CODE BLUE
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING TENTANG PANDUAN
CODE BLUE .
i
KEDUA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II Nomer: 0417/SK.3.2/IV/2015 tentang Panduan
Code Blue dinyatakan tidak berlaku lagi.
KETIGA : Panduan Code Blue sebagaimana dimaksud diktum
pertama dipergunakan sebagai acuan bagi staf dalam
penanganan henti nafas dan henti jantung di RS PKU
Muhammadiyah Gamping.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Sleman
Pada Tanggal : Oktober 2016
Direktur,
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah.SWT ,Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan Anugerah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun sehingga
tersusunlah buku panduan Code Blue Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
Panduan Code Blue adalah sistem pertolongan pertama yang harus dapat
dilakukan oleh seluruh komponen rumah sakit, baik tenaga medis (dokter dan
perawat) dan tenaga non medis. Diperlukan suatu sistem atau strategi pencegahan
kejadian henti jantung di rumah sakit dan memastikan bahwa tindakan bantuan hidup
dasar dan lanjut dapat dilakukan dengan efektif.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayaan di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gamping dan sebagai bahan panduan untuk pasien yang
akan dilakukan resusitasi.
Wasaalamu’alaikum.Wr.Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. Definisi 1
B. Ruang Lingkup 1
C. Tatalaksana 2
D. Dokumentasi 6
ii
PANDUAN CODE BLUE
A. Devinisi
Sistem code blue : Code Blue merupakan salah satu sistem kegawatdaruratan di
rumah sakit untuk pasien dengan kondisi kegawatdaruratan medis dan henti
napas/henti jantung dimana seluruh komponen rumah sakit dapat terlibat dalam
proses resusitasi termasuk petugas non medis. Sistem meliputi strategi
pencegahan dan aktivasi sistem kegawatdaruratan di rumah sakit dengan 1 nomor
telepon (888) yang langsung terhubung dengan tim medis dengan kemampuan
bantuan hidup lanjut.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam code blue disebut area/zonasi, Area adalah wilayah yang
dicover oleh layanan code blue. Area di RS PKU Gamping dibagi menjadi 4
area, yaitu :
1. Lantai 1 Area lantai 1 dan 2
a. Area 1 A : poli rawat jalan, laboraturium, pendaftaran, relasi, tata usaha,
radiologi, fisioterapi, gizi, farmasi, kantin, bank, CSSD, parkir, masjid,
HD, pemeliharaan, elektromedik.
b. Area 1 B/ Lantai 2 : Fisioterapi, R. BPH, R. Ranap : Firdaus, Naim,
Arroyan, Al Kautsar, R.
2. Area lantai 3 dan 4 terdapat ruang rawat inap dan R. operasi, sehingga dibagi
menjadi 2 area.
a. Area 2A : R. Ranap lantai 3 ; Wardah, Zaitun
b. Area 2B : R. Operasi dan R. tunggu pasien ICU
1
3. Area Gedung skill Lab : lantai 1 sampai 4
a. Area 1 : R. Skill lab, musholla dan Parkir
b. Area 2 : R. Direksi dan Komite Medik dan TU
c. Area 3 : R. Mutu, CBT dan R Kuliah
d. Area 4 : R. Auditorium, R Sidang Komisi 1, R Sidang Komisi 2/
C. Tatalaksana
1. Tim Code Blue
Tim Code Blue adalah semua komponen rumah sakit terlibat dalam proses
resusitasi untuk dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar dan hidup
lanjut, terdiri dari:
a. Petugas Non medis terlatih : merupakan petugas non medis dengan
keterampilan bantuan hidup dasar dan aktivasi sistem code blue.
b. Tim Primer : merupakan petugas medis dengan kemampuan bantuan
hidup dasar untuk petugas medis termasuk penggunaan defibrillator
otomatis (merupakan personel/tim yang pertama kali menjumpai
kejadian pasien kritis/henti napas atau henti jantung).
c. Tim sekunder : merupakan petugas medis dengan komponen dokter
dan perawat dengan kemampuan bantuan hidup lanjut dan didukung
dengan peralatan dan obat-obatan emergency termasuk penggunaan
defibrillator (merupakan tim kedua yang bergerak atas aktivasi code
blue dari tim primer).
2
Pelatihan : Dokter : ACLS
Perawat : PPGD / BLCS
Masa kerja : Minimal 1 tahun
3
/atau langsung menuju ke petugas medis terdekat). Telepon secara jelas
menyebutkan lokasi kejadian, jumlah korban, kasus anak atau dewasa.
1) Telepon dari petugas awam (888) akan diterima oleh tim sekunder dan
secara simultan sambil menyiapkan peralatan resusitasi, tim sekunder
akan mengaktifkan (via telepon) perawat terdekat (tim primer) dengan
korban untuk membantu bantuan hidup dasar
2) Jika penolong awam langsung meminta bantuan tim primer (tidak via
telepon) Tim code blue primer secara simultan datang memberikan
bantuan hidup dasar dan mengaktifkan tim sekunder (via telepon code
blue sistem 888)
b. Resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan kualitas tinggi,
perbandingan kompresi dan ventilasi 30 dibanding 2, dengan perhatian
pada kompresi yang dalam (minimal 5 cm), kompresi yang cepat
(minimal 100 kali/menit), dan menghindari interupsi selama siklus
kompresi dan ventilasi. Untuk mencegah kelelahan penolong setiap 2
menit atau 5 siklus petugas yang melakukan kompresi harus berganti.
Masing-masing penolong bekerja secara tim dengan 1 orang sebagai
pemimpin atau leader (untuk lebih jelas teknik resusitasi jantung paru
yang ideal dapat dilihat lebih lanjut dalam materi pelatihan BLS/ALS
oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta).
c. Bantuan hidup dasar dengan kualitas tinggi dilakukan terus sambil
menunggu tim sekunder datang. (Respon maksimal tim sekunder adalah 5
menit untuk seluruh area rumah sakit)
d. Tim Sekunder datang dengan personel dokter dan perawat terlatih
BCLS/ALS dengan membawa peralatan resusitasi termasuk defibrillator.
Tim sekunder bekerja simultan bersama tim primer melakukan bantuan
hidup lanjut termasuk pemberian obat-obatan dan penggunaan
defibrillator apabila diindikasikan.
4
e. Jika resusitasi jantung paru berhasil, ditandai dengan kembalinya fungsi
sirkulasi dan pernapasan korban, maka korban akan di transport menuju
ke ruang dengan peralatan monitoring (pasien ditrasnfer ke ICU
sedangkan non pasien ditransfer ke UGD) untuk selanjutnya dilakukan
penatalaksanaan yang sesuai untuk pasien dengan paska henti jantung
termasuk kemungkinan rujukan ke rumah sakit lain.
D. Dokumentasi
Hasil pelaksanaan code blue didokumentasikan tertulis dalam rekam medis
pasien, sedangkan untuk non pasien akan ditulis di lembar observasi dan lembar
assesment gawat darurat.
6
7