Anda di halaman 1dari 12

SISTEM CODE

BLUE

OLEH:
KLARA SHINTA
SISTEM CODE BLUE

Strategi pencegahan kejadian henti jantung,


aktivasi sistem emergency dan resusitasi
kejadian henti jantung di rumah sakit, yang
melibatkan seluruh komponen sumber daya
manusia (medis dan non medis), sarana
(peralatan dan obat-obatan), sistem (SOP)
serta mekanisme kontrol dan evaluasi.
TUJUAN SISTEM CODE BLUE

Mengenali kegawatan dan Menjamin resusitasi yang


mencegah kejadian henti optimal pada pasien dengan
jantung di RS kegawatan

Menjamin tindakan bantuan


hidup dasar dan lanjut
Perawatan paska henti jantung
dilakukan secara cepat dan
yang optimal.
efektif pada korban henti
jantung
TIM CODE BLUE

Tim reaksi cepat terdiri dari


dokter jaga IGD/Ruangan dan
perawat terlatih yang melakukan
resusitasi di lingkungan Rumah
Sakit bila terjadi henti nafas/
henti jantung dan pasien dengan
kegawatan medis.
PASIEN KEGAWATAN MEDIS

Pasien yang berada


dalam ancaman kematian
dan memerlukan
pertolongan RJP segera
PERAWAT TERLATIH

Perawat yang telah


mendapatkan
pelatihan RJP dan
system Code Blue
dibentuk untuk memastikan bahwa semua
SISTEM RESPON kondisi darurat medis kritis tertangani dan
stabilisasi sesegera mungkin

TERBAGI MENJADI 2:

Untuk pasien henti nafas/jantung. Pasien dengan kegawatan medis.

Petugas pertama kali Respon tim untuk tim


yang menemukan sekunder adalah segera
(medis/non medis) harus dengan maksimal 10
segera memberikan menit sejak adanya
pertolongan BHD sesuai panggilan code blue
dengan SPO. Respon sekunder.
time untuk tim sekunder
yang membawa
peralatan lengkap
termasuk defibrillator
KRITERIA AKTIVASI
CODE BLUE

1. Pasien/ korban Henti 2. Pasien kritis atau


Jantung Dan Atau Henti potensial kritis/ gawat
Nafas. medis
 Korban henti jantung harus  Obstruksi jalan nafas
diberikan sesegera mungkin
 Jika RR > 36x/ menit atau <
untuk menjamin darah
5x/menit
secepatnya dapat
bersirkulasi ke seluruh  Jika nadi > 140x/ menit
tubuh. atau < 40x/menit
 korban henti napas tidak  Jika tekanan darah systole
boleh dibiarkan > 220x/menit atau <
berlangsung lama, untuk 90x/menit.
mencegah rusaknya sel  Penurunan kesadaran dan
otak, yang akan kejang
memberikan outcome yang
tidak baik.
ANGGOTA TIM CODE BLUE

Petugas Non • Memiliki keterampilan bantuan hidup dasar dan aktivasi


medis terlatih sistem code blue

• Petugas medis dengan kemampuan bantuan hidup dasar


Tim Primer dan lanjut (yg pertama kali menjumpai korban)

• petugas medis dengan komponen dokter dan perawat


dengan kemampuan bantuan hidup dasar dan lanjut dan
Tim sekunder didukung dengan peralatan yang lebih lengkap (termasuk
peralatan jalan napas definitif), obat-obatan emergency
termasuk penggunaan defibrillator.
ALUR CODE BLUE

1. Petugas Non Medis Terlatih

Petugas non medis terlatih yang


menemukan korban dengan henti
jantung segera memberikan
pertolongan Bantuan Hidup
Dasar dan memanggil bantuan
tim code blue (ke IGD).
NEXT.....
2. Tim Code Blue Primer
Persiapan:
 Setiap ruangan perawatan
membentuk satu tim code blue Langkah- langkah:
primer yang terdiri dari perawat  Pada awal tugas jaga, tim code blue
dengan atau tanpa dokter. primer melakukan skrining
 Satu tim code blue primer terhadap pasien yang beresiko
beranggota 2 orang dengan peran mengalami kegawatan henti
sebagai berikut: jantung paru.
 Pemimpin dan pengatur jalan  Jika ada korban kegawatdaruratan
nafas+pemberi nafas (ventilator) medis, henti jantung/henti nafas,
 Petugas pijat jantung luar tim primer segera menghubungi
(compressor) tim code blue sekunder (hubungi
call center 121). Sebutkan nama
 Setiap shift, KaTim di ruangan pelapor, lokasi kejadian, kondisi
membagi jadwal tugas tim code pasien. Tindakan bantuan hidup
blue primer dan menuliskan di dasar terus dilakukan sampai tim
papan code blue. code blue sekunder datang di
tempat pertolongan.
NEXT...
3. Tim Code Blue Sekunder

• Satu tim code blue sekunder beranggotakan : 1 dokter dan 3


perawat dengan peran sebagai berikut:
 Satu dokter sebagai pemimpin dan operator defibrilator/
AED
 Satu perawat tugas sebagai pengatur jalan nafas+ ventilator
 Satu perawat tugas sebagai pijat jantung luar (compressor)
 Satu perawat sebagai sirkulator

• Setiap hari Dokter Jaga sebagai pemimpin membagi jadwal


tugas tim code blue sekunder dan menuliskan pada papan code
blue sekunder di pusat Code Blue/ IGD
LANGKAH LANGKAH AKTIVASI CODE BLUE
PASIEN HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG
• Petugas non medis menemukan korban henti jantung,sambil berteriak minta tolong

• Telepon secara jelas menyebutkan nama pelapor,lokasi kejadian, kondisi pasien.

• RJP dilakukan dengan perbandingan kompresi dan ventilasi 30 dibanding 2

• Tim Sekunder datang (dokter dan perawat) terlatih BLS/ALS dengan membawa peralatan
resusitasi termasuk defibrillator

• Jika RJP berhasil, ditandai dengan kembalinya sirkulasi di transport menuju ke ruang intensif

• Tim code blue mendokumentasikan semua kejadian dan tindakan

• Leader tim code blue sekunder mengevaluasi tindakan.

• Tim code blue membuat laporan resusitasi di rekam medis

Anda mungkin juga menyukai