Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

TATALAKSANA PELAYANAN TIM


CODE BLUE
(RAPID RESPONSE SYSTEM
FOR RESUCITATION)

RSUD SOLOK
2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum w.w
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan
menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya.
Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan
mahaguru bagi kita semua.

Alhamdulillah Panduan Tatalaksana Pelayanan Tim

Code Blue (Rapid Response System For Resucitation) Edisi 1 tahun 2015 RSUD
Solok telah kita miliki. Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan
mutu pelayanan darurat medis di lingkungan RSUD Solok yang kita cintai ini.
Ucapan

terimakasih

kepada

Bidang

Pelayanan

Medik

yang

telah

menyelesaikan Panduan Tatalaksana Pelayanan Tim Code Blue (Rapid Response


System For Resucitation) Edisi 1 tahun 2015 RSUD Solok ini. Kami percaya bahwa
tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan masukan dari kita sangat
diharapkan untuk kesempurnaan panduan ini untuk masa yang akan datang.
Wassalamualaikum w. w.
Solok,
Direktur Utama,

2015

Drg.Ernoviana, M.Kes
NIP 19601118 1987012 001

PANDUAN TATALAKSANA PELAYANAN TIM CODE BLUE


(RAPID RESPONSE SYSTEM FOR RESUCITATION)
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area
rumah sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera. Sebuah
code blue harus segera dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi
cardiac atau respiratory arrest (tidak responsif, nadi tidak teraba, atau bernafas)
misalnya pasien yang membutuhkan resusitasi.
Code blue team adalah : tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang
ditunjuk sebagai code - team yang secara cepat ke pasien untuk melakukan
tindakan penyelamatan. Tim ini menggunakan crash-car, kursi roda/ tandu, alat-alat
penting seperti defibrilator, suction, oksigen, ambubag, obat-obat resusitasi
(adrenalin, atropin, lignocaine) dan IV set untuk menstabilkan pasien.
Basic Life Support (BLS) atau bantuan hidup dasar merupakan awal respons
tindakan gawat darurat. BLS dapat dilakukan oleh tenaga medis, paramedis maupun
orang awam yang melihat pertama kali korban. Skills haruslah dikuasai oleh
paramedis dan medis, dan sebaiknya orang awam juga menguasainya, karena
seringkali korban justru ditemukan pertamakali bukan oleh petugas medis.
BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/pertolongan hidup dasar yang
meliputi bebas nya jalan nafas (airway/A), pernafasan yang adekuat (breathing/B),
sirkulasi yang adekuat (circulation/C ).
Advance Cardiac Life Support (ACLS) adalah bantuan hidup lanjut atau
pertolongan pertama pada penyakit jantung.
B. Organisasi Tim code blue
Tim code blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat/ sepanjang waktu, 1
(satu) tim code blue respond primer beranggotakan kru yang telah memiliki sertifikat
dan menguasai Basic Life Support (BLS). Tim code blue terdiri dari 3 sampai 4
anggota yaitu :
1. 1 (satu) Koordinator tim
2. 1 (satu) Petugas medis

3. 1 (satu) Assisten petugas medis : 1 atau 2 perawat pelaksana dan tim resusitasi
4. 1 (satu) kelompok pendukung (jika diperlukan seperti security/ tim K3RS yang
sudah dilatih BHD.
5. 1 (satu) tim ETD (Emergency Trauma Disaster)
C. Uraian Tugas
1. Kordinator tim
Dijabat oleh dokter KIC/ICU/NICU: bertugas mengkoordinir anggota tim serta
dapat bekerjasama dengan diklat membuat pelatihan kegawatdaruratan yang
dibutuhkan oleh anggota tim
2. Penanggung jawab medis
Dijabat oleh dr jaga/ dokter ruangan: bertugas mengidentifikasi awal/ trease
pasien,

serta

memimpin

penanggulangan

pasien

saat

terjadi

kagawatdaruratan, memimpin tim saat pelaksana RJP, dapat menentukan


sikap selanjutnya.
3. Perawat pelaksana
Bertugas bersama dokter penenggung jawab medis melakukan triage pada
pasien, membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat
darurat diruang perawatan .
4. Tim Resusitasi (Perawat terlatih dan dokter ruangan/ dokter jaga terlatih),
bertugas memberikan bantuan hidup dasar & resusitasi jantung paru kepada
pasien gawat darurat
5. Daftar nama Tim Code Blue merupakan tanggung jawab Koordinator tim
setiap bulan.
Setiap anggota tim code blue akan memiliki tanggung jawab seperti pemimpin
tim, manajer airway, kompresi dada, IV Line, persiapan obat & defibrilator, setiap
anggota tim yang ditunjuk harus membawa alat komunikasi ( HT/HP)

D. Struktur Organisasi

KOORDINATOR TEAM

PENANGGUNG
JAWAB MEDIS:

DOKTER
RUANGAN

DOKTER JAGA

TIM RESUSITASI
DOKTER &PERAWAT
TERLATIH(PERAWAT
JAGA)

PERAWAT PELAKSANA/ PN:


PERAWAT OK
PERAWAT IW
PERAWAT IP
PERAWAT PARU
PERAWAT PERINA
PERAWAT ANAK
PERAWAT NEURO
PERAWAT THT
PERAWAT ICU/CVCU
PERAWAT IGD
PERAWAT NIFAS
PERAWAT JANTUNG
PERAWAT BEDAH
PERAWAT IRJ

E. Pendidikan, Pelatihan dan Jaminan Kualitas Anggota Tim Code Blue.


Pendidikan dan pelatihan BLS diwajibkan bagi anggota tim code blue dan
harus memiliki sertfikat ACLS/ATLS berlaku 3 tahun, setelah itu ditinjau

ulang

kembali sertifikat tsb, termasuk kebijakan dan prosedur, serta melakukan review
standar/ peraturan, melakukan pengukuran standar pelayanan (jam pelayanan)
serta audit.

BAB II
RUANG LINGKUP
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua
kondisi darurat medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera
mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap :
1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit yang
berada disekitarnya, dimana terdapat layanan Basic Life Support (BLS)
2. Respon kedua (responder kedua) merupakan tim khusus dan terlatih, yang
berasal dari unit khusus yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar
kualitas pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit, untuk menunjang
hal tersebut yang dilakukan adalah :
a. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS
untuk menunjang kecepatan respon untuk BLS dilokasi kejadian.
b. Peralatan BLS harus ditempatkan dilokasi yang strategis dalam
kawasan rumah sakit, misal nya di lobby rumah sakit, ruang tunggu poli
klinik, dan ruang rawat inap, dimana peralatan dapat dipindahkan atau
dibawa untuk respon yang cepat dan tepat.
Area cakupan Tim Code Blue.
No.

Tim code blue primer

1.

(Koord)
IGD

2.
3.

VIP
ICU

Farmasi, Labor
Pusako, Instalasi RJ II, Muslhala
ICU/ICCU, Radiologi, OK, Nifas, Anak,

IW

Jantung, Bedah, Perina


IW, IP, Paru, THT, Neuro, Gizi, Loundry,

4.

Area Cakupan.
Area Parkir, Depan IGD, Instalasi RJ I,

Kamar Mayat

BAB III

TATA LAKSANA
Respon tim code blue untuk seluruh daerah di RSUD Solok tidak dapat
ditangani oleh tim dibawah Instalasi Gawat Darurat (IGD) saja, karena kesulitan
jarak dan lokasi yang tidak terjangkau, pada hal idealnya waktu antara aktivasi code
blue sampai kedatangan tim code blue adalah 5 menit. Sehingga diharapkan setiap
regio rumah sakit mempunyai tim yang dapat melakukan BLS awal sambil
menunggu kedatangan tim code blue rumah sakit yang telah ditunjuk untuk
meningkatkan harapan hidup pasien.
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 4 sampai 5 anggota yang
terlatih BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah dibawa (satu kit resusitasi
dasar), harus ditempatkan di lokasi strategis di seluruh kawasan rumah sakit,
terutama di daerah probabilitas tinggi terjadi kondisi darurat medis, sehingga tim
dapat dengan cepat memobilisasi dan memanfaatkan peralatan kit resusitasi dasar
tsb, sehingga efektifitas dan waktu respon dari tim code blue akan lebih baik dan
harapan hidup pasien akan meningkat.
Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga
non dokter dan non medis dilatih keterampilan BLS, agar dapat memberikan
resusitasi awal kehidupan (CPR) di lokasi kejadian, sambil menunggu respon primer
atau tim code blue datang, selanjutnya perlu dilakukan persiapan tentang :
1. Fase code blue
a. Alert System.
Harus ada sistem yang baik dan terkoordinasi dengan ruangan yang
digunakan untuk mengaktifkan peringatan terjadinya keadaan darurat medis
dalam lingkup rumah sakit, maka personil rumah sakit dimana saja berada
dapat mengaktifkan tanda/ code blue lewat telephone khusus ke No 147
lokasi di Satpam, informasi disebarkan ke tim code blue agar tim mengetahui
dimana lokasi kejadian pasien butuh bantuan tim code blue.
Standar layanan untuk durasi waktu yang dibutuhkan antara menerima pesan
code blue (code blue activation) dan kedatangan tim code blue di lokasi
kejadian adalah 5 sampai 10 menit.

b.Local Alert

a) Tergantung pada mekanisme yang dibuat oleh rumah sakit (zone


coordinator)
b) Pengumuman melalui central operator rumah sakit melalui telephone No
147, yang telah terintegrasi keseluruh ruangan.
c) Menampilkan nama-nama tim code blue primer di lokasi strategis yang
telah ditunjuk oleh koordinator tim.
d) Setelah ada informasi kejadian dari central operator melaui telephone No
147, tim code blue primer meninggalkan pekerjaannya dan mengambil tas
code blue di IGD, dan bergegas ke lokasi untuk memulai BHD/CPR.
c.Hospital Alert
Nomor telephone code blue dengan No 147, (harus tersedia dan terinformasi
ke central operator rumah sakit yang terintegrasi ke ruangan) sebagai pusat
panggilan kegawatdaruratan medis :
a) Prioritas 1 : Untuk mengaktifkan tim code blue sekunder dari tim
emergenci trauma disaster.
b) Prioritas 2 : Untuk memeriksa ( sebagai jaring pengaman kedua)
pengaktifan tim code blue primer.
2. Tanggung jawab sentral/ operator rumah sakit terhadap code blue line di
rumah sakit :
a. Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang
sebenarnya (sampai bisa dibuktikan)
b. Panggilan code blue harus dijawab secepatnya ( < 3x dering )
c. Informasi vital adalah :
a) Nama dan nama orang/ tim rumah sakit/ paramedis/ dokter tim code
blue (jadwal di distribusikan ke central/ operator rumah sakit setiap
bulan)
b) Lokasi pasti.
c) Trauma atau kasus medis
d) Dewasa atau anak-anak.

3. Intervensi segera di tempat kejadian

Tim di tempat kejadian darurat medis ditemukan pasien tidak sadar atau
dalam cardiac dan Respiratory arrest bertanggung jawab untuk meminta bantuan
lebih lanjut, memulai resusitasi menggunakan pedoman Basic Life Support (BLS)
dan keterampilan ALS serta peralatan cukup, SDM terlatih dan lengkap.
4. Petunjuk pelaksanaan tim code blue dilapangan :
a. Persiapan sebelum kedatangan :
a) Nomor handphone tim code blue rumah sakit ditempatkan di seluruh ruangan
di rumah sakit termasuk kantor, lobi lift, koridor, kantin, taman, tempat parkir,
dan lokasi lain di dalam rumah sakit.
b) Personil rumah sakit yang menemukan korban harus dapat mengaktifkan
pemberitahuan lokal ke tim code blue primer atau seseorang ke handphone
masing masing tim atau No 147, dan di teruskan informasi tersebar

ke

sentral/ operator rumahsakit.


c) Menginstruksikan tim untuk bergerak menuju lokasi kejadian, mereka juga
harus meminta bantuan lebih lanjut dari tim terdekat jika tersedia.
d) Pada saat yang sama aktivasi pemberitahuan rumah sakit harus dilakukan
dengan menghubungi nomor code blue rumah sakit yang sudah ditetapkan.
e) Pihak yang bertanggung jawab atas daerah tertentu (dari ruang lain) juga
harus diberitahu untuk datang ke lokasi segera.
f) Sementara menunggu kedatangan tim code blue utama (Primer), jika tersedia
tim yang terlatih untuk BLS, diinformasikan tim harus memulai BLS (posisi
airway, bantuan pernafasan, kompresi dada dll)
g) Jika tidak ada tim yang terlatih BLS, tim yang di tempat kejadian harus
menunggu bantuan yang berpengalaman dan menjaga lokasi dari kerumunan
orang banyak.
h) Jika monitor jantung, defibrilator manual atau defibrilator eksternal otomati
(AED) tersedia, peralatan ini harus melekat kepada pasien untuk menentukan
kebutuhan defibrilasi, fase ini dilakukan oleh tim yang berpengalaman atau
tim terlatih dalam Alert Cardiac Life Support (ACLS)
i) Setiap ruangan harus berusaha untuk memastikan bahwa tim mereka dilatih
dalam setidaknya keterampilan BLS dan mereka dilengkapi dengan resusitasi
kit dasar.

j) Tim dari masing masing ruangan akan bertanggung jawab untuk


pemeliharaan resusitasi kit mereka yang sudah tersedia.
k) Semua data kasus code blue harus terkirim ke koordinator tim, untuk
dilakukan evaluasi lebih lanjut tentang pelaksanan tim code blue di lapangan/
lokasi kejadian, termasuk respon time menerima pesan serta response time
kedatangan tim code blue di lokasi kejadian.
5. Kedatangan Tim code blue
a. Setelah anggota tim code blue menerima aktivasi code blue, mereka harus
menghentikan tugas mereka saat ini, mengambil resusitasi kit dasar (tas
peralatan) mereka dan bergegas ke lokasi darurat medis dengan berjalan
kaki
b. Tim code blue harus cepat berespon bergerak ke arah lokasi dengan
menggunakan rute terpendek yang tersedia
c. Waktu respon (layanan standar) code blue call/ aktivasi kedatangan tim
code blue ditempat kejadian harus tersimpan datanya (untuk MONEV).
d. Setiap tenaga medis maupun non medis yang sudah diberikan pelatihan
BLS, di lokasi kejadian harus memulai tindakan BLS sambil menunggu
kedatangan tim code blue.
e. Tim code blue sampai di lokasi siap dengan peralatan resusitasi kit dasar,
apa bila korban masih dalam cardiac atau respiratory arrest, tim akan
mengambil alih tugas resusitasi (koordinator tim mengarahkan untuk
tindakan selanjutnya)
f. Apa bila

membutuhkan monitor jantung, defibrilator manual atau

defibrilator eksternal otomatis (AED), peralatan ini harus melekat kepada


pasien untuk menentukan kebutuhan defibrilasi, fase ini dilakukan oleh tim
yang berpengalaman atau tim terlatih dalam Alert Cardiac Life Support
(ACLS)
g. Pengelolaan pasien selanjutnya diserahkan kepada koordinator tim code
blue.
h. Jika resusitasi tidak berhasil (korban meninggal di TKP/ pasien DOA,
korban di transfer ke bagian Kamar Mayat, bukan ke IGD (untuk
dokumentasi lebih lanjut atau konfirmasi kematian, serta administrasi
diselesaikan di bagian kamar mayat)

6. Peralatan yang dibutuhkan oleh tim code blue adalah :


a. Personal KIT :
a) Thermometer 1 buah
b) Steteskop 1 buah
c) Tensimeter 1 buah
d) Senter genggam 1 buah
b. Emergency

Medikal Kit : Airway and Breathing Management

support
a. Intubasi set lengkap ( untuk bayi, anak, dewasa)
b) Suction

: 1 buah

c) BVM Resusitasi

: ( bayi, anak, dewasa)

d) Endotracheal Tube

: ( Bayi, anak, dewasa )

e) Stylet ukuran besar-kecil

: 1 set

f) Magyl forcep

: 1 set

: 1 set

c. Circulation support
a) Set infus mikro

: 1 buah

b) Set infus makro

: 1 buah

c) Needle intraosseus

: 1 buah

d) Venocath

: 1 buah

e) Minor surgery set

: 1 set lengkap

f) Glucometer

: 1 buah.

d. Obat-Obatan
1. Lidocain inj

: 1 amp

2. Adrenalin in j

: 1 amp

3. Nalokson inj

: 1 amp

4. Phenobarbital

: 1 amp

5. Sulfas atropin inj

: 1 amp

6. MGSO4 inj

: 1 buah

Peralatan resusitasi diletakkan di area yang sering membutuhkan bantuan


resusitasi, bila tim code blue membutuhkan akan segera dapat mengakses
peralatan/ obat tersebut.

e. Alat Komunikasi
Tersedia Telepon khusus code blue di rumah sakit, ditempatkan di IGD
dengan nomor telephone No 122, merupakan alat panggilan khusus untuk
tim code blue. Sistem ini harus tersambung (connected) dengan ruangan di
dalam rumah sakit, agar response time tim code blue sesuai standar
sampai di tempat lokasi kejadian (5-10 menit)
Alur Komunikasi

Dokter ruangan/ jaga


Perawat pelaksana / PN

Gawat
Pasien
Gawat
Darurat

Dokter ruangan/ jaga


Perawat terlatih(perawat
jaga)

Aktivasi
Blue Team

f. Algoritma Code Blue

Ditemukan korban/ pasien dengan cardiopulmonary


arrest

Staf rumah sakit memanggil pertolongan


Mengaktifasi local alert menuju tim code blue
primer

Anggota bystander/ penemu pertama terlebih


dahulu melakukan BLS/ CPR bila memiliki skill
yang cukup
Lanjutkan BLS/ CPR sampai tim code blue
datang
Jika tidak memiliki skill BLS, tunggu
pertolongan datang, sementara menunggu,
amankan korban dari kerumunan

Setelah mengaktifasi code blue tim primer yang


bertugas disekitar tempat kejadian bergegas
menuju tempat kejadian dengan resusitasi kit

Setelah tim code blue sekunder/ ETD atang,


mereka akan mengambil alih resusitasi
BLS dilanjutkan dan dilakukan AED
Dokumentasikan semua tindakan yang
dilakukan oleh tim code blue

Pindahkan korban ke ETD secepat mungkin


setelah stabil untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut
Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal
di tempat, korban harus tetap dipindahkan ke
ETD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
atau mengkonfirmasi kematian

g. Sistem Kerja Code Blue


Setiap shift mulai bertugas sehari-hari, dokter ruangan/ dokter jaga dan perawat
terlatih (mampu melakukan BLS) di ruangan berkeliling mengunjungi pasien
yang sedang dirawat, untuk mengetahui ada/ tidaknya pasien dalam kondisi
kegawatan, sebagai trease di ruang perawatan. Pada saat itu ditemukan ada
pasien kondisi gawat darurat, maka dokter jaga/ perawat ruangan melakukan
tindakan penanggulangan kegawatan sesuai yang dibutuhkan pasien, serta
secepatnya menghubungi tim code blue melalui telephone No 147 dengan
menyebut Code Blue Code blue code blue di ruangan X nomor kamar X
diulang 3 kali. Bila ada panggilan code blue maka tim code blue yang sedang
berdinas saat itu, langsung melakukan koordinasi ke koordinator wajib
menghentikan kegiatan tugasnya saat itu, dan segera menuju lokasi kejadian.

BAB IV
DOKUMENTASI
Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien saat ditemukan di
lokasi kejadian :
1. Mengisi format khusus tim code blue dalam melaksanakan tugas
2. Tim code blue bekerja sesuai dengan surat keputusan direktur utama,
dengan memperhatikan aspek patient safety dan manajemen resiko
sesuai standar.
3. Jadwal tim terinformasi kebagian satker terkait (Bagian SDM, Bidang
Pelayanan Medik, Bidang Pelayanan Keperawatan, Bagian Umum,
Instalasi Humas, Koordinator Satpam)

Anda mungkin juga menyukai