Anda di halaman 1dari 32

Konsep

Keperawatan Kritis
Preface
• Keperawatan Kritis  Berpusat pada respon
manusia pada masalah yg mengancam nyawa ;
trauma, bedah mayor, atau komplikasi penyakit
• Respon :
– Fisiologis
– Psikologis
• Fokus Keperawatan kritis : Respon Pasien &
Keluarga thd Penyakit & Pencegahannya.
• Cakupan Kep. Kritis => Pasien dg penyakit
Fase Akut & Kritis
Evolusi
• Px Polio dirawat di Unit
Perawatan Kritis Start 1950
Khusus

1960
General • Adult Intensive Care
ICU

• ICCU
• Unit Bedah
1970 Unit • Unit Luka Bakar
Perawatan • Unit Trauma
Kritis
Spesialis
• Unit Transplantasi
• Unit Neonatus
• Unit Anak
Evolusi Keperawatan Kritis

• Keperawatan kritis berkembang sangat


pesat, lebih kompleks dan modern.
• Muncul berbagai tingkatan
keperawatan kritis:
– Perawatan Kritis pada departemen
emergency; unit Postanasthesia
– Perawatan Sub kritis ; Intermediate &
Progressive care (HCU)
– Perawatan Intervensi Kritis; Unit radiologi
& Cardiology
Evolusi • muncul
Keperawatan Kritis Perkmbangan Electronic
teknologi
Intensive Care
Unit (eICU).

• oleh Perawat &


Pemantauan jarak
Jauh Dokter dari jarak
jauh.

• Mampu merawat Px yg
membutuhkan teknologi
tinggi atau punya masalah
Kelebihan : kompleks,
• Seperti ; pasien dg ventilator
dan dirawat di unit bedah
atau di rumah.
Evolusi ICU

ICU jaman dahulu ICU modern


KOMPETENSI PERAWAT
KRITIS
Kompetensi Perawat Kritis

• Perawat area kritis bertindak


dalam berbagai situasi utk
mengelola dan
mengkoordinasikan perawatan
pada pasien yg membutuhkan
perawatan mendalam dan
kewaspadaan
berkesinambungan.
Kompetensi Perawat Critical Care

• Kompetensi Perawat Critical Care telah


dikembangkan dan termasuk area spesialisasi
• Kompetensi perawat CCU yg harus dikuasai,
diantaranya :
– Pengkajian & diagnosis kondisi kesehatan yg
kompleks, kritis dan kronis.
– Mengimplementasikan intervensi utk mendukung
px yg mengalami penurunan fisiologis.
– Melakukan BLS, ALS, & intervensi atau prosedu
invasive lain utk mendukung stablitas fisiologis.
Scope tindakan Perawat Critical Care

• Cakupan tindakan Perawat practicioner :


– Interpretasi EKG
– Interpretasi radiografi
– Respiratory support
– Hemodynamic monitoring
– Central line & tube insertion
– Lumbar puncture

» (NP-ACNP, 2004)
PROSES KEPERAWATAN
PADA AREA KRITIS
Kompetensi Pengkajian

1. Mengumpulkan data yg dibutuhkan dr


Px, Keluarga, Petugas Kesehatan,
komunitas, utk menggambarkan
kebutuhan Px.
2. Prioritas data berdasarkan
karakteristik Px ybd kondisi saat ini
dan kebutuhan yg perlu diantisipasi.
3. Menggunakan tekhnik, intrumen & alat
yg valid.
Kompetensi Diagnosis
1. Menentukan diagnosis atau kondisi yg
relevan sesuai data pengkajian.
2. Memvalidasi diagnosis dg Px, keluarga &
petugas kesehatan lain.
3. Mendokumentasikan diagnosa dlm format
yg jelas dan dpt dipahami seluruh tim.
Kompetensi Identifikasi
Outcomes
1. Identifikasi outcomes dr data pengkajian &
diagnosis.
2. Menghargai persepsi budaya dan
kepercayaan Px atau keluarga dlm
menetapkan outcomes.
3. Memepertimbangkan risiko, manfaat,
konsdisi px, pendapat ahli & biaya.
4. Memodifikasi outcome berdasarkan
perubahan situasi & kondisi.
5. Menggunakan format yang jelas & relevant.
Kompetensi Perencanaan

1. Menggunakan critical thinking & penilaian


terbaik dalam merencanakan perawatan.
2. Kolaborasi dg Px, Keluarga & Interprofesi
utk mengembangkan rencana perawatan.
3. Menetapkan Prioritas & kontinuitas
perawatan dlm perencanaan.
4. Memasukkan strategi HE & pencegahan
kondisi lebih buruk dlm perencanaan.
5. Dokumentasikan dlm bentuk yg jelas dan
mudah dipahami.
Kompetensi Implementasi

1. Melakukan strategi utk meningkatkan &


mempertahankan lingkungna yg aman.
2. Mengkoordinasikan tindakan dg Px,
Keluarga & interprofesi.
3. Melakukan tindakan yg dpt mengurangi
& meminimalisir komplikasi serta
meringankan penderitaan Px.
4. Memfasilitasi pembelajaran bagi Px &
Keluarga.
Kompetensi Evaluasi

1. Menggunakan teknik, intrumen & alat


evaluasi yg sistemik & berkelanjutan.
2. Kolaborasi dg px, keluarga & profesi
lain selama evaluasi.
3. Merevisi pengkajian, diagnosis, tujuan
& intervensi berdasarkan informasi yg
didapatkan selama proses evaluasi.
4. Mendokumentasikan hasil evaluasi
dalam format yang baku.
EFEK KONDISI KRITIS
TERHADAP PASIEN & KELUARGA
Ikatan Keluarga
• Keharmonisan keluarga akan terganggu
saat anggota keluarga sedang kritis di ICU.
• Dampak yg dialami keluarga :
– Peningkatan stres
– Ketakutan akan kematian
– Pergantian peran keluarga
• Keluarga mungkin belum siap dg kondisi
terburuk dan merasa tdk punya harapan.
Gangguan peran dalam keluarga

• Saat kondisi kritis terjadi pd anggota keluarga,


maka peran akan terganggu.
• Tipikal gangguan meliputi :
– Finansial (Jika Px adalah tulang punggung keluarga)
– Sosial (jika pasien merupakan pasangan, orang tua,
orang yg sangat dekat/berarti)
• Pergeseran yg tiba2 dlm kemampuan Px utk
memikul tanggungjawab kpd keluarga 
kekacauan & kekhawatiran bagi anggota yg lain.
Tanggungjawab Perawat
• Memberikan perawatan yg sama pentingnya
dg Px.
• Anggota keluarga butuh pendampingan &
dukungan selama px dirawat.
• Perawat bertanggungjawab utk memberikan
info tentang :
– Tindakan keperawatan
– Prognosis Px & harapan dr perawatan
– Cara berkomunikasi dg Px
– Dukungan pelayanan yg tersedia
PSIKOSOSIAL ASPEK DARI
KEPERAWATAN KRITIS
Aspek Psikososial Perawatan Kritis
• Kondisi Px kritis dpt berubah sewaktu2 
psikologi keluarga tidak stabil.
• Keluarga akan menggunakan seluruh
mekanisme koping yg mereka punya :
– Mencari dukungan dr teman atau kolega.
• Semakin lama Px di critical care  semakin
meningkatkan stres Px maupun Keluarga.
• Hasilnya, sistem dalam keluarga akan
menurun.
Dekati & Beri Bantuan

• Perawat akan terus berhubungan dg


keluarga px  dpt dimanfaatkan utk
membantu dlm menghadapi masa kritis, dg
tindakan spt:
– Mengkaji kecemasan keluarga
– Membantu ke konsultan psikologis di RS.
– Mengungkapkan masalah yg dihadapi
– Identifikasi support system yg ada
– Mengingatkan pengalaman mengatasi masalah
berat.
ISU END OF LIFE DI
KEPERAWATAN KRITIS
End of Life issue

Tujuan utama Px masuk ke ICU adalah utk meningkatkan agresifitas pertolongan


& penyelamatan nyawa  Kematian menjadi topik penting di Critical care.

Saat Px meninggal  upaya telah gagal.

Selain kegagaln tindakan & tingkat keparahan penyakit, kematian juga terjadi
karena permintaan ; DNR, Withdrawal of care.
End Of Life Issue

• Dampak kematian bagi keluarga px yg


meninggal di R. ICU berbeda dg kematian di
Ruang lain.
• Karena saat px dirawat di ICU :
– Kecemasan keluarga sangat tinggi
– Keluarga sangat berharap dpt diobati di ruang
intensive  faktanya bisa meninggal/terminal.
• Dampaknya  rasa kehilangan/kecewa sangat
besar.
• Perlu komunikasi efektif pd pasien & keluarga
utk mempersiapkan “good end of life”
End of Life Issue

Hasil riset  Semakin kritis kondisi pasien, pengobatan semakin tidak


adekuat, komunikasi antara dokter-Px-keluarga semakin buruk, menambah
beban pada keluarga.

Kondisi ini terjadi karena pentingnnya waktu dalam masa kritis, sehingga
tindakan2 kritis yg akan dilakukan harus dkomunikasikan dg cepat.

Px & Keluarga jg harus berpikir & mengambil keputusan dg cepat.


Peran Perawat pd End of Life

Good End of Life merupakan salah satu teknik yg harus dilakukan dalam Critical
Care.

Perawat telah diajarkan kemampuan komunikasi utk menghadapi situasi ini  dg


kemampuan ini dpt mjd media komunikasi yg baik antara dokter dg Px.

Kemampuan utk merespon secara realistis dan menjadi good listener menjadi
kemampuan yg dibutuhkan.
Peran Perawat pada End of Life

Px & keluarga membutuhkan info yg adekuat & realistis mengenai perawatan yg


akan dijalani sebelum mengambil keputusan.

Dengarkan pandangan & harapan keluarga.

Bimbing Harapan Px & Keluarga akan kesembuhan  menjadi harapan pada


kematian yg damai.

Anda mungkin juga menyukai