MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RS ISLAM PKU
MUHAMMADIYAH PALNGKA RAYA TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP RUANG
SHAFA
KEDUA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan
Direktur RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya
Unit II Nomer: 1047/SK.3.2/XII/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap Ruang Ar Royan dinyatakan tidak
berlaku lagi.
i
KETIGA : Pedoman Pelayanan Rawat Inap Ruang Shafa sebagaimana
dimaksud diktum pertama dipergunakan untuk menjadi
acuan staf dalam memberikan pelayanan di ruang rawat
inap.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Sleman
Pada Tanggal : Oktober 2016
Direktur,
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman:
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama
diseluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok
profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan
akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir
kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga
diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya
peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir
realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan
yang berkualitas tinggi Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan
standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua
staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan ,
pengobatan, perawatan, ke pasien baik dengan penyakit menular atau
penyakit tidak menular.
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran
kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya
Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu.
Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta
hasil yang ingin dicapai.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan
harapan singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu
hasil tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar
merupakan landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat
1
keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam
penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan
yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat
Inap. Standar sangat membantu keperawatan untuk memcapai asuhan yang
berkualitas. Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu
menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan rawat inap yang meliputi :
1. Asuhan Medik.
2. Asuhan Keperawatan.
3. Pelayanan Farmasi.
4. Asuhan Gizi.
5. Pelayanan Fisioterapi
6. Pelayanan HHC
C. Batasan Operasional
Ruang rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan pelayanan
/ asuhan rumah sakit berkesinambungan lebih dari 24 jam.
D. Landasan Hukum.
1. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek kedokteran
2. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. PP No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan no 850/Kemenkes/SK/V/2000 tentang
Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2000-2010
6. Permenkes RI no HK. 02.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Keperawatan.
7. PerMenKes No 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
2
8. PerMenKes No 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik
9. PerMenKes No 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medik
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Rawat Inap Ruang Shafa yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi :
Kategori :
1 orang Supervisor
1 orang PPJP
2 orang Pelaksana
4
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
2 orang Pelaksana
C. Pengaturan jaga
Hari kerja rumah sakit adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan
jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. RS Islam
PKU Muhammadiyah Palangka Raya merupakan rumah sakit yang
beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan
disesuaikan dengan jam kerja rumah sakit.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam
kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja.
Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan
tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
RUANG NS
DOKTER KM KM KM
KM KM KM
KM
R. D isk usi
246 248 250 252
Internship Putri
R. Jaga
DENAH LANTAI 2
AR-ROYYAN
B. Standar fasilitas
Standar Ruang
No Nama ruang Jumlah Satuan
1 Ruang Perawatan :
Vip 12 Tempat Tidur
6
5 Kamar mandi/Toilet petugas 1
6 Pantri. 1
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Lapor DPJP.
1. Apabila pasien belum mendapatkan pemeriksaan DPJP rawat inap di
IGD atau di poliklinik maka perawat segera melaporkan pasien baru
kepada DPJP rawat inap.
2. Apabila setelah 3 x pelaporan atau 2 jam mulai pasien baru masuk tidak
berhasil menghubungi DPJP maka perawat melapor kepada Dokter Jaga
Bangsal untuk mendapatkan terapi yang bersifat mengurangi symptom.
3. Apabila setelah 24 jam DPJP yang telah ditunjuk tidak bisa dihubungi
maka Supervisor / Case Manajer menghubungi Manajer Pelayanan
Medik untuk menunjuk DPJP pengganti.
8
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Dokter membuat permintaan pemeriksaan laboratorium.
2. Formulir permintaan pemeriksaan dikirim ke Instalasi laboratorium.
3. Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh petugas ruangan yang
telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas laboratorium.
4. Petugas laboratorium melayani pengambilan sample darah hanya pada
jam 05.00 s/d jam 07.00 pagi. Sore jam 16.00 s/d jam 18.00. Diluar
sample darah dan waktu tersebut jam itu sample diambil dan diantar ke
laboratorium oleh petugas ruang rawat inap.
D. Pemeriksaan Radiologi
1. Dokter membuat permintaan pemeriksaan Radiologi .
2. Untuk pemeriksaan tanpa kontras Pasien dari bangsal di antar perawat,
datang ke Instalasi Radiologi, dengan membawa surat permintaan
foto.
3. Jika pemeriksaan memerlukan kontras perawat akan mendaftarkan ke
Instalasi Radiologi melalui telpon dan petugas Radiologi akan
memberi penjelasan tentang persiapan, imformed concent dan
penjadwalan kapan waktu pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan.
9
b. Memberikan informasi dan meminta persetujuan pada pasien /
keluarga.
c. Menandatangani formulir permintaan darah.
2. Perawat :
a. Mengambil contoh darah pada pasien dan menyerahkan ke bank
darah beserta formulir permintaan darah.
b. Mengirim contoh darah dan formulir permintaan darah.
3. Bank darah :
a. Menerima sampel darah dari perawat, memeriksa golongan darah
(jika belum ada) dan mencatat pada buku register.
b. Melakukan cross match.
c. Menyiapkan darah yang telah cross match dan meminta perawat
untuk mengambil darah.
4. Perawat :
a. Menerima darah sesuai pesanan.
b. Melakukan transfusi darah pada pasien sesuai prosedur tranfusi
darah
G. Tindakan Operatif
1. Dokter
a. Memeriksa pasien
b. Menginstruksikan tindakan operasi
c. Menjelaskan ke pasien/keluarga.
2. Perawat Ruangan
a. Menyiapkan form. Informed concent untuk diisi dan ditandatangani
oleh dokter serta pasien/keluarga.
b. Entri Pemesanan Kamar Bedah melalui SIM RS
c. Melapor melalui telpon ke Kamar Operasi/IBS
d. Menyiapkan pasien.
e. Mengirim pasien ke Kamar Operasi jika telah dipanggil dari kamar
operasi.
10
3. Petugas Kamar Operasi/IBS
a. Menerima pasien dan kelengkapan form transfer pasien
b. Mengecek kelengkapan persiapan operasi.
c. Melaksanakan tindakan
d. Mencatat laporan perkembangan pasien
e. Memberitahu petugas ruang untuk mengambil pasien
4. Perawat Ruangan
a. Mengambil dan melakukan serah terima pasien dengan form
transfer pasien.
b. Menempatkan pasien dikamar pasien
c. Melakukan perawatan paska operasi sesuai kebutuhan rawat
berdasarkan hasil pengkajian ulang / asesmen ulang
H. Pengadaan Diet
1. Dokter
a. Memeriksa pasien
b. Menginstruksikan pemberian diet.
2. Perawat
a. Menulis diet di status pasien.
b. Memberi tahu petugas Gizi kebutuhan diet pasien baru /perubahan
diet kepada petugas gizi melalui system informasi rumah sakit dan
bila perlu disertai pemberitahuan melalui telpon.
3. Petugas Gizi
a. Menerima permintaan diet dengan cara melihat permintaan melalui
system informasi rumah sakit dan telpon
b. Menyediakan makan sesuai permintaan.
c. Menyajikan diet ke pasien sesuai jadwal penyajian
11
b. Memberi penjelasan keluarga dan perawat bahwa pasien perlu
dirujuk untuk pemeriksaan atau tindakan di rumah sakit lain
c. Menulis surat pengantar.
2. Perawat
a. Mengontrol catatan medik, menghubungi rumah sakit rujukan untuk
mendaftarkan pemeriksaan penunjang / tindakan, menanyakan
persiapan pasien yang dibutuhkan dan biaya pemeriksaan / tindakan.
b. Menyiapkan form. Informed concent untuk diisi dan ditandatangani
oleh dokter serta pasien/keluarga.
c. Memberi tahu biaya pemeriksaan / tindakan kepada pasien /
keluarga.
d. Meminta pasien menyiapkan biaya atau bon uang dibagian keuangan
(pengantar jaminan biaya)
e. Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
f. Pesan pemakaian ambulance untuk merujuk pasien
3. Petugas keuangan (kasir)
Menyipakan uang atau surat pengantar jaminan biaya setelah
mendapatkan permintaan dari perawat.
4. Perawat.
a. Mengantar pasien sampai selesai pemeriksaan / tindakan
b. Menempatkan pasien dikamar pasien
J. Pelayanan Fisioterapi.
1. Dokter :
a. Memeriksa pasien
b. Menulis lembar konsultasi dengan dokter Spesialis Rehabilitasi
medik
2. Dokter Spesialis Rehabilitas Medik
Dokter Spesialis Rehabilitas Medik Menginstruksikan kepada
Fisioterapi tentang tindakan Fisioterapi
3. Perawat :
12
Memberikan informasi melalui telpon tentang instruksi tindakan dari
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik kepada petugas Fisioterapi
4. Petugas Pelayanan Penunjang : Fisiterapi
a. Menerima pesanan dari perawat tentang tindakan fisioterapi
b. Melaksanakan asuhan Fisioterapi sesuai permintaan dokter.
c. Mendokumentasikan asuhan fisioterapi pada rekam medis pasien
13
d. Menerima operan dari perawat yang mengirimkan pasien
e. Melakukan assesment/pengkajian ulang pasien.
f. Melapor ke dokter yang merawat.
g. Entry data pindah pasien pada SIMRS
14
g. Menyerahkan kembali nota penyelesaian administrasi pasien dan
resume pulang kepada pasien / keluarga untuk diberikan kepada
perawat di ruang perawatan
h. Mengucapkan terima kasih
4. Petugas Keuangan (kasir)
a. Menerima pemberitahuan dari perawat bangsal rawat inap melalui
telepon
b. Membuka billing
c. Melakukan verifikasi dan melengkapi data billing sesuai dengan
catatan / note perawat.
d. Mempersiapkan rincian biaya, nota pelunasan dan nota penyelesaian
administrasi.
e. Memberitahukan kepada perawat ruang rawat inap melalui telpon
bahwa administrasi siap diselesaikan.
f. Menyelesaikan administrasi dengan keluarga.
g. Menyerahkan nota asli dan nota penyelesaian administrasi kepada
pasien / keluarga.
h. Meminta pasien / keluarga ke bagian farmasi untuk mengambil obat
yang akan dibawa pulang dengan menyerahkan nota penyelesaian
administrasi.
i. Mengucapkan terimakasih.
5. Perawat
a. Menerima nota penyelesaian administrasi dan resume pulang
b. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
c. Melepas gelang identitas dan Mengantar pasien sampai pintu utama
d. Mengucapkan terimakasih dan selamat jalan.
15
b. Memberi penjelasan keluarga dan perawat bahwa pasien perlu
dirujuk
c. Menulis surat pengantar
2. Perawat
a. Mengontrol catatan medik,menghubungi rumah sakit rujukan
b. Menyiapkan formulir rujukan dan Informed concent untuk diisi dan
ditandatangani oleh dokter serta pasien/keluarga
c. Menyiapkan obat, hasil-hasil penunjang diagnostik untuk disertakan
bersama pasien.
d. Mengembalikan obat ke apotek jika ada obat yang tidak perlu
dsertakan dalam rujukan.
e. Pesan pemakaian ambulance untuk merujuk pasien melalui SIMRS
dan telpon
f. Memastikan semua billing telah di entry dalam SIMRS
g. Menyampaikan kepada petugas keuangan melalui telpon untuk
mempersiapkan penyelesaian administrasi pasien rawat inap dengan
menyebutkan nama dan nomer RM
h. Memberi penjelasan keluarga untuk dapat menyelasikan pembayaran
/ adminstrasi dikeuangan.
3. Petugas keuangan (kasir)
a. Menerima pemberitahuan dari perawat bangsal rawat inap melalui
telepon
b. Menyelesaikan administrasi dengan keluarga
a. Memberikan bukti penyelesaian administrasi.
4. Perawat
a. Menerima bukti penyelesaian administrasi dari keluarga.
b. Mengantar/Mengirim pasien sesuai kebutuhan.
16
BAB V
LOGISTIK
17
26. Oximetri Mindray
27. Termometer Digital For Head 2
28. Timbangan BB Camry 1
29. Timbangan BB Digital GEA -
30. Torniquet Elastic 2
31. Urinal Plastik 10
32. WWZ / Buli buli Karet 1
18
21. Tempat Sampah Jarum Plastik 1: 1 Ruang 1
Suntik & Kaca
22. Cordless Phone Panasonic 1 : 1 Ruang 1
23. Pesawat Telephone Panasonic 1 : 1 Ruang 1
24. Kursi Roda One Med 2 : 1 Ruang 1
25. Calculator Citizen 1 : 1 Ruang
26. Rak Piring Stainless 1 : 1 Ruang
27. Rak Sepatu Kaca 1 : 1 Ruang
28. Tool Box Shuter 1 : 1 Ruang 1
29. Box Container Claris 1 : 1 Ruang
30. Sofa VIP Busa 1 : 1 Ruang 12
31. Televisi LG 1 : 1 Ruang 2
32. Printer HP Laserjet 1 : 1 Ruang 2
P1102
19
14. Stappler KenKo
15. Perforator KenKo Punch
16. Penghapus Papan Tulis Stabill
17. Map Bening Exclusive
18. Lem povinal
19. Pisau Cutter KenKo L-500
20. Amplop Putih Label PKU Merpati
21. Blanko Permintaan Barang Cetak Bendel
22. Blanko Resep Putih Cetak Bendel
23. Blanko Resep Kuning Cetak Bendel
24. Blanko Kartu Tunggu Cetak Bendel
25. Blanko Kendali Obat Kertas Cetak
26. Blanko Surat Keterangan Cetak Bendel
27. Penggaris Mika Butterfly
28. Trigonal Clips Sea Gull
20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
21
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
22
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap
hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia
15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di
Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS
terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui
penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan
kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato,
tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada
pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C
dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui Kewaspadaan Umum atau Universal
Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus
menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
24
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus
menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko
tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas
harus menerapkan prinsip Universal Precaution.
25
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
26
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
27
Kriteria Ekslusi : Pasien dirawat kurang dari 2 hari.
Metodologi : Retrospektif
Tipe Pengukuran : Proses
Waktu Pelaporan : Bulanan
Frekwensi Pelaporan : Triwulan
Target Kinerja : 80
Standar Kinerja : 90
Jumlah Sample : 30 pasien setiap ruang rawat inap perbulan
Area Monitoring : Seluruh unit rawat inap
Kode : 01-IAK/II/2016
Nama Indikator Mutu : ANGKA INFEKSI JARUM INFUS (FLEBITIS)
Definisi Operasional : Angka kejadian terjadinya infeksi pembuluh darah vena
(flebitis) yang timbul setelah 3x24 jam di ruang rawat
inap.
28
Kriteria Inklusi : Semua pasien yang terpasang infus pada saat di rawat
dengan tanda-tanda flebitis.
Kriteria Ekslusi : Infeksi intra vena (flebitis) yang didapatkan pada
pemasangan infus sebelum pasien dirawat di rumah sakit.
Metodologi : Concurrent
Tipe Pengukuran : Outcome
Waktu Pelaporan : April, Juli, Oktober, Januari
Frekwensi Pelaporan : Setiap 3 bulan
Target Kinerja : < 10 per-mill.
Standar Kinerja :0%
Jumlah Sample : Seluruh hari terpasang infus.
Area Monitoring : Ruang Rawat Inap
Rencana Komunikasi : Dalam Rapat Struktural dan Sistem Manajemen Informasi
Dokumen Akreditasi.
Kode : 2-IAK/II/2016
Nama Indikator Mutu : ANGKA KETERLAMBATAN ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP
: Asesmen awal keperawatan pasien rawat dilakukan lebih dari
Definisi Operasional
1 x 24.
Penanggung Jawab : Supervisor Unit Rawat Inap
Kebijakan Mutu : Kelengkapan Asesmen Pasien
Dasar Pemikiran : Standar AP.1
Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus
diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu
proses asesmen yang baku.
29
Kriteria Inklusi : -
Kriteria Ekslusi : -
Metodologi : Concurrent
Tipe Pengukuran : Proses
Waktu Pelaporan : April, Juli, Oktober, Januari
Frekwensi Pelaporan : Setiap 3 bulan
Target Kinerja :0%
Standar Kinerja :0%
Jumlah Sample : Seluruh pasien rawat inap
Area Monitoring : Ruang Rawat Inap
: Dalam Rapat Struktural dan Sistem Manajemen Informasi
Rencana Komunikasi
Dokumen Akreditasi
30
BAB IX
PENUTUP
31