Anda di halaman 1dari 28

DISUSUN OLEH :

FERY APRIANUR
Anatomi Jantung
Jantung merupakan organ berongga
yang memiliki empat ruang yang terle
tak dibagian tengah rongga thoraks d
an diatara kedua paru. Jantung terlet
ak di dalam rongga mediastinum ante
rior , 2/3 bagian jantung terletak dise
balah kiri dari garis tengah tubuh

Massa rata-rata : 250 gr pada wanita


dewasa dan 300 gr pada pria dewasa.
LAPISAN JANTUNG

1.Epikardium
2.Miokardium
3.Endokardium
SEGMENTASI ARTERI KORONER

1. RCA: 1st segment


2. RCA: 2nd segment 5
11
3. RCA: 3d segment
1
4. Posterior descending artery (PDA) 6 13
5. LMCA 9 12
6. LAD: proximal
7. LAD: middle 7
8. LAD: distal 2
14
9. LAD: 1st diagonal 10
10. LAD: 2nd diagonal
11. LCX: proximal
12. LCX: 1st Obtuse Marginal (OM) 3 8 15
13. LCX: distal
14. LCX: distal OM 4
15. LCX or RCA: Postero-Lateral (PLV)
Ramus intermedium: 9 or 12
Pengertian SKA
Sindrom koroner akut (SKA) adalah iskemia
jantung akut yang disebbkan oleh trombosis dan
vasokonstriksi koroner. (Rochfika, 2019)
Sindrom koroner akut Adalah sekumpulan
gejala yang disebabkan oleh suatu penurunan
mendadak aliran darah yang melalui pembuluh
darah koroner. Penurunan lini hampir selalu
diakibatkan oleh ruptur plak aterosklerotik, yang
menyebabkan pembentukan thrombus
intrakoroner yang menurunkan atau
menghilangkan aliran darah (Rochfika, 2019)
Faktor Penyebab SKA
1. Atherosclerosis
2. Trombosis

3. Spasme (Rochfika, 2019)


Klasifikasi SKA

1.STEMI

2. NSTEMI

3. UAP
Indikasi Primary PCI
1. Gejala Iskemia <12 jam dan terdapat elevasi
segmen ST
2. Pada pasien tanpa elevasi segmen ST, namun diduga
terdapat gejala simptomatis ke arah infark miokard yang
masih berlangsung dan setidaknya didapatkan salah
satu dari kriteria berikut
a. Syok Kardiogenik atau ketidakstabilan hemodinamik
b. Nyeri dada yang refrakter terhadap terapi
farmakologis yang berulang atau berlangsung terus
menerus
c. Ditemukan aritmia yang mengancam nyawa
d. Gagal jantung akut
e. Perubahan segmen ST atau gelombang T yang
dinamin dan berulang
Lanjutan…

3. Pada pasien dengan onset gejala > 12 jam, strategi


Primary PCI dilakukan bila terdapat gejala yang terus
berlanjut dan menimbulkan iskemia, hemodinamik tidak
stabil atau aritmia yang letal
4. Angiografi dini (dalam waktu < 24 jam)
direkomendasikan jika gejala telah hilang dan elevasi
segmen ST kembali normal secara spontan atau
setelah diberikan nitrogliserin, asalkan tidak ada
rekurensi gejala atau elevasi segmen ST
5. Pada pasien asimptomatik > 48 jam setelah onset
STEMI, strategi PCI rutin yang dilakukan terhadap
arteri terkait infark tidak direkomendasika
Gejala klinis, gambaran EKG dan gambaran anatomi saat
dilakukan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Firman, 2010
Jurnal Kardiologi Indonesia)
Penatalaksanaan Primary PCI
• Penatalaksanaan STEMI dimulai sejak kontak medis
pertama (KMP), baik untuk diagnosis dan pengobatan.
• Sebisa mungkin, penanganan pasien STEMI sebelum di
rumah sakit dibuat berdasarkan jaringan layanan
regional yang dirancang untuk memberikan terapi
referfusi secepatnya. Fasilitas kesehatan yang mempu
memberikan pelayanan Primary PCI harus dapat
memberikan pelayanan setiap saat (24 jam selama 7
hari) serta dapat memulai primary PCI sesegera
mungkin <90 menit sejak panggilan awal. (PERKI, 2018)
• Semua rumah sakit dan sistem emergency
medis yang terlibat dalam penanganan STEMI
harus mencatat dan mengawasi segala
penundaan yang terjadi dan berusaha untuk
mencapai dan mempertahankan target kualitas
berikut :
1. Waktu dari kontak medis pertama hingga
perekaman EKG pertama ≤ 10 menit
2. Waktu dari kontak medis pertama hingga
terapi referpusi :
a. Untuk fibrinolisis 30 menit
b. Untuk Primary PCI 90 menit di faskes
dengan kemampuan fasilitas Primary
PCI) (Kurang dari 120 menit bila
pasien perlu ditransfer ke faskes yang
melakukan Primary PCI) (PERKI,
2018)
PERKI (2018)
• Waktu iskemik total dihitung mulai dari awitan
gajala hingga hterapi referfusi dikerjakan, waktu
iskemia yang singkat akan memperbaiki luaran
pasien. Jika diagnosis STEMI dibuat oleh
personel LMD sebelum tiba di faskes dan pasien
harus menjalani Primary PCI, maka pasien
dapat langsung dibawa ke laboratorium kateter,
tanpa harus melewati IGD (menghemat waktu
20 menit dari KMP ke wire crossing) (PERKI,
2018)
Penanganan Trombus

Trombus merupakan patofisiologi sentral (STEMI).


Pada PCI trombus merupakan salah satu faktor penyulit,
tidak hanya berkaitan dengan resiko abrupt vessel closure,
makin rendahnya tingkat keberhasilan dari tindakan, dan
meningkatnya komplikasi selama rawat inap.
Penanganan Trombus pada Primary PCI : (B) Tindakan PCI dengan
angioplasty (C) dan dengan menggunakan alat aspirasi trombus
Referfusi dengan fibronolitik
• Jika diperkirakan waktu ke referfusi PCI lebih dari 120
menit, maka fibrinolitik menjadi pilihan
• Untuk mempersingkat waktu iskemia, jika
memungkinkan fibrinolitik dapat dipertimbangkan
sebelum pasien tiba di RS. Setelah pemberian
fibrinolitik, pasien dirujuk ke RS dengan fasilitas PCI.
Jika fibrinolitik gagal, atau terjadi ketidakstabilan
hemodinamik, perburukan iskemia, atau nyeri dada
persisten, merupakan keadaan dengan indikasi untuk
dilakukan PCI rescue. Angiografi koroner rutin
direkomendasikan setelah fibrinolitik berhasil.
• Jika fibrinolitik merupakan kontraindikasi, langsung
lakukan Primary PCI tanpa menghiraukan waktu
Guideline Primary PCI

Sumber : ahajournals.org (2016)


Penjelasan
• Pada guideline ACC/AHA/SCAI yang terbaru tahun 2015
pada primary PCI untuk pasien dengan STEMI, manual
trombektomi rutin sebagai tambahan terapi primary PCI
tidak disarankan (Class III : no benefit, level of evidence
A)
• Guide line ini juga menyatakan keuntungan tindakan
aspirasi trombektomi selektif pada pasien yang
dilakukan primary PCI tidak banyak didapatkan dari
data-data yang sudah dipublikasikan.
Laporan Kasus
• Laki-laki, umur 65 tahun, jenis kelamin laki-laki, Keluhan nyeri dada.
Pasien rujukan dari RS Karawang ddengan first-onset angina yang
timbul 10 jam SMRS, terasa seperti ditindih benda berat, tejadi saat
aktivitas dan hanya berkurang sedikit setelah pasien beristirahat.
Pasien kemudian menjalani Primary PCI di IGD. Riwayat DM/Stroke
disangkal. Pasien baru terdiagnosis hipertensi di saat perwatan ini.
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung disangkal. Pasien tidak
merokok.
• Pemeriksaan fisik TD 106/75, ekstremitas tidak ada edema.
Pemeriksaan EKG ST elevasi di lead V1 – V4. Pemeriksaan
Laboratorium : Hb 16,7 g/dl, Hematokrit 46,9%, Trombosit 307 x
103/ ul, Asam urat 8,6 mg/dl, GDS 116 mg/dl, CK 819 U/L, CK-MB
116,9 U/L, Troponin T 700 ng/L, Ureum 28,6 mg/dl, kreatinin 1,0
mg/dl, SGOT 85 U/L, SGPT 38 U/L.

Anda mungkin juga menyukai