Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN

PELAYANAN RAWAT INAP


RUANG DAHLIA
(KEBIDANAN)

i
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEJIRAN SETASON
Jl. Kadur Dalam Muntok – Bangka Barat Tlp. 0822-89176256
email: rsud.sejiransetason@ymail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEJIRAN SETASON BANGKA BARAT
Nomor : / / /
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP RUANG DAHLIA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SEJIRAN SETASON BANGKA BARAT


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
asuhan kebidanan komprehensif, maka diperlukan adanya
Pedoman Pelayanan Rawat Inap Ruang Dahlia
(Kebidanan) di Rumah Sakit Umum Sejiran Setason
Bangka Barat.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman Pelayanan Rawat
Inap Ruang Dahlia (Kebidanan) dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Sejiran Setason Bangka
Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SEJIRAN SETASON BANGKA BARAT TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP RUANG
DAHLIA (KEBIDANAN)
KEDUA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Sejiran Setason Bangka Barat
Unit II Nomer: 1046/SK.3.2/XII/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap Ruang Dahlia (Kebidanan) dinyatakan
tidak berlaku lagi.
KETIGA : Pedoman Pelayanan Rawat Inap Ruang Dahlia (Kebidanan)
sebagaimana dimaksud diktum pertama dipergunakan untuk
menjadi acuan staf dalam memberikan pelayanan di ruang
rawat inap.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

ii
Ditetapkan di : Muntok
Pada tanggal : Desember 2022
Plt. Direktur RSUD Sejiran Setason
Kabupaten Bangka Barat

dr.Rudi Faizul Badri


NIP. 19721119 200604 1 004

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam


yang telah memberikan Ridho dan Petunjuk – Nya, sehingga Pedoman Pelayanan
Rawat Inap Ruang Dahlia (Kebidanan) ini dapat diselesaikan dan dapat
diterbitkan.
Pedoman ini dibuat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan
rawat inap di Ruang Dahlia (Kebidanan) Rumah Sakit Umum Sejiran Setason
Bangka Barat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
komprehensif.
Saran dan kritik sangat berguna untuk Pedoman Pelayanan Rawat Inap
Ruang Dahlia (Kebidanan) ini agar dapat menjadi lebih baik lagi. Maka, kami
ucapkan Terima Kasih.

Muntok, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman:

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pedoman 2
C. Ruang Lingkup 2
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 3
B. Distribusi Ketenagaan 4
C. Pengaturan Jaga 4
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang 5
B. Standar Fasilitas 5
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Penerimaan Pasien Baru 10
B. Lapor DPJP 10
C. Pemeriksaan Laboratorium 11
D. Pemeriksaan Radiologi 11
E. Pelayanan Obat - Obatan 11
F. Pelayanan Transfusi Darah DAFTAR ISI 11
G. Tindakan Operatif Hal:12
A.H. Pengadaan Diet 13
I. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik / Tindakan di Luar Rumah Sakit 13

i
K. Pindah Pasien ke ruangan Lain 14
L. Menyiapkan Pasien Pulang 15
M. Merujuk Pasien / Pindah Rumah Sakit 17
BAB V LOGISTIK
A. Standar Alat Medis / Keperawatan 18
B. Standar Alat Rumah Tangga 18
C. Standar Alat Tulis Kantor 19
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian 21
B. Tujuan 21
C. Standar Keselamatan Pasien 21
BAB VII KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan 23
B. Tujuan 24
C. Tindakan yang berisiko terpajan 24
D. Prinsip keselamatan kerja 24
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 25
BAB IX PENUTUP 28

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang penting dalam strategi
pelayanan kesehatan. Bidan bertugas memberikan pelayanan asuhan
kebidanan komprehensif yang salah satu tugasnya adalah fokus pada
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
yang menjadi tolak ukur kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia.
Peningkatan kinerja bidan dalam pelayanan asuhan kebidanan
komprehensif harus memberikan pelayanan yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat.
Maka, peningkatan kinerja bidan dalam pelayanan asuhan kebidanan
komprehensif dalam pelaksanaan pelayanannya harus berdasarkan standar
tertulis yang telah ditetapkan untuk mencapai asuhan yang berkualitas,
khususnya pelayanan asuhan kebidanan di Ruang Rawat Inap.
Namun, keberhasilan dalam mengimplementasikan standar asuhan
kebidanan komprehensif sangat tergantung pada kinerja individual ataupun
kerjasama dalam tim, serta dari seluruh anggota profesi di Rumah Sakit.
Maka, diperlukannya Pedoman Pelayanan Rawat Inap di Ruang Dahlia
(Kebidanan).

B. Tujuan
Tujuan pedoman pelayanan rawat inap di Ruang Dahlia (Kebidanan)
untuk acuan pengelolaan ruang rawat inap dan pelayanan kebidanan
komprehensif sehingga dapat mewujudkan pelayanan asuhan kebidanan yang
aman dan nyaman sebagai bentuk dukungan program keselamatan pasien
(patient safety) di Indonesia, khususnya Rumah Sakit.

C. Ruang Lingkup
Pelayanan rawat inap yang meliputi :
1. Pelayanan Medik.
2. Pelayanan Asuhan Kebidanan.
3. Pelayanan Farmasi.
4. Pelayanan Gizi.
5. Pelayanan Penunjang Medik.

1
D. Batasan Operasional
Rawat inap Ruang Dahlia (Kebidanan) adalah ruang pelayanan
asuhan kebidanan komprehensif yang memerlukan pelayanan asuhan
Rumah Sakit berkesinambungan lebih dari 24 jam.

E. Landasan Hukum.
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di Rawat Inap Ruang Dahlia
(Kebidanan), pada tabel dibawah ini:
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
Tenaga
1 Koordinator DIII Pelatihan Midwifery 1
Ruangan Kebidanan Updates
2 Ketua Tim DIII Pelatihan Midwifery 2
Kebidanan Updates
3 Bidan DIII Pelatihan Midwifery 12
Penanggung Kebidanan Updates
Jawab Shift DIV/ S1 Pelatihan Midwifery
Kebidanan Updates 4
4 Bidan DIII Pelatihan Midwifery 6
Pelaksana Kebidanan Updates
DIV/ S1 Pelatihan Midwifery
Kebidanan Updates 1

B. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Rawat Inap Ruang Bougenvile yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi :
Kategori :
1 Orang Koordinator Ruangan
2 Orang Kepala Tim
4 Orang Pelaksana
2. Untuk Dinas Sore :
Kategori :
1 Orang Penanggung Jawab Shift / PPJP
4 Orang Pelaksana
3. Untuk Dinas Malam :
Kategori :
1 Orang Penanggung Jawab Shift / PPJP
4 Orang Pelaksana

3
C. Pengaturan jaga
Hari kerja rumah sakit adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu. RS
Umum Sejiran Setason Bangka Barat merupakan rumah sakit yang
beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan
disesuaikan dengan jam kerja rumah sakit.
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan. Untuk karyawan yang
bekerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan
diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

GUDANG GUDANG
BERKAS CS GUDANG

RUANG TINDAKAN VK RUANG PERAWATAN KHUSUS

WC WC WC

WC

RUANG PERINATAL RUANG PASCA MELAHIRKAN


KAMAR BIDAN

NURSE STATION

KELAS 1 VK ISOLASI

KAMAR DOKTER
WC
WC WC

KELAS 3 BEDAH KELAS 3 PATOLOGI

WC
WC

WC
WC

KELAS 2 PASCA BEDAH


KELAS 2 PATOLOGI

5
B. Standar fasilitas
a. Ruang dahlia memiliki beberapa ruangan :
- 1 ruangan khusus pasien kelas 1 memiliki 1 bed dengan fasilitas AC,
sofa bed dan televisi
- 2 ruangan khusus pasien kelas 2, masing-masing ruangan memiliki 2
bed dengan fasilitas AC dan 2 kursi plastik
- 3 ruangan khusus pasien kelas 3, 2 ruangan masing-masing memiliki
4 bed dengan fasilitas kipas angin dan kursi plastik, 1 ruangan
memiliki 3 bed dengan fasilitas kipas angin dan kursi plastik
- 1 ruangan untuk perawatan khusus memiliki 2 bed dengan fasilitas
kipas angin
- 1 ruangan untuk tindakan persalinan mimiliki 3 bed dengan fasilitas
AC dan hexos pen
- 1 ruangan untuk tindakan persalinan dengan pasien infeksi memilik
1 bed dengan fasilitas AC dan hexos pen
- 1 ruangan untuk tindakan penangan bayi baru lahir dan ruangan obat
- 1 ruangan nurse station dengan fasilitas AC
- 1 ruangan istirahat bidan dengan fasilitas kipas angin
- 1 ruangan istirahat dokter dengan fasilitas AC
b. Dahlia memiliki 3 pintu utama, tetapi hanya satu pintu yang digunakan
untuk alur keluar masuk untuk mengurangi resiko pasien kabur atau
penculikan bayi
c. Batasan-batasan wilayah ruangan dahlia
- Sebelah barat dahlia berbatasan dengan Sakura
- Sebelah timur dahlia berbatasan dengan Tulip
- Sebelah utara dahlia berbatasan dengan IBS
- Sebelah selatan dahlia berbatasan dengan Gizi

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penerimaan Pasien Baru


1. Menyiapkan tempat tidur dan fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan.
2. Menerima pasien dan berkas rekam medis.
3. Mengantar pasien ke ruangan/tempat tidur.
4. Serah terima dengan petugas pengantar pasien.
5. Melakukan pengkajian awal, memeriksa tanda vital dan memberikan
tindakan awal pasien.
6. Memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga meliputi
cara cuci tangan, etika batuk dan edukasi lain sesuai kebutuhan
(menggunakan leaflet informasi rawat inap).
7. Memberi pengantar kartu ijin tunggu pada keluarga bagi pasien yang
boleh ditunggu.
8. Melapor ke dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
9. Menulis instruksi/therapi sesuai advice dokter.
10. Mengirim permintaan obat ke apotik dan mengambil obat.
11. Memberikan pengobatan sesuai program therapi dokter.
12. Memesan diet ke bagian gizi.

B. Lapor DPJP.
1. Apabila pasien belum mendapatkan pemeriksaan DPJP rawat inap di
IGD atau di poliklinik maka bidan segera melaporkan pasien baru
kepada DPJP rawat inap.
2. Apabila bila setelah 3x pelaporan atau 2 jam mulai pasien baru masuk
tidak berhasil menghubungi DPJP maka bidan melapor kepada Dokter
Jaga Bangsal untuk mendapatkan terapi yang bersifat mengurangi
symptom.
3. Apabila setelah 24 jam DPJP yang telah ditunjuk tidak bisa dihubungi
maka Supervisor / Case Manajer menghubungi Manajer Pelayanan
Medik untuk menunjuk DPJP pengganti.

7
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Dokter membuat permintaan pemeriksaan laboratorium.
2. Formulir permintaan pemeriksaan dikirim ke unit laboratorium.
3. Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh petugas ruangan yang
telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas laboratorium.
4. Petugas laboratorium melayani pengambilan sample darah selama 24
jam. Dalam pengambilan sample darah dilakukan oleh bidan ruangan
kemudian untuk sample diantar oleh keluarga pasien ke laboratorium.

D. Pemeriksaan Radiologi
1. Dokter membuat permintaan pemeriksaan Rawat Inap .
2. Untuk pemeriksaan tanpa kontras pasien dari bangsal di antar bidan,
datang ke Instalasi Radiologi dengan membawa surat permintaan foto.
3. Jika pemeriksaan memerlukan kontras bidan akan mendaftarkan ke
Radiologi melalui telpon dan petugas Rawat Inap akan memberi
penjelasan tentang persiapan, inform consent dan penjadwalan kapan
waktu pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan.

E. Pelayanan Obat – Obatan.


1. Seluruh permintaan obat dan peresepan obat dilakukan oleh dokter yang
memiliki SIP.
2. Permintaan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dapat dilakukan
oleh bidan dengan menggunakan entry data melalui SIMRS.
3. Dalam hal DPJP tidak ada di tempat atau instruksi terapi diberikan
lewat telepon maka dokter jaga atau bidan yang melakukan penulisan
resep atas izin DPJP.

F. Pelayanan Tranfusi Darah


1. Dokter :
a. Memberikan instruksi transfusi darah kepada bidan sesuai indikasi.
b. Memberikan informasi dan meminta persetujuan pada pasien/
keluarga.
c. Menandatangani formulir permintaan darah.
2. Bidan :
a. Mengambil contoh darah pada pasien dan menyerahkan ke bank
darah beserta formulir permintaan darah.

8
b. Mengirim contoh darah dan formulir permintaan darah.
3. Unit Tranfusi Darah :
a. Menerima sampel darah dari bidan, memeriksa golongan darah
(jika belum ada) dan mencatat pada buku register.
b. Melakukan cross match.
c. Menyiapkan darah yang telah cross match dan meminta perawat
untuk mengambil darah.
4. Bidan :
a. Menerima darah sesuai pesanan.
b. Melakukan transfusi darah pada pasien sesuai prosedur.

G. Tindakan Operatif
1. Dokter
a. Memeriksa pasien
b. Menginstruksikan tindakan operasi
c. Menjelaskan ke pasien/keluarga.
2. Bidan
a. Menyiapkan form. Informed concent untuk diisi dan ditandatangani
oleh dokter serta pasien/keluarga.
b. Melapor ke Kamar Operasi/IBS
c. Menyiapkan pasien.
d. Mengirim pasien ke Kamar Operasi jika telah dipanggil dari kamar
operasi.
3. Petugas Kamar Operasi / IBS
a. Menerima pasien
b. Mengecek kelengkapan persiapan operasi.
c. Melaksanakan tindakan
d. Mencatat laporan perkembangan pasien
e. Memberitahu petugas ruang untuk mengambil pasien
4. Bidan
a. Mengambil pasien dan melakukan serah terima pasien.
b. Menempatkan pasien dikamar pasien.
c. Melakukan perawatan paska operasi sesuai kebutuhan rawat
berdasarkan hasil pengkajian ulang / asesmen ulang.

9
H. Pengadaan Diet.
1. Dokter
a. Memeriksa pasien
b. Menginstruksikan pemberian diet.
2. Bidan
a. Menulis diet di status pasien.
b. Memberi tahu petugas diet kebutuhan diet pasien baru/ perubahan
diet kepada petugas gizi melalui system informasi rumah sakit dan
bila perlu disertai pemberitahuan melalui telpon.
3. Petugas Gizi
a. Menerima permintaan diet dengan cara melihat permintaan melalui
system informasi rumah sakit dan telepon.
b. Menyediakan makan sesuai permintaan.
c. Menyajikan diet ke pasien sesuai jadwal penyajian.

I. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik / Tindakan Di Luar Rumah Sakit.


1. Dokter
a. Memeriksa pasien
b. Memberi penjelasan keluarga dan perawat bahwa pasien perlu
dirujuk untuk pemeriksaan atau tindakan di rumah sakit lain
c. Menulis surat pengantar.
2. Bidan
a. Mengontrol catatan medik, menghubungi rumah sakit rujukan untuk
mendaftarkan pemeriksaan penunjang/ tindakan, menanyakan
persiapan pasien yang dibutuhkan dan biaya pemeriksaan/ tindakan.
b. Menyiapkan form Informed concent untuk diisi dan ditandatangani
oleh dokter serta pasien/ keluarga. Memberi tahu biaya pemeriksaan/
tindakan kepada pasien/ keluarga.
c. Meminta pasien menyiapkan biaya atau bon uang dibagian keuangan
d. Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
e. Pesan pemakaian ambulance untuk merujuk pasien.
3. Petugas keuangan (kasir)
Menyiapkan uang atau surat pengantar jaminan biaya setelah
mendapatkan permintaan dari bidan.
4. Bidan
a. Mengantar pasien sampai selesai pemeriksaan / tindakan.

10
b. Menempatkan kembali pada tempat /kamar pasien.
J. Pelayanan Fisioterapi.
1. Dokter :
a. Memeriksa pasien.
b. Menulis lembar konsultasi dengan dokter spesialis Rehabilitasi
medik
2. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Menginstruksikan kepada fisioterapis untuk tindakan fisioterapi.
3. Bidan
Memberikan informasi tentang instruksi dari Dokter Spesialis
Rehabilitasi Medik.
4. Petugas Pelayanan Fisioterapi :
a. Menerima pesanan dari bidan tentang tindakan fisioterapi.
b. Melaksanakan asuhan Fisioterapi sesuai permintaan dokter.
c. Mendokumentasikan asuhan fisioterapi pada rekam medis pasien.

K. Pindah Pasien ke Ruangan Lain.


1. Dokter
Memeriksa pasien dan menginstruksikan pindah ruang rawat/
memberikan persetujuan pindah ruang rawat (bila pindah ruang atas
indikasi). (Pindah ruang diperbolehkan atas permintaan pasien/
keluarga hanya atas dasar pertimbangan sosial ekonomi)
2. Bidan/ Perawat Ruang Lama
a. Bidan/ perawat menginformasikan bahwa pasien pindah ruang rawat
sekaligus memesan tempat tidur.
b. Memberitahu keluarga.
c. Mengisi formulir transfer intra rumah sakit.
d. Mengirim pasien ke ruang yang diperlukan dan mengobservasi
kondisi pasien saat transfer.
e. Entry data pasien pindah ruang pada SIMRS
3. Bidan/ Perawat Ruang Baru
a. Menyiapkan tempat sesuai kebutuhan pasien.
b. Menerima pasien dan menempatkan sesuai dengan tempat atau
ruangan yang telah dipesankan
c. Menerima operan dari bidan/ perawat yang mengirimkan pasien
d. Melakukan assesment/pengkajian ulang pasien.
e. Melapor ke dokter yang merawat.

11
f. Entry data pindah pasien pada SIMRS
L. Menyiapkan Pasien Pulang.
1. Dokter
Menyatakan pasien boleh pulang dan membuat resume pasien pulang
2. Bidan
a. Meneliti berkas catatan medik.
b. Melakukan verifikasi data billing untuk memastikan semua biaya
sudah dimasukkan kedalam SIMRS (komputer) meliputi biaya
akomodasi, visite, obat, pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan
& pemakaian BHP, biaya pemeriksaan diluar RS, dan lain-lain
c. Mengirim seluruh obat pasien, resume pasien pulang dan resep obat
ke bagian farmasi.
d. Menyampaikan kepada petugas keuangan untuk mempersiapkan
penyelesaian administrasi pasien rawat inap dengan menyebutkan
nama dan nomer RM.
e. Memberitahu keluarga untuk menyelesaikan administrasi ke bagian
keuangan (kasir) setelah mendapat informasi dari petugas keuangan
bahwa administrasi siap diselesaikan.
3. Petugas Farmasi.
a. Menerima resep, obat dan resume pasien pulang dari bangsal rawat
inap.
b. Segera entry biaya obat resep baru dan retur obat.
c. Menyiapkan obat baru sesuai resep.
d. Menyiapkan obat-obat yang akan dibawa pulang pasien sesuai daftar
obat pada discharge planning.
e. Menerima nota penyelesaian administrasi pasien.
f. Menyerahkan obat.
g. Menyerahkan kembali nota penyelesaian administrasi pasien dan
discharge planning kepada pasien / keluarga untuk diberikan kepada
perawat di bangsal perawatan.
h. Mengucapkan terima kasih.
4. Petugas Keuangan (kasir)
a. Menerima pemberitahuan dari perawat bangsal rawat inap.
b. Membuka billing.
c. Melakukan verifikasi dan melengkapi data billing sesuai dengan
catatan / note perawat.

12
d. Mempersiapkan rincian biaya, nota pelunasan dan nota penyelesaian
administrasi.
e. Memberitahukan kepada perawat bangsal rawat inap bahwa
administrasi siap diselesaikan.
f. Menyelesaikan administrasi dengan keluarga.
g. Menyerahkan nota asli dan nota penyelesaian administrasi kepada
pasien / keluarga.
h. Meminta pasien / keluarga ke bagian farmasi untuk mengambil obat
yang akan dibawa pulang dengan menyerahkan nota penyelesaian
administrasi.
i. Mengucapkan terimakasih.
5. Bidan
a. Menerima nota penyelesaian administrasi dan discharge planning.
b. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan.
c. Mengantar pasien sampai pintu utama.
d. Mengucapkan terimakasih dan selamat jalan.

M. Merujuk Pasien / Pindah Rumah Sakit.


1. Dokter
a. Memeriksa pasien dan memberi penjelasan keluarga bahwa pasien
perlu dirujuk, lalu menulis surat pengantar.
2. Bidan
a. Mengontrol catatan medik, menghubungi rumah sakit rujukan.
b. Menyiapkan, obat, hasil-hasil penunjang diagnostik untuk
disertakan pasien.
c. Mengembalikan obat ke apotek jika ada obat yang tidak perlu
dsertakan dalam rujukan.
d. Pesan pemakaian ambulance untuk merujuk pasien.
e. Memastikan semua billing telah di entry dalam sistem (komputer).
f. Mengirimkan berkas-berkas kebagian keuangan.
g. Memberi penjelasan keluarga untuk dapat menyelasikan
pembayaran/ adminstrasi dikeuangan.
3. Petugas keuangan (kasir)
a. Menerima berkas pasien untuk verifikasi.
b. Menyelesaikan administrasi dengan keluarga
c. Memberikan bukti penyelesaian administrasi.
4. Bidan

13
a. Menerima bukti penyelesaian administrasi dari keluarga.
b. Mengantar/Mengirim pasien sesuai kebutuhan.
BAB V
LOGISTIK

A. Standar alat medik / keperawatan


No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Kursi roda 2 Baik


2 Brankar 1 Baik
3 Trolly 2 Baik
4 Bak instrumen besar 1 Baik
5 Bak instrumen kecil 2 Baik
6 Gunting jaringan 1 Baik
7 Gunting biasa 1 Baik
8 Tongue spatel 1 Baik
9 Skapel mash 1 Baik
10 Klem 2 Baik
11 Klem bengkok 2 Baik
12 Klem arteri 2 Baik
13 Klem cirurgi 2 Baik
14 Klem lurus 2 Baik
15 Bengkok 2 Baik
16 Pincet anatomis 2 Baik
17 Pincet cirurgis 2 Baik

B. Standar Alat Rumah Tangga


NO NAMA ALAT SPESIFIKASI RATIO JUMLAH
1. Tempat Tidur Pasien Paramount 1:1 5
2. Kasur Pasien Latex 1:1 5
3. Bantal Pasien Dakron 1:1 5
4. Jam Dinding Pasien Standar 2 : 1 Ruang 2
5. Kursi tunggu Keluarga plastik 2:1 5
6. Gayung Kamar Mandi Plastik 1 : 1 KM 5
7. Tempat Sampah Besar Plastik 1 : 1 KM 2
8. Almari Tempat Linen Besi 1 : 1 Ruang 1
9. Almari Tempat Obat Platinum 1 : 1 Ruang 1
10. Komputer Acer 1 : 1 Ruang 1
11. Kulkas 1 Pintu / LG 1 : 1 Ruang 1

14
12. Kursi Ruang Perawat Fultura 4 : 1 Ruang 4
13. Meja Ruang Jaga Perawat Geniotec 1 : 1 Ruang 1
14. Ember Mandi Plastik 1 : 1 KM 5
15. Tempat Sampah Infeksius Plastik 2 : 1 Ruang 2
16. Tempat Sampah Jarum Plastik 2 : 1 Ruang `2
Suntik & Kaca
17. Kursi Roda Yopitra 2 : 1 Ruang 2
18. Calculator Citizen 1 : 1 Ruang 1
19. Rak Sepatu Plastik 1 : 1 Ruang 1
20. Sofa Busa 1 : 1 Ruang 6
21. Televisi LG 1 : 1 Ruang 3

C. Standar Alat Tulis Kantor


NO NAMA ALAT SPESIFIKASI
1. Buku Tulis Folio Glatik Kembar
2. Buku Tulis ½ Folio Glatik Kembar
3. Buku Expedisi Glatik Kembar
4. Buku Vital Sign Jilidan
5. Kertas Buram Potong
3. Spidol Marker Hitam Snowman
4. Spidol Board Marker Hitam Snowman
5. Spidol Board Marker Merah Snowman
6. Spidol Board Marker Biru Snowman
7. Pulpen 4 Warna Big
8. Pulpen Hitam Standart AE 7
9. Pensil Stladder
10. Penghapus Stladder
11. Penggaris Besi Snowpeak
12. Gunting Kertas Gunindo
13. Map Bening Exclusive
14. Pisau Cutter KenKo L-500
15. Amplop Putih Label PKU Merpati
16. Blanko Permintaan Barang Cetak Bendel
17. Blanko Resep Putih Cetak Bendel
18. Blanko Resep Kuning Cetak Bendel
19. Blanko Kartu Tunggu Cetak Bendel

15
20. Blanko Kendali Obat Kertas Cetak
21. Blanko Surat Keterangan Cetak Bendel
22. Penggaris Mika Butterfly
23. Trigonal Clips Sea Gull

16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien

17
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
( commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

18
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
( seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada
kebijakan dan prosedur yang berlaku.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala.
Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk
berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25%
terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS
terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui
penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan
yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan
baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada
pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C
dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal
Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus
menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus
menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga

19
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko
tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas
harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

C. Tindakan yang beresiko terpajan


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima)
kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang diukur di Ruang rawat inap Dahlia (Kebidanan) RS


UMUM SEJIRAN SETASON BANGKA BARAT adalah:
1. Angka kepuasan pasien rawat inap.
2. Angka phlebitis
3. Angka keterlambatan assesment awal perawatan pasien rawat inap.
Profil Indikator mutu sebagai berikut:

PROFIL INDIKATOR MUTU 1


Kode :
Nama Indikator Mutu : KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
Definisi Operasional  Kepuasan adalah pernyataan puas pelanggan rawat
inap terhadap pelayanan rumah sakit.
 Pelayanan rumah sakit yang dmaksud adalah
pelayanan dokter, pelayanan perawat, pelayanan
obat, pelayanan makanan, dan kebersihan lingkungan
ruang rawat
 Pelanggan rawat inap yang dmaksud adalah : pasien
rawat inap mulai hari ke-2 perawatan.
Penanggung Jawab  Jumlah
: Pj Mutu Sample
disetiap : minimal
ruang 30 tiap ruang.
rawat inap
Kebijakan Mutu : Kenyamanan
Dasar Pemikiran : Hasil survey output kepuasan pelanggan rumah sakit akan
muncul angka indek kepuasan pasien. Hal ini penting
bagi rumah sakit sendiri dan bagi pihak pemerintah
atau lembaga lainnya untuk mengetahui rating pelayanan.

Numerator : Nilai yang didapat dari pasien


Denominator : Jumlah nilai maksimal
Formula : Nilai yang didapat dari pasien
------------------------------------------------------- x100
Jumlah nilai maksimal

Kriteria Inklusi : Pasien yang dirawat lebih dari 2 hari

Kriteria Ekslusi : Pasien dirawat kurang dari 2 hari

21
Metodologi : Retrospektif
Tipe Pengukuran : Proses
Waktu Pelaporan : Bulanan
Frekwensi Pelaporan : Triwulan
Target Kinerja : 80
Standar Kinerja : 90
Jumlah Sample : 30 pasien setiap ruang rawat inap perbulan
Area Monitoring : Seluruh unit rawat inap

: Dalam Rapat Struktural dan Sistem Manajemen Informasi


Rencana Komunikasi
Dokumen Akreditasi.

PROFIL INDIKATOR MUTU 2

Kode :
Nama Indikator Mutu : ANGKA INFEKSI JARUM INFUS (PHLEBITIS)
Definisi Operasional : Angka kejadian terjadinya infeksi pembuluh darah vena
(phlebitis) yang timbul setelah 3x24 jam di ruang rawat
inap

Penanggung Jawab : IPCN Ruang Rawat Inap Bougenvile


Kebijakan Mutu : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Dasar Pemikiran  Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
 PPI. 6 Rumah sakit menggunakan pendekatan
berdasarkan risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit adalah pencegahan, pengendalian dan
pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.
 Rumah sakit harus mengumpulkan, mengevaluasi data
dan tempat infeksi yang relevan salah satunya adalah
salah satunya adalah pelayanan vena central, saluran
vena perifer dan lainnya.

: Jumlah hari terpasang infus yang mengalami infeksi


Numerator
(phlebitis).
Denominator : Jumlah hari terpasang infus.
Formula
:Jumlah hari terpasang infus yang mengalami infeksi (phlebitis). x 100 %

Jumlah hari terpasang infus


Kriteria Inklusi : Semua pasien yang terpasang infus pada saat di rawat
dengan tanda-tanda phlebitis
Kriteria Ekslusi : Infeksi intra vena ( phlebitis) yang didapatkan pada
pemasangan infus sebelum pasien dirawat di rumah sakit
Metodologi : Concurrent
Tipe Pengukuran : Outcome

22
Waktu Pelaporan : April, Juli, Oktober, Januari
Frekwensi Pelaporan : Setiap 3 bulan
Target Kinerja : < 1,5 per-mill
Standar Kinerja :0%
Jumlah Sample : Seluruh hari terpasang infus
Area Monitoring : Ruang Rawat Inap
Rencana Komunikasi : Dalam Rapat Struktural dan Sistem Manajemen Informasi
Dokumen Akreditasi

PROFIL INDIKATOR MUTU 3

Kode :
Nama Indikator Mutu : ANGKA KETERLAMBATAN ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP
: Assesmen awal keperawatan pasien rawat dilakukan lebih dari
Definisi Operasional
1 x 24
Penanggung Jawab : Supervisor Unit Rawat Inap
Kebijakan Mutu : Kelengkapan Assesmen Pasien
Dasar Pemikiran : Standar AP.1
Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus
diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu
proses asesmen yang baku.
Numerator : Jumlah asesmen awal keperawatan pasien rawat inap yang
dilakukan lebih dari 1 x 24 jam dalam periode tertentu
Denominator : Jumlah pasien baru rawat inap dalam periode yang sama.
Formula : Jumlah asesmen yang lebih dari 1 x 24 jam dalam periode tertentu
x 100 %
Jumlah pasien baru rawat inap dalam periode yang sama.

Kriteria Inklusi : -
Kriteria Ekslusi : -
Metodologi : Concurrent
Tipe Pengukuran : Proses
Waktu Pelaporan : Januari, April, Juli, Oktober
Frekwensi Pelaporan : Setiap 3 bulan
Target Kinerja :0%
Standar Kinerja :0%
Jumlah Sample : Seluruh pasien rawat inap
Area Monitoring : Ruang Rawat Inap
: Dalam Rapat Struktural dan Sistem Manajemen Informasi
Rencana Komunikasi
Dokumen Akreditasi

23
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sejiran Setason Bangka Barat
merupakan bagian integral dan system pelayanan Rumah Sakit. Upaya
peningkatan mutu pelayanan Rawat Inap berarti peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan
batasan operasinal, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik.
Hal tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, dan keselamatan kerja
agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan
indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu input, proses, output dan
outcome dapat memberikan gambaran mutu Unit Rawat Inap . Standart Pelayanan
Unit Rawat Inap ini disusun untuk membenikan informasi tentang hal-hal
tersebut.
Pedoman standart Pelayanan Rawat Inap ini diharapkan menjadi acuan
bagi pelaksanan kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga
indikator mutu output dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat
bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu
input dapat tercapai.

24

Anda mungkin juga menyukai