Anda di halaman 1dari 9

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

PREDIKSI KISI-KISI REKRUTMEN PPIH NAKES BERDASARKAN MATERI DASAR


PELATIHAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN PPIH

Kebijakan Badan PPSDM Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Panitia


Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan
1. Dasar Hukum
a. UU No. 13 th 2008 ttg Penyelenggaraan Ibadah haji
b. UU No.36 th 2009 ttg Kesehatan
c. UU No. 36 th 2014 ttg Tenaga Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah No.79 th 2012 ttg Pelaksanaan UU No.13 th 2008 ttg
penyelenggaraan ibadah haji
e. Keputusan mentri kesehatan No.725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Pedoman Rekrutmen Petugas
Kesehatan Haji Indonesia.

Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia


Referensi
1. UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji
2. Keputusan Presiden No. 62 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji
3. Permenkes No 15 Tahun 2015 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
4. Permenkes No 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan haji
5. UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji
6. Keputusan Presiden No. 62 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji
7. Permenkes No 15 Tahun 2015 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
8. Permenkes No 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan haji

Pelayanan visitasi, safari wukuf dan evakuasi tanazul (permenkes no.9 penyelenggaraan
PPIH dan TKHI)
Pelayanan vitasi
 Pelayanan Jemaah haji sakit yang di rawat di RSAS saat operasional haji . Jemaah haji
sakit yang dirawat dikunjungi untuk dilakukan tindak lanjut terhadap kondisi
kesehatannya.

1
 Saat visitasi berlangsung , Jemaah haji sakit diperhatikan kondisinya , termasuk tindakan
medis dan keperawatan lainnya.

Tim visitasi berasal dari KKHI dan tdd : dokter, perawat dan tenaga pendukung kesehatan
(TPK) yang membantu memberikan asupan gizi kepada Jemaah Haji yang sedang di rawat

Visitasi pasca operasional kesehatan haji


Jemaah haji yang masih dirawat di RSAS pasca operasional haji divisitasi perkembangan kondisi
kesehatannya oleh tenaga kesehatan pasca operasional . tujuan visitasi adalah untuk melakukan :
Sama dengan
Visitasi masa operasional kesehatan haji
Terhadap Jemaah haji yang dirawat di RSAS dilakukan visitasi perkembangan kondisi
kesehatannya oleh tim visitasi KKHI . tim tersebut terdiri atas dokter spesialis, dokter umum,
prawat dan TPK
Tujuan visitasi adalah untuk melakukan pendataan, pemantauan kondisi Jemaah haji , cara
pemberian nutrisi
a. Pendataan , mliputi : 1. Identitas jamah haji 2. Ruang perawatan 3. Diagnosis

b. Pemantauan kondisi Jemaah haji :

1. Keadaan umum,

2. pengobatan dan tindakan

3. Perkembangan kondisi kesehatan

4. Persiapan evakuasi tanazul (tanazul adalah mutasi perpindahan satu kloter ke kloter
lain. Baik itu kloter yang lebih awal maupun kloter yang lebih akhir.Tanazul pertama
yaitu pemulangan lebih cepat untuk jamaah sakit. Namun, harus ada keterangan dari
dokter kloter dan tetap harus ada ketersediaan seat. Kedua tanazul untuk penggabungan
jamaah terpisah. Misalnya, pada waktu akan berangkat tetapi jamaah tersebut sakit di
embarkasi sehingga dia diberangkatkan pada kloter berikutnya.)

c. Pemberian nutrisi dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan dan memastikan asupan
nutrisi dikonsumsi oleh Jemaah sakit
d. Perencanaan pemulangan dilakukan pada Jemaah haji pasca dirawat inap
berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI Jeddah

Pelayanan safari wukuf

2
Pelayanan wukuf di arafah bagi Jemaah haji sakit di kkhi mekkah berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan .
Jemaah yang akan disafari wukuf kan terlebih dahulu dilakukan seleksi sesuai kondisi
penyakitnya untuk menentukan Jemaah haji yang memenuhi kriteria safari wukuf.
Jemaah haji yang dinyatakantidak memenuhi kriteria akan dilaporkan kepada Kepala Daerah
Kerja Mekkah

Kriteria :
1. Kesadaran baik dengan tanda : a. ABC baik, b. GCS 15 c. kesadaan psikiatris baik
(memenuhi 3P ; memusatkan , mempertahankan dan mengalihkan perhatian) d.
kemampuan menilai ralita baik (tidak ada halusinasi dan waham)
2. Hemodinamik (sirkulasi) stabil . MAP paling rendah 65mmHg
3. Saturasi oksigen >89 dengan nasal kanul 2-3liter/mnt
4. Transportable yaitu pada saat pemindahan tidak memperberat kondisi fisik , tidak
berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan Jemaah haji sakit
5. Tidak mengidap pnyakit menular/tdk infeksius
6. Penyakit tidak dalam periode akut
7. Tidak dalam krisis hipertensi
Pelaksanaan safari wukuf menggunakan bus dan ambulans . dalam pelaksanaannya, setiap bus
akan didampingi oleh tenaga kesehatan dan pembimbing ibadah

Evakuasi Tanazul
Tanazul jamaah haji sakit adalah pemulangan Jemaah haji melalui kloter yang berbeda dengan
kloter keberangkatan karena alasan sakit dan memenuhi kriteria layak terbang.
Kriteria :
a. Kesadaran baik ditandai dengan ABC dalam keadaan baik
b. Hemodinamik (sirkulasi) stabil, MAP paling rendah 65mmHg
c. Saturasi oksigen > 92
d. Transportable yaitu pada saat Tanazul tidak memperberat kondisi fisik , tidak berpotensi
menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan Jemaah haji sakit
e. Tidak mengidap pnyakit menular/tidak infeksius
f. Penyakit ; tidak dalam period akut
g. Tidak dalam krisis hipertnsi

Rukun Haji

3
Rukun haji adalah syarat wajib yang harus dilakukan saat menunaikan ibadah haji.
Rukun haji ada 6 yaitu
1. niat ihram  Ihram berarti berniat untuk haji. Sebagaimana dalam salat, niat itu
diwajibkan. Begitu pula niat dalam haji maupun umrah. Perlu diperhatikan pula terkait
tempat dan waktu miqat yang akan berkaitan erat dengan wajib haji.
2. Wukuf  jamaah berwukuf di Bukit Arafah yang waktunya terentang mulai dari waktu
zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai subuh tanggal 10 Zulhijjah. Jamaah bisa mengambil
waktu siang sampai setelah maghrib, ataupun malam harinya sampai jelang subuh.
3. Thawaf  jamaah haji menuju Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh
kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi
kiri badan jamaah haji. Kegiatan tersebut adalah thawaf.
4. sa’I  jamaah melaksanakan sa’i dari bukit Shafa dan Marwah. Dimulai dari bukit
Shafa, kemudian berjalan sampai tujuh kali perjalanan hingga berakhir di bukit Marwah
5. tahallul  tahallul, yaitu mencukur rambut kepala setelah seluruh rangkaian haji selesai.
Waktunya sekurang-kurangnya adalah setelah lewat tanggal 10 Zulhijjah
6. tertib.--> Pelaksanaan lima hal tersebut harus dilakukan secara tertib yang berarti
berurutan. Rukun terakhir ini penting karena jika tidak dilaksanakan secara tertib, maka
ibadah hajinya dinyatakan tidak sah.

Syarat Wajib Haji


Syarat wajib haji adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan
untuk melaksanakan haji. Barang siapa yang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat
tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji.
Adapun syarat wajib haji adalah Islam, berakal, baligh, merdeka, dan mampu.

Wajib Haji
Berbeda dengan rukun haji, jika salah satu wajib haji ditinggalkan maka seseorang yang
meninggalkannya dapat menggantinya dengan dam. Sementara hajinya tetap sah.
‫فصل واجبات الحج وهي ما يصح بدونها وكذا االثم إن لم يعذر‬
Pasal mengenai wajib haji. Wajib haji adalah sejumlah hal yang mana haji itu tetap sah
tanpanya, tetapi dosa bila wajib haji ditinggalkan tanpa uzur.

4
(Lihat Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin, Buysral Karim, [Beirut, Darul Fikr: 2012 M/1433-
1434 H], juz II, halaman 539).

Syekh Said Ba’asyin menyebutkan enam wajib haji adalah:


1. Mabit di Muzdalifahsafari wuj
2. melempar jumrah aqabah tujuh kali
3. melempar tiga jumrah di hari tasyriq (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
4. mabit pada malam Tasyriq
5. ihram dari miqat
6. tawaf wada.

Perbedaan tiga hal tersebut perlu dipahami dengan baik agar pelaksaan ibadah haji dapat
dilaksanakan dengan optimal dan sesuai dengan syari’at Islam.

5
6
7
8
9

Anda mungkin juga menyukai