OLEH :
TEAM POKJA PAP
Assalamu’alaikum w.w
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan
menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya.
Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan
mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah Panduan Tatalaksana Pelayanan Tim
Code Blue (Rapid Response System For Resucitation) Edisi 1 tahun 2019 RSU dr.
Suyudi Paciran telah kita miliki. Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam
peningkatan mutu pelayanan darurat medis di lingkungan RSU dr. Suyudi Paciran
yang kita cintai ini.
Ucapan terimakasih kepada Bidang Pelayanan Medik dan team pokja PAP
yang telah menyelesaikan Panduan Tatalaksana Pelayanan Tim Code Blue (Rapid
Response System For Resucitation) Edisi 1 tahun 2019 RSU dr. Suyudi Paciran ini.
Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, maka itu saran
dan masukan bagi kami sangat diharapkan untuk kesempurnaan panduan ini untuk
masa yang akan datang.
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area
rumah sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera. Sebuah code
blue harus segera dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi cardiac
atau respiratory arrest (tidak responsif, nadi tidak teraba, atau bernafas) misalnya
pasien yang membutuhkan resusitasi.
Code blue team adalah : tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang
ditunjuk sebagai “ code - team “ yang secara cepat ke pasien untuk melakukan
tindakan penyelamatan. Tim ini menggunakan crash-car, kursi roda/ tandu, alat-alat
penting seperti defibrilator, suction, oksigen, ambubag, obat-obat resusitasi
(adrenalin, atropin, lignocaine) dan IV set untuk menstabilkan pasien.
Basic Life Support (BLS) atau bantuan hidup dasar merupakan awal respons
tindakan gawat darurat. BLS dapat dilakukan oleh tenaga medis, paramedis maupun
orang awam yang melihat pertama kali korban. Skills haruslah dikuasai oleh
paramedis dan medis, dan sebaiknya orang awam juga menguasainya, karena
seringkali korban justru ditemukan pertama kali bukan oleh petugas medis.
BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/pertolongan hidup dasar yang
meliputi bebas nya jalan nafas (airway/A), pernafasan yang adekuat (breathing/B),
sirkulasi yang adekuat (circulation/C ).
Advance Cardiac Life Support (ACLS) adalah bantuan hidup lanjut atau
pertolongan pertama pada penyakit jantung.
B. Organisasi Tim code blue
Tim code blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat/ sepanjang waktu, 1
(satu) tim code blue respond primer beranggotakan kru yang telah memiliki sertifikat
dan menguasai Basic Life Support (BLS). Tim code blue terdiri dari 5 sampai 10
anggota yaitu :
1. 1 (satu) penanggung jawab tim
2. 1 (satu) dokter sebagai leader
3. 5 (lima) Assisten petugas medis : 3 atau 5 perawat pelaksana dan tim resusitasi
4. 1 (satu) kelompok pendukung (jika diperlukan seperti security/ tim K3RS yang
sudah dilatih BHD.
5. 1 (satu) tim ETD (Emergency Trauma Disaster)
C. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab tim
Dijabat oleh dokter Anestesi, KIC/ICU/NICU: bertugas mengkoordinir anggota
tim serta dapat bekerjasama dengan diklat mengadakan pelatihan
kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh anggota tim
2. Koordinator/Leader
Dijabat oleh dr jaga/ dokter ruangan: bertugas mengidentifikasi awal/ trease
pasien, serta memimpin penanggulangan pasien saat terjadi
kagawatdaruratan, memimpin tim saat pelaksana RJP, dapat menentukan
sikap selanjutnya.
3. Perawat pelaksana
Bertugas bersama dokter penenggung jawab medis melakukan triage pada
pasien, membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat
darurat diruang perawatan .
4. Tim Resusitasi (Perawat terlatih dan dokter ruangan/ dokter jaga terlatih),
bertugas memberikan bantuan hidup dasar & resusitasi jantung paru kepada
pasien gawat darurat
5. Daftar anggota Tim Code Blue merupakan tanggung jawab Koordinator tim
setiap bulan.
Setiap anggota tim code blue akan memiliki tanggung jawab seperti pemimpin
tim, manajer airway, kompresi dada, IV Line, persiapan obat & defibrilator, setiap
anggota tim yang ditunjuk harus membawa alat komunikasi ( HT/HP)
D. Struktur Organisasi
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua
kondisi darurat medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera
mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap :
1. Respon awal (responder pertama/tim primer) berasal dari petugas rumah
sakit yang berada disekitarnya, dimana terdapat layanan Basic Life Support
(BLS)
2. Respon kedua (responder kedua/tim sekunder) merupakan tim khusus dan
terlatih, yang berasal dari unit khusus yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar
kualitas pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit, untuk menunjang
hal tersebut yang dilakukan adalah :
a. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS
untuk menunjang kecepatan respon untuk BLS dilokasi kejadian.
b. Peralatan BLS harus ditempatkan dilokasi yang strategis dalam
kawasan rumah sakit, misal nya di lobby rumah sakit, ruang tunggu poli
klinik, dan ruang rawat inap, dimana peralatan dapat dipindahkan atau
dibawa untuk respon yang cepat dan tepat.
Respon tim code blue untuk seluruh daerah di RSU dr. Suyudi Paciran tidak
dapat ditangani oleh tim dibawah Instalasi Gawat Darurat (IGD) saja, karena
kesulitan jarak dan lokasi yang tidak terjangkau, pada hal idealnya waktu antara
aktivasi code blue sampai kedatangan tim code blue adalah 5 menit. Sehingga
diharapkan setiap regio rumah sakit mempunyai tim yang dapat melakukan BLS
awal sambil menunggu kedatangan tim code blue rumah sakit yang telah ditunjuk
untuk meningkatkan harapan hidup pasien.
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 4 sampai 5 anggota yang
terlatih BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah dibawa (satu kit resusitasi
dasar), harus ditempatkan di lokasi strategis di seluruh kawasan rumah sakit,
terutama di daerah probabilitas tinggi terjadi kondisi darurat medis, sehingga tim
dapat dengan cepat memobilisasi dan memanfaatkan peralatan kit resusitasi dasar
tsb, sehingga efektifitas dan waktu respon dari tim code blue akan lebih baik dan
harapan hidup pasien akan meningkat.
Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga
non dokter dan non medis dilatih keterampilan BLS, agar dapat memberikan
resusitasi awal kehidupan (CPR) di lokasi kejadian, sambil menunggu respon primer
atau tim code blue datang, selanjutnya perlu dilakukan persiapan tentang :
c.Hospital Alert
Nomor telephone code blue dengan No 101, (harus tersedia dan terinformasi
ke central operator rumah sakit yang terintegrasi ke ruangan) sebagai pusat
panggilan kegawatdaruratan medis :
a) Prioritas 1 : Untuk mengaktifkan tim code blue dari tim emergency
trauma disaster.
b) Prioritas 2 : Untuk memeriksa ( sebagai jaring pengaman kedua)
pengaktifan tim code blue.
2. Tanggung jawab sentral/ operator rumah sakit terhadap code blue line di
rumah sakit :
a. Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang
sebenarnya (sampai bisa dibuktikan)
b. Panggilan code blue harus dijawab secepatnya ( < 3x dering )
c. Informasi vital adalah :
a) Nama dan nama orang/ tim rumah sakit/ paramedis/ dokter tim code
blue (jadwal di distribusikan ke central/ operator rumah sakit setiap
bulan)
b) Lokasi pasti.
c) Trauma atau kasus medis
d) Dewasa atau anak-anak.
c. Circulation support
a) Set infus mikro : 1 buah
b) Set infus makro : 1 buah
c) Needle intraosseus : 1 buah
d) Venocath : 1 buah
e) Minor surgery set : 1 set lengkap
f) Glucometer : 1 buah.
d. Obat-Obatan
1. Lidocain inj : 1 amp
2. Adrenalin in j : 5 amp
3. Nalokson inj : 1 amp
4. Phenobarbital : 1 amp
5. Sulfas atropin inj : 5 amp
6. Amiodaron inj : 3 amp
7. MGSO4 inj : 1 buah
e. Alat Komunikasi
Tersedia Telepon khusus code blue di rumah sakit, ditempatkan di Front
office dengan nomor telephone No 101, merupakan alat panggilan khusus
untuk tim code blue. Sistem ini harus tersambung (connected) dengan
ruangan di dalam rumah sakit, agar response time tim code blue sesuai
standar sampai di tempat lokasi kejadian (3-5 menit)
Alur Komunikasi
Aktivasi
Pasien
Blue Team