CODE BLUE
_____________________________
RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
ii
BAB I
DEFINISI
A. CODE BLUE
Adalah salah satu kode prosedur gawat darurat yang harus segera diaktifkan apabila
ditemukan seseorang dalam kondisi henti jantung/napas di dalam area rumah sakit.
B. TIM CODE BLUE
Adalah tim yang dibentuk berdasarkan surat keputusan direktur untuk melakukan
koordinasi kegiatan Pelayanan Code Blue di RSUD Dr R Soetijono Blora.
C. TIM RESPONSI CODE BLUE
Adalah tim yang bertugas melakukan tindakan resusitasi ketika sistem code blue di
RSUD Dr R Soetijono Blora diaktifkan.
D. RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan guna
kelangsungan hidup pasien.
E. PENOLAKAN RESUSITASI/ DO NOT RESUSCITATE (DNR)
Adalah suatu perintah kepada tenaga medis untuk tidak melakukan resusitasi
jantung paru (RJP). Hal ini berarti bahwa dokter, perawat, dan tenaga emergensi
medis tidak akan melakukan usaha RJP bila pernafasan maupun jantung pasien
berhenti.
Stiker berwarna ungu akan ditempelkan pada status rekam medis dan gelang/kalung
identifikasi pasien yang sudah menandatangani permintaan DNR.
F. DEFIBRILASI
Adalah tindakan pemberian arus listrik pada otot jantung melalui dinding dada
dengan menggunakan defibrilator.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
Area RSUD Dr R Soetijono Blora dibagi menjadi :
Area Non Medis :
- Lingkungan di luar gedung rumah sakit
- Bangunan lantai (1) Satu ( Area Perkantoran dan Penunjang)
- Bangunan lantai (2) Dua (Aula, Bidang Pelayanan, Bidang PI, Bidang
Kepegawaian)
Area Medis :
- Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan.
C. SISTEM KOMUNIKASI
Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan dalam rumah sakit
adalah hal yang sangat penting. Agar dapat memberikan respon sekunder
dengan cepat maka komunikasi ketika aktivasi code blue harus memenuhi
beberapa hal yaitu :
1. Komunikasi dilakukan dengan jelas dan informatif.
2. Laporan kondisi Code Blue setidaknya berisi informasi mengenai jumlah
korban dan lokasi kejadian. Bila memungkinkan dapat ditambahkan
informasi mengenai penanganan apa yang sudah dilakukan terhadap
korban dan alat penunjang medis apa yang mungkin dibutuhkan oleh
korban.
3. Aktivasi Code Blue akan diumumkan melalui pengeras suara sehingga
seluruh petugas Code Blue yang sudah ditunjuk dapat segera berangkat
menuju lokasi kejadian dengan akses paling cepat dalam waktu 3-5 menit.
4
memberikan pertolongan Bantuan Hidup Dasar sambil berteriak “Code
Blue” 3 (tiga) kali berturut-turut dan minta tolong orang lain untuk
membantu memanggil bantuan tim blue code (telepon 101). Telepon
secara jelas menyebutkan lokasi kejadian, jumlah korban, kasus anak atau
dewasa. (indikasi pemanggilan tim blue code di RSUD Dr. R. Soetijono
Blora Pasien kritis (pasien henti nafas dan henti jantung)
b. Telepon dari petugas akan diterima oleh petugas informasi/satpam (via
telpon 101) dan petugas informasi akan menginformasikan ke seluruh unit
di rumah sakit RSUD Dr.R. Soetijono Blora melalui ’ paging System ’
(microfon dan pengeras suara yang ada di rumah sakit) bahwa ada
kejadian code blue sebanyak 3 (tiga) kali. dan Tim Code blue yang sudah
terjadwal bertugas ( disetiap bagian dan setiap shift ada dokter/perawat
sebagai petugas Code Blue) segera membawa box cde blue dibagiannya
dan sesuai dengan tugasnya masing-masing. tim Code blue akan segara
menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan hidup lanjut. Bantuan
hidup dasar dengan kualitas tinggi dilakukan terus sambil menunggu tim
code blue datang. (Respon maksimal tim code blue adalah 10 menit untuk
seluruh area rumah sakit)
c. Tim Code Blue mengambil alih dan memberikan bantuan hidup lanjut.
Melakukan penilaian awal pada pasien dan melakukan resusitasi apabila
diperlukan. Resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan kualitas tinggi,
perbandingan kompresi dan ventilasi 30 dibanding 2, dengan perhatian
pada kompresi yang dalam (minimal 5-6 cm), kompresi yang cepat
(minimal 100-120 kali/menit), dan menghindari interupsi selama siklus
kompresi dan ventilasi. Untuk mencegah kelelahan penolong setiap 2
menit atau 5 siklus petugas yang melakukan kompresi harus berganti.
Masing-masing penolong bekerja secara tim dengan 1 orang sebagai
pemimpin atau leader.
d. Tindakan secara dini defibrilasi
Tim code blue, membawa peralatan resusitasi termasuk defibrillator dan
melakukan bantuan hidup lanjut termasuk pemberian obat-obatan dan
penggunaan defibrillator apabila diindikasikan.
e. Jika kondisi pasien sudah membaik dan layak transport maka pasien akan
dipindahkan ke ruang Gawat Darurat untuk dilakukan monitoring yang
lebih ketat termasuk kemungkinan proses merujuk ke rumah sakit yang
lebih sesuai. Selanjutnya tim code blue melaporkan kondisi pasien kepada
dokter penanggung jawab.
5
2. Langkah-langkah aktivasi pasien kegawatan medis, henti jantung/henti napas
dalam sistem code blue di Ruang Rawat Inap sebagai berikut :
a. Petugas paramedic (perawat di ruang rawat inap) yang menemukan
korban (pasien, keluarga, pengunjung atau petugas) di ruang rawat inap
dengan henti jantung segera memberikan pertolongan Bantuan Hidup
Dasar (RJP) sambil berteriak “Code Blue” 3 (tiga) kali berturut-turut dan
minta tolong orang lain untuk membantu memanggil bantuan tim blue
code (telepon 101). Telepon secara jelas menyebutkan lokasi kejadian
(nama ruang dan nomor kamar). indikasi pemanggilan tim blue code di
RSUD Dr. R. Soetijono Blora Pasien kritis (pasien henti nafas dan henti
jantung)
b. Telepon dari petugas akan diterima oleh petugas informasi/satpam (via
telpon 101) dan petugas informasi akan menginformasikan ke seluruh unit
di rumah sakit RSUD Dr.R. Soetijono Blora melalui melalui ’ paging
System ’ (microfon dan pengeras suara yang ada di rumah sakit) bahwa
ada kejadian code blue sebanyak 3 (tiga) kali.. dan Tim Code blue yang
sudah terjadwal bertugas ( disetiap bagian dan setiap shift ada
dokter/perawat sebagai petugas Code Blue) segera membawa box code
blue dibagiannya dan sesuai dengan tugasnya masing-masing. tim Code
blue akan segara menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan
hidup lanjut. Bantuan hidup dasar dengan kualitas tinggi dilakukan terus
sambil menunggu tim code blue datang. (Respon maksimal tim code blue
adalah 10 menit untuk seluruh area rumah sakit)
c. Tim Code Blue mengambil alih dan memberikan bantuan hidup lanjut.
Melakukan penilaian awal pada pasien dan melakukan resusitasi apabila
diperlukan. Resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan kualitas tinggi,
perbandingan kompresi dan ventilasi 30 dibanding 2, dengan perhatian
pada kompresi yang dalam (minimal 5-6 cm), kompresi yang cepat
(minimal 100-120 kali/menit), dan menghindari interupsi selama siklus
kompresi dan ventilasi. Untuk mencegah kelelahan penolong setiap 2
menit atau 5 siklus petugas yang melakukan kompresi harus berganti.
Masing-masing penolong bekerja secara tim dengan 1 orang sebagai
pemimpin atau leader.
d. Tindakan secara dini defibrilasi
Tim code blue, membawa peralatan resusitasi termasuk defibrillator dan
melakukan bantuan hidup lanjut termasuk pemberian obat-obatan dan
penggunaan defibrillator apabila diindikasikan.
6
e. Jika kondisi pasien sudah membaik dan layak transport maka pasien akan
dipindahkan ke ruang ICU untuk dilakukan monitoring yang lebih ketat
termasuk kemungkinan proses merujuk ke rumah sakit yang lebih sesuai.
Selanjutnya tim code blue melaporkan kondisi pasien kepada dokter
penanggung jawab pasien.
Seluruh tindakan resusitasi harus dilaporkan kepada Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) yang ditunjuk. Pencatatan seluruh kegiatan resusitasi
dilakukan oleh perawat dan ditulis dalam formulir Laporan Kejadian Code Blue
dan akan dilampirkan dalam rekam medis pasien. Setiap kasus code blue harus
dilaporkan kepada Petugas Pencatatan dan Pelaporan Tim Code Blue dalam
waktu 1x24 jam untuk kemudian dievaluasi oleh Tim Code Blue.
7
G. PELATIHAN PETUGAS
Pelatihan petugas medis maupun non medis di RSUD Dr R Soetijono
Blora dilakukan dengan kolaborasi dengan Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat). Setiap petugas diwajibkan memiliki keterampilan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) dengan sertifikasi. Ketua Tim Responsi Code Blue diwajibkan memiliki
sertifikasi AC-CLS atau BT-CLS yang masih berlaku.
BAB IV
DOKUMENTASI
Setiap kejadian code blue harus dicatat oleh unit tempat resusitasi jantung paru
8
dilakukan meliputi:
a. Nama pasien atau korban.
b. Waktu terjadinya kejadian code blue.
c. Waktu berakhirnya kejadian code blue
d. Hasil upaya resusitasi jantung paru yang dilakukan: berhasil yang ditandai
kembalinya sirkulasi spontan (ROSC) atau tidak berhasil ROSC yang berakhir
kematian.
Sedangkan pelaksanan Code Blue di dokumentasikan pada Form Code Blue RSUD
Dr.R Soetijono Blora.
Kegiatan dan kejadian yang terkait dengan pelaksanaan code blue akan dicatat dalam
Buku Rekap Code Blue yang berisikan no, tanggal, nama pasien dan no rekam medis,
diagnosa, lama RJP, nama petugas, keberhasilan, obat/alat yang digunakan dan
keterangan. Dan membuat laporan tahunan yang berisi rekapitulasi data selama satu
tahun. Buku Rekap ini disimpan dan dicatat oleh Sekretaris tim Code Blue
DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA
9
NUGROHO ADIWARSO
10