Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PARAMARTA


NOMOR: 0010/PERDIR/X/2021
TENTANG

ASESMEN PASIEN
RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PARAMARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS


JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PARAMARTA

Menimban a. bahwa visi Rumah Sakit Khusus Jantung dan Pembuluh


g Darah Paramarta adalah “Menjadikan RS Khusus
Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta sebagai solusi
tepat masyarakat dalam memperoleh layanan
kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah yang
profesional, inovatif dan terpercaya di Kota Bandung
dan Jawa Barat”, serta misinya “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan khusus jantung dan pembuluh
darah yang profesional dengan sistem manajemen yang
terintegrasi, akuntabel dan real time serta senantiasa
mengutamakan kepuasan pelanggan”;

b. bahwa dalam upaya mewujudkan visi dan misi Rumah


Sakit Khusus Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
bermutu maka diperlukan proses pelayanan yang
komprehensif, berkesinambungan dan terintegrasi;

c. bahwa proses pelayanan yang komprehensif,


berkesinambungan, dan terintegrasi tersebut tidak
terlepas dari pelaksanaan asesmen pasien yang efektif.
Asesmen pasien merupakan suatu proses dinamis dan
berlangsung terus menerus, melibatkan berbagai
disiplin tenaga kesehatan profesional, dan merupakan
bagian penting dari pelayanan terhadap pasien di
Rumah Sakit Khusus Jantung dan Pembuluh Darah
Paramarta
2 / 11

d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu ditetapkan
Peraturan Direktur tentang Kebijakan Asesmen Pasien
di Rumah Sakit Khusus Jantung dan Pembuluh Darah
Paramarta;

Mengingat 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

4. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan;

5. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan

6. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor: 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis:

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien;

9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2018


tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;

10 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019


. tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun


11 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
.
Peraturan PT. Global Sekawan Kreasi Nomor 0001/PER-
PT.GSK/VII/2020 tentang Visi, Misi, Tujuan, Falsafah,
3 / 11

12 dan Nilai-Nilai Pelayanan Rumah Sakit Khusus Jantung


. dan Pembuluh Darah Paramarta;

Surat Keputusan PT. Global Sekawan Kreasi Nomor


0001/SK-PT.GSK/X/2021 tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Khusus Jantung dan Pembuluh
13 Darah Paramarta;
.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS


JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PARAMARTA
TENTANG ASESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT KHUSUS
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PARAMARTA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1) Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana Profesional Pemberi


Asuhan (PPA) mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif
untuk membuat keputusan terkait:

a) Status kesehatan pasien

b) Kebutuhan perawatan

c) Intervensi

d) Evaluasi

2) Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien;

3) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) adalah tenaga kesehatan professional


yang telah memperoleh kewenangan klinis tertentu untuk melaksanakan
asuhan pasien sesuai kewenangannya masing-masing;
4 / 11

4) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter


Spesialis yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis
seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian dari
rekam medis pasien tersebut;

5) Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) adalah perawat yang


bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas setiap pasien.
Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien
tersebut;

6) Asuhan Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan


keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan
yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha
memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal;

BAB II
TUJUAN ASESMEN PASIEN
Pasal 2

Tujuan Asesmen Pasien adalah untuk memperoleh data pasien baik secara
subyektif maupun obyektif untuk membuat keputusan tentang kebutuhan
asuhan, pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan pengobatan
berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana, bahkan
ketika kondisi pasien berubah yang dilakukan oleh tenaga medis dan
tenaga kesehatan lainnya.

BAB III
PRINSIP INTEGRASI DALAM ASESMEN PASIEN
Pasal 3
1) Asuhan Pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan berdasarkan
konsep pelayanan berfokus pasien (Patient Centered Care);
2) Penerapan konsep pelayanan berfokus pasien adalah dalam bentuk
Asuhan Pasien Terintegrasi:
3) Elemen pelayanan asuhan terintegrasi adalah :
a) Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga dalam asuhan
bersama profesional pemberi asuhan (PPA);
5 / 11

b) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sebagai ketua tim


asuhan yang mengintegrasikan asuhan pasien;
c) Profesional Pemberi Asuhan bekerja sebagai intra dan inter-disiplin
dengan kolaborasi interprofesional;
d) Tersedia Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT);
e) Terdapat kolaborasi dalam edukasi pasien;
f) Manajer Pelayanan Pasien/Case Manajer menjaga kesinambungan
pelayanan;
g) Terdapat alur klinis terintegrasi; dan
h) Perencanaan pemulangan pasien terintegrasi;
i) Tersedia sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi
yang terintegrasi.
4) Asesmen Pasien merupakan aspek penting dalam asuhan pasien
terintegrasi;
5) Asesmen Pasien dimulai dari sejak pendaftaran pasien sampai tindak
lanjut pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien dengan
menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang
terintegrasi.

BAB IV
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA)
Pasal 4

1) Pemberian asuhan pasien oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) terdiri


dari :
a) Asesmen Pasien (pemeriksaan pasien); dan
b) Pemberian Pelayanan (implementasi rencana, intervensi, monitoring);
2) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) terdiri dari :
a) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP);
b) Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA);
c) Ahli Gizi/Nutrisionis;
d) Tenaga Farmasi;
e) Tenaga Rehabilitasi Medis;
f) Tenaga Kesehatan lainnya yang memiliki kewenangan melakukan
asesmen pasien.
3) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim, menerapkan
praktik kolaborasi interprofesional, memberikan asuhan pasien
6 / 11

terintegrasi, masing-masing melakukan asesmen berbasis pengumpulan


data/informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan
dengan DPJP sebagai Ketua Tim yang mengintegrasikan asuhan,
termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien.

BAB V
PROSES UTAMA ASESMEN PASIEN
Pasal 5

Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama, yaitu :


1) Informasi dikumpulkan :
mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial,
kultural, spiritual dan riwayat kesehatan pasien;
2) Analisis data dan informasi :
analisis data dan informasi termasuk hasil laboratorium dan radiologi-
diagnostik-imajing untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
kesehatan pasien;
3) Rencana disusun :
membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien
yang telah diidentifikasi;
4) Proses (1) sampai (3) tersebut di atas dilakukan oleh Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) yang bertanggung jawab terhadap pasien;

Pasal 6

Proses asesmen harus memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan


kesehatan, dan permintaan atau preferensinya;

BAB VI
JENIS ASESMEN PASIEN
Pasal 7
Asesmen Awal

1) Asesmen awal adalah asesmen yang dilakukan sejak pasien tiba di


rumah sakit;
2) Asesmen awal merupakan proses penting untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk memulai proses asuhan pasien;
7 / 11

3) Proses asesmen awal memberikan informasi perihal :


a) Pemahaman asuhan yang diinginkan oleh pasien;
b) Pemilihan asuhan paling baik untuk pasien;
c) Diagnosis awal; dan
d) Pemahaman respons pasien terhadap asuhan sebelumnya;
4) Asesmen awal dilaksanakan oleh Dokter dan Perawat, sesuai dengan
kewenangan dan kompetensinya masing-masing;
5) Asesmen awal dilaksanakan di :
a) Rawat jalan;
b) Instalasi gawat darurat;
c) Rawat inap/Perawatan Intensif.
6) Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan, gawat darurat, dan
rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan
spiritual pasien;
7) Asesmen awal bersifat terintegrasi dan real time;
8) Asesmen awal pada kasus tertentu/gawat darurat, dilakukan dengan
Rapid Assessment (asesmen cepat) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
9) Kerangka waktu asesmen awal adalah real time pada saat PPA pertama
kali bertemu dengan pasien/keluarga pasien.

Pasal 8
Asesmen Lanjutan

1) Asesmen lanjutan diperlukan jika pada saat asesmen awal


data/informasi pasien belum sepenuhnya tergali atau masih menunggu
hasil pemeriksaan diagnostik tertentu yang memerlukan waktu tertentu;
2) Asesmen lanjutan dilaksanakan pada pasien yang sejak tiba di rumah
sakit hanya dilakukan asesmen cepat (rapid assessment) karena kondisi
pasien yang memerlukan tindakan segera dan dilaksanakan setelah
kondisi gawat darurat teratasi/kondisi pasien stabil;
3) Asesmen lanjutan diperlukan jika pada saat asesmen awal diperlukan
adanya asesmen lebih lanjut dan mendalam yang memerlukan intervensi
gizi, layanan rehabilitasi atau layanan lain terkait kemampuan untuk
berfungsi mandiri pasien;
4) Kerangka waktu asesmen lanjutan adalah kurang dari 24 jam.
8 / 11

Pasal 9
Asesmen Ulang

1) Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana


Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mengevaluasi ulang data pasien setiap
terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya;
2) Asesmen ulang dilakukan selama asuhan, pengobatan dan pelayanan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien;
3) Asesmen ulang dilakukan untuk memahami respons pasien terhadap
pemberian asuhan, pengobatan dan pelayanan;
4) Asesmen ulang dilaksanakan untuk menetapkan keputusan asuhan
yang memadai dan efektif terhadap pasien;
5) Asesmen ulang dilaksanakan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA),
sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya masing-masing;
6) Asesmen ulang dilakukan dan dicatat dalam Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) sesuai ketentuan yang berlaku;
7) DPJP melakukan asesmen ulang setiap hari selama pasien dirawat
termasuk hari libur/akhir minggu dan dilakukan pencatatan setiap
terjadi perubahan penting kondisi pasien;
8) Perawat melakukan asesmen ulang minimal 1 (satu) kali per shift atau
sesuai perkembangan kondisi pasien;
9) Perawat Penanggung Jawan Asuhan (PPJA) mengkoordinasikan dan
memverifikasi evaluasi ulang perawat untuk asuhan keperawatan
selanjutnya.

Pasal 10
Asesmen Tambahan

1) Asesmen tambahan adalah asesmen yang dilakukan terhadap populasi


pasien tertentu atau populasi pasien khusus yang mengharuskan proses
asesmen perlu diubah;
2) Asesmen tambahan ini disesuaikan dengan keunikan dan kebutuhan
setiap populasi pasien tertentu;
9 / 11

3) Asesmen tambahan sesuai populasi pasien di RSJP Paramarta


mencakup:
a) Neonatus
b) Anak
c) Remaja
d) Ibu hamil/maternitas
e) Geriatri
f) Perencanaan pemulangan pasien
g) Sakit terminal
h) Nyeri kronik dan intens
i) Kecanduan obat terlarang atau alkohol
j) Korban kekerasan atau kesewenangan
k) Penyakit menular/infeksius
l) Pasien dengan kemoterapi atau terapi radiasi
m) Pasien dengan sistem imunologi terganggu
4) Asesmen tambahan memperhatikan kebutuhan dan kondisi pasien
dalam kerangka kultural pasien dan kebutuhan khusus pasien;
5) Asesmen tambahan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
dan standar profesional yang berlaku.

BAB VII
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Pasal 11

1) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit mengakomodasi kebutuhan


Asesmen Pasien secara terintegrasi di RSJP Paramarta;
2) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi
mengakomodasi kebutuhan pengumpulan data dan informasi pasien
secara real time;
3) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit mengakomodasi kebutuhan
efektifitas dan efisiensi dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
dan aman bagi pasien dan keluarga.

BAB VIII
ISI ASESMEN
Pasal 12
10 / 11

Penjelasan tentang jenis dan isi asesmen pasien secara lengkap tertuang
dalam Panduan Asesmen Pasien;

BAB IX
EVALUASI DAN PENINJAUAN ULANG
Pasal 13

1) Format Asesmen Pasien baik secara elektronik maupun manual


dievaluasi setiap tahun, dan diadakan penyempurnaan sesuai dengan
perkembangan peraturan perundangan-undanan dan kemajuan
teknologi di bidang kesehatan;

2) Jika dikemudian hari ditemukan adanya kekurangan dan/atau


kesalahan dalam penyusunan Kebijakan Asesmen Pasien ini, maka akan
dilakukan peninjauan ulang dan perbaikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Direktur ini, dijelaskan


secara terperinci dalam dokumen regulasi lain yang menunjang dan
sejalan dengan peraturan ini;

2) Peraturan Direktur tentang Asesmen Pasien ini berlaku sejak


ditandatangani dan agar diketahui dan dilaksanakan oleh semua pihak
yang berkepentingan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 11 Oktober 2021
Direktur RSJP Paramarta,
11 / 11

dr. Mega Febrianora, Sp.JP

Anda mungkin juga menyukai