PENDAHULUAN 5
LATAR BELAKANG 5
TUJUAN 5
RUANG LINGKUP 6
SASARAN 6
PENGERTIAN 6
DASAR HUKUM 6
BAB II 8
POS PELAYANAN GAWAT DARURAT TERPADU 8
PENGERTIAN 8
MAKSUD DAN TUJUAN 8
FUNGSI POS YAN GADAR TERPADU 8
PRINSIP PELAYANAN 8
KETENAGAAN 8
RUANG LINGKUP KEGIATAN 9
SARANA DAN PRASARANA 9
PERALATAN 9
PEMBIAYAAN 10
PENANGGUNGJAWAB 10
INDIKATOR KEBERHASILAN 10
POLA PENGEMBANGAN 10
LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN POS YAN GADAR TERPADU 11
PERSIAPAN 11
PELAKSANAAN 14
PENGAWASAN & PENGENDALIAN 15
EVALUASI, PENCATATAN & PELAPORAN 15
HAL LAIN YANG PERLU DIKETAHUI 15
BAB IV 16
PELAKSANAAN POS YAN GADAR TERPADU DI BEBERAPA DAERAH 16
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN 16
PROSES PEMBENTUKAN 17
SARANA 18
UNSUR YANG TERLIBAT 18
PRINSIP PELAYANAN 18
JENIS DAN SUMBER PEMBIAYAAN 18
SISTEM INFORMASI 19
KOORDINASI KLAIM 19
BAB V 20
PENUTUP 20
DAFTAR BUKU RUJUKAN 21
TIM PENYUSUN 22
KONTRIBUTOR 22
PENGANTAR
I. LATAR BELAKANG
Sehat adalah hak asasi setiap orang yang menjadi tanggung jawab
pemerintah, swasta dan masyarakat. Kondisi sehat bisa tidak terwujud bila
terjadi kegawatdaruratan baik dalam kondisi sehari-hari maupun bencana.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kecelakaan lalulintas
di Indonesia yang diambil dari data Polri, tahun 2011 terdapat 108.696
kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia sebanyak 31.195
orang, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 109.038 kecelakaan lalu lintas
dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang. Ini tentunya
menjadi perhatian kita mengingat semakin meningkatnya angka kejadian
kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban kecelakaan. Kejadian
kegawatdaruratan sehari-hari ini dapat disebut sebagai silent disaster .
Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan
konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT),
memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra Rumah Sakit
sampai tingkat Rumah Sakit dan rujukan antar Rumah Sakit dengan prinsip
Time Saving is Life and Limb Saving. Penanganan pada tahap Pra Rumah
Sakit dikenal dengan nama Public Safety Center (PSC) yang selanjutnya
disebut Pos Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (Pos Yan Gadar Terpadu),
diharapkan dapat menjamin respon cepat dan tepat untuk menyelamatkan
nyawa dan mencegah kecacatan setiap orang yang mengalami
kegawatdaruratan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk pembentukan Pos Yan Gadar Terpadu, sebagai
ujung tombak pelayanan masyarakat yang merupakan perpaduan dari
unsur pelayanan Ambulan gawat darurat, unsur pengamanan (kepolisian),
dan unsur penyelamatan, serta dapat mengembangkannya sesuai dengan
kondisi wilayah dan permasalahan yang dihadapi.
III. KHUSUS
Diketahuinya langkah-langkah dalampembentukan Pos Pelayanan
Gawat Darurat Terpadu. Diketahuinya peran masyarakat sebagai penolong
pertama (first responder).
SASARAN
Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Lintas sektor terkait
PENGERTIAN
Gawat darurat adalah suatu keadaan dimana sesorang secara tiba tiba dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan
jiwanya bila tidak mendapat pertolongan dengan segera
Kedaruratan adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa individu atau
kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang
memerlukan respon intervensi sesegera mungkin guna menghiundari kematian
dan atau kecacatan serta kerusakan lingkungan yang luas
Tanggap darurat (emergency response) adalah reaksi manajemen pada tahap
awal bencana/tahap darurat berupa penyelamatan (rescue), evakuasi (SAR) dan
Rapid Assessment.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.
DASAR HUKUM
Inpres RI Nomor 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 462 Tahun 2002 tentang Safe
Community;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 882 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penanganan Evakuasi Medik;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 301 Tahun 2012 Tentang Tim
Pengembangan Safe Community dan SPGDT;
Deklarasi Makasar tahun 2000
BAB II
POS PELAYANAN GAWAT DARURAT TERPADU
PENGERTIAN
Pos Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah unit penanganan pertama
kegawatdaruratan sehari-hari di masyarakat yang diharapkan menjamin respon
cepat dan tepat untuk mencegah kecacatan dan menyelamatkan nyawa. Unit ini
dapat terdiri dari unsur-unsur: Ambulan, SAR/keselamatan, Kepolisian/
pengamanan.
Tujuan
Terlaksananya penanganan korban dengan cepat dan tepat
Terlaksananya evakuasi
PRINSIP PELAYANAN
Time Saving is Life Saving; .
Response Time sesingkat mungkin.
The Right Patient to The Right Place in The Right Time.
KETENAGAAN
Disesuaikan dengan jenis potensi kegawatdarutan/masalah/bencana yang
dihadapi. Dapat berupa unsur atau gabungan unsur:
Medis (pelayanan Ambulan gawat darurat)
Penyelamatan korban (SAR, unit pemadam kebakaran)
Pengamanan (kepolisian, Satpol PP dan Linmas)
Masyarakat (dalam rangka memaksimalkan fungsi Pos Yan Gadar Terpadu)
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan meliputi penanganan kegawatdarutan sehari hari pra
Rumah Sakit, yang diarahkan pada respon intervensi segera guna menghindari
kecacatan atau kematian sebelum dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan/Rumah Sakit yang dituju.
PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan yang dihadapi antara lain:
Alat Medis
Alat untuk penanganan kegawatdaruratan Airway, Breathing, Circulation dan
Disability, baik tingkat dasar maupun lanjutan.
Alat untuk penyelamatan (rescue).
Alat Non Medis
PEMBIAYAAN
Pembiayaan dapat bersumber dari:
APBD Provinsi/Kabupaten/Kota
Sumber lain yang tidak mengikat (swadaya masyarakat, Corporate Social
Responsibility (CSR), Non Government Organization (NGO), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), dll)
PENANGGUNGJAWAB
Penanggung jawab tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Pelaksanaan tugas dilingkungan Dinas Kesehatan provinsi dikoordinasikan oleh
pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
INDIKATOR KEBERHASILAN
POLA PENGEMBANGAN
Pos Yan Gadar Terpadu dapat dikelola oleh pihak swasta dibawah koordinasi
Dinkes setempat.
Pos Yan Gadar Terpadu dapat melakukan sosialisasi atau pelatihan penanganan
gawat darurat untuk awam kepada masyarakat, sekolah, dll.
Pos Yan Gadar Terpadu dapat menjadi tim task force pada saat terjadi bencana.
Selain pembentukan Pos Yan Gadar Terpadu, Kabupaten/Kota dapat
melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui Pembentukan Kelurahan
Siaga, dengan berpedoman pada SK Menkes RI Nomor 1529 tahun 2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN POS YAN GADAR TERPADU
PERSIAPAN
Tingkat Provinsi
- Dinas Kesehatan Provinsi:
Advokasi ke Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten
Penyiapan modul/buku saku pertolongan gadar bagi masyarakat awam umum
dan awam khusus
Penyiapan modul/instrumen untuk monitoring dan evaluasi
Penyiapan SPO pelayanan gadar, antara lain memuat:
Sistem informasi
Penggerakan komando
Perlu ditetapkan siapa komondan yang menjalankan tugas operasional sehari
hari. Sistem komando dan komunikasi yang baik mempercepat waktu pelayanan
Penggerakan Ambulan
Pengerakan tim gadar di TKP
Rujukan korban
Inventarisasi Sumber Daya Kesehatan:
Jumlah dan lokasi fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas)
Jumlah Ambulans
Jumlah tenaga kesehatan
Obat dan perbekalan kesehatan
Unit transfusi darah, dll
Penyiapan SDM
Pelatihan tenaga kesehatan, masyarakat awam khusus dan masyarakat awam
umum.
Penyiapan sarana dan prasarana, termasuk Call Center.
Call Center sebaiknya menggunakan satu hotline yang mudah diingat dan
diakses oleh masyarakat.
Uji coba pelayanan gadar
Koordinasi lintas sektor
Tingkat Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota:
Pengorganisasian Pos Yan Gadar Terpadu
Pengorganisasian dalam PSC terdiri dari 3 unsur pokok yaitu keamanan (polisi),
kesehatan (Dinkes) dan keselamatan (SAR, PMK) dan unsur lain sesuai lokal
spesifik daerah.
Pengorganisasian PSC di tingkat Kab/Kota
KETUA BUPATI/WALIKOTA
SEKRETARIAT
Tingkat Kecamatan
- Kepala Puskesmas:
Membuat peta geomedik daerah bencana
Inventarisasi sumber daya
Membuat jalur evakuasi
Mengadakan pelatihan masyarakat awam khusus dan awam umum
Memperkuat kapasitas SDM gawat darurat di Puskesmas
Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pertolongan gawat darurat
Penyediaan buku saku pertolongan gawat darurat
Membentuk tim kesehatan lapangan
Memperkuat jejaring informasi masyarakat – Puskesmas
Penyiapan sarana, prasarana dan peralatan
Memperkuat jejaring pelayanan rujukan
Menyiapkan SPO pelayanan gadar terpadu, meliputi:
Penerimaan informasi kejadian gawat darurat
Pertolongan pertama di TKP
Penggerakan ambulan dan tim kesehatan
Pertolongan oleh ambulan
Pelaksanaan uji coba
Koordinasi lintas sektor
PELAKSANAAN
Setelah melakukan ujicoba dan perbaikan, Pos Yan Gadar Terpadu dapat
diperkenalkan kepada masyarakat melalui sosialisasi. Selanjutnya Pos Yan
Gadar Terpadu dapat beroperasi sesuai dengan alur pelayanan yang telah
ditetapkan. Alur pelayanan dapat digambarkan sebagai berikut:
PENGAWASAN & PENGENDALIAN
Pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
Saat ini sudah beberapa kota yang menerapkan dan membentuk Pos Pelayanan
Gawat Darurat Terpadu dengan berbagai sebutan, seperti Kota Yogyakarta
dengan nama YES 118 (Yogyakarta Emergency Service 118), Emergency
Service Response (Badung) atau dengan nama Public Safety Center (PSC)
seperti di Makassar, Medan, Banjarmasin dan Bangka.
PRINSIP PELAYANAN
Pelayanan YES 118 Tidak memandang KTP tetapi TKP ( Wilayah Kota Yogyakarta
)
Melayani kejadian gawat darurat Medis dan Trauma (
Kecelakaan, Kesakitan, dan kebidanan )
Pelayanan YES 118 24 Jam .
Transportasi, ambulan dan tim medis ditanggung 100 %.
UGD Ditanggung 100 % selama 24 Jam
Sumber pembiayaan berasal dari APBD dan sumber lain yang tidak mengikat.
SISTEM INFORMASI
KOORDINASI KLAIM
BAB V PENUTUP
Buku Panduan Pembentukan Pos Pelayanan Gawat Darurat Terpadu ini dibuat
untuk dapat dijadikan pedoman dalam pembentukan Pos Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu bagi Provinsi, Kabupaten/Kota. Mudah-mudahan panduan ini
dapat membantu dalam mengatasi keragu-raguan serta kesimpangsiuran dalam
pelaksanaan dilapangan. Akhirnya dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi dari
setiap penanggungjawab program diperlukan untuk mendukung tercapainya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Semoga berhasil.
KONTRIBUTOR
DR. dr. Tri Wahyu Sp.BTKV, dr. Sri Hastuti Nainggolan, MPH, dr. Riyadh Firdaus,
Sp.An, Rita Djupuri, M.Epid, Bambang Heriyanto, SKM, Retna Pusparini, S.Kep,
Yusuf Wibisono, S.Kom, Nia Kurniawati, Marwiah, Didit Tri Hanggoro, ST,
Mediansyah Saleh Kurniawan, S.Ti, Yusuf Antonius, SE, Avis Akbar, S.Kom, Elza
Shofiyani Putri, Am.Keb, Vita Andriany, SH.