?
Asphyxia:
(Airway Obstruction) 5-12 min
(Apnea)
Circulatory Arrest
Pulmonary Failure
Shock
Brain Failure
*Safar P. Cerebral resuscitation after cardiac arrest: research initiatives and
future directions. Ann Emerg Med 22:324,1993
In-Hospital Cardiac Arrest
Code Blue System
Code Blue adalah kode panggilan yang
menandakan adanya kondisi kegawat-
daruratan pasien (henti nafas dan henti
jantung)
Istilah-Istilah
• Panggilan code blue adalah panggilan
aktivasi sistem code blue oleh petugas
yang mendapatkan pasien dengan
ancaman kegawatan atau kejadian henti
jantung dan henti napas
SDM
FASILITAS
Code SISTEM
(sarana &
Prasarana)
Blue KOMUNIKASI &
KOORDINASI
System
Transfortasi KOMITMEN
Komponen : SDM
Kemampuan SDM untuk melakukan BLS
Henti Jantung
Diagnosis
1. Pasien tidak sadar dan tidak teraba nadi
2. EKG:
Ventricular Fibrillation (VF)
Asistole
Henti Jantung
Shockable
DC Shock 360 J Not shockable
monofasik/200J bifasik Do chest compression
Chest compression
CPR
CPR
Survival with CPR
Early CPR
CPR
CPR
CPR
Defibrillation’s chances of restoring a pulse
Early defibrillation
80%
60%
Chance of success
40%
20%
0%
2 min 4 min 8 min 10
min
AUTOMATIC ELECTRICAL
DEFIBRILATION (AED)
Komponen : SDM
Kemampuan SDM untuk melakukan ACLS
DEFIBRILATION POSITION
Adult :
Bi phasic = 100-200 J
Monophasic =360 J
Pediatrik
1st = 2 J/kg
2nd = 4 J / kg
Maks = 10 J/kg
Cardioversi :
0.5-1 J/kg (may increase to 2 J/Kg)
DEFIBRILATION POSITION
Early Defibrilation
CPR
High Quality CPR for Adult
(AHA 2015)
- Rate at least 100/min – 120/min
- Compression depth at least 2 – 2,4 inches (5 – 6 cm)
- Allow complete chest recoil after each compression
- Minimize interruptions in chest compressions
- Avoid excessive ventilation
- 1 breath for 6 seconds
- Change compressor < 2 seconds
High Quality CPR for Pediatric
(AHA 2010)
- Rate at least 100/min
- Push hard (>1/3 antrior postorior diameter of chest)
- Compression depth. Infant : at least 1.5 inches (4 cm)
Children = 2 inches (5 cm)
- Allow complete chest recoil after each compression
- Minimize interruptions in chest compressions
- Avoid excessive ventilation
- 1 breath for 3 seconds
- 2 Rescuer = Compression : Breath =15 : 2
Komponen SDM
Perawat ruangan khususnya tim code blue
sudah familiar dengan alat alat yang
dibutuhkan dan yang tersedia di ruangan
Komponen SDM
Tim code blue sudah familiar dengan obat-obatan yang
digunakan termasuk cara pengoplosan obat
Jenis Pasien Adrenalin (1 Cara SA Cara Frekuensi
Jenis Obat amp 1 mg) Pengoplosan (1mp=0.25m Pengoplosan Pemberian
obat g) obat
Komunikasi antar
ruangan
MISSION IMPOSIBLE
Saat kode ini diaktifkan maka tim kan menuju
ruangan di mana pasien berada dan melakukan
tindakan resusitasi jantung paru
Uncoordinized Cardiac Arrest
Team
Pembagian Tugas Dalam Tim
1. Perawat 1 : cek respon , Minta tolong, RJP
2. Perawat 2 : telpon operator, bawa alat emergency ke
TKP lalu mengambil posisi di airway dan breathing
3. Menunggu orang ke 3,4 dan ke 5 datang
4. Laporkan kondisi pasien,Dokter mengambil alih
airway, perawat icu bawa defib, memasang monitor ,
lihat gelombang EKG jika indikasi Shock perawat
ICU menyiapkan Defib, siapkan intubasi
5. Perawat NICU pasang infus
6. Intubasi selesai, dokter mengambil alih defib, ambu
bag diambil alih oleh perawat ruangan
7. Perawat ruangan membantu CPR
8. Perawat NICU pasang infus dan beri obat
9. Evaluasi pasien..
10.Selanjutnya sesuai kondisi pasien
Pembagian Tugas Tim : Sebelum
Code Blue
Pembagian Tugas Tim : Saat
Terjadi Code Blue
Airway C
Breathing
Circulation
C
Documentation
TL
D
Peran Team
Leader
Airway Management
• Menerima laporan ETT insertion Airway &
singkat kejadian Breathing set
• Meninjau catatan medis
sebelumnya
Defibrillation
• Memimpin jalannya Defibrillator
Chest
resusitasi compression
IV line Trolley
• Mengatur peran Fluid emergency
anggota tim Drugs
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ
Circulation (2)
• Mempersiapkan obat- Airway Management
Airway &
ETT insertion
obatan: adrenalin, SA, Breathing set
amiodaron, lidokain
• Memberikan cairan dan
Defibrillation
obat-obatan
Chest Defibrillator
• Menyiapkan defibrillator compression
IV line Trolley
• Melakukan defibrilasi Fluid emergency
atau kardioversi Drugs
Team Documentation
leader
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ
Documentation
• Mengidentifikasi Airway Management
Airway &
ETT insertion
pasien dan Breathing set
penyakitnya
• Mencatat
kondisi/tanda vital Defibrillation
pasien Chest Defibrillator
• Mencatat setiap compression
IV line Trolley
tindakan resusitasi Fluid emergency
• Melaporkan kepada Drugs
team leader
• Membuat laporan
resusitasi Team Documentation
leader
PERAWAT
Peran Kepala/
Perawat Ruangan
• Menjaga ketertiban Airway Management
Airway &
ETT insertion
ruangan (menutup tirai) Breathing set
• Menenangkan pasien lain
• Memberitahu/telepon
keluarga pasien Defibrillation
• DNR
• Fase terminal
Pasien penyakit BLS & ALS
• Paliatif Care dilakukan
tanpa
mengaktifkan
• Kamar Operasi Code Blue
Jenis • ICU
System
Ruangan • Catheterisasi
Jantung
POLA TIM CODE BLUE
1. Pola Sentralisasi
Tim code blue dengan anggota lengkap stanby untuk
seluruh area RS (banyak gedung)
2. Pola 1 atap
Tim code blue diambil dari petugas yang sedang
bertugas ,diambil dari beberapa ruangan ditambah
dokter jaga
3. Pola 1 lantai
Tim code blue terdiri dari dokter jaga dan perawat yang
sedang tugas saat terjadi code blue. Tim code blue
(perawat) berasal dari satu lantai. --> satu lantai terdiri
dari beberapa ruang rawat
“lebih baik mencegah ... cardiac arrest”
Kesimpulan
• Code Blue System merupakan salah satu strategi
untuk menurunkan mortalitas
• Code Blue System ditentukan oleh kesiapan
sistem, fasilitas, dan tenaga medis; serta kerja
sama tim
• Medical Emergency Team merupakan upaya
pengelolaan pasien yang berisiko tinggi
• Initial Assessment harus terarah dan sistematis