LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
NOMOR YR 01.01/XVI.I/640/2018
TENTANG REVISI I PANDUAN TATA
LAKSANA PELAYANAN TIM CODE BLUE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan gawat darurat sehari-hari merupakan hak asasi
manusia dan merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh rumah sakit sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik dan biaya yang
terjangkau. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang
lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan gawat darurat,
dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah
Sakit maka fungsi pelayanan Rumah sakit Dr M Djamil Padang secara bertahap
perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi
kepuasan kepada pasien, keluarga maupunmasyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RSUP Dr. M Djamil Padang dapat
seperti yang diharapkan maka perlu disusun Buku Panduan Tata Laksana
Pelayanan Tim Code Blue ( Rapid Response System For Resucitation ), buku
panduan tersebut merupakan konsep penanganan gawat darurat yang dapat
diterapkan secara terpadu dengan pengaturan dalam suatu sistem, disusun
sebagai acuan bagi pengelola Rumah sakit dalam melaksanakan upaya
peningkatan mutu pelayanan gawat darurat sehari -hari di Rumah Sakit.
Dalam buku panduan ini diuraikan tentang langkah-langkah
pelaksanaannya dan dilengkapi dengan pengorganisaian (struktur),uraian tugas tim
code blue, perencanaan SDM, Perencanaan komunikasi, Alur komunikasi,
Perencanaan Peralatan (Emergency Medical Kit, Minor Surgery Set), Perencanaan
obat-obat yang dibutuhkan, sistem kerja tim (diuraikan dalam bentuk alur), kegiatan
tim code blue. Pelatihan peningkatan SDM, serta evaluasi dan kendali mutu kendali
biaya terhadap tatalaksana pelayanan Tim code blue di rumah sakit.
B. PENGERTIAN
Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area
rumah sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera. Sebuah
code blue harus segera dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi
cardiac atau respiratory arrest (tidak responsif, nadi tidak teraba, atau bernafas),
misalnya pasien yang membutuhkan resusitasi.
-2-
Code Blue Team adalah : tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang ditunjuk
sebagai “ code - team “ yang secara cepat ke pasien untuk melakukan tindakan
penyelamatan. Tim ini menggunakan crash-car, kursi roda/ tandu, alat-alat penting
seperti defibrilator, suction, oksigen, ambubag, obat-obat resusitasi (adrenalin,
atropin, lignocaine) dan IV set untuk menstabilkan pasien.
Basic Life Support (BLS) atau bantuan hidup dasar merupakan awal respons
tindakan gawat darurat. BLS dapat dilakukan oleh tenaga medis, paramedis
maupun orang awam yang melihat pertama kali korban. Skills haruslah dikuasai
oleh paramedis dan medis, dan sebaiknya orang awam juga menguasainya,
karena seringkali korban justru ditemukan pertamakali bukan oleh petugas medis.
BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/pertolongan hidup dasar yang
meliputi bebas nya jalan nafas (airway/A), pernafasan yang adekuat (breathing/B),
sirkulasi yang adekuat (circulation/C ).
Advance Cardiac Life Support (ACLS) adalah bantuan hidup lanjut atau
pertolongan pertama pada penyakit jantung.
C. FALSAFAH
1. Memberikan rasa aman dan sehat bagi pasien dengan melibatkan seluruh
potensi rumah sakit serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas pada
pelayanan kesehatan di rumahsakit.
2. Merubah perilaku dari semua personil rumah sakit agar mampu
menanggulangi pasien dengan keadaan gawat darurat.
BAB II
RUANG LINGKUP
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua
kondisi darurat medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera
mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap:
3. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit yang
berada disekitarnya, dimana terdapat layanan Basic Life Support(BLS)
4. Respon kedua (responder kedua) merupakan tim khusus dan terlatih, yang
berasal dari unit khusus yang ditunjuk oleh pihak rumahsakit.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar
kualitas pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit, untuk menunjang hal
tersebut yang dilakukan adalah :
a. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS
untuk menunjang kecepatan respon untuk BLS dilokasikejadian.
b. Peralatan BLS harus ditempatkan dilokasi yang strategis dalam kawasan
rumah sakit, misal nya di lobby rumah sakit, ruang tunggu poli klinik, dan
ruang rawat inap, dimana peralatan dapat dipindahkan atau dibawa untuk
respon yang cepat dan tepat.
Area cakupan Tim Code Blue
No. Tim code blue primer (Koord) Area Cakupan.
Area yang tidak termasuk cakupan tim code blue (sudah memiliki tim resusitasi
mandiri) :
Kamar operasi IBS dan IGD, ICU, CVCU, NICU, PICU, Instalasi Gawat Darurat lantai 1,
HCU bedah, HCU penyakit dalam, serta HCU anak.
BAB III
KEBIJAKAN
B. Pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan selama 24 jam setiap hari di
seluruh area rumah sakit, serta adanya peralatan medis untuk resusitasi dan obat
untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan populasi pasien.
C. Pasien yang ditemukan terdapat kriteria code blue, dapat dipanggil tim code blue
ke nomor line 700 atau nomor handphone 08116662700 untuk membantu
melakukan tindakan bantuan hidup lanjut pada pasien tersebut.
D. Pasien dengan EWS merah yang ada kriteria code blue, dapat langsung
dipanggil tim code blue. Namun untuk kondisi saat ini di RSUP Dr. M. Djamil
Padang, pasien dengan EWS merah yang tidak ada kriteria code blue
ditatalaksana oleh DPJP pasien yang bersangkutan dan jika diperlukan dapat
dikonsulkan ke tim code blue RSUP Dr. M. Djamil Padang.
E. Adanya pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat dasar pada seluruh staf
dan tingkat lanjut bagi staf yang ditentukan oleh rumah sakit tentang:
1. pelatihan bantuan hidup dasar
2. pelatihan bantuan hidup lanjut
-8-
BAB IV
TATA LAKSANA
Respon Tim Code Blue untuk seluruh daerah di RSUP Dr. M. Djamil Padang tidak
dapat ditangani oleh tim dibawah Instalasi Gawat Darurat (IGD) saja, karena kesulitan
jarak dan lokasi yang tidak terjangkau, pada hal idealnya waktu antara aktivasi code blue
sampai kedatangan tim code blue adalah 5 menit. Sehingga diharapkan setiap regio
rumah sakit mempunyai tim yang dapat melakukan BLS awal sambil menunggu
kedatangan tim code blue rumah sakit yang telah ditunjuk untuk meningkatkan harapan
hidup pasien.
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 4 sampai 5 anggota yang
terlatih BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah dibawa (satu kit resusitasi dasar),
harus ditempatkan di lokasi strategis di seluruh kawasan rumah sakit, terutama di daerah
probabilitas tinggi terjadi kondisi darurat medis, sehingga tim dapat dengan cepat
memobilisasi dan memanfaatkan peralatan kit resusitasi dasar tsb, sehingga efektifitas
dan waktu respon dari tim code blue akan lebih baik dan harapan hidup pasien akan
meningkat.
Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga non
dokter dan non medis dilatih keterampilan BLS, agar dapat memberikan resusitasi awal
kehidupan (CPR) di lokasi kejadian, sambil menunggu respon primer atau tim code blue
datang, selanjutnya perlu dilakukan persiapan tentang:
2. Local Alert
1. Tergantung pada mekanisme yang dibuat oleh rumah sakit (zone
coordinator).
2. Pengumuman melalui central operator rumah sakit melalui telephone No
700, yang telah terintegrasi keseluruhan ruangan.
3. Menampilkan nama-nama tim code blue primer di lokasi strategis yang
telah ditunjuk oleh coordinator tim.
4. Setelah ada informasi kejadian dari central operator melaui telephone No
700, tim code blue primer meninggalkan pekerjaannya dan mengambil tas
code blue di IGD, dan bergegas ke lokasi untuk memulai BHD/ CPR.
3. Hospital Alert
Nomor telephone code blue dengan No 700 (harus tersedia dan terinformasi ke
central operator rumah sakit yang terintegrasi ke ruangan) sebagai pusat
panggilan kegawatdaruratan medis :
a. Prioritas 1 : Untuk mengaktifkan tim code blue sekunder dari tim emergenci
traumadisaster.
b. Prioritas 2 : Untuk memeriksa (sebagai jaring pengaman kedua) pengaktifan
tim code blue primer.
1) Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang
sebenarnya (sampai bisa dibuktikan).
2) Panggilan code blue harus dijawab secepatnya ( < 3x dering).
3) Informasi vital adalah:
a. Nama dan nama orang/ tim rumah sakit/ paramedis/ dokter tim code blue
(jadwal di distribusikan ke central/ operator rumah sakit setiap bulan)
b. Lokasi pasti.
c. Trauma atau kasus medis
d. Dewasa atauanak-anak.
- 10 -
Tim di tempat kejadian darurat medis ditemukan pasien tidak sadar atau dalam
cardiac dan Respiratory arrest bertanggung jawab untuk meminta bantuan lebih
lanjut, memulai resusitasi menggunakan pedoman Basic Life Support (BLS) dan
keterampilan ALS serta peralatan cukup, SDM terlatih dan lengkap.
3. Circulation Support
a. Set infus mikro : 1 buah
b. Set infusmakro : 1 buah
c. Needleintraosseus : 1 buah
d. Venocath : 1 buah
e. Minor surgeryset : 1 set lenagkap
f. Glucometer : 1 buah
4. Obat - Obatan
1) Lidocaininj : 1amp
2) Adrenalinin : 1amp
3) Naloksoninj : 1amp
4) Phenobarbital : 1amp
5) Sulfas atropininj : 1amp
6) MGSO4 inj : 1 buah
5. Alat Komunikasi
Tersedia Telepon khusus code blue di rumah sakit, ditempatkan di IGD
dengan nomor telephone 700, merupakan alat panggilan khusus untuk tim code
blue. Sistem ini harus tersambung (connected) dengan ruangan di dalam rumah
sakit, agar response time tim code blue sesuai standar sampai di tempat lokasi
kejadian (5-10menit).
- 13 -
BAB V
DOKUMENTASI