Blok A12, Depok
Riwayat Pekerjaan
- Clinical Care Manager IGD RSUI (2018 – sekarang)
- Dosen Departemen KMB FIK UI (2013 – sekarang)
- Perawat IGD RSCM (2016 – 2017)
Riwayat Organisasi
- Anggota DPP PPNI, Bidang Diklat (2018 – sekarang)
- Tim Satgas COVID-19 DPP PPNI (2020 - sekarang)
- Tim Satgas BNPB Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan (2021)
- Tim Penyusun Standar Profesi Perawat (2019 – sekarang)
- Tim Penyusun SDKI, SLKI, SIKI PPNI (2016 – sekarang)
- Pengurus Pusat HIPGABI (2010 – 2018)
Riwayat Pendidikan
- M.Kep dan Sp.KMB (Kardiovaskuler) di FIK UI (2009 – 2012)
- S.Kep dan Ners di PSIK Unhas Makassar (2002 – 2007) muhamad.adam31@ui.ac.id
Lingkup Pokok Bahasan

Konsep Dasar Ventilasi Non-Invasif


(Efek, indikasi, kontaindikasi, tipe gagal napas)

HFNC

CPAP dan BiPAP

Asuhan Keperawatan

muhamad.adam31@ui.ac.id
Konsep Dasar Ventilasi
Non-Invasif

muhamad.adam31@ui.ac.id
VENTILASI NON-INVASIF

Metode ventilasi yang memberikan


tekanan positif tanpa
menggunakan jalan napas buatan.
NIV menggunakan tekanan positif
pada inspirasi dan ekspirasi untuk
mendukung upaya napas pasien
sendiri.
NIV bertujuan untuk mencegah
intubasi
muhamad.adam31@ui.ac.id
VENTILASI NON-INVASIF (Lanjutan)

.
Inspiratory Positive Expiratory Positive Airway
Airway Pressure (IPAP) Pressure (EPAP)
• Tekanan saat inspirasi • Jalan napas terbuka selama
untuk meningkatkan ekspirasi untuk mengatasi
volume tidal. obstruksi / kolaps jalan napas.
• Memastikan • Mempertahankan tekanan
pembuangan karbon positif di jalan napas pada akhir
dioksida yang cukup ekspirasi
• Membantu meringankan • Membuat ekspansi selama
sensasi sesak napas inspirasi menjadi lebih mudah
• EPAP = PEEP
muhamad.adam31@ui.ac.id
VENTILASI NON-INVASIF (Lanjutan)

muhamad.adam31@ui.ac.id
EFEK VENTILASI NON-INVASIF

Sumber:
Nava, S., & Hill, N. (2009). Non-invasive ventilation in
acute respiratory failure. The Lancet, 374(9685),
250–259. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(09)60496-7 muhamad.adam31@ui.ac.id
INDIKASI VENTILASI NON-INVASIF

• PPOK eksaserbasi akut (pH<7,35 dan hiperkarbia)


• Edema paru dan gagal napas akut, tanpa disertai syok dan
tidak membutuhkan revaskulariasi koroner
• Risiko tinggi gagal napas akut berulang setelah dilakukan
ekstubasi
• Weaning dari ventilator mekanik (terutama pada pasien PPOK)
• Gagal napas akut pasien pascaoperasi reseksi paru atau
pascapembedahan abdomen
• Gagal napas akut pada pasien ‘do not intubation (NDI)’
• Asma
muhamad.adam31@ui.ac.id
KONTRAINDIKASI VENTILASI NON-INVASIF

• Henti napas
• Hipoksemia yang mengancam jiwa
(PaO2 <60 mmHg pada FiO2 100%)
NIV TIDAK
• CPAP pada acute lung injury (ALI) DIBERIKAN PADA
• Pneumothoraks yang belum tertangani PASEIN YANG
• Aritmia yang mengancam jiwa TIDAK STABIL DAN
• Tidak mampu mempertahankan jalan SAKIT KRITIS!
napas paten
• Luka bakar/trauma pada wajah atau
pembedahan jalan napas atas

muhamad.adam31@ui.ac.id
TIPE GAGAL NAPAS (RESPIRATORY FAILURE)

TIPE I (HIPOKSEMIK) TIPE II (HIPERKAPNIK)


• Failure to oxygenate • Failure to ventilate
• PaO2 <60 mmHg • PaCO2 >45 mmHg
• Terapi: • Terapi:
1. Tingkatkan FiO2 Tingkatkan Minute Ventilation
2. Tingkatkan tekanan (↑ RR atau ↑ TV)
jalan napas
TIPE GAGAL NAPAS (Lanjutan)
KURVA DISOSIASI SpO2 – PaO2
TERAPI OKSIGEN
KONVESIONAL VS VENTILASI NON-INVASIF

muhamad.adam31@ui.ac.id
A B
ALAT PENGHUBUNG
(INTERFACE) NIV (Lanjutan)

A. Full Face Mask


B. Total Face Mask C D
C. Nasal Mask
D. Mouth Piece
E. Nasal Pillow
F. Helmet E F

Sumber: Nava, S., & Hill, N. (2009). Non-invasive ventilation in acute


respiratory failure. The Lancet, 374(9685), 250–259.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(09)60496-7
muhamad.adam31@ui.ac.id
ALAT PENGHUBUNG
(INTERFACE) NIV (Lanjutan)

KELEBIHAN
DAN
KEKURANGAN
PADA SETIAP
INTERFACE NIV

muhamad.adam31@ui.ac.id
HFNC
(High Flow Nasal Cannula)

muhamad.adam31@ui.ac.id
HFNC
Terapi oksigen yang
memberikan oksigen hangat
dan lembab dengan
menggunakan aliran tinggi
(hingga 60 L/menit) dengan
FiO2 21-100%
• HFNC dapat menurunkan
HFNC (Lanjutan) kebutuhan intubasi dan
memperbaiki kondisi klinis
pada pasien gagal napas akut.
• HNFC juga lebih mudah
digunakan, dampak
kecemasan lebih rendah dan
menurunkan risiko transmisi
melalui udara karena
pembentukan aerosol minimal
• HFNC bermanfaat pada
kondisi kurangnya ventilator,
kepatuhan pasien lebih baik,
dan meningkatkan oksigenasi.
• Kekurangan utama HFNC
yaitu tidak memberikan
muhamad.adam31@ui.ac.id dukungan tekanan (pressure
Sumber: Geng et al (2020); Hugo et al (2012). support)
• .
INDIKASI HFNC

Sumber:
Rochwerg, B., Einav, S., Chaudhuri, D. et al. (2020). The role for high flow nasal cannula as a respiratory support
muhamad.adam31@ui.ac.id
strategy in adults: a clinical practice guideline. Intensive Care Med 46, 2226–2237
EFEK HFNC

Sumber:
Frat, J.-P & Coudroy, R. &
Marjanovic, Nicolas & Thille,
Arnaud. (2017). High-flow nasal
oxygen therapy and
noninvasive ventilation in the
management of acute
hypoxemic respiratory failure.
Annals of Translational
Medicine. 5. 297-297.
10.21037/atm.2017.06.52.

muhamad.adam31@ui.ac.id
PEMBERIAN HFNC
• Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/menit.
• Berikan HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan monitoring.
• Monitor pada jam ke-2, 6 dan 12
• Jika indeks ROX >4.88 menandakan perbaikan, ventilasi
aman, pasien tidak membutuhkan ventilasi invasif
• Jika indeks ROX <3.85 menandakan risiko tinggi untuk
kebutuhan intubasi.

Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / Frekuensi Napas

Sumber: Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020). Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta: PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI muhamad.adam31@ui.ac.id
CPAP & BiPAP
Continous and Bilevel Positive
Airway Pressure

muhamad.adam31@ui.ac.id
CPAP dan BiPAP

Sumber:
Positive Airway Pressure Ventilation.
http://www.nataliescasebook.com/tag/positive-airway-pressure-ventilation muhamad.adam31@ui.ac.id
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI CPAP
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Obstructive sleep apnea • Apnea
(OSA) • Hipoventilasi
• Kondisi dimana pasien • Keletihan otot pernapasan
mengalami episode • Luka bakar atau trauma
apnea (≥10 detik) wajah
dalam periode tidur • Klaustrofobia
• Terjadi akibat obstruksi
aliran udara
• Proses weaning ventilator
Sumber:
muhamad.adam31@ui.ac.id
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI BiPAP
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Gagal napas akut • Apnea
• PPOK Eksaserbasi • Sekresi yang tidak
• pH ↓ dan PaCO2 ↑ terkontrol
• Edema paru kardiogenik • Keletihan otot pernapasan
• Luka bakar atau trauma
wajah
• Klaustrofobia

Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
muhamad.adam31@ui.ac.id
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
BiPAP
IPAP EPAP
mengontrol berfungsi seperti
volume tidal PEEP dan mendukung
yang diberikan oksigenasi

Contoh: Contoh:
Pasien mengalami asidosis Pasien mengalami hipoksia
respiratorik dan butuh dan butuh oksigenasi yang
volume tidal yang lebih besar lebih tinggi
untuk menurunkan PaCO2

TINGKATKAN IPAP TINGKATKAN EPAP


muhamad.adam31@ui.ac.id
INISIASI DAN TITRASI
• Setting awal Bilevel Positive Airway
Pressure (BiPAP)
Pada umumnya, • Inspiratory Positive Airway Pressure (IPAP) 8-
BiPAP disetting 12 cmH2O

mulai 10/5
• Expiratory Positive Airway Pressure (EPAP) 4-
5 cmH2O = Pressure Support 5-6 cmH2O
• Setting awal Continous Positive Airway
Prrssure (CPAP) 5 cm H2O
IPAP 10 cmH2O • Tingkatkan IPAP 2-5 cmH2O setiap 10
EPAP 5 cm H2O menit atau sesuai indikasi klinis, hingga
target respons pasien tercapai.
• IPAP maksimal tidak melebihi 20-23
Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-
cmH2O
Invasive Ventilation Guidelines for Adult Patients with
Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice
• Target volume tidal 6-8 ml/kgBB
guidelines for intensive care muhamad.adam31@ui.ac.id
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
VENTILASI NON INVASIF

muhamad.adam31@ui.ac.id
PENGKAJIAN
RESPIRASI JANTUNG
RR, SpO2, derajat sesak HR, TD, irama jantung
napas (misal Borg Scale), (gunakan monitor jantung)
ronkhi, AGD, rontgen dada

NEUROLOGIS KENYAMANAN
Tingkat kesadaran Skor nyeri

Sumber:
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult Patients with Acute Respiratory
Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
muhamad.adam31@ui.ac.id
PENGKAJIAN (Lanjutan)

SKALA BORG
• Gunnar Borg (1960)
mengembangkan alat ukur untuk
menilai seberapa besar usaha
yang dikeluarkan oleh pasien,
disebut (rate of perceived exertion
atau RPE)
• Nilai dari 1 s.d. 10 untuk menilai
tingkat sesak napas
• Untuk meminimalkan subjektifitas,
padukan dengan talk test.

Dimodifikasi dari:
https://maximizepotentialtx.com/blogs/sports-performance-
training/the-rating-of-perceived-exertion-rpe-scale muhamad.adam31@ui.ac.id
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Gangguan Pertukaran Gas


• b/d perubahan membran alveolus-kapiler

Gangguan Ventilasi Spontan


• b/d gangguan metabolisme, kelemahan/keletihan otot
pernapasan

Sumber:
SDKI (2016), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014)

muhamad.adam31@ui.ac.id
LUARAN KEPERAWATAN

Gangguan Dalam 2 – 4 jam, Pertukaran Gas Meningkat


Pertukaran dengan kriteria:
Gas RR 12-20 kali/menit, SpO2 ≥90%, PaO2 >80 mmHg,
PaCO2 35-45 mmHg, pH 7.35-7.45, ronkhi menurun.

Dalam 24 – 48 jam, Ventilasi Spontan Meningkat


Gangguan dengan kriteria:
Ventilasi
Spontan Volume tidal meningkat, dispnea menurun, PaO2 >80
mmHg, PaCO2 35-45 mmHg, gelisah menurun

Sumber: SLKI (2018), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Gangguan Pertukaran Gas Terapi Oksigen
• Monitor kecepatan aliran oksigen untuk memastikan ketepatan dosis pemberian
oksigen
• Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen untuk
mengidentifikasi terjadinya iritasi mukosa akibat aliran oksigen
• Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, AGD) karena SpO2 ↓, PO2 ↓ &

muhamad.adam31@ui.ac.id
PCO2 ↑ dapat terjadi akibat peningkatan sekresi paru dan keletihan respirasi
• Bersihkan sekret pada mulut dan hidung, jika perlu untuk menghilangkan obstruksi
pada jalan napas dan meningkatkan ventilasi
• Berikan oksigen untuk mempertahankan oksigenasi adekuat. Target SpO2 ≥90%
pada pasien tidak hamil & ≥92-95% pada pasien hamil
• Gunakan perangkat oksigen yang sesuai seperti high flow nasal canulla (HFNC)
atau noninvasive mechanical ventilation (NIV) pada pasien ARDS
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian oksigen untuk meningkatkan keterlibatan
dan kekooperatifan pasien terhadap terapi oksigen
• Kolaborasi penentuan dosis oksigen untuk memperjelas pemberian terapi oksigen
sesuai kondisi dan kebutuhan pasien

Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Sumber:
Avishek, R., Abhishek, S., & Puneet, K. (2020). Oxygen delivery devices in Covid-19
muhamad.adam31@ui.ac.id
patients: Review and recommendation. BJA, 4, 5, 3-7.
MONITORING
1 AGD 2
• Setelah 1 jam terapi dimulai
KLINIS
• Setelah 1 jam setiap perubahan • RR, SpO2, HR, TD, AVPU,
terapi ROX Index (pada HFNC)
• Skor nyeri
• Kenyamanan pasien
FREKUENSI MONITORING (termasuk integritas kulit)
• Setiap 15 menit pada 1 jam • Pengembangan dada,
pertama sinkronitas ventilator,
• Setiap 30 menit pada 1-4 jam penggunaan otot bantu
pertama napas
• Berikutnya setiap 1 jam
Sumber:
muhamad.adam31@ui.ac.id
ACI – NWS Agency for Clinical Inovation (2014). Non-Invasive Ventilation Guidelines for Adult
Patients with Acute Respiratory Failure. IC Manual best practice guidelines for intensive care
MONITORING (Lanjutan)

NIV paling optimal yaitu tekanan (pressure)


dan fraksi oksigen (FiO2) paling rendah yang
dapat mencapai SpO2 >90% atau PaO2 >60
mmHg tanpa disertai tanda/gejala
perburukan.

muhamad.adam31@ui.ac.id
MONITORING (Lanjutan)
PEMERIKSAAN AGD
Pemeriksaan AGD harus
dilakukan pada kondisi:
• Pasien kritis dengan disfungsi
kardiorespirasi
• SpO2 <90%
• Perburukan saturasi dan
membutuhkan tambahan FiO2
• Berisiko hiperkapnia
• Saturasi oksigen tidak dapat
diperoleh secara valid

Sumber:
Beasley, R., et al (2015), Thoracic Society of Australia and New Zealand oxygen guidelines
for acute oxygen use in adults: ‘Swimming between the flags’. Respirology, 20, 1182–1191.muhamad.adam31@ui.ac.id
Gangguan Ventilasi
Spontan Dukungan Ventilasi
• Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas karena kelelahan otot bantu
napas dapat menurunkan kemampuan batuk efektif dan proteksi jalan napas
• Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. RR, penggunaan otot bantu,
bunyi napas tambahan, SpO2) untuk menilai status oksigenasi

muhamad.adam31@ui.ac.id
• Monitor adanya aritmia karena aritmia dapat terjadi akibat hipoksemia,
pelepasan katekolamin, dan asidosis.
• Berikan posisi semi Fowler atau Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
• Berikan posisi pronasi (tengkurap) pada pasien sadar dengan gangguan paru
difus bilateral untuk mengoptimalkan perfusi pada anterior paru yang biasanya
gangguannya lebih minimal dibandingkan posterior
• Kolaborasi tindakan intubasi dan ventilasi mekanik invasif, jika perlu untuk
mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat serta mencegah kondisi
mengancam nyawa

Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Prone Positioning

Sumber Gambar: Sumber Gambar: Maholtra & Kacmarek (2020). Prone ventilation for adult patients
Intensive Care Society’s Guidance For: Prone Positioning in Adult Critical with acute respiratory distress syndrome. https://www.uptodate.com
Care, 2019.
muhamad.adam31@ui.ac.id
KAPAN NIV TIDAK EFEKTIF?
• Jika hipoksia/hiperkapnia tidak membaik
walaupun telah dulakukan titrasi agresif
• Sekresi banyak dan kental dan muntah
(risiko apirasi)
• Usaha napas (work of breathing) tidak
membaik
• Tidak dapat mempertahankan jalan napas
paten atau pasien tidak sadar

Keputusan untuk Ventilasi Mekanik


Invasif (Intubasi)
muhamad.adam31@ui.ac.id
muhamad.adam31@ui.ac.id
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai