Anda di halaman 1dari 60

EKG

ARITMIA
PEMBIMBING:
DR. MEI LESTARI, SPJP
KOAS: HILMIANA PUTRI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KARDIOLOGI


PENDIDIKAN DOKTER UIN JAKARTA
RSUP FATMAWATI

Pengertian EKG
Rekaman aktivitas kelistrikan jantung yang
dihantarkan oleh cairan tubuh sampai ke permukaan
kulit dan ditangkap oleh elektroda-elektroda
Jadi, EKG bukan kelistrikan sesungguhnya melainkan
kelistrikan yang dapat sampai ke kulit.
Mesin ekg merekam listrik jantung melalui 10
elektrode.
Gambaran EKG terdiri dari 12 lead

TUJUAN PEREKAMAN EKG


Menentukan HR
Aritmia
Gangguan konduksi
Kelainan koroner
Pembesaran jantung
Imbalance electrolite

KELISTRIKAN JANTUNG

12 SADAPAN EKG
3 Sadapan ekstremitas
augmented

3 Sadapan
Ekstremitas
6 Sadapan
Prekordial

Standar Internasional
Speed 25 mm / sec
Daya simpang Galvanometer 10 mm / 1 mVolt (amplitudo)

Artinya:
kecepatan perekaman itu 25 mm (25 Kotak kecil ke kanan) dalam
satu detik. dengan kata lain satu kotaknya senilai dengan 1
detik dibagi 25, hasilnya 0,04 detik/kotak kecil ke kanan
Sedangkan tingginya 10 mm (10 kotak kecil) jika dapat listrik
sebesar 1 mVol jadi setiap kotak itu senilai 1 mVol dibagi 10
kotak, hasilnya 0,1 mVol/kotak kecil keatas

Nih prinsipnya
Lihat gambar ini

dapat disimpulkan jadi gini

Prinsip selanjutnya
Yang tadi itambah dengan gambar ini

jadinya kesimpulannya ini

SISTEMATIKA PEMBACAAN EKG


1. KALIBRASI
kalibrasi amplitudo adalah 10mm/ 1 mV.

2. IRAMA
Irama jantung disebut SINUS RHYTM jika setiap sadapan EKG terlihat
bahwa tiap siklus jantung dimulai dengan gelombang P, kemudian
kompleks QRS dan gel T, dan berulang secara teratur.

3. FREKUENSI HEART RATE (HR)


Ada 3 cara:
Cara ke 1: 300/interval R-R (kotak besar)
Cara ke 2: 1500/ interval R-R (kotak kecil)
Cara ke 3: hitung banyaknya gel R dalam 6 detik kemudian dikalikan 10
untuk irama yg irregular

Normal : 60-100 x/ menit


> 100 Takikardi
< 60 Bradikardi

4. GELOMBANG P
Menggambarkan proses depolarisasi atrium. Umumnya
tergambar sebagai penyimpangan positif, kecuali aVR
depleksinya negatif.
Normalnya tinggi dan lebarnya 2,5 mm (2,5 kotak). Kalau lebih apa?
Terlalu tinggi Right Atrial Enlargement (RAE)/P Pulmonal
Terlalu lebar Left Atrial Enlargement (LAE)/P Mitral
Tidak terdapat gelombang P sinus arrest, junctional takikardi,
supraventrikular takikardi (SVT)
Pokoknya kalau ada masalah di atrium yang paling jelas bisa dilihat di

5. INTERVAL PR
Adalah jarak dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
Mengukur waktu hantaran impuls listrik dari nodus SA ke seluruh
atrium, sampai ke nodus AV hingga dimulainya depolarisasi ventrikel.
Normalnya 0,12 - 0,20 detik.
Jika PR Interval yang lebih dari 0,20
detik (5 kotak kecil terdapat Blok di
AV Node

Gelombang Q patologis:

6. KOMPLEKS QRS
Gel Q:

Jika lebar > 0,04 detik dan dalamnya


melebihi 1/3 dari tinggi gelombang R pada
kompleks QRS yang sama, disertai adanya
gelombang T terbalik

Menunjukkan
adanya
Defleksi negatif pertama pada kompleks
Lebarnya
QRS,
QRSinfark
maksmiokard
0,12 (3 yang
lama
Merupakan depolarisasi septum ventrikel,
Kotak)
Mempunyai amplitudo kecil.

Gel R:

Melebar di V1-V2: Right Boundle


Branch Block

Defleksi positif pertama pada komplek QRS,


Melebar di V5-V6: Left
Amplitudonya lebih besar,
Branch Block
Merupakan rekaman depolarisasi dinding lateral ventrikel kanan
dan kiri.

Gel S:
Defleksi negatif sesudah gelombang R

Boundle

ST depresi (ISKEMIK) >


1mm dari garis isoelektrik
Normalnya terletak sejajar di garis isoelektrik.
ST elevasi (INFARK) > 1mm
pada sadapan ekstremitas
atau > 2mm pada sadapan
prekordial
8. INTERVAL QT
7. SEGMEN ST

Mulai dari awal gelombang R hingga akhir gelombang T.


Menunjukkan keseluruhan aktivitas ventrikel mulai dari
depolarisasi hingga repolarisasi.
Normalnya
9-10>kotak
kecilkecil
Bila
10 kotak
hipokalsemia

Jika gelombang T mengalami


Adalah repolarisasi ventrikel defleksi negative (inversi)
maka terjadi Iskemik
9. GELOMBANG T

Jika gelombang T terlalu


tinggi atau >10 mm pada
sadapan prekordial atau >
5mm pada sadapan
ekstremitas (T Toll)
Hiperkalemia

10. AKSIS JANTUNG

11. R WAVE PROGRESSION


Normalnya di lead precordial R nya semakin
meningkat sedangkan S nya semakin
menurun, seperti gambar, sehingga akan
terdapat panjang yang sama di sekitar V3
Right Ventricel Hypertrophy (RVH)
R di V1 lebih tinggi dari 27 mm (27 kotak
kecil)
Left Ventricel Hypertrophy (LVH)
R di V5/V6 lebih tinggi dari 27 mm, atau

12. INTERPRETASI
13. DIAGNOSIS

KESIMPULANNYA
Kalau kita ingin lihat kelainannya
terletak dimana
Atrium
Ventrikel

: lihat gelombang P
: Lihat Kompleks QRS

Lateral Kiri : Lead I, aVL, V5, dan


V6
Lateral Kanan : V1 dan V2
Septal Anterior
Inferior

: V3 dan V4

: aVF, Lead II, Lead III

ST ELEVASI

Perubahan ST segmen

ARITMIA

DEFINISI
Irama yang bukan berasal dari nodus SA
Irama yang tidak teratur, sekalipun ia dari nodus SA
Frekuensi < 60 x/menit (sinus bradikardia) atau lebih
dari 100 x/menit (sinus takikardia)
Terdapatnya hambatan impuls supra atau intra
ventrikular.

KLASIFIKASI ARITMIA BERDASARKAN


LOKASI
Gangguan di
SA node

Ganggua
n di
Atrium

1. Atrial
1. Sinus
Takikardi
aritmia
2. Atrial
2. Sinus
Flutter
bradikard 3. Atrial
i
Fibrilasi
3. Sinus
takikardi
4. SA block

Ganggua
n di AV
node

Ganggua
n di
ventrikel

1. Irama
1. Ventricular
junctional
Tachycardi
2. Junctional
a
tachycardi 2. Ventrikel
a
FIbrilasi

Ganggua
n
Konduksi
1. AV block
2. Bundle
Branch
Block

Aritmia :
1. Takiaritmia HR >100x/m
2. Bradiaritmia HR <60x/m

SINUS RYTHM

1. Sinus Aritmia
Nodus SA mengeluaran impuls yang tidak reguler
Laju: biasanya normal
Irama: ireguler
RR interval: ireguler

2. Sinus Pause / Arrest


Nodus SA gagal untuk mencetuskan impuls beberapa saat dan
kemudian mencetuskan impuls kembali.
Laju: normal
Gelombang P: normal, kecuali pada daerah pause/ arrest
Interval PR: normal
Durasi QRS: normal

TAKIARITMIA

Kompleks QRS sempit <


0,12 dtk:
1. Sinus Takikardi
2. Atrial Flutter
3. Atrial Fibrilasi
4. Atrial Takikardi
5. MAT
6. SVT

Kompleks QRS lebar


> 0,12 dtk:
1. VT
2. VF
3. Torsade de Pointes

1. SINUS TAKIKARDI

HR>100 x/m

Fisiologisolahraga,demam

Patologis hipertiroid ,anemia, gagal jatung,


infeksi, hipovolemi, obat, paru kronik

Terapi peny. dasar

2. ATRIAL FLUTTER

HR:250-350 x/mnt

Irama: biasanya reguler, tapi bisa juga bervariasi

Gelombang P: tumpang tindih dengan gelombang T

Interval PR: bervariasi

Durasi QRS: biasanya normal

PJK, PJH, kardiomiopati, hipoksia, hipertiroid, gangguan


elektrolit, alkohol

3. ATRIAL FIBRILASI

HR >>,300-500x/m

irama: ireguler

Gelombang P: tidak ada gelombang P


sesungguhnya

Interval PR: tidak ada

Durasi QRS: normal

4. ATRIAL TAKIKARDI
Laju: 150-250 x/mnt
Irama: reguler
Gelombang P: nnormal, tapi bentuknya berbeda dengan gelombang P
sinus
Interval PR: memendek < 0,12 detik
Durasi QRS: normal

5. MULTIFOKAL ATRIAL TAKIKARDI (MAT)


Laju: > 100 x/ mnt
Irama: ireguler
Gelombang P: minimal terdapat 3 bentuk gelombnag P, ditentukan oleh
fokus di atrium
Interval PR: bervariasi, ditentukan oleh fokus
Durasi QRS: normal

6. SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)


Laju: 150-250 x/ mnt
Irama: reguler
Gelombang P: tidak dapat dinilai kerena ditutupi oleh gelombang T
Interval PR: sulit dievaluasi
Durasi QRS: normal

KOMPLEKS QRS LEBAR


1. VENTRIKULAR TAKIKARDI (VT)
A. MONOMORFIK
. Laju: 100-125 x/ mnt
. Irama: reguler
. Gelombang P: tidak ada
. Interval PR: tidak ada
. Durasi QRS: memanjang dan bentuknya aneh
. VT yang tidak ditangani dapat berlanjut menjadi VT
yang tidak stabil dan menjadi VF

2. VT POLIMORFIK
Laju: 100-250 x/ mnt
Irama: reguler/ireguler
Gelombang P: tidak ada
Interval PR: tidak ada
Durasi QRS: melebar
Secara klinis akan sangat cepat berubah menjadi VT tanpa nadi
atau VF

4. VENTRIKULAR FIBRILASI
Laju: tidak dapat ditentukan
Irama: kacau
Gelombang P: tidak ada
Interval PR: tidak ada
Durasi QRS: tidak ada
Nadi tidak teraba

BRADIARITMIA
1. Sinus Bradikardi
2. Hambatan berkas his & percabangan
- Blok AV derajat 1
- Blok AV derajat 2
- Blok AV derajat 3

1. SINUS BRADIKARDI
Rithm: reguler
Frk < 60 /mnt

2. AV BLOK DERAJAT 1
Laju: tergantung irama yang mendasari
Irama: reguler
Gelombang P: normal
Interval PR: memanjang, tapi teratur
Durasi QRS: normal

3. AV BLOK DERAJAT 2
A. TIPE 1 (MOBITZ 1)
. Laju: tergantung irama yang mendasari
. Irama: ireguler
. Gelombang P: normal
. Interval PR: memanjang secara progresif hingga gelombang P terblok
dan kompleks QRS hilang
. Durasi QRS: normal

B. TIPE II (MOBITZ II)


Laju: atrial (60-100 x mnt)
Irama:atrial reguler, ventrikular ireguler
Gelombang P: normal, lebih banyak gelombang P dibandingkan
kompleks QRS
Interval PR: normal atau memanjang tetapi konstan
Durasi QRS: biasanya memanjang karena blok ini melibatkan kedua
bundle branch

4. AV BLOK DERAJAT 3
Ventrikel denyut sendiri, sehingga jarak antara QRS ke QRS
selanjutnya lebih jauh dibandingkan jarak antara P ke P, karena
impuls kelistrikan yang dari selain SA node lebih lambat, karena
atrium dapat kelistrikan dari SA node maka lebih cepat
terdepolarisasi
Laju: atrial 60-100 x/mnt, ventrikular 40-60 x/mnt (fokus
junctional), < 40 x/mnt (fokus ventrikular)
Irama: biasanya reguler, tetapi atrium dan vetrikel berkontraksi
masing-masing dan tidak saling berhubungan
Gelombang P: normal, namun dapat tumpang tindih dengan
kompleks QRS atau gelombang T
Interval PR: bervariasi

5. BBB
Durasi QRS melebar, jika di V1 RBBB, jika di V6 LBBB

Asystole - Abnormal

IRAMA JUNCTIONAL
Daerah antara nodus AV sampai sebelum percabangan berkas HIS
disebut atrioventrikular junction . Irama yang berasal dari AV junction
tersebut disebut irama junctional.

Laju: 40-60 x/menit


Irama: reguler
Gelombang P: tidak ada, terbalik, tertanam, retrograde
Interval PR: tidak ada, memendek, retrograde
Durasi QRS: normal

Jika laju > 100 x/mnt takikardi junctional


61-100 x/ mnt irama junctional akselerasi
< 60 x/mnt irama junctional

Anda mungkin juga menyukai