Anda di halaman 1dari 35

Dr. Ida Bagus Krisna Jaya Sutawan SpAn.

,
KNA Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
FK Udayana/RSUP Sanglah
KENAPA ?

SUDAHKAH
?

BAGAIMANA ?
APA ?
KENAPA ?
SISTEM PELAYANAN RESUSITASI
MEMENUHI 3 TARGET

APA ? TARGET
TARGET 3
1
TARGET
2
Resuscitation service are available and provided to all
patients 24 hours a day, every day, throughout all areas
of the hospital.

Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia dan


diberikan salama 24 jam setiap hari di seluruh area
rumah sakit, serta peralatan medis untuk resusitasi dan
obat untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai
dengan kebutuhan populasi pasien.
Medical technology for resuscitation and medications for
basic and advanced life support are standardized and
available for use based on the needs of the population
served.

Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar


diberikan segera saat dikenali henti jantung-paru dan
tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit
In all of hospital, basic life support
areas
implemented the is upon recognition of cardiac or
immediately
respiratory arrest, and advanced life support is
implemented in fewer than 5 minutes

Staf diberi pelatihan pelayanan


resusitasi
TARGET
1

TARGET
2

BAGAIMANA
TARGET
? 3
Regulasi Pelayanan
Resusitasi

TARGET
1
Peralatan Medis untuk
Resusitasi dan Obat Terstandar
sesuai Populasi Pasien
• Keputusan Direktur Utama RS umum Sanglah nombor :
HK.02.03/SK.XIV.4/1444/2018 tentang kebijakan umum pelayanan Medik
di RS umum Sanglah
• SK Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar Nomor
HK.01.07/PDN.XIV.4.3.1/1275/2019 Tentang Pemberlakuan Panduan
Pelayanan Resusitasi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
• Keputusan Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar no
HK.02.03/SK.XIV.4/23222/2018 tentang Tim Early warning system dan
code blue di Rumah sakit umum Pusat sanglah Denpasar.
• Panduan Pelayanan Resusitasi RSUP Sanglah
• Ruang Lingkup → Pelayanan resusitasi dilaksanakan dalam waktu
24 am
j sehari dan 7 hari dalam seminggu
• SK Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar nomor
HK.02.04/IV.C.11.D23/1600/2016 Tentang Tim Code Blue RSUP
Sanglah
• Tugas Tim adalah :
1. Mengusulkan kebutuhan Code Blue
2. Mensosialisasikan sistem Code Blue
3. Melatih Karyawan RSUP Sanglah Denpasar untuk pelaksanaan Code Blue
4. Melakukan Drill Code Blue
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan Code Blue
• Membuat sistem Code blue → revisi Standar Prosedur
Operasional →
• SPO Code Blue no dokumen YR 01.01/SPO.XIV.1.1/17164/2017 tanggal berlaku
12
juni 2017
• SPO code Blue Anak no dokumen YR.01.02/SPO.XIV.1.1.1/6164/2019
tanggal berlaku 14 februari 2019
• SPO code blue diluar ruang perawatan/area umum, no dokumen
• SPO Test Kesiapan Fungsi Alat
Defibrillator/Monitor No. Dokumen
KF.02.08/SPO.I.C1./11524/2016 Revisi 02
Tgl terbit 30 Juni 2016
• SPO Pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan Dan Bahan Medis
Habis Di Trolley Emergency No
Dokumen
KF.01.04/SPO.I.E.15/0921/2016
• Tabel konversi obat dewasa ke anak
Alat Kesehatan Yang Tersedia di Troli Emergenci
Kunci Troli Tabung oksigen
Defibrillator Stetoskop
*

Laringoskop dewasa dan anak Senter


& cadangan lampu Gunting
Ambubag + reservoir dewasa Battery cadangan &
dan anak jelly
* Tidak semuanya Saturasi O2
• Troli emergenci yang terdiri dari
• Laci 1 terdiri dari 19 obat-
obat
• Adrenaline,
amiodarone, pelumpuh
otot,
• Laci 2 terdiri dari 57 alat-
alat habis pakai
• ETT, electrode,
• Laci 3 terdiri dari 15 cairan
dan alat-alat habis pakai
• Cairan, marker oksigen,
masker nebulizer
Bantuan Hidup
Dasar Diberikan
Segera

TARGET
2
Tindak lanjut
diberikan kurang
dari 5 menit
• Pelaksanaan SPO Code Blue → maka dilakukan
Pembentukan Tim Medis Reaksi Cepat Code Blue
(TMRCCB)→ pelayanan BHL
• Di RS Sanglah terdiri dari:
• Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
• Dokter Anestesi dan Terapi Intensif sebagai Koordinator TMRCCB
• Dokter Jantung sebagai anggota TMRCCB
• Perawat 1, perawat 2 dan perawat 3 sebagai anggota TMRCCB
• Satuan Pengaman
• Farmasi
• Ruang Perawatan Pasien
• Di luar ruang perawatan pasien / public area
SOUNDING CODE BLUE DGN
SPEAKER DUA TEAM MEDIS REAKSI
CEPAT CODE BLUE TEAM 1 : BLOK A
&D
TEAM 2 : BLOK B & C
TOTAL 56 TROLI
EMERGENCY 44
DEFIBRILATOR
2 AED
PELATIHAN PELATIHAN SOSIALISASI SOP DRILL C O D E
BANTUAN BANTUAN C O D E BLUE BLUE
HIDUP DASAR HIDUP LANJUT
 LAPORAN PELAYANAN C O D E BLUE
YANG DIBUAT SETIAP 6 BULAN
 LATAR BELAKANG
 HASIL MONITORING
 RESPONE TIME
EVALUASI  EFEKTIFITAS

PELAKSANA  KESALAHAN PENGAKTIFAN C O D E


BLUE
AN CODE  ANALISA DAN REKOMENDASI
BLUE  LAPORAN SIMULASI C O D E BLUE
YANG DIBUAT BERDASARKAN
JADWAL SIMULASI
 KRONOLOGIS SIMULASI C O D E BLUE
 EVALUASI SIMULASI C O D E BLUE
Suatu sistem emergensi yang terdiri
atas Tim Medis Reaksi Cepat Code
Blue (TMRCCB) yang bertugas
memberikan pertolongan segera pada
pasien dengan henti jantung (cardiac
arrest), henti nafas ataupun kondisi
mengancam nyawa dengan ancaman
henti jantung dan henti nafas dengan
skala
MEWS ≥ 8
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Code
Blue dalam upaya
1.Mengurangi angka kejadian
mortalitas di RSUP Sanglah
2.Meningkatkan angka kembaliny
kejadian sirkulasi spontan/ a
Circulation
Return of(ROSC) pada kasus cardiac arrest
Spontaneou
3.Mengurangi angka kejadian smorbiditas
terjadinya henti nafas dan henti jantung
pasien yang dirawat
TMRCCB terdiri
dari :
 Dokter Jawa Pelayanan (DPJP) atau
Penanggung b minimal
residen Pin hijau
 Dokter Anestesi dan Terapi Intensif sebagai
koordinator TMRCCB (minimal residen Pin hijau)
 Dokter Jantung/kardiologi sebagai anggota TMRCCB (minimal
residen Pin hijau)
 Perawat 1, Perawat 2, dan perawat 3 sebag ai angg ota
minimal TMRCCB
 Satuan pengamanan
 Farmasi
1. Identifikasi pasien/korban dengan henti jantung (cardiac arrest) dan
atau henti nafas (respiratory arrest) di tempat kejadian atau pasien
dirawat dengan perburukan kondisi dengan skala M E W S ≥ 8 di ruang
perawatan
2. Perhatikan label pasien yang mengalami henti jantung (cardiac
arrest) dan atau henti nafas (respiratory arrest) atau M E W S ≥ 8. Bila
label ungu tidak perlu mengaktifkan Code Blue
3. Pada kasus cardiac arrest, segera lakukan BHD, call for help, aktifkan
code blue dengan menghubungi pesawat ekstensi 333 dengan
menyatakan ”code blue di ruang...... kamar.....”. Satpam yang
menerima telpon kemudian mengumumkan melalui pengeras suara
dengan meyatakan ”code blue di ruang...... kamar.....”.
4. Pada kasus perburukan kondisi dengan
M E W S ≥ 8, residen DPJP melakukan
resusitasi awal, aktifkan code blue.
5. TMRCCB datang ke lokasi kejadian
dalam waktu kurang dari 5 menit dan
melakukan advance life support pada
kasus henti jantung atau resusitasi-
stabilisasi hemodinamik pada kasus
perburukan kondisi, M E W S ≥ 8
6. Informed consent kondisi pasien
dilakukan oleh DPJP
7. Pada henti
jantung
A. Bila :tercapai Return of Spontaneous circulation
(ROSC), diputuskan untuk penanganan
selanjutnya di ICU/ICCU, PJT, Ruang Operasi,
unit lainnya atau Rumah Sakit jejaring.
B. Sementara menunggu ruang perawatan
definitif, perawatan pasien tersebut dirawat
sesuai dengan fasilitas yang tersedia saat itu
dengan tindakan ventilasi mekanik yang
dilakukan secara manual (bagging dengan
bag- valve-mask)
C. Bila tidak tersedia ruang perawatan definitive,
tindakan bagging diserahkan ke DPJP setelah
pasien ROSC dan distabilkan dalam waktu 2
jam oleh TMRCCB dan pasien tetap dirawat di
8. Pada pasien perburukan kondisi dengan M E W S ≥
8 : A. Dilakukan resusitasi secara intensif dengan
monitoring ketat di ruang perawatan pasien
dengan koordinasi antara DPJP, dokter anestesi,
dan dokter cardiologi.
B. Bila pasien memerlukan penanganan jalan
nafas definitive dengan intubasi pipa
endotracheal, maka tindakan intubasi
dilakukan di ruang perawatan pasien oleh
dokter anestesi
C. Setelah pasien terintubasi, dilakukan tindakan
ventilasi mekanik yang dilakukan secara
manual (bagging dengan bag- valve-mask)
D. Penanganan selanjutnya sesuai dengan
perkembangan kondisi, dirawat di ICU/ICCU,
PJT atau dibawa ke ruang operasi untuk
tindakan operasi cito, atau dirujuk ke rumah
sakit jejaring.
E. Bila tidak tersedia ruang perawatan definitive,
tindakan bagging diserahkan ke DPJP setelah
pasien distabilkan dalam waktu 2 jam oleh
TMRCCB
F. Pasien selanjutnya dirawat bersama diruangan
awal antara DPJP, dokter terkait lainnya serta
dokter anestesi dan terapi intensif.
9. Pasien dipindahkan ke ruang perawatan definitive bila
transportable dan ruangan yang dibutuhkan pasien sudah
tersedia
10. Bila pasien meninggal, surat keterangannya ditandatangani oleh
DPJP
1. SMF yang ada di lingkungan RSUP
Sanglah
2. Semua Unit Perawatan
3. Satuan Pengamanan
Henti nafas, henti
Kriteria:
jantung atau
HENTI JANTUNG MEWS
DAN ATAU HENTI ≥
Alur Code Blue
NAFAS
8 1. Henti Nafas
2. Henti Jantung
GELANG UNGU ( - ) GELANG UNGU ( + )
3. Pasien mempunyai
harapan hidup
DPJP, PERAWAT,
Aktifkan Code Blue
SATUAN PENGAMANAN 4. MEWS ≥ 8
5. Bukan pasien
1.AMANKAN AIRWAY,
BREATHING,
Emergency call Telp. 333
keganasan
CIRCULATION
stadium akhir
2.ISOLASI
LINGKUNGAN PASIEN TMRCCB DNR STANDAR POS
STATION
TMRCCB
RESUSITASI
Tenaga: PPDS-1 dan Perawat
Alat: troli emergency
BERHASIL GAGAL
lengkap

DISERAHKAN KE DISERAHKAN KAMAR


DPJP KE DPJP JENAS
AH

RUANG RAWAT BIASA RUANG RAWAT INTENSIF

PULAN
G

Anda mungkin juga menyukai